top of page
  • Youtube
Search
  • Yoel Prasetya Suryadi
  • Aug 11, 2023
  • 6 min read

Narasi Perjuangan


Halo semua, nama saya Yoel Prasetya Suryadi biasa dipanggil Yoel. Saya berasal dari SMA Regina Pacis Bogor, sekolah swasta terbaik di Bogor dan menduduki peringkat ke 3 se-Jawa Barat serta peringkat ke 43 se-Indonesia dalam kategori sekolah terbaik (dari rata-rata nilai UTBK). Saya berhasil masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kelas regular melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Awalnya pandangan saya tentang FKUI adalah bahwa FKUI merupakan fakultas kedokteran terbaik se-Indonesia. Motivasi saya untuk masuk FKUI juga karena saya ingin menjadi seorang dokter yang berkualitas tinggi serta ingin menjadi dokter pertama dalam silsilah keluarga besar saya. Saya juga memiliki keinginan yang sangat besar untuk merawat pasien-pasien yang membutuhkan. Perjuangan saya masuk FKUI sebenarnya dimulai saat saya sudah menduduki kelas 11, namun saya akan menceritakan kilas balik saya sejak SMP. Saat saya menduduki bangku kelas 7 SMP, saya bersekolah di SMP Kesatuan Bogor yang merupakan SMP swasta di Bogor. Sejak SMP, saya memang sudah memiliki sifat rasa ingin tahu yang besar, saya juga termasuk golongan murid yang rajin dan tidak jarang saya mendapat ranking 1 di kelas. Lalu saya pun ikut aktif berpartisipasi sebagai OSIS SMP, lomba-lomba yang diselenggarakan sekolah, dan sebagainya. Saat saya menduduki kelas 9 akhir, tepat saat awal virus Covid-19 pertama kali diberitakan telah masuk ke Indonesia, tepatnya pada hari Senin, 2 Maret 2020, pada hari itu saya merasa biasa saja, menjalani hari dengan kehidupan normal. Beberapa lama sejak itu, lockdown atau yang kita kenal dengan istilah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlakukan. Singkat cerita saya pun menghabiskan masa-masa liburan saya hanya di dalam rumah. Tibalah saat saya menduduki bangku kelas 10 SMA di SMA Regina Pacis Bogor. Pada awalnya saya masih bersemangat seperti saya pada masa-masa sebelumnya, namun tidak lama kemudian saya menjadi jenuh bersekolah online. Tugas-tugas video dan masalah sinyal menjadi penyebab utama saya menjadi tidak ada gairah sama sekali untuk belajar. Lalu faktor perbedaan sekolah dengan teman-teman lama saya pun membuat saya kerap tidak dihiraukan serta diacuhkan, sehingga lama kelamaan muncullah rasa kecewa dalam diri saya yang lumayan berdampak pada kehidupan sekolah saya selanjutnya. Saya pun merasa seperti sangat sulit untuk menjalani hari-hari saya dengan normal pada masa-masa PSBB tersebut. Saya pun sering bolos kelas online dengan bermain game, pergi keluar, lalu saya juga tidak jarang mengacuhkan teguran guru, kabur setiap ditanyakan tentang tugas, dan lain sebagainya. Di titik itu juga, saya mengalami penurunan nilai yang sangat drastis, bahkan setiap semester yang saya lalui (semester 1-4) saya mendapat ranking terakhir di kelas dan 10 terakhir di Angkatan. Singkat cerita, dengan latar waktu yang sama, adik pertama saya, Jose Immanuel Suryadi yang memang mengidap Cerebral Palsy (CP) mengidap berbagai penyakit sekaligus (DBD dan Pneumonia) yang membuat almarhum meninggal dunia pada 2 Oktober 2021. Namun saya merasa hal tersebut dapat terjadi karena kelalaian dokter pada RS tersebut sehingga pasien dapat kehilangan nyawanya hanya karena telat mendiagnosis bahwa pasien mengidap DBD. Pada saat itu juga muncul keinginan saya untuk menjadi dokter yang dapat mencegah terulangnya kelalaian tersebut. Lalu singkat cerita tibalah saat saya menduduki kelas 12, dimana saat itu sudah diberlakukan sekolah seperti biasa (offline). Di titik itu juga saya merasa saya harus berubah jika saya ingin mencapai keinginan saya, saya pun mulai berkembang pesat, hingga berhasil naik 10 peringkat pada pertengahan semester 5. Saya pun mulai menjadi siswa yang dikenal baik oleh guru-guru kelas 12 saya, saya pun seringkali diminta untuk mengajarkan teman saya yang belum paham terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru-guru saya di berbagai macam mata pelajaran. Saya mulai mengincar FKUI pada saat yang bersamaan juga, namun saya sadar jalur SNBP mustahil bagi saya, melihat 4 semester awal saya di bangku SMA mengalami penurunan nilai yang signifikan. Lalu saya mulai mencari cara bagaimana agar saya bisa bersaing di jalur SNBT dan SIMAK, di saat itulah saya mengenal Prosus Inten. Saya pun mulai mengambil kelas di inten tersebut pada Agustus 2022. Di situlah perjuangan untuk mencapai impian saya mulai terasa. Singkat cerita karena saya adalah orang yang sangat sering menjadi pendamping keluarga saya jika ada yang butuh berobat ke rumah sakit, saya pun sudah bertemu dengan berbagai macam dokter, secara tidak langsung saya pun mengetahui sifat-sifat dari berbagai dokter. Hingga pada saat saya mengantar kakek saya yang sedang dalam kondisi kesakitan ke IGD RS MRCCC Siloam Semanggi, sampai saya selesai memarkirkan mobil pun, kakek saya yang sedang meringis kesakitan di kasur IGD hanya didiamkan oleh tenaga kesehatan di sana, padahal IGD dalam kondisi sepi. Saat itu juga saya semakin berapi-api untuk dapat mengejar mimpi saya masuk FKUI dan menjadi dokter professional untuk menggantikan nakes-nakes sejenis itu. Singkat cerita tibalah hari SNBT, saya pun lumayan lancar mengerjakan soal-soalnya, namun saya merasa kurang maksimal sehingga saya sangat pesimis untuk diterima di FKUI lewat jalur SNBT tersebut. Singkat cerita hari-hari berikutnya pun saya isi dengan belajar kelompok untuk mempersiapkan SIMAK. Hingga pada saat hari pengumuman SNBT, tanpa diduga-duga saya pun berhasil diterima FKUI melalui jalur SNBT 2023. Saya juga telah berkomitmen jika saya diterima di FKUI 2023, saya akan belajar dengan giat untuk menjadi dokter yang ahli dalam menangani penyakit yang diidap pasien. Harapan saya selama melanjutkan studi di FKUI 2023 adalah saya dapat mendapat banyak ilmu dari dosen-dosen di sini, dan saya pun dapat dengan lancar menjalani perjalanan saya menjadi dokter melalui FKUI 2023 ini. Tentu saja harapan saya untuk Angkatan FKUI 2023 ini adalah kami dapat lulus bersama dan wisuda bersama-sama satu angkatan.


Diluar itu semua, tentu saja saya juga memiliki pandangan terhadap definisi dokter ideal. Menurut saya dokter ideal adalah dokter yang bisa menyembuhkan penyakit yang diderita pasien serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Sehingga pasien dapat merasa aman dan nyaman saat berkonsultasi dengan dokter tersebut, pasien pun menjadi tidak takut menjelaskan gejala-gejala yang dialaminya. Seorang dokter ideal juga harus menganut nilai yang mengutamakan pelayanannya terhadap pasien serta berpikir secara kritis tentang penyakit apa yang diderita pasien. Seorang dokter ideal juga harus memiliki sikap tenang menghadapi semua tipe pasien serta jenis-jenis penyakit yang dialami oleh pasien, dokter yang ideal harus siap menghadapi penyakit separah apapun yang diderita oleh pasien, dokter ideal tidak akan menyerah apalagi membuat mental pasien jatuh saat ia harus menghadapi penyakit-penyakit ganas yang mematikan. Dokter ideal dapat berkontribusi terhadap masyarakat dengan melayani setiap keluhan-keluhan yang dialami tubuh mereka, dokter ideal tidak memandang uang, namun ia akan mengutamakan keselamatan pasien dibandingkan gaji yang diterimanya. Untuk saya pribadi, saya ingin menjadi dokter ideal yang sebagaimana telah saya jelaskan menurut pandangan saya sebelumnya. Saya ingin menjadi dokter yang tegas, lugas, dan tidak bertele-tele, namun dapat membuat pasien yang berkonsultasi dengan saya merasa nyaman dalam menjelaskan keluhan-keluhannya. Saya juga ingin menjadi dokter yang selalu sedia dalam melayani pasien-pasien terutama pasien darurat. Saya juga ingin menjadi dokter yang dapat dipercaya oleh pasien dan rumah sakit, serta saya mempunyai target untuk menciptakan metode pengobatan yang ampuh untuk berbagai jenis penyakit salah satunya kanker.


Rencana jangka pendek saya selama pre-klinik atau selama menjadi mahasiswa FKUI 2023 adalah saya dapat belajar materi-materi terlebih dahulu dan target saya mendapat nilai yang bagus dalam ujian, serta dapat membantu teman-teman seangkatan saya yang butuh bantuan dalam belajar. Cara saya mencapainya adalah dengan belajar dengan giat terlebih dahulu, memprioritaskan tujuan utama saya menjadi dokter, dan membakar semangat yang saya peroleh dari motivasi saya untuk mencapai impian saya. Rencana jangka panjang saya selama menjadi dokter adalah saya memiliki target untuk meriset dengan kritis berbagai macam pengobatan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang sampai sekarang belum ditemukan obatnya, terutama penyakit kanker. Karena rasa penasaran saya tinggi tentang kanker adalah penyakit yang sudah lama ditemukan, namun mengapa masih belum ada obatnya. Cara saya mencapainya adalah tentu saja saya harus belajar lebih giat dan meriset lebih banyak dari berbagai macam sumber-sumber seperti WHO, dan sebagainya. Harapan untuk masyarakat adalah tentunya saya berharap agar saya dapat menjadi harapan baru bagi masyarakat terutama para pejuang kanker dan masyarakat tidak putus harapan lagi berjuang melawan penyakit apapun yang dideritanya, serta dapat terus berpikir positif dan berpikir bahwa dirinya dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya, terutama pada para pejuang kanker (salah satunya kakek saya yang sedang berjuang melawan RCC atau Renal Cell Carsinoma stadium 4 sejak 2020 hingga saat ini juga). Pesan dari saya untuk adik-adik kelas yang ingin masuk FKUI, untuk kalian yang ingin masuk Fakultas Kedokteran karena ingin mendapat jaminan hidup/pekerjaan dengan menjadi dokter, lebih baik kalian mundur dan cari jurusan lain yang sesuai, kami para calon dokter di sini memiliki tujuan utama untuk melayani pasien, bukan mencari uang seperti kebanyakan dokter-dokter sekarang. Tetapi untuk kalian adik-adik kelas pejuang FKUI generasi selanjutnya yang ingin melanjutkan studi di FKUI karena memiliki tujuan utama untuk melayani pasien dan memiliki target tersendiri dalam membuat dunia medis menjadi lebih baik, perjuangan kalian tidak akan mudah, jadi tolong untuk berjuang keras agar kalian tidak kalah dengan saingan-saingan yang akan kalian hadapi, namun selalu ingat bahwa fungsi utama dokter adalah melayani pasien, dan memakan perjalanan yang cukup panjang dan akan terdapat banyak rintangan selama menjalani studi. Jika memang passion kalian adalah menjadi dokter yang mengutamakan pelayanannya terhadap pasien, maka kalian harus berusaha keras terhadap passion yang kalian miliki agar kalian dapat mencapai atau memenuhi target kalian dalam menjadi dokter di masa depan. Terima Kasih.


 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page