top of page
  • Youtube
Search
  • Turfatul Hikari Pashya W
  • Aug 12, 2023
  • 9 min read

Perkenalkan, aku Turfatul Hikari Pashya W dari SMA Negeri 8 Jakarta! Teman-teman biasa memanggilku Turfa. Hari Selasa, 20 Juni 2023 kemarin, aku berhasil menjadi bagian dari FKUI Reguler melalui jalur SNBT (dulu disebut dengan SBMPTN) dengan menyelesaikan tes UTBK Gelombang 1 pada 14 Mei 2023.


Being accepted in Faculty of Medicine in Indonesia University is such “a dream comes true”. Sejak kecil pandanganku terhadap FKUI tidak pernah berubah, malah menjadi semakin terkesan setiap tahunnya. Sebagaimana yang kita semua ketahui, FKUI adalah salah satu fakultas kedokteran tertua di Indonesia, dan bagiku FKUI adalah yang terbaik dari yang terbaik. Namun, keketatan dalam proses seleksi FKUI juga telah menjadi fakta umum yang membuat banyak orang berspekulasi bahwa hanya yang orang-orang tertentu yang bisa lolos disana.


Mungkin tidak hanya aku yang merasakan ini, tetapi banyak dari teman-teman angkatan 2023 yang juga termotivasi untuk masuk ke Universitas Indonesia karena keluarga, teman, atau bahkan dari public figure. Diri ini, sejak kecil termotivasi ingin seperti Ayah yang sempat bersekolah di Universitas Indonesia. Selain itu, melihat Bude, seorang dokter lulusan FKUI, telah meraih kesuksesan saat ini, membuat aku memahami banyaknya benefits yang bisa didapatkan dengan menjadi lulusan fakultas hebat ini. Prestasi yang gemilang, fasilitas yang memadai, lingkungan yang suportif, ikatan relasi yang luas, serta lulusan dokter yang berbakat menjadi alasan kuat aku memilih FKUI dibanding jurusan kedokteran di Universitas lain.


Dahulu, sekitar 11 tahun yang lalu, Ayahku menempuh pendidikan S2 di Universitas Indonesia Fakultas Teknik. Saat itu aku yang masih berumur 7 tahun sering diajak untuk ikut pergi menemani beliau berkeliling UI Depok. Dengan pikiran khas anak-anak, setiap pergi kesana, aku terkesan dan sangat mengagumi keasrian lingkungan kampus UI dengan banyaknya pohon rindang dan gedung-gedung keren. Ayah juga sering berkata “Fa, nanti masuk UI ya.. biar kayak Ayah” hingga akhirnya aku yang mengidolakan sang Ayah pun bermimpi “nanti pokoknya Turfa maunya kuliah di UI biar samaan kayak Ayah.” Mimpi berkuliah di UI itu sayangnya sempat terhenti selama masa sekolah dasar karena peristiwa dipanggilnya ‘the idol of my life’ oleh Allah SWT, 1 bulan setelah ulang tahunku yang kedelapan


Diterima di SMP Negeri 115 Jakarta, salah satu sekolah menengah favorit di Jakarta bahkan di Indonesia dengan nilai NEM yang cukup memuaskan membuat keluarga besarku melihat adanya potensi dalam diri ini, terutama nenekku. Nenek mulai berharap lebih untuk aku mengikuti jejak kakak sepupu yang telah diterima di SMA favorit. Selama SMP aku mulai diarahkan oleh Bunda untuk mengikut lomba akademis sebagai penunjang pembelajaran dan mendorong motivasi belajar lebih lanjut sehingga bisa meraih SMA Negeri 8 Jakarta. Mulai dari kelas VIII aku berusaha keras untuk memenangkan perlombaan-perlombaan sampai terbentuklah minat ku pada pelajaran Matematika dan IPA. Perlombaan ‘SQUC’ di SMANU MHT sebagai Juara 3 dan ‘Kalibrate’ di Kharisma Bangsa sebagai Juara 2 pun berhasil kuraih demi melanjutkan minatku dalam bidang MIPA. Prestasi dalam bidang MIPA inilah yang membuat keluarga besar, terutama Bude dan Nenek ku, mengajak aku melirik kembali Universitas Indonesia terutama Fakultas Kedokterannya.


Tahun 2020, secara resmi aku lulus dari SMP secara daring karena kondisi Covid-19 yang merebak di Indonesia pada Maret 2020 silam. Perjuanganku mengikuti TryOut pada kelas IX terasa tak berguna karena syarat PPDB untuk masuk sekolah negeri diubah total oleh Menteri Pendidikan. Perubahan ini mengenai penghapusan UNBK sebagai syarat seleksi masuk ke sekolah lanjutan. Kebijakan ini membuat kejutan bagi banyak pihak terutama teman-teman angkatan aku yang saat itu sudah mengikuti puluhan TO guna membantu kelancaran Ujian Nasional yang seharusnya dilaksanakan pada bulan April 2020. Perubahan syarat PPDB yang awalnya menggunakan nilai UNBK, diubah menjadi zonasi dan sistem akumulasi nilai rapor untuk jalur prestasi. Kepanikan melanda keluargaku, sebab SMP Negeri 115 Jakarta tidak memiliki akreditasi maksimal, sehingga membuat akumulasi nilai raporku kurang maksimal.


Setelah berdoa dan berharap, aku akhirnya diterima di SMA impianku, SMA Negeri 8 Jakarta. Diriku yang berada di kelas X sudah mulai memikirkan kembali mengenai Universitas Indonesia. Kilas balik harapanku saat kecil tumbuh semakin besar dan kini jadi bermimpi untuk menjadi dokter layaknya Bude. Tak hanya itu, termotivasi oleh pencapaian kakak sepupu yang diterima di FKUI melalui SNMPTN tanpa stress memikirkan tes masuk, membuat aku juga ingin mengalami hal yang sama.


Namun, perjuanganku di awal masuk dunia SMA tidaklah mulus. Metode PJJ membuat aku kewalahan untuk menyesuaikan diri. Alhasil, nilai rapor semester 1 tidak sesuai dengan ekspektasi. Aku melakukan cara alternatif, yaitu mengikuti ekstrakulikuler yang latihan 2 bulan sekali. Cara ini lumayan berhasil, dilihat dari nilai semester 2 ku yang naik menjadi peringkat 1 kelas. Namun, terlalu banyak belajar menghasilkan burnout yang perlu dilampiaskan. Untungnya, aku dikenalkan kepada EXO, para ‘peterpans’ yang menemani perjalananku selama SMA mencapai posisi tinggi di eligible sekolah.


Saat kelas XI SMA, kesibukan mulai menumpuk, dari organisasi hingga perlombaan. Menjadi sekretaris organisasi cukup menyita waktu, tetapi aku belajar banyak dari posisi tersebut. Kesekretariatan melatih penggunaan Bahasa Indonesia, khususnya sesuai KBB menjadi lebih tepat dan cermat. Bunda juga mulai mendaftarkanku untuk ikut les privat materi eksakta agar aku bisa lebih cepat menyerap pembelajaran sekolah di tengah kesibukan organisasi. Aku sungguh berterima kasih kepada guru-guru les privat yang telah mensupport pengetahuanku sehingga nilai-nilai selama kelas XI stabil. Tidak hanya itu, aku membentuk tim untuk mengikuti Kihajar STEM 2021, yaitu perlombaan STEM berjenjang yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi. Setelah melewati 2 babak penyisihan tes tertulis, Basic dan Intermediate, kami meraih Juara 2 Provinsi DKI Jakarta dan terpilih menjadi perwakilan Jakarta di tahap Nasional.


Seperti teman-teman seangkatanku yang lain, di kelas 12 kami semua belajar jauh lebih giat dibanding dua sebelumnya. Namun, aku tidak mengikut bimbel INTEN karena keterbatasan biaya dan juga tidak cocok dengan cara belajar yang terlalu diforsir. Oleh karena itu, aku lebih memilih untuk mengikuti bimbel Qonstanta yang lebih dekat dari rumah dan lebih santai dalam belajar. Namun, dipertengahan semester 5 terjadi perubahan kebijakan untuk penerimaan mahasiswa. Aku yang saat itu telah mempersiapkan nilai 6 mapel inti pun merasa sedih dan khawatir karena akan terjadi perubahan urutan peringkat eligible. Untuk mengatasi hal tersebut, aku semakin mendorong nilai semester 5 dan mengikuti perlombaan biologi yang linear guna menambah poin sertifikat. Akhirnya, aku mengikuti perlombaan “Medical and Biology Competition AMSA Youth 2023” dari Universitas Gajah Mada dan berhasil melewati 3 tahap yaitu babak penyisihan, semifinal, dan final. Namun, hal yang sama terjadi kembali dan aku hanya mencapai posisi ‘finalist’.


Pendaftaran SNBP pun mendekat. Setelah melewati 5 semester di SMA, secara resmi aku mendapatkan peringkat ke-5 eligible 2023. Jujur, cukup bangga dengan pencapaian tersebut, tetapi kekhawatiran akan diterima di FKUI meningkat. Hal ini dikarenakan adanya prediksi bahwa yang diterima hanya 1 orang, yaitu ‘si peringkat 1’. Diriku yang 4 peringkat dibawahnya merasa ragu untuk tetap mencoba FKUI sehingga memilih mundur dan mencoba melihat kedokteran di universitas lain. Aku saat itu tidak percaya diri dengan kemampuan TPS, lebih memilih mencari aman daripada tidak diterima sama sekali. H-10 penutupan pendaftaran SNBP aku akhirnya memilih FK UGM dengan banyak pertimbangan sebab melihat angkatan tahun lalu ada 4 orang yang berhasil masuk di sana melalui jalur SNBP. Alhasil, mungkin, doa keluargaku terutama bunda yang kurang setuju aku merantau, terkabul. Pengumuman SNBP menunjukkan aku tidak diterima, aku hanya bisa berpasrah.


UTBK. Jika kata ini disebut-sebut saat awal Januari 2023 lalu, mungkin jantungku masih berdebar-debar takut. Memang, aku telah mengikuti les persiapan UTBK sejak kelas XI, tetapi tidak dalam posisi serius. Camp UTBK di Bandung selama 3 hari, pada Desember 2022 lalu juga aku kerjakan sebisanya dan tanpa ada effort lebih karena saat itu aku merasa aman yakin diterima melalui SNBP. Setelah kegagalan SNBP, aku mulai mencoba mengobarkan semangat belajar lagi. Kubuka buku-buku wangsit dan les, kukerjakan materi-materi essential-nya hingga penuh dengan sticky notes dan kertas-kertas coretan. Ruang bimbel bahkan sempat menjadi rumah kedua ku, saking seringnya kudatangi. Aku juga mencari referensi belajar online melalui Twitter, YouTube, dan Google saat sedang senggang. Khususnya bagi Kak Fauzan di Twitter, terima kasih banyak telah membantuku memahami tata bahasa Indonesia lebih dalam dengan penjelasan yang ringkas. Selama H-1 bulan UTBK aku rajin mengikuti TryOut 3 kali seminggu, hampir semua situs kucoba, seperti Qonstanta, Pahamify, Sainsin, Ruang Guru, dan Zenius. Jujur, saat masa-masa tersebut aku sering merasa burnout dan khawatir karena nilai TryOut ku belum mencapai target Fakultas Kedokteran UI. Untuk mengatasi perasaan lelah tersebut, aku mengalihkan perhatian sejenak kepada EXO.


Hari-hari menjelang tes UTBK intensitas belajar mulai aku kurangi dan lebih memperbanyak ibadah serta meminta doa dilancarkan kepada orang-orang. Lucu jika diingat-ingat pada waktu itu, aku bahkan sampai ikut meminta doa pada penjual batagor bahkan supir-supir ojek yang aku naiki. Demi mewujudkan mimpi untuk masuk ke Universitas Indonesia, kedua pilihan aku di UTBK adalah FKUIdna Teknik Biomedis UI. Aku ingin melanjutkan kisah Ayahku yang dulu belum sempat menyelesaikan perkuliahannya di Universitas Indonesia, aku ingin membanggakannya dan mewujudkan perkataannya bahwa aku juga bisa diterima di UI seperti doa beliau. Hari-hari yang ditunggu pun datang, 14 Mei 2023. Semalam suntuk aku begadang sebab tak bisa tidur lantaran cemas mengenai soal-soal UTBK. Bunda bahkan sempat mengomel karena insomnia ku karena beliau juga tidak bisa tidur melihat diriku yang panik.


Pada Minggu siang, dengan lega aku berhasil menuntaskan tes UTBK di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Aku bersyukur dan sangat berterima kasih kepada Allah SWT karena telah menemaiku selama tes sehingga aku tidak merasa gugup ataupun panik sama sekali. Aku keluar dari ruangan tes dengan hati senang karena ternyata soal yang diujikan tidak sesusah yang kuduga. Terima kasih banyak kepada guru pengajar di bimbel Qonstanta yang telah memberikan banyak latihan soal sehingga dengan mulus UTBK kukerjakan.


Lebih dari sebulan aku menunggu pengumuman, ibadah dan berserah diri kepada Allah SWT kulakukan setiap hari. Sampai hari pengumuman datang, tepatnya 20 Juni 2023. Aku ingat saat itu pukul 14.50 WIB menunggu sendirian di kamar, lantaran adik sedang bermain di ruang tamu dan Bunda yang bekerja. Dengan perasaan gugup aku memberanikan diri untuk membuka pengumuman seorang diri dan akhirnya…

SELAMAT ANDA DINYATAKAN LULUS SELEKSI SNBT SNPMB 2023 DI UNIVERSITAS INDONESIA – PENDIDIKAN DOKTER

Perasaan haru dan kaget melandaku. Air mata langsung turun deras dan dengan kencang aku berlari ke kamar nenek-kakek dan memberitahu kabar bahagia itu dengan gembira. Kami saling berpeluk tangis dan aku pun langsung menelpon Bunda, di seberang sana beliau juga ikut menangis bahagia dan berjanji segera pulang. Momen ini sungguh terekam jelas dalam ingatanku, dan akan selalu menguatkanku untuk terus bertahan mengingat perjuangan yang telah kulalui.


Sebagai calon mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, aku juga mulai membentuk komitmen baru. Aku ingin berubah menjadi pribadi yang lebih memikirkan tentang Kesehatan diri sendiri. Dulu, aku sering telat makan dan sekarang aku akan berusaha untuk selalu makan teratur. Olahraga juga sempat menjadi musuhku tapi sekarang aku juga akan berusaha untuk teratur berolahraga minimal seminggu sekali. Selain itu, mengingat aku diterima di Universitas ternama di Indonesia, aku juga berkomitmen untuk lebih bersosialisasi baik dengan rekan kedokteran maupun dari fakultas lain.


Sebagai bagian dari keluarga baru Universitas Indonesia, aku berharap bisa menunjukkan performa terbaik dalam bidang akademis maupun non-akademis. Aku juga berharap dilancarkan dalam menyalurkan hobi melalui kegiatan UKM. Selain itu, bagi keluarga baruku FKUI 2023, aku berharap kami bisa menjadi angkatan yang solid, saling peduli, dan bisa bekerja sama dengan baik.


Seorang dokter yang ideal adalah seorang yang memiliki pribadi berkualitas dalam hubungan intrapersonal, memiliki kompetensi tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki tujuan yang baik menjadi seorang dokter[1]. Nilai-nilai luhur yang sepatutnya dianut oleh seorang dokter, yaitu nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, kemurnian niat, kerendahan hati, kesungguhan kerja, kepercayaan diri[2], dan berintegritas ilmiah serta sosial[3]. Dokter yang ideal dapat berkontribusi terhadap masyarakat melalui pengabdiannya di rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan tempat kesehatan lain, mereka juga selalu siap membantu apabila ada panggilan malam yang perlu eksekusi segera[4]. Sedangkan aku sendiri ingin menjadi dokter yang ideal adalah dokter yang dapat menjalankan profesinya membantu masyarakat, tetapi juga tetap memiliki waktu untuk berkeluarga. Untuk lebih detailnya, aku ingin menjadi seorang dokter yang juga bekerja sebagai researcher ilmiah dan berkontribusi dalam perkembangan dunia patologi di dalam laboratorium[5].


Rencana selama masa preklinik di Universitas Indonesia ini adalah menjadi mahasiswa yang aktif belajar dan juga mengikuti organisasi kemahasiswaan kedokteran. Untuk saat ini aku berencana untuk beradaptasi dan mencari teman dekat seangkatan guna mempermudah masa perkuliahan nanti. Cara ini semoga bisa berhasil aku lakukan dengan menjadi pribadi yang proaktif dan ceria. Sedangkan rencana panjang selama masa klinik adalah mampu mempelajari banyak hal dari mengamati dan mempraktekkan segala hal yang dilakukan oleh para dokter senior. Aku juga berencana untuk mempersiapkan kemampuan berbicara kepada pasien selama masa klinik.


Kepada Masyarakat Indonesia, aku berharap kita semua bisa menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sebab sumber utama dari penyakit adalah pencemaran dan penularan akibat tidak merawat kebersihan. Selain itu, aku menyarankan kita semua mengurangi mengonsumsi jajanan yang tidak sehat sebab itu akan merusak kerja sel-sel tubuh kita. Selanjutnya, aku berharap kita semua dapat menjauhi dan meninggalkan kebiasaan merokok baik demi masa depan diri sendiri, maupun keluarga dan orang lain.


Last but not least, pesan kepada adik-adik dan kakak-kakak yang sedang berusaha untuk diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetap semangat belajar, berdoa, dan ikhtiar. Ingat bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil sebab Tuhan tidak pernah tidur. Jika memang tahun ini belum terwujud, maka bisa dicoba lagi tahun depan karena satu kegagalan tidak akan mengurangi value dirimu. Bagi kalian yang sedang mempersiapkan diri, aku menyarankan untuk dicicil dan jangan memforsir diri. Cari support system terutama dari kedua orang tua, jika kehendak kalian belum satu tujuan dengan mereka maka dicari jalan tengahnya dari sekarang karena belajar kedokteran akan berjalan sangat panjang.


Sebelum aku menutup narasi yang sudah terlalu panjang ini, aku ingin berterima kasih kepada para pembaca yang sudah menyempatkan waktunya. Doakan aku untuk bisa survive dan lulus menjadi dokter muda berbakat serta menjadi versi terbaik dari diriku kedepannya. Aku juga mendoakan kalian semua, semoga bisa mencapai cita-citanya dan sukses dunia maupun akhirat. Akhir kata aku mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Sekian, terima kasih!



DAFTAR REFERENSI


  1. Borracci RA, Álvarez Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a ‘good’ doctor, and what doctors consider to be a ‘good’ patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul 1 [cited 2023 Aug 10];148(7):930-8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677

  2. Miles S. Addressing shame: what role does shame play in the formation of a modern medical professional identity? BJPsych Bull [Internet]. 2019 Jul 1 [cited 2023 Aug 10];44(1):1-5. Available from: https://doi.org/10.1192/bjb.2019.49

  3. Permatadana PA. Membangun karakter mahasiswa kedokteran universitas warmadewa melalui “sapta bayu” spirit sri kesari warmadewa. J Educ Dev [Internet]. 2022 Mar [cited 2023 Aug 10];10(2):1-5. Available from: https://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/3480

  4. Rana S, Gopinath CB, Jaggaiah T, Manyam K, Kumar D, Shaik MB. A study of emotional intelligence and quality of life among doctors in pandemiccovid 19. Int J Early Child [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 10];14(2):2080-90. Available from: https://www.researchgate.net/publication/360956677

  5. Pallua JD, Brunner A, Zelger B, Schirmer M, Haybaeck J. The future of pathology is digital. Phatol Res Pract [Internet]. 2020 Sep 1 [cited 2023 Aug 10];216(9):153040. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32825928

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comentários


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page