- Tsabat Nahdi
- Aug 12, 2023
- 6 min read
Updated: Aug 13, 2023
Narasi Perjuangan
Perkenalkan nama saya Tsabat Nahdi, biasa dipanggil Nahdi. Saya berasal SMAIT Ummul Quro Bogor, salah satu SMA terbaik di Indonesia yang telah banyak memberikan saya fondasi diri yang kokoh sebelum memasuki masa perkuliahan. Pada tanggal 28 Maret 2023, saya resmi dinyatakan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada kelas reguler. Rasanya, tidak terlukiskan kebanggaan dan kebahagiaan saya ketika diterima di fakultas dan universitas terbaik di Indonesia ini.
Sejak dahulu, saya merasa bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) merupakan lembaga pendidikan kedokteran terbaik untuk belajar dan menempa diri. Hal tersebut saya dasarkan pada banyaknya prestasi dan pencapaian FKUI dalam dunia akademis dan keseriusan institusi tersebut dalam melakukan penelitian [1]. Ditambah dengan pengalaman FKUI sebagai institusi pendidikan selama hampir dua abad, menjadi bukti bahwa FKUI mampu untuk memberi warna pada pendidikan medis dalam berbagai zaman di Indonesia.
Motivasi saya memasuki FKUI tidak hanya didasari oleh keinginan pribadi untuk meniti karir dan mengembangkan diri. Tetapi juga merupakan panggilan hati yang kuat untuk membantu dan berkontribusi dalam memajukan bidang pendidikan dan penelitian kesehatan di Indonesia. Berkuliah di FKUI akan memberikan kesempatan bagi saya untuk terus belajar, mengeksplorasi, mengembangkan, dan menerapkan ilmu pengetahuan kedokteran dalam praktik nyata. Harapan saya kedepannya, saya ingin menjadi bagian dalam kontribusi meningkatkan kualitas dan menghadapi tantangan kesehatan di Indonesia.
Perjuangan saya untuk bisa diterima sebagai mahasiswa FKUI telah dimulai sejak saya SMP kelas 7. Saat itu, sekolah SMP saya sempat mengadakan studi lapangan ke Universitas Indonesia. Dan setelah mendengarkan pemaparan profil dan informasi umum tentang Universitas Indonesia, secara pribadi saya merasa tertantang dan mendapatkan semangat yang membara untuk bisa menjadi bagian dari almamater kuning yang saat ini dengan bangga saya kenakan.
Akan tetapi, saya banyak mengalami kesulitan selama perjuangan saya di SMP. Masa transisi dari SD ke SMP telah membuat saya shock dan kesulitan untuk mengikuti pembelajaran. Ditambah dengan faktor tak terduga berupa munculnya pandemi, yang membuat saya tambah kesulitan, telah membuat saya mengubur dalam keinginan saya dengan dalih bersikap realistis.
Pandemi yang sebelumnya telah menjadi alasan saya untuk berhenti memperjuangkan mimpi, berbalik menjadi pegas yang kemudian mengangkat saya ke jalan berprestasi pada masa SMA. Saat saya menjalani pembelajaran online, serta menjalani sulitnya untuk mengakses dunia luar akibat pandemi, saya banyak menemukan pengalaman dan pembelajaran baru. Saya mulai merasa fokus dan mendapatkan pandangan baru terhadap perjalanan saya menuju FKUI.
Saya mulai percaya bahwa hal yang terbaik dalam mengejar mimpi adalah prosesnya itu sendiri. Sehingga pada kelas 10 hingga kelas 12, saya menjalani masa perjuangan di SMA dengan semangat untuk menikmati proses, menumbuhkan diri menjadi lebih baik dan mempersiapkan diri untuk masa depan.
Selain dalam pembelajaran dan kegiatan pengembangan diri selama kelas 11, saya juga banyak melakukan literasi terhadap buku-buku sains populer, khususnya buku dibidang kedokteran. Buku-buku seperti Kosmos karya Carl Sagan, Kanker karya Siddhartha Mukherjee, dan buku-buku lainnya telah memberikan saya perspektif baru terhadap tujuan yang ingin saya raih.
Saya sadar bahwa untuk dapat masuk ke FKUI terdapat banyak hal lain yang harus saya lakukan. Dan dalam perjuangan saya untuk mencapai hal-hal tersebut di SMA tidak selalu mudah. Saya seringkali menghadapi tantangan baik dari keadaan yang saya alami maupun dari pikiran saya sendiri. Terdapat beberapa hari pada saat saya kelas 12 dimana saya gagal dan merasa tidak berdaya selama beberapa hari kedepannya.
Tetapi setiap saat saya mengalami hal tersebut, saya selalu bangkit dan kembali kepada keyakinan saya sebelumnya. Bahwa ada sebuah “proses” yang harus saya jalani. Bahwa keadaan seperti inilah yang akan membentuk dan membuat saya siap untuk menghadapi masa perkuliahan di FKUI.
Pertemuan saya dengan salah satu dosen FKUI di bidang parasitologi ketika saya sedang mengalami masa-masa sulit juga menjadi pengalaman perjuangan yang tak terlupakan. Beliau memang mengatakan bahwa perkuliahan di FKUI berat, dan akan banyak tantangan yang akan saya hadapi kedepannya, tantangan yang akan jauh lebih sulit dari apa yang telah saya alami pada saat itu. Tetapi justru, menurut pandangan saya, hal-hal tersebut lah yang menjadikan FKUI institusi pendidikan terbaik di Indonesia.
Berangkat dari kepercayaan saya terhadap sebuah “proses” yang harus saya jalani, saya merasa saya harus siap dengan segala harga yang saya perlu bayar untuk mencapai FKUI. Pada saat saya kelas 12, saya memang telah mencapai peringkat 1 ranking siswa eligible serta memilki cukup sertifikat untuk mendaftar lewat jalur SNBP. Tetapi saya tetap berusaha untuk mempersiapkan diri dengan segala kemungkinan, segala jalan, yang perlu saya tempuh untuk mencapai FKUI. Saya mengikuti les di dua tempat sekaligus, saya menyusun rencana pembelajaran mandiri, dan berlatih keras setiap hari.
Tanggal 28 Maret 2023 menjadi titik akhir bagi segala perjuangan saya selama di SMA. Saya dinyatakan lolos menjadi mahasiswa FKUI melalui jalur SNBP, jalur yang tidak pernah saya kira akan menjadi penghubung antara saya dan mimpi saya.
Akan tetapi, saya juga merasa lebih dari itu. Tanggal 28 Maret 2023 juga menjadi titik awal perjuangan saya berikutnya. Akan sangat banyak “proses” yang perlu saya alami. Dan pada akhirnya, saya merasa bahwa belajar di FKUI bukan merupakan impian saya, tetapi merupakan jalan penghubung dengan tujuan yang ingin saya capai berikutnya. Tujuan mulia mengabdi sebagai dokter.
Sebelum saya masuk ke FKUI, saya seringkali mengabaikan beberapa hal krusial dengan dalih memperjuangkan tujuan saya. Saya seringkali meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pribadi maupun orang lain karena keegoisan saya. Saya juga seringkali menolak beberapa pembelajaran, hubungan dengan orang lain, dan pandangan baru yang saya anggap tidak relevan dengan tujuan saya.
Dengan diterimanya saya sebagai mahasiswa FKUI, saya berkomitmen untuk tetap menjaga kedisiplinan saya sebelumnya dalam mengejar prestasi akademik dan mengoptimalkan pengalaman saya di kampus. Namun, saya juga menyadari bahwa penting untuk menjaga keseimbangan dalam hidup saya. Karena hal itu, saya juga akan mencari cara untuk terlibat dalam berbagai kegiatan dan relasi antar mahasiswa guna membangun hubungan sosial yang lebih baik.
Seorang dokter yang ideal adalah seseorang yang tidak hanya mampu untuk memperbaiki mutu kesehatan primer masyarakat secara nasional, tetapi juga mampu untuk ikut berkontribusi dalam konteks kesehatan secara global. Seorang dokter yang ideal menurut saya, adalah seorang yang mampu untuk think globally, act locally. Seorang yang mengerti isu kesehatan yang dihadapi secara global namun mengambil langkah yang bermula dari komunitas disekitarnya.
Seorang dokter yang ideal juga harus mampu memiliki lima profil ideal dari seorang dokter [2]. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pasiennya, mampu mengambil keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, menjadi pemimpin dan penggerak kesehatan di komunitasnya, serta memiliki skill manajerial yang baik.
Pada beberapa negara tertentu, masyarakatnya menuntut seorang dokter untuk memiliki faktor kompetensi sebagai “dokter yang baik” (3). Dokter yang ideal, tentu saja harus mampu untuk berkontribusi positif kepada masyarakat sebagai “dokter baik” menurut masyarakat. Arti “berkontribusi” sendiri menurut saya memiliki makna yang sangat luas dan tidak spesifik. Oleh karena itu, dokter yang ideal harus dapat berkontribusi positif sesuai dengan kepakaran dan lapisan masyarakat yang menjadi sasarannya. Sebagai contoh, seorang dokter yang memilih untuk menjadi klinisi akan berkontribusi kepada masyarakat dengan interaksi langsung dengan pasien. Sedangkan dokter yang memilih menjadi akademisi berkontribusi dengan meningkatkan mutu pendidikan dan penelitian medis.
Kedepannya, saya ingin menjadi seorang dokter yang memiliki karakteristik yang ideal menurut saya (seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya) dan juga baik menurut masyarakat. Enam karakteristik dokter baik menurut masyarakat yang ingin saya integrasikan dalam perilaku saya adalah memiliki kemampuan interpersonal yang baik, komunikasi dan pendekatan pasien yang baik, berkompetensi secara klinis, berlandaskan etika, dan memiliki semangat untuk mengembangkan profesinya [4].
Selama masa preklinik, saya ingin mencari pengalaman dan belajar sebanyak-banyaknya. Saya ingin ikut serta membangun atmosfer positif tidak hanya dalam diri saya tetapi juga kepada lingkungan teman-teman sejawat saya lainnya. Saya ingin lebih mengeksplorasi berbagai minat dan potensi saya untuk bidang medis di masa depan. Dan seterusnya semakin mengerucut hingga dimana saya akan berfokus untuk mengembangkan fokus minat dan potensi saya. Rencana-rencana saya tersebut akan saya capai dengan menigkuti kegiatan-kegiatan di bidang organisasi, penelitian, kepanitiaan, dan pengabdian masyarakat.
Setelah melewati masa preklinik, saya berencana untuk menjadi seorang dokter spesialis sekaligus akademisi yang akan terus mengembangkan profesinya. Saya ingin mengambil tidak hanya kompetensi dokter umum, tetapi juga hingga mencapai kompetensi spesialis konsultan dan gelar doktor untuk bidang yang akan menjadi fokus saya. Hal-hal tersebut akan saya capai dengan melewati masa preklinik sesuai dengan rencana saya sebelumnya dan mengikuti pendidikan yang relevan.
Semenjak dekade kemerdekaan Indonesia, masyarakat telah mengalami banyak tantangan kesehatan yang terus menerus berganti [5]. Saya berharap, pengalaman dan pengetahuan yang saya dapatkan selama masa preklinik dan klinik nanti dapat menjadi bagian dalam usaha menghadapi banyaknya tantangan kesehatan masyarakat tersebut.
Pesan saya untuk adik-adik yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Indonesia (FKUI) adalah terus berusaha dan nikmatilah prosesnya. Percayalah, kalau diri kalian mampu dan berhak mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi di institusi kedokteran terbaik di Indonesia ini. Yakinilah juga bahwa perjuangan kalian tidak akan berakhir setelah kalian resmi dinyatakan sebagai mahasiswa FKUI. Karena memiliki keinginan untuk berkuliah di FKUI berarti memiliki komitmen untuk terus melanjutkan perjuangan dan mendedikasikan diri untuk belajar sepanjang hayat (life long learning).
Nikmatilah juga proses yang akan kalian alami selama perjalanan kesini. Jangan pernah berputus asa dan anggap kalau segala suka duka yang akan kalian hadapi adalah cara dari realita untuk membentuk dan mempersiapkan kalian menghadapi perjuangan berikutnya di FKUI. Berdoalah selalu kepada yang Mahakuasa, dan kami tunggu sebagai Angkatan FKUI 2024!
Daftar Referensi
FK UI. Pencapaian Backup [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2020 Jan 18 [cited 2023 Aug 4]. Available from: https://fk.ui.ac.id/pencapaian-backup.html
Hassan SH. Qualitis of A Five Star Doctor. Liaquat National Hospital & Medical College Annual Magazine. 2017
Grundnig JS, Steiner-Hofbauer V, Drexler V, Holzinger A. You are exactly my type! The traits of a good doctor: a factor analysis study on public’s perspectives. BMC Health Services Research. 2022 Jul 8;22(1).
Steiner-Hofbauer V, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor? Wiener Medizinische Wochenschrift. 2017 Sep 13;168(15-16):398–405.
World Health Organization. World health statistics 2023 [Internet]. World Health Organization; 2023. Available from: https://www.who.int/publications/i/item/9789240074323
Comments