top of page
  • Youtube
Search
  • Ruth Amalia Ferini Nainggolan
  • Aug 12, 2023
  • 8 min read

Narasi Perjuangan


Bukanlah hal yang mudah untuk seorang anak berusia sekitar 13 sampai dengan 15 tahun untuk menentukan alur hidup nya seperti apa. Apakah mau fokus pada pelajaran yang berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam atau ingin lebih mempelajari ilmu sosial. Itulah yang saya pikiran saat menjalani masa Sekolah Menengah pertama, atau juga biasanya dikenal dengan sebutan SMP.

Halo semuanya, nama saya Ruth Amalia Ferini Nainggolan, biasanya dipanggil Ruth dan ini adalah cerita Perjuangan saya untuk memasuki Fakultas Kedokteran, program studi Pendidikan dokter Kelas Khusus Internasional (KKI) Universitas Indonesia.

Berkali-kali orang tua saya menanyakan "Saat sudah besar cita-cita nya menjadi apa?" dan dulu saya juga sempat bingung ingin menempuh karir yang seperti apa. Selama masa SMP visi saya ke depan sering berganti-ganti, dulu sempat ingin menjadi psikologis, belajar di teknik kimia, desain interior, hubungan internasional, ilmu gizi, perawat, juga dokter. Mungkin dari yang saya sebutkan masih ada banyak lagi jurusan atau pilihan karir yang saya inginkan dahulu kala, namun hanya beberapa inilah yang saya ingat. Saya berpikir kepada diri saya sendiri, karena di satu sisi, saya menyukai interaksi sosial seperti berbincang kepada teman, mengenali orang baru dan membantu orang lain dan di sisi yang lain saya juga sangat menyukai pelajaran biologi dan kimia maka saya memutuskan yang paling cocok dengan saya pastinya antara psikologi dan kedokteran.

Kebetulan saya menempuh jenjang SMP saya di Fairview International School Kuala Lumpur. Mereka menyelenggarakan tes psikologi wajib bagi semua murid untuk mengetahui minat dan bakat, agar mengetahui ke arah mana mereka dapat melangkah untuk menentukan karir atau pilihan jurusan kuliah berdasarkan hasil tes. Seperti yang sudah saya bayangkan atau tebak-tebak, hasil yang saya dapatkan adalah hal-hal yang mencakup kegiatan yang terikat kepada kesehatan serta tindakan sosial. Menurut data yang mereka berikan kedokteran memiliki posisi tertinggi untuk saya, sehingga sejak saat itu saya memfokuskan diri untuk belajar serta mengikuti segala macam aktivitas yang dapat mendukung saya untuk mengambil karir sesuai dengan hasil tes psikologi saya, yaitu untuk menjadi seorang dokter.

Saya belajar dengan giat dan sungguh-sungguh agar dapat memaksimalkan nilai di sekolah. Tidak juga lupa dengan kegiatan non-akademik saya selalu mengusahakan untuk menyeimbangkan antara akademik dan non-akademik. Hal ini saya lakukan dengan mengikuti kegiatan musik, seni juga turnamen lainnya yang berupa non-akademik namun dapat juga menunjang atau membantu kedepannya untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi dokter. Untuk kegiatan musik, saya memainkan piano serta belajar biola dengan rutin, mempelajari lagu-lagu klasik yang saya sukai dengan dukungan dan bimbingan dari guru saya di luar maupun di dalam sekolah. Setelah beberapa waktu, guru saya juga mengajak saya untuk memasuki orkestra sekolah yang biasanya akan mengiringi murid dalam proses wisuda. Karena saya menyukai biola juga tertarik dengan orkestra, saya masuk tim orkestra sekolah Selama sekitar 3 tahun. Dari pengalaman ini, saya belajar ilmu di luar kelas yang sangat bermanfaat untuk menenangkan dan menyeimbangkan diri saya. Tidak hanya dalam bidang musik, saya juga aktif mengikuti perlombaan atau turnamen internasional, salah satunya adalah suatu turnamen debat yang bernama The World Scholar's Cup (WSC).

The World Scholar's Cup atau singkatnya WSC adalah sebuah turnamen internasional dengan lebih dari 15000 peserta dari 65 negara setiap tahun nya. Dalam turnamen ini, terdapat beberapa bagian kompetisi yang harus dilewati oleh peserta atau kelompok, yaitu team debates, creative writing, dan pilihan berganda dalam topik sejarah, literasi, seni dan pengetahuan secara luas. Saya dan dua teman saya belajar dan mempersiapkan diri untuk menghadapi turnamen tersebut selama beberapa minggu mungkin bahkan berbulan-bulan. Dengan semua persiapan yang telah kami lakukan, tibalah hari-H dimana kami akan melakukan debat bersama serta rangkaian turnamen lainnya. Pada saat itu, kami berhasil memenangkan 2 dari 3 debat yang ada serta unggul dalam bagian kompetisi lainnya. Pada akhirnya, saya dan team saya lolos ke babak selanjutnya, yaitu globals round yang diadakan di Manilla, Filipina. Saya mengulangi lagi proses yang sama dengan sebelumnya untuk mempersiapkan diri, belajar dengan giat, membaca, latihan dan membuat catatan. Dengan kerja sama dan baik dan performa maksimal, saya berhasil mendapatkan undangan untuk lanjut ke babak final, Tournament of Champion yang diadakan di Yale University, Amerika Serikat.

Segala hal yang saya lakukan dan perjuangkan adalah suatu langkah untuk mendukung saya menggapai impian menjadi seorang dokter. Tetapi semuanya sempat terasa runtuh saat saya mengetahui bahwa saya harus balik dan pindah ke Indonesia di mana kurikulum yang saya dapatkan berbeda dari pada yang di Malaysia. Bukan hanya terpikirkan tentang masalah beradaptasi, nilai saya tidak bisa di standarisasikan menurut standar nasional Indonesia yang artinya saya tidak akan bisa mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur nilai rapor dan mencantumkan semua sertifikat yang saya kumpulkan untuk proses seleksi ini. Sangat sedih rasanya, saya sempat berpikir bahwa segala perjuangan dan kerja keras saya sia-sia, tetapi hal itu tidak menghalangi saya untuk bangkit kembali dan fokus.

Saat melanjutkan sekolah di Indonesia pada kelas 11 semester 2, saya masuk ke Penabur International School Bandung. Saya tetap mengejar berbagai macam prestasi yang bisa saya dapatkan. Pada tahun yang sama saya berusaha untuk beradaptasi dengan 13 mata pelajaran, lingkungan baru, teman-teman baru serta cara belajar dan guru yang baru. Tidak mudah untuk saya menyesuaikan diri apalagi dengan masuk nya pelajaran nasional seperti sejarah indonesia, Bahasa sunda, agama dan kewarganegaraan. Sedangkan saat belajar di Malaysia saya hanya mempelajari setengah dari jumlah pelajaran di Indonesia. Saya ingat sekali saya baru masuk dan belajar satu minggu di sekolah baru saya, dan saya sudah mulai tertekan dan stress hingga menangis malam hari saat mengerjakan tugas yang bertumpukan dari banyak pelajaran tersebut. Dalam hati saya selalu mengucapkan "Memang apakah bisa, anak-anak lain seumuran saya mengerjakan ini semua? Apakah mereka akan sanggup?" Tetapi saat melihat teman-teman saya, memang terlibat bahwa mereka sudah terbiasa dengan semua ini sehingga saya sendiri merasa tertinggal dibandingkan dengan yang lain. Meski banyak yang berkata "Kamu itu memang baru pindah dan kurikulum nya berbeda, jadi maklum saja kamu kesusahan dan ketinggalan materi." Saya tetap merasa kecil di antara yang lainnya.

Seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa saya harus membangkitkan semangat saya lagi. Saya mulai serius belajar, mengatur waktu dengan lebih baik lagi dan berusaha memaksimalkan energi saya. Pada tahun yang sama, saya mendapatkan penghargaan emas dalam pelajaran bahasa inggris. Pencapaian saya tidak berhenti di situ, walaupun mengalami berbagai macam kesulitan dalam beradaptasi juga jadwal yang padat dengan mempersiapkan diri saya untuk UTBK mengikuti berbagai macam les dan bimbingan belajar. Saya juga berhasil membuat karya tulis ilmiah dengan topik berkaitan dengan ilmu medis, yaitu Pengobatan Hiperpigmentasi pada Kulit dengan metode Chemical Exfoliation dan Laser Treatment. Pada karya tulis ilmiah ini, saya membandingkan antara dua tipe pengobatan dengan sebuah objektif untuk menemukan cara pengobatan mana yang lebih baik dilakukan untuk masalah hiperpigmentasi pada kulit. Berbagai variabel saya ikut sertakan seperti jangka waktu untuk pengobatan sehingga pulih total, harga, tingkat kesakitan dengan survei primer secara langsung serta probabilitas kembalinya hiperpigmentasi pada kulit setelah melakukan pengobatan. Dengan hasil karya tulis saya yang dipresentasikan, para supervisor di sekolah saya pun diberikan nilai A* dan pekerjaan saya dikirimkan ke Oxford UK.

Setelah lulus dengan prestasi saya, saya memperjuangkan belajar materi UTBK tahun 2022, saat itu saya mengikuti bimbel serta beberapa les privat untuk mendapatkan pembelajaran maksimal. Saya giat berlatih setiap hari belajar sampai malam, tetapi pada hari pengumuman sayangnya saya tidak berhasil. Tertolak oleh 2 PTN pilihan saya tahun lalu. Tentunya saya sedih, tetapi dengan jiwa pejuang saya yang tinggi, saya lanjut belajar untuk ujian mandiri yang ada mulai dari perguruan tinggi negeri di pulau jawa barat maupun di luar. Pada tahun 2022 saya menghadapi penolakan yang terus menerus pada jurusan yang saya inginkan, sehingga saya memutuskan untuk kuliah di Universitas Brawijaya dengan program studi bioteknologi terlebih dahulu.

Selama berkuliah di sana, saya juga sambil belajar untuk mempersiapkan diri untuk SNBT tahun 2023. Meskipun harus merantau dari tempat asal saya Bandung, tinggal sendiri dan jauh dari teman dan keluarga saya tetap berjuang dan belajar dengan giat melalui segala kesulitan yang saya hadapi. Saya mengikuti bimbingan belajar, namun setelah nya saya merasa bahwa terlalu banyak energi yang dikeluarkan saat berkuliah serta belajar untuk bahan SNBT apalagi dengan materi yang berubah dari materi saintek ke TPS. Saya akhirnya memutuskan untuk fokus sepenuhnya untuk mengejar impian saya yang awal, yaitu menjadi seorang dokter. Pada semester dua perkuliahan saya akhirnya mengambil cuti dan fokus belajar dari pagi hingga malam, lanjut lagi subuh belajar dan latihan soal. Saya mengikuti tes TOEFL setelah latihan beberapa kali online dan mendapatkan skor 610. Dengan segala kemampuan dan kerja keras saya, saya pun memberanikan diri untuk mendaftar SIMAK KKI UI. Walaupun materi SIMAK sangat sulit, saya mengusahakan untuk berlatih dengan soal-soal beberapa tahun yang lalu. Saat ujian mungkin ekspektasi dan harapan saya mulai turun karena hanya bisa melakukan beberapa soal. Sehari kemudian, saya mendapatkan pesan whatsapp dari panitia pelaksana ujian SIMAK KKI FK UI yang memberitahukan bahwa saya lulus tahap ujian tertulis dan dapat melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu interview. Saya masih ingat sekali saat membaca pesan itu di depan orang tua saya dan mulai menangis, padahal sebenarnya belum juga diterima oleh FK UI. Dengan adanya semangat yang bangkit kembali, saya berlatih Interview dengan Ibu saya, menulis catatan penting yang ingin saya sampaikan pada interviewer serta melihat banyak contoh di youtube.

Hari-H interview pun tiba dan semuanya berjalan dengan lancar. Walau gugup saya mencoba untuk menenangkan diri agar dapat berpikir jernih dan menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah selesai saya mendoakan hasil yang terbaik dari segala proses ini. Untuk berjaga-jaga saya dan Ibu saya langsung berangkat juga ke Lampung untuk mengikuti tes mandiri universitas lampung. Pulang dari lampung, saya dan Ibu saya langsung menuju Bandung, pada hari yang sama adalah hari pengumuman SIMAK KKI UI, saya dan orang tua saya membuka pengumuman di tengah perjalanan ke Bandung, di suatu rest area dan ternyata saya telah dinyatakan menjadi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran UI kelas internasional.

Mungkin ini hanya lah langkah awal untuk mewujudkan cita-cita saya untuk menjadi seorang dokter tetapi saya akan terus berkomitmen menjadi seorang dokter yang baik dan berwibawa agar dapat memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat. Banyak juga yang akan bertanya bagaimana dan itu dokter yang baik dan ideal. Seorang dokter yang ideal adalah seseorang yang dapat berkomunikasi dengan baik, dapat bekerja sama, bekerja secara profesional, memiliki empati, jiwa kepemimpinan serta penyedia pelayanan kepada masyarakat. Saya rasa bahwa dengan memiliki sikap dan karakteristik ini, masyarakat dapat terbantu sangat banyak karena banyak sekali masyarakat yang akan juga mengalami turunnya kesehatan mental saat mengalami masa pengobatan, terlebih jangka panjang. Dengan menjadi dokter yang memiliki empati, bersedia melayani memberikan kembali kepada masyarakat dan berkomunikasi secara baik satu dengan lainnya, komunitas akan dapat membangun rasa percaya kepada dokter tersebut. Seperti yang telah bicarakan, saya ingin juga menjadi seorang dokter yang memiliki semua nilai tersebut. Tentu saja akan sulit karena pada akhirnya kita semua juga manusia yang tidak akan bisa sempurna, sehingga harapan saya selama masa preklinik agar dapat belajar dan mulai menanamkan sifat yang pekerja keras, dapat berkomunikasi dengan baik, memiliki empati, dan pengambil keputusan.

Tidak hanya memfokuskan diri untuk menjadi seorang dokter yang baik dan berdampak positif terhadap masyarakat, saya juga ingin membangun soft skills dan leadership saya Selama berkuliah di Universitas Indonesia. Rencana saya untuk saat ini adalah agar dapat mengikuti berbagai macam UKM ataupun organisasi yang saya minati, seperti STUNICA dan orkestra universitas. Selain itu mengisi waktu dengan mengikuti kompetisi CIMSA ataupun AMSA sambil membangun pertemanan dengan teman-teman di sekitar. Saya juga berharap bahwa saya dapat fokus dan lulus tepat waktu dengan nilai yang tinggi. Di masa depan, saya juga berencana untuk dapat melanjutkan semester 7-8 di Newcastle University, United Kingdom. Setelah lulus saya juga berencana untuk dapat melanjutkan spesialis mungkin di luar negeri dan mengambil spesialis kulit dan kecantikan. Harapan saya kepada masyarakat agar dapat terbantu lebih lagi dengan layanan kesehatan di Indonesia. Saya berharap bahwa saya dapat melayani dan mengobati berbagai macam orang dan menyalurkan ilmu saya terkait dengan kesehatan agar masyarakat juga dibekali dengan ilmu yang dapat membantu mereka menjaga kesehatan mereka.

Untuk para pejuang yang ingin memasuki Universitas Indonesia, Khusus nya Fakultas Kedokteran, ingatlah bahwa perjuangan kalian tidak akan sia-sia. Mungkin ada yang telah mengalami penolakan berkali-kali, mulai merasa putus asa dan tidak semangat, kalian harus bangkit kembali dan mencoba lagi. Tetaplah jaga daya juang kalian jangan pernah menyerah, karena mungkin saja setelah perjuangan yang panjang ini, penolakan yang sudah tidak terhitung lagi, mungkin saja kalian mendapatkan kabar gembira dari Universitas Indonesia.


Daftar Pustaka


  1. 1.The World Scholar’s Cup [Internet]. www.scholarscup.org. Available from: https://www.scholarscup.org/

  2. Gosal VHR, Manampiring AE, Waha C. Perilaku Profesional Tenaga Medis terhadap Tanggung Jawab Etik dan Transaksi Terapeutik dalam Menjalankan Kewenangan Klinis. Medical Scope Journal [Internet]. 2022 Sep 27 [cited 2023 Aug 9];4(1):1–9. Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/msj/article/view/41689

  3. Siddiqui F, Malik AA. Promoting self-regulated learning skills in medical students is the need of time. Journal of Taibah University Medical Sciences. 2019 Jun;14(3):277–81.

  4. ‌Ilpaj SM, Nurwati N. Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat COVID-19 Terhadap Kesehatan Mental pada Masyarakat Indonesia. Focus : Jurnal Pekerjaan Sosial. 2020 Aug 4;3(1):16.

  5. Anfal A. Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Rumah Sakit terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Umum Sundari Medan Tahun 2018. Excellent Midwifery Journal. 2020 Nov 5;3(2):1–19.

  6. Budiono P, Rosalia F, Muflihah L. Tingkat Ketahanan Individu Mahasiswa UNILA pada Aspek Soft Skill (Studi pada mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, dan Faklutas Kedokteran, Unila). Prosiding Seminar Nasional Metode Kuantitatif [Internet]. 2019 May 28 [cited 2023 Aug 10];0(1). Available from: https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/snmk/article/view/2059

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comentarios


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page