top of page
  • Youtube
Search
  • Tengku Muhammad Bariq Sjah
  • Aug 12, 2023
  • 12 min read

NARASI PERJUANGAN


“Kebenaran tertinggi, hanya dapat diperoleh dari Responsibilitas yang lebih tinggi”. Itulah yang saya pikirkan tentang cara kerja dunia dari dulu. Jika ingin mengetahui apakah sesuatu itu benar, kita harus melihat seberapa besar lingkup yang dicakupinya itu. Semakin besar responsibilitas yang ditanggung seseorang dalam melakukan pekerjaannya, maka semakin besar juga kemuliaan dan derajatnya. Kesehatan merupakan responsibilitas yang sangat tinggi karena tubuh kita adalah titipan dari yang maha esa. Marilah kita bergembira saat muda, karena setelah masa muda yang penuh keceriaan dan masa tua yang penuh tantangan, maka tanahlah yang akan menguasai kita. Begitu juga, Kesehatan yang baik ialah mahkota di atas kepala orang yang sehat dan yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sedang sakit. Ia tidak dapat menguasai permainannya dan memimpin bidangnya jika Ia penuh dengan penyakit. Pada akhirnya, saya dapat berada di momen ini, dengan putusan dari saya yang bulat untuk melanjutkan pendidikan di rumpun kesehatan lebih khusus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ini adalah narasi sebagian hidup saya yang saya lalui untuk menempati ruang saat ini.


Perkenalkan para pembaca, saya dipanggil orang lain Tengku Muhammad Bariq Sjah. Biasanya mereka memanggil saya agar lebih mudah Tengku/Bariq dan saya adalah mahasiswa baru dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2023 serta masuk melalui jalur SIMAK KKI UI. Saya berasal dari SMAN 77 Jakarta dan mendapatkan kabar gembira diterima saat 5 Juli 2023. Izinkan saya untuk menceritakan narasi ini dan memperkenalkan rencana saya untuk masa depan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sebagai mahasiswa dan selanjutnya sebagai dokter yang berakhlak mulia.


Menjadi dokter adalah cita-cita dan selalu menjadi passion saya sejak muda. Sebagai seseorang yang senang belajar hal-hal baru, perkembangan dan evolusi yang terus-menerus dalam bidang medis sangat menarik buat saya. Saya pun selalu terpesona dengan berapa banyak orang dari berbagai lapisan masyarakat, tanpa memandang usia, kekayaan, atau strata sosial mempercayakan hidup dan kesehatan mereka di tengah ketidakpastian dan kematian yang selalu mendekati esok hari. Saya yakin, bahwa ini adalah jalur karir yang tepat bagi saya karena menggabungkan hasrat saya terhadap ilmu pengetahuan dan keinginan saya untuk membantu orang lain tanpa memandang perbedaan.


Sebagai seseorang yang selalu percaya bahwa satu-satunya hal dimana semua makhluk hidup, khususnya manusia yang adil adalah dalam kematiannya, tetapi juga kehidupan. Saya memiliki dua pertanyaan yang selalu mengikuti saya sepanjang masa sekolah. Pertama, Jika semua orang pada akhirnya mengalami kematian, bukankah itu cukup bagi kita untuk hidup bersama dan menghentikan kekerasan? Pertanyaan selanjutnya, Jika semua orang setara dalam hidup dengan perbedaan cara pikir, meskipun apel tidak jatuh begitu jauh dari pohon, tetapi memiliki jarak dari pohon, mengapa kita masih bersaing dalam hal-hal sepele padahal tidak ada yang sama? Di era yang dikenal sebagai era informasi dan digital, saya mencari jawaban dari berbagai perspektif. Beberapa orang memiliki perspektif yang unik dan lebih banyak lagi yang berpikir di luar kotak. Saya menyadari bahwa kita tidak boleh terlalu bergantung pada logika pikir kita dan sebaliknya, kita juga harus mempertimbangkan hasil empiris dunia nyata. Saya juga membaca journal, bahwa “society 5.0” dan karier terbaik di era tersebut adalah yang memanusiakan manusia, yang membuat manusia lebih manusiawi untuk kemajuan bersama¹. Mengapa kita serupa namun beda, mengapa kita takut akan kehidupan dan kematian, dan semua hal di atas. Itulah kenapa saya bercita untuk menjadi dokter dan mencari “universum” kemanusiaan.

Sejak kecil, saya selalu melihat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat belajar impian saya. Sebagai sekolah kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia, prestasinya yang luar biasa selalu membuat saya terkagum-kagum. Setiap kali saya melewati gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Salemba dan sekarang bercabang di Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Depok, walaupun belum ada seseorang dari keluarga saya yang menjadi dokter, saya masih ingin menjadi dokter dan tercapailah hal itu setelah tahun kemudian. “Dari satu guru baik, maka akan menghasilkan ribuan siswa baik” dan mulailah saya dalam berjuang masuk Fakultas Kedokteran pada kampus impian saya.


Bermulailah sejak kelulusan SD kelas 1, saya beruntung untuk mendapatkan kesempatan dalam pendidikan sekolah luar negeri di Vancouver, British Columbia, Kanada. Kebetulan saat itu, saya mengikuti ayah saya dalam masa jabatannya sebagai kepala ITPC di Vancouver. Vancouver adalah sebuah kota yang memadukan keindahan alam yang spektakuler dengan kehidupan perkotaan yang modern dan multikultural. Kebanyakan warga sana adalah imigran dari negara dunia ketiga yang ingin mencari peluang baru dan mengembangkan ide-ide baru. Dalam 3,5 tahun saya tinggal di sana, saya selalu merasa bersalah. Di sisi kultur Indonesia yang mengutamakan kekeluargaan dan budaya timur, saya juga melihat hal-hal logis dan masuk akal dari warga negara lain mulai dari Budaya Barat, bahkan budaya timur yang saya kira taboo dan tidak diperbolehkan di negara tercinta saya. Di sinilah mulai rasa cinta saya bahwa setiap manusia mempunyai diversitas tersendiri dan lebih dari itu, kita memiliki perasaan emosi yang sama dan dengan menerima perbedaan, kita dapat membuat spasi untuk mencapai mufakat dan demokrasi. Empatilah dan cinta bahwa untuk hidup adalah sama untuk semua ciptaan tuhan menjadikan saya lebih rendah diri dalam menghadapi tantangan dan ujian hidup saya sampai saat ke depan saat saya menghadapi masa kehidupan yang tak akan pernah berhenti.

SD kelas 2 sampai 5 saya melanjutkan pendidikan di Sekolah Lord Roberts, banyak teman dari berbagai negara saya merakit persahabatan. Banyak hal-hal baru dan menarik yang saya pelajari dan sungguh sangat menyenangkan. Tetapi hal yang selalu konstan di kehidupan adalah perubahan, saya harus balik ke Indonesia dan melanjutkan SD kelas 6 di Indonesia. Kesenjangan kultural sangat terasa di antara lain, perbedaan makanan, perbedaan mode transportasi, perbedaan cuaca, dan paling utama perbedaan etika kehidupan. Di sinilah saya belajar bahwa adaptasi menjadi skill penting dalam menghadapi perbedaan lingkungan, perbedaan cara belajar menjadi tantangan utama saya saat sekolah. Komunikasi dengan teman di sekitar inilah menjadi penting dan dengan rahmat tuhan saya dapat lanjut tamat SD menuju SMP Labschool Rawamangun.


Pada saat itu kelas 7, saya mengikuti MPLS transisi dari SD menuju SMP. Di sinilah saya melihat walaupun berasal dari bermacam-macam sekolah dasar, kita pada akhirnya adalah satu angkatan dan satu nama dalam satu SMP Labschool Rawamangun yang sama. Di sinilah saya belajar bahwa untuk mulai satu perubahan harus dimulailah dahulu kehancuran budaya lama. Pandai besi ditempa, dihancurkan, dan dipanaskan untuk menjadi pisau damaskus yang dapat berjuang melewati hambatan. Belajar ini memang membutuhkan jerih payah, tetapi proses tidak akan menghianati hasil dan akhirnya saya siap menjalankan pembelajaran di jenjang SMP. “10 Labschool Characters” berupa religious, responsible, Discipline, Honest, Polite, care, Hard-working, Good Attitude, Respect selalu menjadi pegangan saya sampai saat ini².


Lanjut naik kelas 8, saya mempunyai fokus untuk meningkatkan keimanan saya kepada tuhan dan bergabung organisasi ROHIS. Pada saat itu saya menjadi ketua Badan Koordinasi Masjid dan Dakwah (BKMD) periode 2018-2019. Nama kami saat itu adalah Naasyirul Khair yang berarti pembawa kebaikan atau pemberi berita baik. Tugas utama saya berupa mengurus keuangan masjid dan membantu melaksanakan kultum harian bergilir per kelas dan memandu asmaul husna serta adzan masjid. Di sinilah saya belajar pentingnya organisasi dan koordinasi antar tiap anggota untuk memberikan hasil dan kerja yang memuaskan bagi sekolah. Saya sangat bangga dapat menjadi bagian dalam kegiatan sekolah dan pastinya pengalaman adalah guru terbaik dan tidak akan pernah kulupakan.


Walaupun sampai saat itu perjuangan telah terlihat, selanjutnya dimulai dengan ujian dan kesabaran. Ujian datang mendapatkan hasil laboratorium untuk melanjutkan operasi pada saat itu kelas 8 berupa amandel. Tonsillitis, atau peradangan amandel, adalah penyakit umum. Ini terutama disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, dan saat tidak rumit, gejalanya adalah sakit tenggorokan³. Setelah mendapatkan hasil tersebut, ternyata saya mendapatkan hasil yang tidak normal pada gula darah saya. Selanjutnya, saya dirujuk menuju UGD Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk didiagnosa lebih lanjut dan mulailah perjalanan saya bersama para dokter spesialis anak sub spesialis endokrin di RSCM karena saya terdiagnosa Diabetes Mellitus (DM). Kabar ini membuat saya menjadi gelisah, apakah saya harus menggunakan alat suntik? Apakah saya akan dapat melanjutkan sekolah? Lebih lagi, apakah saya tidak akan hidup lama karena komplikasi yang fatal? Saya pun hanya bisa diam dan meratapi nasib. Meskipun diabetes mellitus itu membawa kesedihan dan tantangan yang pedih dan sakit, dengan tekad dan perubahan gaya hidup yang positif, aku bertekad untuk mengatasi segala rintangan ini dan menjalani hidup yang lebih sehat dan normal. Setiap langkah kecil yang aku perjuangkan untuk mengelola diabetesku membawa aku lebih dekat menuju kemenangan atas kesedihan yang pernah aku rasakan. Lebih dari itu, saya menjadi lebih bersyukur atas tubuh saya dan mulailah saya sadar bahwa tubuh kita adalah titipan dan tanggung jawab kita.


Naik menuju tingkat akhir SMP kelas 9, saya sudah rutin menggunakan terapi insulin dan tiap bulan saya harus kontrol dengan dokter di RSCM minimal 1 kali dan mengecek Hba1ac dan C-peptide minimal 3 bulan 1 kali. Walaupun sangat berat, tetapi saya merasa senang dapat melihat dunia dari perspektif yang sungguh beda. Kadang saya merasa sangat lelah dan ngantuk, kadang lagi saya merasa pucat dan merasa ingin pingsan di satu waktu. Bagi para pembaca yang memiliki penyakit yang mungkin saat ini dilabel kronis atau belum dapat disembuhkan, saya ingin menyampaikan semangat hidup untuk kalian dan Meskipun penyakit tidak dapat disembuhkan, ingatlah bahwa kekuatan sejati terletak dalam cara kita menghadapi dan menjalani kehidupan meski dengan keterbatasan tersebut. Setiap hari adalah kesempatan untuk meraih kebahagiaan dan memulai kisah inspiratif yang menginspirasi orang di sekitar kita. Berhubungan dengan itu, melihat para dokter berkonsultasi dengan puluhan pasien perharinya membuat saya kagum atas pekerjaan mulia mereka untuk melayani dan timbul api lebih kuat untuk mencapai cita-cita saya. Ujian kelulusan telah saya lewati, dan walaupun terkena hambatan berupa pandemi, aku sudah mempelajari cara beradaptasi cara belajar saya dan kesehatan saya untuk mengikuti perubahan dunia yang mendadak itu. Akhirnya, lulus mendapat ijazah SMP dan menuju SMAN 68 Jakarta. Saya memilih SMA tersebut karena mendengar reputasi alumni keterima menjadi mahasiswa FKUI dan merasa untuk mendapat teman yang seperjuangan menuju kemenangan.


Masuk jenjang kelas X saat itukan pandemi masih berlangsung, di mana segala aktivitas dilakukan secara daring. Proses MPLS dilakukan melalui aplikasi Zoom, google meet, dan youtube sehingga pengalaman menjadi siswa SMA tidak sama dengan sebelumnya. Pengenalan terhadap guru dan teman pun yang baru juga terbatas dalam situasi kurikulum darurat ini. Sudah menjadi kepastian bahwa yang membuat masa depan kita adalah tanggung jawab kita sendiri, mungkin sistem belum sepenuhnya terintegrasi, dan materi dari guru ke siswa tidak dapat sepenuhnya diajarkan, tetaplah kita tugas sebagai siswa untuk mencetak cita sendiri. Di sinilah saya belajar untuk mulai menerima responsibilitas, dan menjunjung tinggi pendidikan.


Satu semester telah dilalui, saya mendapat kesempatan lagi seperti sebelumnya untuk melanjutkan studi di Rusia. Pada saat itu saya sedang menjalankan semester dua dan baru selesai Penilaian tengah semester, paspor belum jadi visanya dan mengingat bangku sudah mulai harus dikosongkan untuk menerima siswa mutasi, memang sangat tegang keluarga saya saat itu, tetapi dengan keluarnya surat kerja, saya dan keluarga saya mendapat amanah dari negara agar ayah saya menjadi atase perdagangan Duta besar Indonesia di Rusia dan mulailah perjalanan saya saat kelas X semester dua di Rusia. Moskow, dengan arsitektur megah dan sejarah yang mendalam, menciptakan suasana magis yang menggabungkan kemegahan zaman dulu dengan semangat modernitas yang tak kenal henti. Jantung kota ini berdenyut dengan energi budaya yang kaya, dari museum-museum megah hingga pertunjukan seni yang mengagumkan. Paling utama yang menarik perhatian saya adalah sistem transportasi di ibu kota tersebut, saya sungguh kaget bahwa metro atau rel bawah tanah tersebut dapat menghubungkan ujung kota dan perbatasannya dari berbagai jurusan dan terintegrasinya sistem membuat semua kegiatan masyarakat menjadi efisien dan jarang diperlukannya transportasi pribadi dalam melakukan kegiatan keseharian. Terlebih dari itu Moskow membuatku sangat terkesan dan terima kasih Rusia telah mengajarkan saya sistem yang baik dan budaya yang tak kalah keren.


Setiap perjuangan harus mulai turun supaya loncat lebih tinggi lagi, setelah dua semester saya belajar di ibu kota Rusia, Moscow, saya ditimpa ujian yang tidak kalah berat dari ujian besar sebelumnya. Ketika saya di diagnosis Diabetes Melitus yaitu, penyakit kronis dan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu dapat menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf⁴. Saya ditimpa lebih lanjut dengan berpulangnya ayah saya tercinta ke tuhan. Dalam suasana duka yang mendalam, kabar sedih tiba pada hari itu mengenai kepergian ayahku. Kenangan bersama ayahku menusuk dalam mengingatnya, dan walaupun beliau telah tiada secara fisik, arahan, cinta, dan semangat pendidikan yang ditinggalkannya akan tetap membimbing langkah-langkah saya untuk membuktikan bahwa saya bisa. Meskipun rasa kerinduan kepada ayahku hadir setiap hari, namun kenangannya akan terus hidup dalam bukti dalam anaknya. Saya sadar bahwa saya akan menjadi anak yatim. Banyak pertanyaan mulai bermunculan, tetapi saya sadar dan teguh saya masih di negara asing. Dengan berjanji bahwa saya akan tahan emosi sampai pulang dan membawa jenazah almarhum balik ke tanah air, saya akan tetap kuat dan teguh menemani Ibu balik ke Indonesia. Di sinilah saya belajar bahwa kadang kehidupan tidak memberikan plan yang kami inginkan, tetapi apa yang kami butuhkan, selalu berprasangka baiklah maka akan selalu datang rezeki.


Kelas XI semester 2 dan menuju kelas XII, saya masih kaget atas kepergian ayahku, setiap anak tidak berhak untuk melihat ayahnya pergi apalagi sebelum melihat anaknya wisuda mendapatkan gelar ataupun menikah bahkan sampai ajal datang. Tetapi ingat, bagi pembaca yang juga mungkin saat ini juga memiliki situasi yang sama, tetap bersemangat ya buktikan kalian itu bisa dan hanya engkaulah yang berhak menjadi pengendali apa yang kau lakukan termasuk masa depan kalian. Lebih dari itu kelas XII sudah mendekati indra penglihatan, menurut saya fase ini lah yang menjadi titik stress tertinggi dalam kehidupan, karena dapat menentukan banyak aspek, terutama pekerjaan bagi seorang dan saya bukan eksepsi.


Saya melewati banyak hal dalam hidup saya yang masih belum terlihat ujungnya, ada yang banyak dialami seseorang, tapi kadang-kadang ada hal yang seharusnya tidak boleh akan pernah kita jumpai dalam hidup. Tetapi saya merasa untung karena ketika dalam ketidakpastian kehidupan, saya dapat merasa solid dengan teman-teman saya dan adik kakak semua bahwa walaupun kita mungkin tidak akan pernah betul-betul senang, tetapi setidaknya saya berjalan muka bumi bersama kalian semua bersama dan pastinya selalu bersatu. Lanjut walaupun saya mengikuti SNBP, SNBT, dan Talent Scouting, tetapi saya merasa dalam hati saya untuk belajar Ilmu Pengetahuan Alam berupa, Fisika, Kimia, Biologi, dan Matematika adalah hal yang susah terpisah dalam ujian masuk saya ke universitas dan mulailah saya belajar SIMAK KKI.


Sesuai dengan prasangka saya, saya lolos tahap pertama SIMAK KKI dan dilanjutkan untuk tes MMPI atau (Minnesota Multi Personality Inventory) dan MMI (Multiple Mini Interview). Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) adalah uji psikometri paling umum yang dirancang untuk menilai ciri kepribadian dan psikopatologi. Data ini dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan tentang psikopati si pengambil tes atau untuk menginterpretasi karakteristik psikologis dibandingkan dengan norma⁵. Selanjutnya, MMI adalah latihan gaya OSCE yang terdiri dari beberapa pertemuan yang difokuskan untuk menilai berbagai keterampilan kognitif dan nonkognitif para calon⁶. Saya melakukan MMPI dengan tips bagi teman-taman adalah untuk jujur dan jangan memikirkan satu soal berlebihan, untuk MMI pembaca dapat berlatih dari online dan pastikan untuk mengikuti kode etis kedokteran. Hari-hari berlalu dan hari pengumuman tanggal 5 Juli 2023 telah tiba. Saat jam empat sore tiba, saya membuka pengumuman dengan hati penuh doa. Setelah melihat hasilnya, saya langsung meloncat dari kursi dan merangkul Ibu saya. Hasil menunjukkan bahwa saya berhasil diterima sebagai mahasiswa FKUI KKI angkatan 2023 melalui jalur SIMAK KKI.


Sejak dulu terkadang saya memiliki kebiasaan buruk untuk selalu melihat berbagai hal menurut mata saya sendiri. Semoga setelah saya melalui perjuangan ini dan di Universitas saya akan menjadi lebih empatis dan melihat bahwa pandangan saya belum tentu benar dan pandangan orang lain bisa menjadi guru saya membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan mulia. Saya juga akan berjanji untuk tidak akan kebawa emosi, karena masalah dan solusi yang terbaik hanya akan teratasi dari hati dan iman yang baik. Sehat, waras, dan semangat menjadi moto saya dalam mengambil keputusan yang dapat menguntungkan semua pihak.


Harapan saya menjadi mahasiswa FKUI dan angkatan adalah menjadi seorang dokter nantinya. Untuk saya, pertama saat masa klinik, saya berjanji dan bersemangat untuk menghormati ketidaksempurnaan dan kelebihan kemanusiaan sebagaimana adanya. Jika mereka menolak dan melawan, saya akan tetap teguh dan meruntuhkan hati mereka sampai terbuka karena kepercayaan sepenuhnya untuk kita dari mereka. Tujuan saya adalah untuk memulai proses pembangunan karakter bersama. Bahwa, meskipun pengobatan dan metode praktisnya semakin kompleks setiap tahun. Kita akan menjadi yang terdepan dalam penelitian dan kita akan melakukannya dengan tulus dari kita sendiri. Untuk rencana preklinik saya akan memfokuskan untuk mencari ilmu dan kesempatan sebanyaknya, belajar dari yang terbaik dan membaca riset dan seminar untuk mengembangkan ilmu tersebut. Ilmu dan pengalaman adalah sentral dari masa preklinik ini. Harapan saya bagi masyarakat adalah untuk tetap waspada atas perubahan yang ada di sekitar kita, waspada terhadap hoax yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat, dan jangan segan untuk mengunjungi dokter jika merasa ada yang bermasalah dengan diri.

Setelah melewati harapan itu, ada fondasi yang sangat krusial dalam berjalannya perkuliahan. Apa itu dokter yang ideal? Dan ingin menjadi dokter seperti siapa? Menurut KBBI, dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya⁷. Menurut KBBI ideal adalah sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki⁸. Berdasarkan itu, maka dokter yang ideal adalah lulusan pendidikan kedokteran yang sangat sesuai dengan yang dicita-citakan dan yang ahli dalam hal penyakit serta pengobatannya.


Dokter yang ideal adalah mereka yang memiliki pemahaman, penerapan, dan tindakan yang sejalan dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Dokter yang ideal juga mengikuti konsep Seven Stars Doctors, yang mencakup pandangan mengenai konsep dokter yang sempurna. Ini melibatkan peran dokter sebagai penyedia perawatan, di mana dokter harus berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan perawatan berkualitas kepada pasien, menciptakan rasa aman bagi mereka⁹. Berdasarkan kualitas diatas lah dokter dapat memberikan jasanya yang bisa berkontribusi terhadap masyarakat dan pastinya sesuai kode etik dan selalu mengutamakan pasien dan memberikan informasi yang akurat dan tepat terhadap warga.


Pesan saya terhadap siswa yang ingin masuk FKUI adalah untuk tetap belajar, tetap bermimpi, dan tetap mempunyai daya juang. Mungkin banyak hal yang menggeser anda dalam masuk FKUI, tetapi saya yakin bahwa kerja keras diiringi doa akan selalu menjadi poin utama ingat juga untuk mempertimbangkan apa sih dokter yang ideal dan sanggupkan diri untuk menjadi dokter yang ideal untuk diri sendiri yang dapat membanggakan diri sendiri, keluarga, sekolah, universitas, indonesia, dan pastinya umat manusia agar semakin maju dan bermoral mulia.







DAFTAR PUSTAKA

  1. Deguchi A, Hirai C, Matsuoka H, Tani S. What Is Society 5.0? [Internet]. ResearchGate. unknown; 2020 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.researchgate.net/publication/341746797_What_Is_Society_50

  2. H‌OMEPAGE - Labschool UNJ [Internet]. Labschool UNJ. 2023 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://labschool-unj.sch.id/

  3. ‌Anderson J, Paterek E. Tonsillitis [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2022 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK544342/

  4. ‌World. Diabetes [Internet]. Who.int. World Health Organization: WHO; 2020 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.who.int/health-topics/diabetes#tab=tab_1

  5. ‌Floyd AE, Gupta V. Minnesota Multiphasic Personality Inventory [Internet]. Nih.gov. StatPearls Publishing; 2023 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557525/

  6. ‌Muhamad. Multiple Mini Interview as an admission tool in higher education: Insights from a systematic review. Journal of Taibah University Medical Sciences [Internet]. 2020 June 1 [cited 2023 Aug 10];14(3):203–40. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6695046/

  7. ‌Setiawan E. Arti kata dokter - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online [Internet]. Kbbi.web.id. 2023 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://kbbi.web.id/dokter

  8. ‌Setiawan E. Arti kata ideal - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online [Internet]. Kbbi.web.id. 2023 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://kbbi.web.id/ideal

  9. ‌Supiyanti, Ilvi, and Muhardi. “Seven Stars Moslem Doctor Sebagai Aplikasi Internalisasi Nilai- Nilai Islam Dalam Nilai Kerja Tenaga Medis Di Indonesia.” Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana, vol. 1, no. 1, 2020. Accessed 10 Aug. 2023.

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page