top of page
  • Youtube
Search
  • Zefanya Callista Elyosheva Sirait
  • Aug 12, 2023
  • 7 min read

Halo semuanya, nama aku Zefanya Callista Elyosheva Sirait, teman-teman akrab memanggilku Zefa atau Zef, sementara di keluarga aku dikenal sebagai Fanya. Aku menempuh pendidikan SMA di Kolese Gonzaga dan sekarang berstatus mahasiswa di Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Kelas Khusus Internasional dan diterima lewat jalur talent scouting.


Tapi sebelum menceritakan perjalanan dan perjuangan diriku untuk diterima di FKUI ada baiknya aku menceritakan sedikit tentang mengapa kedokteran menjadi suatu pilihan untukku.


Aku dilahirkan dengan kondisi bernama neonatal hiperbilirubinemia, kondisi dimana tubuh memproduksi bilirubin dengan jumlah yang tidak seimbang untuk tubuh (1). Karena itu setelah aku lahir, dokter yang menanganiku segera membawa diriku untuk phototherapy. Tubuh kecilku yang baru berumur beberapa hari diletakkan ke dalam inkubator yang memancarkan cahaya biru, hal ini dikarenakan bilirubin menyerap cahaya terutama yang berada di spektrum biru (2). Mamaku kerap bercerita bagaimana satu keluarga mengkhawatirkanku karena dalam umur beberapa hari badan mungilku telah melewati banyak sekali pengobatan. Namun, dari situlah aku bertemu inspirasi pertamaku untuk menjadi dokter.


Di Rumah Sakit Harapan Kita tempat aku dirawat, keluargaku dipertemukan oleh dr. Toto Wisnu Hendrarto Sp.(A) K. Bahkan setelah aku pulih dari kondisiku, beliau tetap menjadi dokterku hingga kelas 6 SD. Berkat dia, aku tidak pernah sekalipun ketakutan untuk pergi ke dokter apalagi bila harus konsultasi kepada beliau. Dokter Toto merupakan dokter yang sangat ramah kepada semua pasiennya. Dulu tiap aku datang untuk diperiksa beliau, tidak pernah absen gambar ikan warna-warni yang ia buat sendiri pada buku pemeriksaan. Semakin aku menginjak umur remaja, pengetahuanku tentang latar pendidikan beliau juga semakin luas. Ternyata beliau merupakan alumni dari FKUI. Dari situlah aku mulai menggali lebih banyak informasi tentang FKUI dan ternyata kebanyakan figur penting yang berada di dunia kesehatan didominasi oleh para alumni dari FKUI.


Ketika aku mulai menginjak kelas 8 SMP di situlah aku mulai berpikir tentang apa yang ingin aku capai mulai dari target kecil hingga rencana jangka panjang. Pikiranku kembali kepada sosok Dokter Toto dan bagaimana ia dapat membuat semua pasiennya dari yang menangis dan keluar dengan senyum sumringah. Disitulah aku sadar bahwa aku ingin dapat memberikan perasaan itu kepada orang-orang, dengan membantu apa yang terjadi terhadap kesehatan mereka dan memberikan cara untuk menanganinya. Di situlah aku bertekad untuk menjadi seorang dokter.


Perjalanan dan perjuanganku untuk masuk FKUI sangat jauh dari kata linear. Di SMP aku menjalani kehidupan normal layaknya remaja pada umumnya, namun aku selalu memastikan untuk mendapat nilai dan hasil yang maksimal. Ketika masuk di bangku SMA, guru les aku dengan perlahan mulai memberikan materi-materi UTBK karena di tahun 2020 masih menggunakan TKA sebagai salah satu subtes. Kalau diceritakan secara terang-terangan memang terdengar gila, kelas 10 sudah dipaparkan materi ujian seleksi masuk PTN. Tapi ya aku jalani saja, lumayan juga mendapat ilmunya ditambah aku melalui ini semua ketika sekolah masih secara daring jadi aku punya banyak waktu luang yang diisi dengan belajar. Kelas 11 adalah transisi dari daring menjadi luring, pertemanan pun banyak berubah di fase ini. Ditambah lagi materi les aku sudah tidak dalam ranah UTBK lagi, melainkan SIMAK. Alasan dibalik strategi ini adalah karena dari dulu aku ingin mendaftar KKI dan hanya ada dua jalur untuk masuk; talent scouting dan SIMAK KKI, mengenal diriku yang tidak bisa belajar mendadak, mempersiapkan diri 1-2 tahun sebelum ujian adalah strategiku. Apakah berat? Tentu saja, ditambah dengan naik turunnya emosi dan perasaan yang dialami diriku di SMA. Konflik batin antara terus memperjuangkan mimpi sekaligus mencoba untuk tidak terlalu melupakan kebutuhan dalam menikmati masa SMA. Akhirnya kelas 12 pun tiba juga. Satu-satunya tahun dimana kami mengalami pembelajaran luring dari awal sampai akhir. Disinilah perubahan paling banyak terjadi mau itu positif dan negatif. Di kelas 12 aku bertemu dengan empat orang hebat yang siap sedia menjadi rekan seperjuangan mengejar kuliah. Melewati kelas 12 rasanya jauh lebih ringan dengan mereka berempat menemani hari-hariku di kelas menertawakan segalanya. Tentunya disini aku juga mulai merasa ragu terhadap kemampuan saya, banyak ketakutan dan kecemasan masuk ke dalam pikiran. Apakah aku bisa masuk FK PTN? Bahkan tidak jarang guru-guru mempertanyakan pilihan aku. Hal tersebut membuat aku semakin cemas dan panik, hampir setiap hari aku menangis diam-diam di kamar mencoba untuk menenangkan diri dari memikirkan nasib aku yang belum jelas ini. Di liburan akhir semester, guru les aku mulai meminta aku untuk mempersiapkan pendaftaran kelas-kelas internasional di PTN. Aku menggunakan waktu libur semester dengan menulis motivation letter mempersiapkan diri untuk tes IELTS. Banyak sekali revisi yang aku dapatkan selama menulis motivation letter, namun aku memutuskan untuk menikmati semua prosesnya. Persiapan IELTS-ku dibilang maksimal juga tidak terlalu, mungkin karena aku sudah merasa lumayan fasih di bahasa inggris. Tapi aku tetap serius belajar H-1 tes karena uang daftar yang lumayan mahal untuk sekali tes ditambah standar yang diberikan oleh guru les. Untung saja nilai IELTS-ku memuaskan dengan rata-rata 7,5.


Ketika kuota SNBP diumumkan aku tidak memiliki ekspektasi apa-apa karena tahu tidak mungkin mendapat jatah. Tapi ternyata aku diberitahu bahwa aku mendapat jatah untuk SNBP. Aku menyadari ini suatu kesempatan yang teman-temanku inginkan dan dengan tujuanku dalam mengejar KKI aku memberikan tawaran kepada teman-teman di peringkat lebih bawah. Aku tetap sibuk mengejar materi untuk SIMAK dan hampir tiap hari melapor ke teman betapa lelahnya diriku. Fisika SIMAK benar-benar menginjak kepercayaan diriku dalam mengerjakan soal. Bahkan guru les aku harus menenangkan diriku dari serangan panik setelah try out SIMAK fisika. Di tengah-tengah memperjuangkan SIMAK datanglah tanggal pendaftaran talent scouting. Puji Tuhan aku dapat kuota untuk mendaftar dan langsung menyelesaikan pengumpulan berkas dengan cepat. Suatu hari ketika sedang membahas soal SIMAK biologi, aku mendapat pesan via WhatsApp yang mengatakan bahwa aku diundang untuk wawancara. Aku senang sekali bahkan hampir menangis karena rasanya ada cahaya harapan untuk perjuanganku selama ini. Langsung semua persiapan SIMAK diberhentikan sementara oleh guru lesku dan mulai berlatih untuk MMI (Multiple Mini Interview). Di hari menuju wawancara aku gelisah bukan main dan terus bertanya kepada orang tua dan guru les apakah aku bisa melewati ini dengan baik. Di hari H entah kenapa aku tidak ada rasa gugup lagi. Semua stase wawancara aku lewati dengan baik menurut penilaianku, intinya ingat untuk selalu mengutamakan sopan santun dan keramahan.


Ada empat hari di antara selesainya wawancara menuju pengunguman. Itu merupakan tiga hari terlama yang pernah aku alami. Rasa cemas, tidak selera makan, sulit tidur semua bercampur aduk menjadi satu. Bahkan kedua orang tuaku juga tertular kecemasan ku. Menunggu pukul empat sore keluargaku mulai memutar banyak lagu lebih tepatnya lagi lagu rohani. Akhirnya datanglah waktu untuk membuka pengunguman. Aku mengucapkan doa singkat berserah kepada Tuhan dan memencet tombol refresh. Kami bertiga serentak berteriak dengan semangat dan dengan cepat air mata bahagia dan haru mulai jatuh dari mata kami bertiga. Pengunguman tersebut sungguh merupakan pengalaman paling mengesankan untuk menutup bulan Maret.


Aku tahu dengan diterimanya di FKUI KKI diriku pantas merasa bangga, namun aku tidak boleh menjadi terlalu nyaman. Perjalanan untuk mencapai gelar dokter sungguh panjang dan memiliki suka dukanya tersendiri. Namun aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini demi menjadi dokter yang baik. Maka dari itu aku membuat komitmen pada diriku sendiri setelah diterima ke FKUI. Ayahku selalu berkata, “Kuliah yang bagus adalah kuliah yang selesai.” Dari beliau lah aku mendasari komitmen untuk tidak akan menyerah mau sesulit apapun itu. FKUI bukanlah SMA lagi dimana aku akan dituntun dalam setiap langkah, aku harus memiliki prinsip yang kuat dan disiplin yang baik untuk bisa melewati rintangan selama masa preklinik ini.


Harapanku ketika berada di FKUI terutama bersama angkatan 2023 adalah agar kami semua saling menjadi pendorong satu sama lain. Bahwa walaupun dengan kompetisi yang ketat sebelum dan sesudah diterima di FKUI aku harap kami semua tidak dibutakan oleh ambisi. Aku harap FKUI dan lebih tepatnya FKUI KKI dapat menjadi tempat dimana tidak hanya belajar tentang bagaimana menjadi dokter tetapi juga tentang terus berkembang sebagai seorang individu.


Dokter yang baik adalah dokter yang fokus terhadap kekhawatiran pasien dan terus mencari pendekatan inovatif dalam menangani masalah pasien (3). WHO mengusulkan lima nilai yang disebut five-star doctor sebagai profil ideal seorang dokter yang memiliki atribut sebagai care provider, decision maker, communicator, community leader dan manager (4). Intinya, para dokter yang memiliki nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi seorang penyedia layanan kesehatan yang mengusahakan yang terbaik untuk pasiennya, pengambil keputusan yang cepat dan tepat, pintar berkomunikasi kepada pasien untuk mendapatkan anamnesis yang benar, memimpin sebuah institusi kesehatan dan menggiring masyarakat ke arah hidup yang lebih sehat dan dapat mengatur dan mengelola institusi yang dipimpinnya dan dirinya sendiri (5). Inilah yang mendasari jenis dokter apa yang ingin aku capai. Aku bertekad untuk menjadi dokter yang dapat memberikan tempat aman bagi pasienku, dimana mereka tidak perlu merasa takut atau malu dalam menyampaikan masalah mereka.


Selama masa preklinik penting bagi diriku untuk menetapkan rencana jangka pendek agar aku tidak cepat merasa putus asa. Untuk sekarang rencana jangka pendek yang aku miliki adalah dapat memahami materi kuliah yang dapat aku capai dengan secara konsisten meluangkan waktu satu jam untuk membaca materi pembelajaran. Aku percaya dalam pemikiran sedikit-sedikit tapi membukit, bahwa semua aksi kecil yang kita lakukan akan memberikan hasil yang besar selama diimbangin dengan repetisi yang sama besar. Untuk rencana jangka panjangnya sendiri aku ingin memperluas pengalaman dan koneksi selama menempuh pendidikan di FKUI. Caranya adalah dengan mulai aktif dan berani mengikuti kegiatan non-akademik yang diberikan oleh kampus maupun fakultas. Aku sangat tertarik dalam mengikuti kegiatan sukarela apalagi ketika kami diberi kesempatan untuk terjun langsung dalam membantu masyarakat. Aku harap dengan kegiatan-kegiatan seperti ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi diriku namun juga kepada masyarakat agar mereka lebih menyadari pentingnya merawat kesehatan.


Terakhir adalah pesan untuk adik-adik kelasku yang mungkin sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke FKUI. Hal yang aku pelajari adalah perjuangan ini merupakan suatu terowong yang panjang, berliku-liku dan gelap, maka dari itu penting untuk kalian memiliki lampu-lampu sebagai penuntun kalian mau itu dalam bentuk pertemanan, keluarga ataupun guru-guru. Progres bukanlah suatu hal yang linear, itu adalah kalimat yang terus aku ucapkan ke diriku sendiri. Semangat adik-adik, aku tunggu kehadiran kalian di FKUI wahai angkatan 2024.


Daftar Referensi:

  1. Anderson NB, Calkins KL. Neonatal indirect hyperbilirubinemia. Neoreviews. 2020 Nov 1;21(11): e749-e760.

  2. Wang J, Guo G, Li A, Cai W, Wang X. Challenges of phototherapy for neonatal hyperbilirubinemia (review). Experimental and Therapeutic Medicine. 2021 Mar; 21(3): 3.

  3. O’Donnabhain R, Friedman ND. What makes a good doctor? Internal Medicine Journal. 2018 July;48(7):879-882.

  4. Siddiqui F, Malik AA. Promoting self-regulated learning skills in medical students is the need of time. J Taibah Univ Med Sci. 2019 Jun; 14(3): 277-281.

  5. Supiyanti I, Muhardi. Seven stars moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalam nilai kerja tenaga medis di Indonesia. 2020; 1(1): 36-45.


 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comentários


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page