top of page
  • Youtube
Search
  • RR.Nurkamila
  • Aug 12, 2023
  • 7 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Selamat Pagi, selamat siang, selamat sore dan selamat malam. Salam sejahtera untuk kita semua. Sebelum saya memulai menyampaikan tentang narasi perjuangan saya sampai bisa diterima menjadi mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Indonesia, perkenankanlah saya untuk memperkenalkan diri saya. Nama saya RR Nurkamila Syahputri dapat dipanggil Kamila atau dapat dipanggil dengan singkatnya Mila. Saya lahir di Palangkaraya pada 19 Mei 2005. Asal sekolah saya dari SMA Negeri 6 Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saya adalah salah satu mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Indonesia program kelas reguler melalui jalur PPKB yang baru ada di tahun 2023 ini.


Pandangan saya tentang Fakultas kedokteran Universitas Indonesia bahwa FKUI merupakan salah satu institusi pendidikan medis terbaik di Indonesia. FKUI memiliki reputasi yang kuat dalam membuat para mahasiswa dan mahasiswi menjadi tenaga medis yang kompeten dan profesional serta berkualitas sangat baik. Reputasi FKUI sebagai pusat pendidikan medis yang kompeten dan inovatif membuat UI menjadi pilihan bagi murid-murid yang tertarik untuk mengejar kariernya menjadi seorang dokter. Banyak juga alumni FKUI yang telah berhasil mencapai prestasi tinggi, baik dalam praktik klinis, penelitian dalam bidang medis, maupun kepemimpinan di berbagai bidang kesehatan. Motivasi saya masuk ke fakultas kedokteran Universitas Indonesia selain untuk meneruskan kakek saya yang dulu merupakan dokter serta salah satu alumni PTN di Indonesia, saya juga ingin membantu memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas bagi semua kalangan masyarakat Indonesia.


Setelah memiliki cita-cita sejak SD menjadi seorang dokter, saya mulai untuk fokus untuk menaikkan nilai raport khususnya mata pelajaran yang sangat dibutuhkan dalam kedokteran. Saya terus berusaha agar tetap masuk ke dalam peringkat 10 besar dikelas dan berusaha agar grafik nilai saya tidak menurun ( setidaknya stabil ). Setelah saya berhasil masuk ke SMA dengan jurusan MIPA, saya kembali berusaha agar saya bisa menjadi salah satu murid eligible di SMA saya. Walaupun nilai yang saya dapatkan tidak stabil alias naik dan turun, saya meminta agar guru memberikan pengayaan nilai bagi nilai-nilai yang sekiranya menurun terlebih mata pelajaran inti yang dibutuhkan dalam kedokteran seperti


Biologi, fisika, kimia, matematika, bahasa inggris, dan bahasa Indonesia. Alhamdulillah setelah pengumuman eligible, saya termasuk salah satu siswa yang termasuk murid eligible dengan urutan ke-16 di angkatan MIPA dari 200 teman saya yang lainnya sehingga saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti SNBP. Karena saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan seleksi masuk PTN melalui jalur SNBP, akhirnya saya hanya memilih 1 jurusan dan kampus tujuan saya sejak dulu, yaitu Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Semua persyaratan dan formulir yang harus diisi sudah saya kerjakan, tinggal menunggu hasil sambil beribadah dan berdoa kepada Allah SWT.


28 Maret 2023, sudah cukup berharap mendapatkan biru ketika membuka laman SNBP namun hasilnya masih tidak sesuai harapan, saya tidak lolos pada seleksi jalur SNBP. Setelah mengetahui bahwa saya tidak lolos pada jalur SNBP, dengan segera saya mendaftar dan melakukan registrasi agar saya bisa melakukan tes seleksi melalui jalur SNBT. Saya mendapatkan jadwal gelombang ke-2 pada tes seleksi melalui jalur SNBT. Saat di hari-h melakukan tes seleksi SNBT, saya mengerjakan semua soal-soal dengan penuh fokus dan teliti, memperhatikan setiap kalimat pada soal yang terdapat paragraf berupa cerita dan berusaha untuk menghitung soal-soal hitungan.


20 Juni 2023, kali ini saya mendapatkan biru pada seleksi jalur SNBT namun bukan biru yang diharapkan, saya tidak lolos pada jalur SNBT. 2x kegagalan yang saya alami tidak membuat saya menyerah begitu saja untuk berjuang menjadi mahasiswa FKUI, saya terus mencari tahu terkait tes jalur mandiri di Universitas Indonesia yang bisa saya lakukan. Akhirnya setelah mencari tahu ada jalur selain simak mandiri untuk melakukan tes masuk Universitas Indonesia yaitu PPKB dan beruntungnya mengetahui bahwa tahun 2023 ini fakultas kedokteran bisa melalui seleksi mandiri jalur PPKB, saya langsung mendaftarkan diri dan segera mengisi formulir yang sudah tersedia di web UI. Seusai mengisi formulir-formulir dan mendapatkan nomor pendaftaran PPKB, saya langsung segera membayar biaya pendaftaran dan bergegas untuk melengkapi dokumen persyaratan seperti identitas diri dan legalisir rapot semester 1-5. Hanya Identitas diri dan legalisir rapot saja tidak cukup, jalur PPKB diharuskan untuk membuat essai. Dalam membuat essai saya sangat bersungguh-sungguh karena saya sangat berharap agar masuk melalui jalur seleksi PPKB. Sejujurnya saya saat tidak lolos merasa sedih karena teman-teman saya yang lainnya sudah diterima melalui jalur SNBP dan SNBT.


Sambil saya menunggu pengumuman hasil seleksi melalui jalur PPKB, saya terus berdoa dan beribadah agar kali ini saya bisa diterima menjadi mahasiswa FKUI. Beberapa kali saya hampir menyerah namun orang tua dan teman-teman saya selalu memberikan dukungan dan doa agar saya bisa mewujudkan cita-cita saya menjadi mahasiswa fakultas kedokteran di Universitas impian saya, yaitu Universitas Indonesia.


3 Juli 2023 pukul 16.00 WIB, dimana hari yang sudah saya tunggu-tunggu telah tiba. Walau saya sempat ketiduran dan tidak tepat pukul 16.00 membuka laman PPKB UI. Setelah memasukkan username dan password lalu saya login. Seluruh tubuh saya terasa dingin dan jantung sangat berdebar karena saya gugup dan takut dengan hasi yang akan saya dapatkan. Saya membuka laman “hasil seleksi”, alhamdulillah rejeki saya masuk FKUI melalui jalur seleksi PPKB. Rasa senang dan bersyukur tak henti saya mengucapkan terimakasih kepada Allah SWT dan orang tua saya karena sudah memberi saya dukungan dan doa.


Saya juga memberitahu teman-teman saya bahwa Universitas Indonesia akhirnya menerima saya menjadi salah satu mahasiswanya. Banyak ucapan dan dukungan yang mereka berikan dan rasa bangganya. Setelah diterima di FKUI saya berkomitmen supaya saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Menghilangkan kebiasaan buruk yang dilakukan dan mendatangkan kebiasaan baik agar membawa dampak positif juga bagi orang lain.


Setelah saya diterima menjadi mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Indonesia harapan untuk diri saya sendiri agar tetap menjadi pribadi yang baik, tetap memiliki ambisi yang tinggi agar mendapatkan IPK yang sangat baik dan sangat memuaskan supaya bisa membanggakan kedua orang tua saya. Saya juga berharap agar ketika lulus nanti saya bisa menjadi dokter yang baik dan bisa menjadi dokter yang ideal. Kepada teman-teman FKUI 2023, dimana FKUI 2023 merupakan angkatan saya. Saya berharap untuk FKUI 2023 agar selalu bangkit dan bersemangat walaupun banyak rintangan dan masalah yang dihadapi, seperti jargon yang kami miliki yaitu “bangkit bersinergi, setia mengabdi”.


Pandangan terhadap dokter ideal mencakup persepsi tentang karakteristik, kualitas, dan sikap yang dianggap paling diinginkan dari seorang dokter dalam masyarakat dan lingkungan medis. Dokter ideal adalah seseorang yang tidak hanya memiliki kompetensi medis yang kuat, tetapi juga memiliki etika, empati, dan kemampuan komunikasi yang baik. Definisi Dokter Ideal ialah Dokter ideal adalah individu yang memiliki pengetahuan mendalam tentang ilmu kedokteran dan mampu menerapkan keterampilan medis secara efektif. Mereka berkomitmen pada etika medis yang tinggi, menjunjung tinggi prinsip profesionalisme, dan menghormati hak-hak pasien. Dokter ideal juga memiliki kemampuan untuk berempati terhadap pasien, mengerti perasaan serta kebutuhan mereka, dan memberikan dukungan emosional dalam perawatan.


Dokter-dokter yang dianggap memiliki nilai luhur umumnya menganut prinsip-prinsip etika dan moral yang tinggi dalam praktik kedokteran mereka. Berikut beberapa nilai luhur yang sering dianut oleh dokter yaitu : Integritas, Empati, Rasa Hormat, Kualitas Medis, Keterbukaan dan Transparansi, Komitmen terhadap Pendidikan, Pengabdian pada Pelayanan Kesehatan, Keberagaman Budaya, Pengambilan Keputusan Etis, Pelayanan Tanpa Diskriminasi. Nilai-nilai ini mendorong dokter untuk memberikan perawatan kesehatan yang berkualitas, manusiawi, dan beretika, serta berperan sebagai contoh yang baik dalam komunitas medis dan masyarakat secara umum.


Selama preklinik, tujuan utamanya adalah untuk memahami konsep dasar ilmu kedokteran, anatomi, fisiologi, patalogi, farmakologi, dan lainnya. Yang akan saya lakukan adalag menguasai anatomi dan fisiologi dengan cara mengikuti kuliah, pelajaran praktikum dan menggunakan referensi visual yang tersedia seperti model anatomi. Untuk memahami dasar patologi dan farmalogi, saya juga akan terus mengikuti kuliah sesuai jadwal, mengerjakan tugas dengan tepat waktu, dan membaca buku yang relevan serta menonton video yang sesuai. Selain itu saya juga akan berpatisipasi dalan diskusi kelompok seperti mengikuti kelompok studi, berkontribusi dalam diskusi dan saling berbagi pemahaman. Agar melancarkan juga, saya juga akan selalu mengikuti praktikum dan demonstrasi agar memperkuat pemahaman terkait konsep yang dipelajari.



Pada tahap klinik ini yang berarti saya sudah mulai berinteraksi dengan pasien serta penerapan praktik medis di lingkungan klinis. Rencana jangka panjang yang akan saya lakukan yaitu mengikuti rotasi klinikal yang beragam. Cara saya mencapainya adalah memilih rotasi klinik yang beragam, terlibat aktif dalam tim medis dan beradaptasi juga dengan lingkungan baru yang akan saya hadapi. Lalu saya akan mengamati dan berinteraksi dengan pasien. Cara mencapainya saya harus mengikuti prosedur klinis, berpatisipasi dalm diskusi dan berbincang dengan pasien, serta berlatih berkomunikasi dengan baik dan benar. Lalu saya akan memahami diagnosa dan penatalaksanaan untuk mengembangkan kemampuan menganalisis gejala penyakit dan juga merencanakan perawatan yang sesuai untuk pasien. Cara mencapainya dengan cara mempelajari panduan-panduan klinis yang sudah tersedia, dan mengamati proses penatalaksanaan pasien. Selanjutnya saya akan melakukan praktik medis dengan pengawasan dokter senior atau supervisor yang sedang bertugas. Cara mencapainya adalah dengan mengikuti intruksi dari dokter senior atau supervisor, berlatih keterampilan dengan manekin atau simulasi sebelum melakukan pada pasien agar tidak terjadi hal yang membahayakan pasien. Lalu saya akan mengembangkan kemampuan bedside dengan cara berpraktik berbicara langsung kepada pasien. Saya akan mengasah keterampilan keputusan klinis dengan cara mencapainya ialah berdiskusi dengan tim medis dan lainnya. Tak lupa juga saya harus mengenal dan memahami etika dan hukum kedokteran dengan cara mengikuti pelatihan etika medis, mematuhi panduan yang berlaku.


Harapan bagi masyarakat terkait dengan kesehatan dalam rencana jangka panjang yaitu Akses kesehatan universal dimana masyarakat berharap untuk memiliki akses yang mudah dan terjangkau ke layanan kesehatan berkualitas. Lalu masyarakat ingin fokus pada pencegahan penyakit dibandingkan mengobati penyakit. Harapan masyarakat lain adalah adanya layanan kesehatan yang tepat waktu, akurat dan efisien.

Pesan dari saya untuk adik kelas dan para pembaca yang ingin masuk ke fakultas kedokteran khususnya FKUI adalah jangan biarkan grafik nilainya menurun, usahakan saja agar stabil dan justru lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kejarlah cita-cita dan jangan lupa minta doa restu dari orang tua. Semangat terus untuk pejuang FKUI tahun berikutnya.

Sekian dari saya, apabila ada salah kata mohon dimaafkan.


Daftar Pustaka

  1. Steiner-Hofbauer V, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor? [Internet]. Wien Med Wochenschr. 2018 Nov [cited 2023 Aug 11];168(15-16):398-405. Available from: What is a good doctor? - PubMed (nih.gov)

  2. Alpert, Joseph S., and William H. Frishman. “The Most Important Qualities for the Good Doctor.” The American Journal of Medicine, vol. 0, no. 0, 11 Nov. 2020, www.amjmed.com/article/S0002-9343(20)31012-3/abstract, https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2020.11.002. Accessed 16 June 2021.

  3. Tsou, Amy Y., et al. “The Good Doctor.” Ethical and Legal Issues in Neurology, 2013, pp. 119–132, https://doi.org/10.1016/b978-0-444-53501-6.00009-3. Accessed 29 Sept. 2020.

  4. Petersdorf, R. G. “Defining the Good Doctor.” JAMA, vol. 269, no. 13, 7 Apr. 1993, pp. 1681–1682, pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/8455304/. Accessed 11 Aug. 2023.

  5. O’Donnabhain, Ronan, and N. Deborah Friedman. “What Makes a Good Doctor?” Internal Medicine Journal, vol. 48, no. 7, July 2018, pp. 879–882, https://doi.org/10.1111/imj.13942.

  6. Loxterkamp, D. “What a Doctor Is Good For.” BMJ, vol. 349, no. nov19 6, 19 Nov. 2014, pp. g6894–g6894, https://doi.org/10.1136/bmj.g6894. Accessed 16 Dec. 2019.

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page