top of page
  • Youtube
Search
  • Sebastian Pramudji
  • Aug 11, 2023
  • 8 min read

Narasi Perjuangan

Perkenalkan nama saya Sebastian Pramudji, saya biasa dipanggil Babas atau Bastian. Saya berasal dari salah satu sekolah swasta di Jakarta Pusat yakni SMAS Kanisius Jakarta. Saya merupakan mahasiswa FKUI KKI yang masuk melewati jalur SIMAK pada tanggal 5 Juli kemarin. FKUI adalah impian saya sejak kecil, jadi saya selalu menganggap FKUI sebagai sebuah mimpi tertinggi yang ingin saya raih, hal ini karena FKUI yang merupakan salah sendiri yang memiliki kualitas pendidikan yang baik, dosen pengajar yang berkualitas, dan fasilitas yang memadai untuk membentuk dokter-dokter penerus bangsa Indonesia. Selain itu dengan visi FKUI dilansir dari fk.ui.ac.id, yakni "Menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran, dan budaya yang unggul dan berdaya saing, melalui upaya mencerdaskan kehidupan bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga berkontribusi bagi pembangunan Indonesia dan dunia" dari visinya sendiri menunjukan bahwa FKUI merupakan tempat terbaik bagi saya untuk melanjutkan studi kedokteran saya (1). Tentu saja perjuangan masuk ke FKUI bukan merupakan perjalanan yang mudah, namun ada satu motivasi yang membuat diriku tetap berpacu untuk masuk ke FKUI yakni sebuah flyer dari FKUI yang ditempelkan di depan pintu kamar di rumah saya, sebagai sebuah pengingat kecil yang berarti dari Ibu saya.

Saya sendiri ditolak FKUI sebanyak 4 kali sebelum akhirnya diterima di percobaan yang ke-5, hal lainnya yang memotivasi saya adalah pandemi covid-19 yang benar-benar merubah sistem hidup masyarakat di seluruh dunia. Pada saat itu saya sangat sedih karena kurangnya jumlah dokter spesialis di Indonesia menyebabkan banyaknya pasien yang tidak terawat terutama di tempat yang terpencil. Berdasarkan data Bappenas tahun 2018, rasio dokter spesialis per 1000 penduduk tahun 2025 sebesar sebesar 0,28 yang memiliki arti hanya ada 28 dokter spesialis untuk 100.000 penduduk (2). Dari data ini sendiri aja membuktikan bahwa tingkat dokter spesialis yang sangat rendah membuat pandemi covid-19 tidak terkondisi dengan baik. Sejak saat itu cita-cita saya menjadi dokter semakin mantap dan ingin mengabdi bagi Negara Indonesia untuk memperbaiki sistem kesehatan yang ada dan memudahkan akses bagi seluruh masyarakat Indonesia sehingga mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

Perjalanan diriku sendiri masuk FKUI sudah dimulai semenjak diriku berada di bangku SMP kelas 7, saya masih ingat saat itu diriku ditanya apa cita-cita yang saya miliki, dan saya langsung menjawab ingin menjadi dokter. Selama saya berada di bangku SMP, bisa dibilang saya bukanlah siswa yang aktif atau berprestasi, pengalamanku selama SMP hanyalah datang ke sekolah, belajar, dan pulang. Namun mimpi diriku untuk mencapai FKUI sudah ada semenjak saat itu walaupun tidak bergelora seperti saat diri saya berada di bangku SMA. Semua berubah ketika pandemi melanda dan saya menyadari bahwa hidupku selama di SMP kurang saya jalani dengan maksimal, oleh karena itu saya bertekad untuk berubah di bangku SMA.

Semenjak diriku masuk jenjang SMA, saya langsung berusaha aktif di berbagai kepanitiaan baik eksternal maupun internal, tidak hanya itu saya juga bergabung di berbagai organisasi hingga menjadi ketua di 2 organisasi internal di SMA Kanisius. Selama kelas 10-11 perjuangan belum terlalu berasa karena proses pembelajaran yang masih dilakukan secara daring, sehingga masih terdapat waktu yang bisa dihemat seperti waktu perjalanan dan tugas yang bisa dikerjakan secara daring. Namun perjuangan sebenarnya baru saya rasakan ketika sudah masuk sekolah secara luring. Seketika semua hal berjatuhan seperti domino, mulai dari nilai yang harus saya tetap pertahankan, berbagai kegiatan akademik dan non-akademik yang Kanisius selenggarakan, tugas, ujian praktek, organisasi yang masih saya ketuai dan harus mempersiapkan masa depan saya yakni FKUI. Tetapi kembali lagi seperti yang saya ceritakan, selembar brosur FKUI tersebut selalu menjadi penyemangat setiap saya pulang dari sekolah atau les bimbel sehingga saya lanjut berjuang demi mendapatkan universitas impianku.

Akhirnya semester ganjil pun lewat dan saya mendapatkan hasil nilai yang cukup memuaskan, dan keluarlah list eligible dari sekolah saya untuk mereka yang ingin melanjutkan studi di dalam negeri, namun saya tidak terlalu berharap pada jalur SNBP karena seperti yang dikatakan oleh orang-orang bahwa jalur tersebut seperti gacha alias hoki-hokian. Tentu saja saya tertolak jalur SNBP, tetapi saya belum menyerah karena ada jalur lain yang saya harapkan yakni Talent Scouting yakni jalur masuk bagi mereka yang ingin masuk ke FKUI jurusan KKI. Saya pun mendaftarkan diri dan mendapatkan hingga tahap wawancara, namun sayangnya takdir berkata lain dan saya tertolak oleh FKUI untuk kedua kalinya. Saat tertolak Talent Scouting saya merasa bahwa dunia saya runtuh untuk pertama kalinya karena saya harus berjuang lebih untuk mendapatkan FKUI di jalur lainnya. Persiapan UTBK pun dimulai, saya dan teman-teman yang tidak mendapatkan SNBP belajar mati-matian selama 2 bulan untuk mendapatkan kuliah impian kami masing-masing. Dalam perjalanan tersebut banyak pengalaman yang saya dapat yang berkesan bagi diri saya.

Akhirnya UTBK pun sudah ada di depan mata, pada hari-H pengerjaan doa saya hanyalah satu kepada Tuhan untuk diberikan jalan terbaik bagi diri saya, dan apapun hasilnya akan saya terima dengan lapang dada. Selepas mengerjakan saya merasa lumayan lega karena salah satu tahap yang saya harus lewati sudah selesai, namun saya melanjutkan perjuangan dengan belajar untuk SIMAK UI baik KKI dan Reguler selama sebulan penuh. Setelah melakukan perjuangan terakhir saya melakukan ujian SIMAK KKI dan selama ujian jujur saya merasakan perasaan yang campur aduk karena ada beberapa soal yang bahkan apa yang ditanyakan soalnya saya tidak paham, namun ternyata Tuhan membuka jalan bagi diri saya dengan melanjutkan perjalanan saya dengan lolos ke tahap tes MMPI dan Wawancara. Setelah mendapat pengumuman tersebut saya langsung melakukan persiapan Wawancara sehingga tidak melakukan kesalahan yang sama saat Talent Scouting. Selepas melakukan wawancara saya pun merasa lumayan lega, karena ini merupakan harapan terakhir bagi diriku untuk masuk FKUI karena jalur Reguler yang memiliki kuota lebih sedikit. Hari pengumuman pun tiba dan teman-temanku datang kerumah untuk menemani membuka pengumuman, saat pengumuman menunjukan kata" Selamat" saya langsung terharu karena perjuangan diri saya selama setahun terakhir akhirnya usai dan terbayarkan.

Saya sendiri memiliki komitmen untuk menjadi mahasiswa yang aktif dalam angkatan saya, selain itu saya berkomitmen untuk berpartisipasi di beberapa organisasi yang ada di FKUI tanpa mengesampingkan perihal akademis saya, saya memiliki komitmen tersebut sehingga saya bisa belajar lebih banyak lewat organisasi tersebut dan mendapat ilmu lebih banyak yang akan membantu saya menjadi dokter yang baik di masa depan. Saya sendiri memiliki banyak harapan pada diri saya dan angkatan FKUI 2023 ini, tentunya hal ini dikarenakan perjungan kami yang tidak mudah untuk masuk kesini, terutama dikarenakan sistem ujian dan penerimaan yang sangat berubah tahun ini. Saya sendiri berharap pada diri saya untuk tetap bisa memegang komitmen tersebut dan tidak melupakan hal tersebut, saya juga berharap diri saya bisa memberikan pengaruh yang baik pada mereka yang berada di sekitar saya. Lalu untuk angkatan saya sendiri saya berharap agar sebagai sebuah angkatan bisa saling membantu, tidak egois dan bisa lulus tepat waktu bersama-sama sebagai sebuah angkatan. Tentu kedua harapan ini adalah sebuah hal yang sulit namun mungkin untuk dilakukan oleh saya dan angkatan FKUI 2023 ini. Di masa depan tentulah dokter yang ideal merupakan impian semua orang, saya sendiri memiliki pandangan tersendiri mengenai dokter yang ideal. Dilansir dari artikel Kementerian Kesehatan Republik Indonesia terdapat 3 buah karakter yang harus dimiliki oleh seorang dokter, yakni kesantunan, kesejawatan dan kebersamaan. Dilansir dari kemenkes.go.id ketiga karakter ini dapat sebagai berikut kesantunan yang berarti karakter seorang dokter yang dapat berkomunikasi dengan baik ke pihak manapun, mulai dari pasien, pihak rumah sakit, perawat dan rekan sejawat (3). Selain itu seorang dokter juga harus memiliki gestur tubuh yang baik dan tidak boleh asal-asalan sehingga tetap bisa menjaga profesionalitas. Lalu kesejawatan harus dimiliki oleh dokter juga, kesejawatan sendiri berarti seorang dokter harus mampu menjunjung tinggi etika profesi dan menjalankan amanat sebagai dokter berdasarkan sumpah dokter. Terakhir adalah kebersamaan yang berarti seorang dokter tidak boleh bekerja sendiri, namun terkoneksi dengan profesi kesehatan lainya sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan lebih baik. Menurut saya dokter yang ideal tentunya harus memiliki nilai ketiga nilai diatas, tetapi 3 nilai tersebut tidaklah cukup, dokter yang ideal harus memiliki rasa empati yang tinggi dan selalu siap menolong. Maksud saya dari adalah seorang dokter yang ideal harus bisa berempati pada pasiennya sehingga pasien sendiri merasa dihargai oleh dokter yang merawatnya, lalu seorang dokter harus selalu siap menolong yang berarti seorang dokter seharusnya menolong orang tanpa pandang bulu, sehingga semua orang yang datang untuk meminta pengobatan darinya dapat ditolong dan mendapatkan pelayanan pengobatan yang sepantasnya. Tentunya jika kedua hal ini dimiliki oleh seluruh dokter yang ada, saya yakin bahwa Indonesia akan mengalami peningkatan dari segi kualitas kesehatan karena semua orang akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai dan tidak dipersulit. Selain itu seorang dokter sendiri juga harus mengamalkan satu hal terpenting, yakni adalah etika kedokteran. Etika kedokteran sendiri merupakan sebuah panduan yang disusun oleh IDI, panduan ini merupakan sebuah acuan bagi seluruh dokter di Indonesia dalam menjalankan tugasnya. Kode etik ini sendiri memiliki 21 pasal yang dimulai dari sumpah dokter hingga mengenai perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran (4). Tumbuh besar dengan seorang Ibu yang merupakan dokter mengajarkan saya betapa pentingnya etika kedokteran sebagai seorang dokter, hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi persaingan tidak sehat antar dokter, kualitas pelayanan kesehatan, dan masa depan ilmu kedokteran. Menurut saya tanpa adanya kode etik kedokteran yang diterapkan oleh dokter, sama saja dengan hidup di dunia tanpa hukum yang akan kacau balau. Seorang dokter tentunya akan menghabiskan banyak waktunya demi kesehatan masyarakat. Menurut saya seorang dokter yang baik harus dapat memberi perubahan pada masyarakat. Salah satu contohnya adalah dr. Lie Dharmawan. Dilansir dari doctorshare.org, dr Lie Agustinus Dharmawan merupakan dokter yang mengatasi kebutuhan masyarakat yang kekurangan akan fasilitas kesehatan di tempat-tempat terpencil di Indonesia (5). Bentuk pelayanan ini sudah dia lakukan semenjak tahun 2013. Layanan ini sendiri menyediakan layanan medis dasar seperti pemeriksaan kesehatan umum, kehamilan, gigi, operasi kecil dan besar, serta pelatihan dan pendidikan untuk masyarakat di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (5). dr. Lie sendiri memulai gerakan ini dengan menjual satu buah rumahnya sebagai bentuk komitmen terhadap aksinya ini. Tentunya dari aksi dr. Lie Dharmawan meruntuhkan stigma sehat itu mahal yang dinaungkan oleh orang banyak. Menurut saya aksi yang dia perbuat ini merupakan gambaran dokter ideal yang saya miliki karena dia merubah suatu stigma yang ada di masyarakat dan benar-benar memberikan perubahan pada masyarakat yang berada di daerah terpencil. Saya sendiri ingin menjadi seorang dokter yang dikenal karena kebaikan dan keramahan yang saya miliki. Namun dalam jangka panjang saya ingin menjadi dokter yang bisa peduli pada masyarakat seperti dr. Lie Dharmawan, tentu dalam prosesnya tidak mudah untuk melakukan hal sehebat beliau, namun saya yakin jika semua hal itu mungkin, dan saya ingin untuk benar-benar memberikan perubahan pada sistem kesehatan di Indonesia sehingga seluruh masyarakat di Indonesia bisa mendapatkan layanan medis yang layak tanpa harus mengalami kesulitan. Dalam jangka waktu dekat pada semester 2-7 selama masa preklinik saya memiliki rencana atau ambisi untuk menjadi mahasiswa yang memiliki prestasi yang membanggakan, dapat aktif di kelas dan berpartisipasi di beberapa organisasi kemahasiswaan. Saya memiliki komitmen untuk selalu memperhatikan setiap materi dengan baik sehingga saya dapat mengerti dengan baik dan saya akan mengatur pembagian waktu dengan baik sehingga tidak ketereran selama mengemban ilmu di Universitas Indonesia. Sementara untuk rencana jangka panjang selama klinik/dokter saya ingin untuk dapat memahami segala materi yang diberikan oleh dosen pengajar dan dokter yang membimbing saya selama klinik. Saya yakin dapat melakukan hal tersebut jika saya bisa melakukan time management yang baik. Tentunya hal itu merupakan poin penting selama saya melakukan studi kedokteran karena jika saya tidak bisa melakukannya maka segalanya akan buyar. Harapan saya terhadap masa depan kesehatan Indonesia adalah semakin baik dan lebih mudah aksesnya. Saya berharap agar layanan kesehatan tidak dipersulit oleh oknum-oknum tertentu dan Indonesia bisa menjadi negara dengan salah satu pelayanan kesehatan terbaik di dunia. Saya memiliki pesan untuk adik kelas yang ingin masuk FKUI, yakni jalani dan nikmati proses perjuangan kalian untuk masuk FKUI karena pada akhirnya semua perjuangan itu akan terbayarkan di akhir hari, buatlah skala prioritas terutama yang berada di bangku kelas 12 karena waktu kalian tersisa 1 tahun, bagi mereka yang lain semangatlah terus dan gapailah impianmu untuk masuk ke FKUI.

DAFTAR PUSTAKA

1. Visi Misi [Internet]. Universitas Indonesia; 2022 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://fk.ui.ac.id/visi-misi.html

2. Strategi kementrian kesehatan dalam menanggulangi kekurangan dokter di indonesia [Internet]. Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2022 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://ditjen-nakes.kemkes.go.id/berita/strategi-k-63eb19070baf8

3. Rokom. 3 Karakter ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018 Dec 15 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

4. Pengurus Besar Ikatan Kedokteran Indonesia. Kode Etik Kedokteran Indonesia [Internet]. Jakarta: Indonesia; 2012 Nov 9. [cited 2023 Aug 7]. Available from: http://idikotim.org/wp-content/uploads/2021/11/Kode-Etik-Kedokteran-Indonesia-2012.pdf

5. Rumah Sakit Apung dr. Lie Dharmawan [Internet]. doctorSHARE; 2020 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://www.doctorshare.org/program-jangka-pendek/rs-apung-dr-lie-dharmawan



 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page