top of page
  • Youtube
Search
  • Satria Dwi Nurcahya
  • Aug 13, 2023
  • 11 min read

NARASI PERJUANGAN

Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya sangatlah bagus, yaitu anak kedua yang berani menghadapi segala rintangan hidup yang dihadapi serta diharapkan bisa menjadi cahaya kebaikan bagi banyak orang, terutama bagi keluarga. Saya bertempat tinggal di Kota Tangerang dan bersekolah di SMA tercinta saya, SMAN 3 Tangerang. Saya datang dari keluarga yang terdiri dari almarhum ayah, ibu, seorang abang, dan juga adik kecil saya yang masih berusia 3 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Saya lahir di Kota Subang, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di desa Belendung, Kecamatan Cibogo pada tanggal 12 Mei 2005 di sebuah tempat persalinan terkenal di desa kala itu yang bernama Bidan Holisoh pada pukul 2 siang waktu setempat. Saya dilahirkan dan dibesarkan oleh kedua orang tua saya, ayah saya merupakan seorang alumnus teknik mesin di sebuah universitas swasta yang cukup ternama di Jakarta, di lain sisi ibu saya merupakan seseorang yang hanya sebatas lulusan SMA tetapi sempat menempuh studi kurang lebih selama 1 tahun di jurusan keperawatan. Pada tahun 2023 ini, Allah SWT memberikan saya kejutan berupa lolosnya saya menjadi mahasiswa S1 program Reguler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Saya tidak pernah bisa menyangka bahwa saya dapat menjadi bagian dari keluarga Universitas Indonesia, terlebih turut menjadi bagian dari keluarga FKUI 2023.

Universitas Indonesia adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sangat unggul, dapat dilihat dari pemeringkatan universitas negeri Indonesia pada beberapa sistem pemeringkatan dunia dan juga nasional. Dengan kata lain, untuk bisa menjadi mahasiswa Universitas Indonesia dibutuhkan perjuangan, tekad, dan kedisiplinan yang kuat. Menurut saya, Universitas Indonesia adalah kampus yang bagus dari sarana dan prasarananya, lingkungan yang asri di sekitar Universitas Indonesia, dari segi akademiknya juga mumpuni, ditambah dengan fakta bahwa Universitas Indonesia telah melahirkan banyak orang-orang yang berpengaruh untuk Indonesia yang membuat saya kagum serta bahagia saat pengumuman diterimanya saya menjadi mahasiswa Universitas Indonesia.

Menurut pandangan saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan sekolah kedokteran terbaik dan terunggul di Indonesia (1). Seperti yang kita ketahui, FKUI telah melahirkan banyak sekali guru besar dan dokter yang tidak diragukan lagi prestasi dan kualitasnya, baik itu prestasi dari dalam negeri maupun prestasi dari luar negeri. FKUI atau STOVIA terkenal dengan sejarahnya yang dimulai sejak zaman penjajahan Belanda. FKUI juga merupakan sekolah kedokteran tertua yang ada di Indonesia (2). Berbicara tentang fasilitas yang ada di FKUI, pastinya fasilitas yang ada di sini sangatlah bagus dan lengkap yang bisa kita manfaatkan selama pembelajaran di FKUI. Untuk uang kuliah tunggal tiap semester, FKUI menjadi fakultas kedokteran di Indonesia dengan uang kuliah tunggal yang cukup murah dan terjangkau. Dapat dibuktikan dengan saya, seorang yatim, dikenakan uang kuliah tunggal tiap semesternya sebesar Rp5.000.000,00, ada juga teman satu fakultas yang uang kuliah tunggalnya dikenakan sebesar Rp500.000,00. Dari bukti ini bisa disimpulkan bahwa, tidak hanya kalangan ekonomi atas saja yang bisa menjadi dokter, tetapi kalangan ekonomi mana pun bisa menjadi dokter lewat program reguler di FKUI.

Motivasi saya masuk FKUI sangatlah banyak, salah satu faktor terbesarnya adalah saya ingin membahagiakan orang tua saya, yang paling utamanya adalah ibu saya tercinta. Beliau lah orang tua yang saya miliki hingga saat ini. Beliau begitu kuat mengurus ketiga orang anaknya sendirian. Diterpa banyak cobaan dan rintangan, beliau selalu hadapi dengan senyuman, usaha, dan juga doa kepada Yang Maha Kuasa Allah SWT. Motivasi kedua saya masuk FKUI adalah ingin membuktikan kemampuan diri saya yang dulunya pernah direndahkan oleh orang lain bahwa saya bisa dan mampu untuk lolos kedokteran. Motivasi terakhir adalah saya ingin membanggakan mendiang bapak saya yang sudah meninggal dunia sejak 9 Juli 2022.

Bapak saya terkena penyakit leukemia atau biasa dikenal dengan penyakit kanker darah yang disebabkan oleh jumlah sel darah putih yang tidak terkendali (3). Sebelum penyakitnya semakin parah, bapak saya sempat dirujuk ke sebuah rumah sakit besar di daerah Bintaro. Sempat pulang ke rumah sambil menunggu perjanjian bertemu dokter spesialis dua minggu kemudian. Tetapi, masa-masa dua minggu itu sangat kelam untuk saya alami. Bapak saya belum sempat bertemu dengan dokter spesialis, naasnya sudah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. Kala itu, jam 7 pagi saya dikagetkan oleh ibu saya yang berteriak saat sampai rumah. Ibu saya melihat bapak saya (saat itu bapak saya sudah tidak bisa berjalan) terduduk lemas di kamar mandi dengan keadaan setengah sadar, ibu saya mengetahui hal tersebut karena bapak saya ingin buang air besar hingga fesesnya berceceran di lantai kamar, untuk sampai ke dalam kamar mandi pun bapak saya harus merangkak. Kemudian saya terbangun dari tidur nyenyak dalam keadaan panik, langsung mengecek keadaan ibu dan bapak saya. Ternyata, bapak saya sudah dalam keadaan sakaratul maut di depan saya, saya langsung menghubungi saudara-saudara bapak saya untuk datang ke rumah. Ibu saya mencoba untuk berkomunikasi dan memberi ayah saya suapan air teh manis, tapi lama kelamaan tidak merespon. Saya coba untuk mencari bantuan ke tetangga saya untuk dipinjamkan mobilnya karena keadaan darurat, Alhamdulillah ada yang menjawab. Kulit bapak saya sudah menguning, badan yang kurus, gelambir kulit yang sudah berjatuhan, paling fatalnya adalah bagian telapak tangan ayah saya membiru. Saya sudah yakin malaikat izrail sudah menunggu dan memulai proses pencabutan nyawa bapak saya. Satu keluarga di rumah pada saat itu menangis histeris, langsung lah bapak saya dibawa ke klinik terdekat untuk diberikan bantuan. Pada klinik pertama diperiksa, kesempatan hidup bapak saya sudah tinggal 20% saja. Saat itu, saya yang satu mobil dengan bapak langsung berjatuhan air mata dan melanjutkan perjalanan ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap. Dibawalah ke rumah sakit Hermina, pada saat itu bapak saya langsung diberi tindakan pemeriksaan EKG (elektrokardiogram) dan didapati garis yang terdapat di EKG sudah lurus semua garisnya. Pada akhirnya, bapak saya dinyatakan telah meninggal dunia, wajah bapak saya sudah ditutupkan kain dan sedia untuk dibawa ke rumah untuk dimandikan. Saat mengetahui keadaan itu, pecah tangisan keluarga saya. Ibu saya kehilangan pasangan sehidup-sematinya, anak-anaknya kehilangan satu sosok orang tua yang kehadirannya sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, dengan tiga motivasi yang telah dijelaskan secara mendetail, saya ingin sekali menjadi dokter di sekolah kedokteran tertua dan terunggul di Indonesia, yaitu FKUI. Kalau saya lolos FK UI, saya akan menjadi dokter pertama di keluarga besar dan berkesempatan untuk menaikkan derajat keluarga.

Perjalanan saya untuk bisa lolos ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dapat disebut suatu perjalanan yang besar selama hidup saya. Dimulai sejak SD yang mulai tertarik dengan dunia kedokteran, tetapi masih belum terbayangkan ingin menjadi dokter seperti apa, saya sempat menuliskan cita-cita saya ingin menjadi dokter gigi. Kilas balik ke tahun 2015, tepatnya pada bulan September, saya mengikuti suatu program Dokter Cilik Mahir Gizi yang diselenggarakan oleh sebuah merek susu berinisial D. Pengalaman tersebut tidak dapat terlupakan oleh saya. Alasannya karena, diajarkan kebersamaan melalui tugas kelompok berupa senam, tebak-tebakan nilai gizi dan menyanyikan sebuah lagu, diajarkan bagaimana cara agar hidup menjadi lebih sehat, serta diajarkan betapa pentingnya mengontrol gizi dan juga menjaga berat badan agar tidak obesitas, dan masih banyak lagi. Selain itu, masa SD saya dapat disebut sebagai masa yang cukup menyenangkan. Selama masa sekolah, pernah mengikuti program Dokter Cilik, nilai rapor juga turut memuaskan orang tua, peringkat di kelas yang cukup bagus, dan yang terakhir saya juga aktif ikut les rumahan untuk bantu persiapan saya menghadapi Ujian Nasional SD tahun 2017.

Beranjak ke masa SMP, saya tidak pernah terbayangkan akan menjadi alumnus angkatan pertama di SMP baru. Sekolah tersebut adalah SMPN 28 Tangerang yang berdiri sejak bulan Juli tahun 2017. Tahun pertama saya masih menikmati masa transisi dari SD ke SMP. Saya berkenalan dan mencari banyak teman dari berbagai kelas yang ada di sana. Tersedia 9 kelas pada masa itu, dari kelas 7.1 sampai kelas 7.9, dan kelas saya berada di kelas 7.4 dengan wali kelas guru bahasa inggris bernama Mrs. Anik Retnowati. Pada masa inilah saya mulai aktif ikut olimpiade IPA dan lomba matematika SMP. Saat pembagian nilai rapor, saya sangat kaget. Untuk pertama kalinya saya meraih peringkat satu paralel. Naik tingkat ke kelas 8, kelas saya berada di kelas 8.2 dengan wali kelas dari guru IPA bernama Bu Siti Mahmudah. Saya dibuat terkejut saat mengetahui teman kelas saya saat itu adalah anak-anak berprestasi dari seluruh kelas 7 pada tahun pertama. Mengetahui hal tersebut, saya menjadi lebih semangat dalam belajar dan aktif kembali dalam ikut bimbingan belajar serta kembali aktif dalam berbagai perlombaan IPA dan matematika. Kemudian tingkat tiga di jenjang menengah pertama, saya berada di kelas 9.1. Pada tahun ketiga ini saya berhasil mencetak prestasi pertama saya yaitu juara pertama lomba cerdas cermat yang diadakan Pemerintah Kota Tangerang bulan Februari 2020 lalu serta saya berhasil mempertahankan peringkat satu paralel selama enam semester berturut-turut. Hal itu menjadikan saya sebagai salah satu lulusan terbaik angkatan pertama SMPN 28 Tangerang. Sayangnya, saya tidak mendapatkan pengalaman Ujian Nasional SMP terakhir dikarenakan pandemi Covid-19 yang mengacaukan itu semua.

Sekolah Menengah Atas sudah di depan mata. Masa ini sudah bukan masa yang dapat dipakai untuk bermain. Periode tiga tahun ini lah yang dipakai untuk mempertimbangkan ingin menjadi apa saya nantinya. Perjalanan SMA saya dimulai ketika masih masa pandemi Covid-19, semua serba online dimulai dari pembelajaran daring, mengerjakan tugas secara daring, sampai ujian hingga penilaian semester pun juga dilaksanakan secara daring. Saya ditempatkan di kelas 10 MIPA 1, kelas yang saya dapat katakan kelas yang sangat berbeda dari yang saya alami semasa SMP. Anggota kelas saya sangat asik, mengundang banyak tawa, ambisius, dan juga solidaritasnya sangat tinggi. Dari kelas sepuluh hingga dua belas, saya berada di kelas yang sama dengan mereka. Lingkungan kelas yang sangat suportif dan juga tidak terlalu intensif, membuat saya belajar lebih rajin dari sebelumnya.

Saya sangat menyukai mata pelajaran kimia. Entah apa yang membuat saya menyukai kimia, tetapi saya sangat menyukai mata pelajaran eksak. Dimulai dari kelas sepuluh semester dua, ada suatu bab yang bernama stoikiometri. Bab tersebut menjelaskan tentang konsep mol kimia. Awalnya saya tidak terlalu mengerti stoikiometri, tetapi seiring berjalannya waktu kondisi ini berbalik 180 derajat. Saya jadi menyukai stoikiometri dan juga kimia. Saya selalu mendapatkan nilai yang sangat bagus, nilai sembilan puluh sampai seratus selalu saya dapatkan. Pada tahun 2021, saya mengikuti kompetisi menumbuhkan kristal yang diselenggarakan oleh suatu SMA yang berkolaborasi dengan suatu PTN yang berfokuskan teknik. Saya juga mengikuti Olimpiade Siswa Nasional tingkat Kabupaten mata pelajaran kimia selama dua tahun. Tahun pertama masih belum familiar dengan banyak hal di kimia. Meskipun gagal, itu tidak membuat saya patah semangat. Tahun kedua sedikit berbeda, saya sampai ikut kelas persiapan olimpiade, membeli banyak buku, dan menambah jam belajar. Namun, masih gagal juga.

Ada suatu waktu di awal kelas sebelas yang membuat saya takut. Satu keluarga saya terkena paparan virus Covid-19 termasuk saya sendiri. Selama dua minggu harus mendekam di dalam rumah, harus menahan betapa sakitnya gejala yang ditimbulkan oleh virus ini sehingga satu keluarga harus mengkonsumsi berbagai macam obat. Walaupun sudah mematuhi protokol kesehatan yang diarahkan oleh pemerintah, virus ini akan menginfeksi siapa pun yang imunitas tubuhnya lemah. Dari pengalaman menjadi orang yang selamat dari virus Covid-19, saya banyak belajar bahwa menjaga kesehatan dan imunitas tubuh sangatlah penting.

Tiba saatnya tahun terakhir jenjang sekolah menengah atas, kelas dua belas. Pada tahun ini penentuan setelah sekolah ingin lanjut kuliah atau kerja dimulai. Saya mulai menyukai mata pelajaran biologi. Materi tentang pertumbuhan dan perkembangan, metabolisme, materi genetik, pembelahan sel, dan pewarisan sifat itu saya suka semuanya. Ditambah dengan motivasi terkuat saya, kehilangan seorang ayah dan ingin menjadi dokter pertama di keluarga besar, saya meyakini diri saya untuk menjadi dokter dan memiliki keinginan untuk mendaftarkan diri menjadi calon mahasiswa FK UI tahun 2023. Selama 5 semester, telah saya kumpulkan nilai terbaik saya. Jerih payah telah saya keluarkan selama 2 setengah tahun ini untuk mempertahankan nilai. Tiba saatnya pengumuman peringkat siswa eligible (memenuhi syarat) untuk bisa daftar SNBP. Ketika membuka pengumuman siswa eligible, saya terkejut melihat nama saya berada di urutan teratas, yakni saya berada di peringkat 1 eligible sekolah. Tidak berhenti-hentinya saya bersyukur ketika melihat pengumuman itu. Saya sangat senang dan lanjut berdoa agar dipermudah dalam proses pendaftaran ini dan juga semoga diloloskan.

Sebelum hari pengumuman tiba, saya sangat merasa minder dengan apa yang saya punya untuk mendaftar SNBP. Terlintas di pikiran saya, saya itu tidak lolos SNBP. Saya juga sudah siap untuk melihat ucapan maaf dari panitia SNPMB. Saya memiliki keinginan untuk membantu keluarga dengan cara mencari kerja dan tidak lanjut SNBT tahun 2023, saya akan lanjut di tahun berikutnya. Satu hari sebelum pengumuman, ada sebuah percakapan saya dengan ibu saya terkait SNBP.

“Menurut ibu, nanti Satria dapat warna biru atau merah?, soalnya satria tidak yakin,” cakap saya dengan nada tidak yakinnya itu.

“Ibu mah berdoa saja supaya abang diterima, in syaa Allah nanti dapat warna biru,” ujar ibu.

Waktu pengumuman sakral ini telah tiba. Tepatnya tanggal 28 Maret 2023, pada jam tiga sore. Sebelum tiba waktu pengumuman, saya shalat terlebih dahulu. Tidak tahu kenapa, saat saya shalat badan saya lemas dan gemetar seluruh badan, ditambah jantung saya berdetak lebih cepat. Saya langsung memanjatkan doa dan meminta kepada Allah SWT agar ikhlaskan saya apabila tidak lolos dan buatlah saya menjadi orang yang rendah hati apabila lolos. Saya mau coba buka pengumuman didampingi oleh ibu tercinta saya 20 menit setelah jam yang ditentukan , tepat pada pukul 15.25 ibu saya bantu untuk buka pengumuman dengan badan lemas dan gemetar, lalu dibacakan hasilnya dan ibu saya berkata “selamat anda dinyatakan lulus SNBP”, saat itu juga saya menangis sejadi-jadinya, saya bersujud dan memeluk ibu saya. Ibu saya juga ikut menangis bahagia mendengar sekaligus membacakan hasil pengumuman saya. Takdir dari Allah SWT langsung turun kepada saya. Betapa bahagianya saya mendengar kabar itu bahwa saya lulus SNBP FKUI 2023, hal ini menandakan saya menjadi alumnus pertama dari SMAN 3 Tangerang yang lolos ke FKUI lewat jalur undangan dan juga saya akan menjadi dokter pertama di keluarga besar.

Saya berkomitmen untuk menjadi mahasiswa kedokteran yang lebih aktif dan berusaha untuk menjadi mahasiswa yang memiliki banyak prestasi. Saat SMA, saya tidak pernah aktif organisasi seperti OSIS atau MPK, melainkan hanya aktif ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja saja. Semasa SMA juga saya belum pernah memenangkan lomba di acara-acara besar. Oleh karena itu, saya ingin meningkatkan nilai diri saya selama menjadi mahasiswa FKUI.

Harapan saya untuk diri sendiri adalah semoga saya dapat meraih banyak prestasi dan semoga dapat menggapai mimpi-mimpi saya yang sudah saya rencanakan sebelumnya. Saya ingin meningkatkan rasa hormat, menghargai, serta sopan santun kepada dosen, guru besar, dan juga kakak tingkat yang ada di FKUI. Saya juga berharap agar dapat aktif saat pembelajaran, dapat bertanya dan menjawab pertanyaan, memiliki manajemen waktu yang lebih baik, serta dapat membahagiakan keluarga kecil saya. Harapan saya untuk FKUI 2023 adalah semoga menjadi angkatan yang memiliki solidaritas tinggi, kepedulian yang tinggi terhadap sesama, serta dapat menjadi angkatan dokter yang bermanfaat bagi rakyat Indonesia.

Saya memiliki cita-cita untuk menjadi dokter ideal dan kompeten. Dokter ideal, maksudnya adalah dokter yang memiliki tujuh sifat St. George’s University School of Medicine, dapat menjalin komunikasi yang baik terhadap pasien, terorganisir dan teliti, memiliki empati yang tinggi dan dapat membuat pasien merasa dipedulikan dan diperhatikan, selalu ingin tahu, kolaboratif dengan staf kesehatan yang ada di rumah sakit, gigih dalam mengadvokasi pasien, dan yang terakhir adalah ramah terhadap pasien (4). Selain itu, dokter juga harus memiliki etos kerja yang bagus, kerendahan hati, percaya diri, memiliki sifat pemimpin, memiliki kontrol emosi yang bagus, serta pendengar dan pengamat pasien yang baik (5). Nah, dengan sifat-sifat yang telah disebutkan untuk menjadi dokter ideal, apabila melaksanakan itu semua, pastinya akan muncul kepercayaan di masyarakat. Masyarakat akan merasa aman, nyaman, dan dengan adanya dokter dengan sifat-sifat tersebut diharapkan bisa menjadi dokter yang dapat mengedukasi masyarakat dan dapat diandalkan oleh masyarakat.

Rencana jangka pendek selama preklinik adalah dapat memahami pemaparan materi dari dosen selama pembelajaran, beradaptasi dengan lingkungan serta orang-orang baru di FKUI, mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang memuaskan. Agar itu semua dapat dicapai, pastinya saya harus belajar dengan sungguh-sungguh serta dapat memilih cara belajar yang tepat selama kegiatan perkuliahan, aktif di kelas, bersosialisasi tanpa memandang apa pun dengan selalu menjaga etika dan ucapan, mengerjakan tugas tepat waktu, serta harus serius dan selalu memperhatikan materi yang dijelaskan oleh dosen.


Rencana jangka panjang selama klinik atau dokter adalah menjadi dokter di kampung halaman, karena di sana masih kekurangan dokter, penduduk desa masih percaya pengobatan yang bukan ditangani oleh dokter, memberikan edukasi yang tepat untuk masyarakat desa di kampung halaman, dapat mendirikan klinik beserta apotek yang memiliki fasilitas yang mumpuni,serta dapat mengontrol kesehatan masyarakat di kampung khususnya keluarga yang ada di kampung halaman, dapat memantapkan profesionalisme dan memoles kemampuan praktik, dan yang terakhir adalah dapat menangani dan mengobati pasien dengan baik dan benar.


Harapan bagi masyarakat terkait dengan kesehatan terkait dengan rencana jangka panjang saya adalah diharapkan saya dapat memberi timbal balik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat di kampung halaman. Diharapkan masyarakat dapat hidup aman dan terbebas dari penyakit berbahaya. Terakhir, semoga pemerataan dokter di kampung halaman juga merata agar edukasi tentang kesehatan tetap berjalan.

Pesan untuk adik-adik kelas saya di SMAN 3 Tangerang yang ingin menjadi bagian dari FKUI, teruslah semangat dan pantang menyerah dalam menggapai cita-cita kalian yang mulia itu. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, karena hanya orang yang beruntung lah yang bisa lulus menjadi mahasiswa FKUI. Perlu diingat, menjadi seorang dokter diperlukan kegigihan dan komitmennya. Seorang dokter harus sedia untuk belajar seumur hidup dan terus berkembang seiring berjalannya waktu karena penyakit di masa depan kita tidak akan pernah tahu seperti apa bentuknya.

Daftar Referensi:

  1. Humas FKUI. Keeping its world ranking, FKUI is still the best in Indonesia [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2021 Apr 5 [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://fk.ui.ac.id/news-2/keeping-its-world-ranking-fkui-is-still-the-best-in-indonesia.html

  2. Hoesein R, Tanzil M. Sejarah [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2019 Jul 12 [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://fk.ui.ac.id/sejarah.html

  3. Leukemia [Internet]. United States: Medline Plus; 2022 Jan 25 [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/article/001299.htm

  4. What makes a good doctor? 7 surprisingly useful skills for physicians [Internet]. Great Britain: St George’s University School of Medicine; 2018 April [updated 2021 Jul 6, cited 2023 Aug 13]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/

  5. Melvin H. What makes a good doctor? [Internet]. England: Education Projects; 2021 Jun 10 [cited 2023 Aug 13]. Available from: https://educationprojects.co.uk/what-makes-a-good-doctor/



 
 
 

Recent Posts

See All
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 
Dinara Jasmine Afra

Narasi Perjuangan Halo salam kenal semuanya! Nama saya Dinara Jasmine Afra dan akrab dipanggil dengan nama Jasmine. Nama ini diberikan...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page