top of page
  • Youtube
Search
  • Tresna Winesa Eriska
  • Aug 13, 2023
  • 8 min read

Narasi Perjuangan


“Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku” - Ummar Bin Khattab


Nama saya Tresna Winesa Eriska, orang biasa memanggil saya Tresna. Saya seorang mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Reguler Universitas Indonesia, Saya lahir dan besar di kota kecil bernama Majalengka. Sedari kecil saya selalu ingin menyelesaikan hal dengan sempurna sehingga saya terbiasa untuk membuat planning dalam segala hal yang akan saya lakukan. Saya mulai merangkai alur hidup yang ingin saya jalani ketika saya duduk dibangku kelas 3 sekolah dasar. Rangkaiannya seperti saya SD di SDN Rajagaluh Kidul 1 lanjut ke SMPN 3 Majalengka (sekolah favorite se-Majalengka) lalu SMAN 1 Cirebon (sekolah favorite se-Wilayah III) dan berkuliah di Universitas Indonesia (universitas terbaik di Indonesia) untuk melanjutkan jenjang S2 di luar negeri. Begitulah mimpi besar bertahap seorang Tresna kecil yang selalu di support kedua orangtuanya dengan kalimat “Makannya sekolah yang rajin terus belajar yang pinter biar bisa ngewujudin itu”


Namun hidup tak semudah angan, rangkaian yang saya buat naas ketika saya menginjak kelas 6 SD. Orangtua saya tiba-tiba berubah pikiran untuk memasukkan saya ke sebuah pesantren di Kuningan yang membuat saya kecewa seberat beratnya karena langkah awal yang ingin saya pijak tidak dapat saya gapai. Dengan perdebatan panjang disetiap harinya, kamipun akhirnya menemukan titik terang dimana saya akan masuk ke SMPN 1 Rajagaluh dimana pilihan itu merupakan jalan tengah.


Hari perhari pun berlalu akhirnya saya mencintai kegiatan bersekolah disana, saya juga termasuk siswa aktif akademik maupun nonakademik yang sering mengikuti beberapa kejuaraan seperti cerdas cermat, FLS2N, kejuaraan silat, dan seringkali mengikuti perlombaan pramuka. Saya pun termasuk juara kelas disetiap semesternya. Yang semula saya ingin bersekolah di SMAN 1 Cirebon berjalan seiringnya waktu saya mengubah planning saya ke SMAN 1 Majalengka karena jarak yang lebih dekat, akreditasi yang baik, dan prestasi siswanya juga tidak kalah dari SMA top lainnya. Orangtua saya pun mengizinkan saya bersekolah di SMAN 1 Majalengka, saya belajar dengan keras selama di SMP agar bisa lolos PPDB SMA, setiap hari senin dan rabu saya pergi ke Majalengka untuk bimbel yang jaraknya 30 menit dari rumah, sehabis pulang sekolah jam 13.30 saya pulang dan bersiap untuk berangkat pergi les, saya les dari jam 14.30 sampai jam 17.30 dan sampai ke rumah maghrib. Selain hari senin dan rabu, saya mengikuti kegiatan pramuka bahkan weekend pun kadang masih terus latihan untuk lomba, karena keaktifan saya di Dewan Penggalang akhirnya saya terpilih menjadi Wakil Pratama Putri Ragakamela Devisio 13. Selama saya SMP saya selalu enjoy menjalani hari-hari saya karena saya dikelilingi teman yang baik. Di semester 6 pandemi covid dimulai, saat itu sekolah diliburkan 2 minggu, namun setelah 2 minggu diperpanjang menjadi sebulan, lalu diperpanjang lagi sampai akhirnya kami kelulusan tanpa ada acara resmi.


Waktupun berlalu sampai tiba pada PPDB SMA, dengan keraguan takut tidak lolos saya tetap mencoba keberuntungan itu dan ketika pengumuman saya senang sekali setelah tahu ternyata saya lolos masuk di PPDB SMAN 1 Majalengka. Namun sayang ketika saya menjadi siswa baru, pandemi covid masih merebak hingga mengharuskan kami bersekolah secara online selama 3 semester, selama itu saya mencoba beberapa perlombaan online dan berusaha aktif mengikuti organisasi seperti OSIS termasuk beberapa ekstrakulikuler seperti Remaja Seni Ganesha, Kopsis, Ganesha English Club, sebagai bentuk saya ingin membangun personal branding, melihat teman teman saya yang berasal dari SMP favorite di Majalengka sudah memiliki teman bahkan privilege karena asal sekolahnya, saya terbangun untuk bisa seperti mereka walaupun saya berasal dari sekolah di desa. Kelas 10 saya juga sempat mengikuti seleksi masuk Dewan Ambalan, namun sayangnya saya tidak lolos, saya sangat sedih dan kecewa nengetahui fakta dimana saya tidak bisa melanjutkan perjalanan aktif pramuka yang saya jalani sejak SMP, namun saya bangkit dan ingin membuktikan bahwa saya bisa lebih dari ini dengan cara mengikuti seleksi Calon Paskibraka di tingkat Kabupaten Majalengka, alhamdulillah saya lolos peringkat pertama dan akan dicalonkan untuk Capaska tingkat provinsi. Namun kembali gagal karena tinggi saya yang pada saat itu hanya 164 cm kurang masuk kriteria, dan saya juga mengikuti FLS2N bidang Cipta Lagu untuk pertama kalinya saat itu. Memasuki semester 4 mulailah era new normal, dimana saya mulai masuk sekolah persesi dan event-event OSIS mulai dilaksanakan secara luring. Di semester 4 juga merupakan awal mula saya menyicil belajar materi UTBK, dengan mengikuti berbagai bimbel online saya mengerjakan TO di setiap minggunya, belajar UTBK tersebut tidak mengganggu saya untuk belajar materi pelajaran sekolah karena saya termasuk siswa eligible yang dimana saya juga masih menaruh harapan untuk lolos SNBP yang mewajibkan saya untuk menaikkan nilai akademik. Tahun kedua itu juga merupakan tahun terbaik saya karena saya berhasil tembus FLS2N bidang Cipta Lagu ke tingkat nasional. Semester 5 saya mulai aktif lagi untuk mengikuti berbagai lomba demi menambah sertifikat dan nilai saya terus naik di semester ini. Mulai semester 6 awal saya dan orangtua saya mencari bimbel luring khusus UTBK sampai akhirnya saya mengikuti salah satu bimbel di Yogyakarta. Di bulan Februari mulailah dibuka IUP UGM dimana saya mencoba daftar dengan persiapan seadanya karena masih sibuk bergelut dengan ujian praktek, usaha memang tidak menghianati hasil, saya tidak lolos. Beberapa minggu kemudian dibukalah pengumuman SNBP dengan latar merah penanda saya kembali gagal. Setelah kelulusan SMA saya berangkat ke Yogyakarta untuk mengikuti supercamp selama berbulan-bulan untuk belajar UTBK dan Ujian Mandiri. Setiap harinya kami disibukkan dengan belajar dari jam 08.00 sampai jam 17.00 dan malamnya ada privat dari jam 19.30 sampai 21.30. Selama disana saya mengikuti IUP UGM 3 kali dan IUP Unair 1 kali dengan berkali kali diterpa kegagalan, itu membuat saya kuat untuk menghadapi hal setiap harinya untuk berusaha lebih maksimal di UTBK. Tibalah tanggal 20 Juni yaitu hari pengumuman SNBT dimana saya sudah merasa resah sedari pagi sampai siang sehingga tubuh saya merespon itu dengan rasa kantuk luar biasa yang membuat saya tidur hingga sore, jam 15.14 guru terdekat saya mengechat dan menelfon sehingga saya terbangun, ketika melihat isi chat yang berisi screenshot pengumuman lolos masuk FKUI saya menangis terharu untuk perjuangan setiap harinya yang saya lakukan di bimbel selama berbulan bulan. Saya tidak pernah menyangka saya bisa menjadi salah satu mahasiswa FKUI yang dengan kata lain saya satu almamater Ibu Ainun yang sangat saya kagumi, saya juga sangat senang sekaligus semangat karena saya bisa berkuliah di universitas dengan Fakultas Kedokteran terbaik se-Indonesia.


Sebagai pribadi perfeksionis selain terbiasa membuat jadwal untuk setiap kegiatan dan kehidupan saya, saya juga senantiasa memperhatikan sesuatu dengan detail dan mendalam. Setelah mengetahui penerimaan mahasiswa baru Kedokteran, saya merasa sangat perlu untuk senantiasa tidak melakukan suatu hal yang sembarangan dan perlu berfikir panjang dalam bertindak. Karena suatu hari saat saya memasuki rumah sakit, saya menyadari bahwa satu keputusan yang dikeluarkan dari kebijakan seorang dokter sangat berpengaruh kepada kesehatan, kondisi fisik maupun psikis banyak orang bisa berdampak pada menyelamatkan nyawa seseorang. Saya sadar bahwa salah satu hal yang harus saya pegang teguh saat mulai menaiki tangga menjadi seorang calon sarjana kedokteran adalah berfikir panjang saat memutuskan sesuatu.


Dari kebahagiaan dan rasa syukur serta bangga yang saya rasakan juga pastinya dirasakan oleh seluruh angkatan saya yang terpilih untuk mengemban tanggung jawab ini. Saya memiliki cita cita besar supaya saya dan teman teman satu perjuangan saya, khususnya angkatan ini untuk senantiasa berpegang teguh pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Ditambah dengan jurusan yang menurut saya adalah prodi spesial, saya berharap kita semua mampu memberikan pengabdian dan manfaat bagi banyak orang terutama Masyarakat Indonesia.


Dalam penelitian dr. Candra irawan AAAK, MH dikatakan bahwasanya dokter ideal harus memegang teguh beberapa prinsip yaitu tidak berorientasi pada masyarakat dan harus memandang pada orang yang berprofesi sama sebagai pengabdi untuk kemaslahatan bersama daripada orang yang mencari untung sendiri; Mempunyai rasionalisasi tersendiri, dengan praktik melawan tradisionalisme sebagai kebenaran objektif sebgai tandar normatif tersebut; Spesfifikasi fungsional, menjadi sebuah ahli profesional seorang dokter mempunyai dan menjalankan otoritas dalam kehidupan nya; Universal dalam mengambil keputusan, dimana saat seorang dokter akan menentukan sesuatu harus mempertimbangkan profesionalisme juga menitikberatkan permasalahan pada siapa bukan pada keuntungan yang didapat[1].


Menjadi seorang dokter memiliki tantangan, maka perlu adanya nilai luhur yang dimiliki. Dimana seorang dokter maupun calon dokter perlu mempunyai keterampilan komunikasi yang baik. Karena saat menjadi seorang pengabdi dalam bidang kesehatan pasti akan bersinggungan selalu dengan komunikasi. Diusahakan dokter mampu mengatasi masalah dari sebuah interaksi dalam dirinya terhadap seorang pasien[2]. Dokter juga ditekankan untuk senantiasa mempunyai rasa empati. Karena pengembanan yang diberikan akan ditujukan pada masyarakat luas, seorang dokter harus mampu memahami bagaimana kondisi seorang pasien. Kemampuan empati tersebut juga harus mencakup bagaimana perasaan, penghayatan serta menempatkan diri sebagai seorang tanpa harus tenggelam dengan perasaan yang mendalam. Keinginan tulus juga harus menjadi salah satu karakter seorang dokter. Karena jika hanya sebuah keuntungan yang ingin diraih seorang dokter, pada dasarnya hal tersebut sudah melanggar kode etik dan sumpah dokter. Keinginan yang tulus berdasarkan dalam hati merupakan kunci erat nya suatu hubungan antara dokter dan pasien. Selain itu dokter juga harus mampu memperlakukan pasien dengan hormat dan kasih juga sayang. Juga memberikan penanganan pada pasien secara holistic[3]. Hal tersebut bisa dijadikan dasar kenapa seorang dokter dianggap sukses saat mulai terjun kedalam masyarakat. Sebagai seorang calon dokter saya pribadi merasa ingin menjadi seorang dokter yang berkarakteristik seperti bersikap profesional dalam ruang lingkup pelayanan masyarakat juga terbuka terhadap permasalahan pasien. Karena banyak fenomena yang terjadi dimana sebuah penyakit yang di derita oleh pasien juga karena kondisi psikis dan mental yang kurang stabil.


Memasuki tahap preklinik, sebagai mahasiwa saya pasti memiliki misi saat studi saya berlangsung. Langkah langkah tersebut akan saya realisasikan sebagai rencana jangka pendek. Hal pertama yang menjadi target saya adalah perlu memahami secara detail pada semua mata pelajaran yang ada. Oleh karena itu saya bertekad pada diri saya untuk senantiasa belajar dengan baik dan benar selama pembelajaran. Karena jika menurut pandangan saya, seorang dokter yang bertanggung jawab adalah yang sersungguh sungguh dalam belajarnya mengingat profesi ini adalah pelayanan yang sangat berpengaruh pada dampak lainnya. Sama seperti misi FKUI dalam point tiga yaitu ingin menciptakan lulusan yang berintelektua tinggi, berbudi pekerti dan bisa bersaing secara global[4], hal tersebut akan saya capai dengan kesungguh sungguhan. Selain bersungguh sungguh saya akan senantiasa berlandaskan Tri Dharma Perguruan tinggi sebagai mahasiswa ataupun seorang calon sarjana kedokteran yaitu mampu memberikan pendidikan, penelitian guna perkembangan pendidikan juga mengabdi pada masyarakat[5]. Hal tersebut akan saya wujudkan dengan senantiasa menghayati segala proses yang terjadi dan akan saya jalani selama masa perkuliahan.


Setiap apa yang saya cantumkan dalam esai ini semoga dapat dipahami dan dipandang sebagai langkah awal pengabdian saya terhadap bangsa. Saya sangat berharap besar terhadap dunia kesehatan Indonesia, supaya senantiasa berkembang dan tumbuh menyesuaikan perkembangan zaman. Supaya tidak ada korban jiwa atas kurangnya teknologi. Harapan luhur lainya juga saya tujukan pada masyarakat Indonesia, supaya mau memahami lagi lebih dalam pada sebuah pencegahan penyakit. Karena dalam tubuh yang kuat hakikatnya terdapat jiwa yang sehat (Mens Sana In Corpore Sano)[6]. Maka pentingnya sebuah pendidikan diberikan dan disebarluaskan guna mewujudkan hal tersebut.


Harapan besar juga saya tujukan pada seluruh calon mahasiswa FK khususnya FKUI untuk senantiasa belajar dengan giat, juga melaksanakan pembelajaran dengan baik dalam bentuk hasil kerja maupun proses pembelajaran. Karena selain nilai yang bagus dan baik, calon mahasiswa dan calon sarjana kedokteran perlu membentuk karakter dan moral yang baik guna mampu terjun kedunia yang lebih luas lagi.


Daftar Pustaka

  1. Irawan, Candra. 2014. DOKTER IDEAL, BERETIKA, KOMPETEN DAN PROFESIONAL. [online] http://idikabbekasi.org/wp-content/uploads/2014/12/1.-Power-Point-Dr-Candra.pdf

  2. Yusuf, Z. K., Qurrohman, T., Suking, A., & Mas, S. R. (2022). PERBANDINGAN PENDIDIKAN PROFESI DOKTER DI INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT. Equity In Education Journal, 4(2), 88-93.

  3. Pixabay. 2023. 7 Hal yang Penting Dimiliki oleh Dokter. [online] https://www.guesehat.com/7-hal-yang-penting-dimiliki-oleh-dokter

  4. FKUI. 2023. Visi Misi. [online] https://fk.ui.ac.id/visi-misi.html

  5. Lian, B. (2019, July). Tanggung jawab Tridharma perguruan tinggi menjawab kebutuhan masyarakat. In Prosiding Seminar Nasional Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang.Amin, A. (2018). Sinergisitas Pendidikan Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat; Analisis Tripusat Pendidikan. At-Ta'lim: Media Informasi Pendidikan Islam, 16(1), 106-125.

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Dinara Jasmine Afra

Narasi Perjuangan Halo salam kenal semuanya! Nama saya Dinara Jasmine Afra dan akrab dipanggil dengan nama Jasmine. Nama ini diberikan...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page