- Rifa Fazila
- Aug 13, 2023
- 7 min read
Narasi Perjuangan
Halo! Salam kenal semua. Nama saya Rifa Fazila. Teman-teman saya biasa memanggil saya dengan panggilan akrab Rifa.
Saya berasal dari SMAN 28 Jakarta. Di dalam sekolah yang terletak di Kecamatan Pasar Minggu itu, saya belajar mengenai banyak hal. Di samping mengikuti kegiatan belajar mengajar bersama para guru, keseruan bersama teman-teman di SMA juga tidak tergantikan. Meskipun kami sempat melalui masa pandemi bersama, lingkungan dan teman-teman di dalam SMA berhasil menginspirasi satu sama lain untuk mengejar mimpi.
Setelah menghabiskan tiga tahun di SMA, salah satu mimpi saya pun terwujud. Saya sangat bersyukur atas diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional melalui jalur Talent Scouting.
Tidak heran apabila Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah diakui sejak zaman penjajahan Belanda hingga kini. Alumninya pun dikenal membawa dampak baik kepada masyakarat. Prestasi dan kompetensi yang dibawa oleh para lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah membuktikan kualitasnya. Dengan begitu, saya memandang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia.
Dedikasi para tenaga kesehatan cukup melekat di hati. Patah hati pertama saya disebabkan oleh diabetes yang diderita oleh kakek saya. Saya menyadari bahwa hal tersebut bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Saya bukanlah seorang yang berasal dari keluarga yang dekat dengan dunia kedokteran. Seiring berjalannya waktu, saya mengagumi dokter dan tenaga kesehatan yang telah mendedikasikan waktu mereka dalam mendampingi keluarga saya. Penyakit yang kerabat saya derita dan kunjungan keluarga kami ke rumah sakit menumbuhkan ketertarikan saya di bidang kesehatan. Saya menyadari bahwa menuntut ilmu menjadi tiket dalam memperbaiki kondisi kesehatan orang-orang terdekat saya. Tidak hanya mereka tetapi juga masyarakat atau kalangan umum. Sejauh ini, cara terbaik yang bisa saya lakukan adalah mendaftar ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya percaya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadi tempat terbaik untuk memulai usaha dalam membantu orang-orang seperti kakek, nenek, dan ayah saya. Oleh karena itu, saya termotivasi untuk memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sewaktu kecil apabila ditanya “Apa cita-citamu jika sudah dewasa, nak?” saya menjawab: “Saya ingin menjadi seorang putri kerajaan.” Ucapan tersebut dimaklumi oleh orang dewasa dikarenakan usia saya yang masih balita. Cita-cita ini silih berganti seiring berjalannya waktu menjadi polisi, arsitek, dan lain-lain. Namun, seumur hidup, saya mencoba mewujudkan arti dari nama saya. Seorang yang sejahtera tetapi dermawan. Kedua orangtua saya berharap anaknya menjadi insan yang tidak lupa untuk berbagi kepada sesama di kala kesenangan. Saya setuju bahwa ilmu dan pengalaman lebih berarti apabila dimanfaatkan untuk kebaikan sesama. Membawa manfaat kepada sesama inilah yang memberikan warna dalam hidup. Saya mencari cara untuk mencapai hal tersebut secara konkrit. Memasuki SMA saya mulai serius menggali informasi mengenai profesi. Dimulai dari mencari tahu mengenai jenjang perkuliahan.
Setelah lulus dari SMP Labschool Kebayoran saya memilih SMA Negeri akreditasi A dengan harapan dapat mempermudah jalan memasuki Perguruan Tinggi Negeri terbaik. SMAN 28 Jakarta merupakan sekolah yang tak patut dilupakan bagi saya. Orang-orangnya berhasil merajut kenangan remaja yang indah. Mulai dari belajar hingga bermain bersama kami jalani selama tiga tahun. Selain itu, Lingkungannya memotivasi untuk berani bermimpi setinggi langit. Sejak awal memasuki SMA, saya membulatkan tekad dan menancapkan niat memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Saya mengikuti les privat sejak kelas X dan menggunakan bimbingan belajar online sebagai bekal pembelajaran di luar sekolah. Di samping itu, saya menghabiskan masa-masa SMA dengan berperan dalam kegiatan non akademik di sekolah. Untuk mengisi waktu luang, saya menjadi bagian dari ekstrakurikuler Traditional Dance, Rohani Islam, kepanitiaan sebagai anggota Design acara Keris, dan kepanitiaan sebagai anggota Design Kreatif acara Thalassic. Ketika memantau nilai biologi dan kimia rasanya cukup mengenaskan. Nilai pelajaran yang saya sukai mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya. Awalnya sempat ada kekhawatiran dikarenakan nilai yang turun drastis pada beberapa semester akhir. Terutama akibat ketidakseimbangan antara kegiatan akademik dan non akademik. Untuk mengatasinya, saya mengikuti bimbingan belajar Inten dan TDS ketika kelas XII. Pengumuman kuota jalur undangan pun tiba. Saya bersyukur sekali ketika mendapatkan kuota eligible SNBP meskipun tidak berada di peringkat sepuluh besar.
Pupus harapan meraih mimpi melalui jalur undangan SNBP. Namun, saya berterima kasih atas seluruh teman, kerabat, dan guru yang pada saat itu tetap menyalurkan dukungan dan memanjatkan doa. Mengingat nilai rapor yang cukup untuk mendaftar jalur undangan Kelas Khusus Internasional, saya mendaftarkan diri di jalur Talent Scouting Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan nilai rapor yang terakumulasi selama tiga tahun dan persiapan bahasa inggris seadanya saya nekat menghadapi tahap seleksi. Penuh rasa terkejut ketika saya dinyatakan lolos tahap pertama dan dihimbau untuk melanjutkan ke tes MMPI serta wawancara. Beberapa hari setelah tahap interview tersebut dilaksanakan, tibalah saat pengumuman. Pada tanggal 31 Maret 2023 saya sudah pasrah akan hasil yang dinanti. Apapun hasilnya, Yang Maha Esa yang menentukan. Sore hari itu, saya dan kedua orangtua membuka hasil pengumuman. Tak kami sangka. Kata selamat terpampang di layar. Saya menangis bahagia dan sujud syukur bersama mereka. Kami sekeluarga sungguh bersyukur. Hingga sekarang saya merasa takjub dengan kejutan baik yang datang dalam hidup saya dan tak lupa mengucap terima kasih kepada dukungan orang-orang terdekat selama ini.
Saya salah jika mengatakan bahwa perjalanan menjadi calon dokter adalah hal yang mudah. Tidak hanya membutuhkan pembelajaran dan keterampilan yang diperoleh secara bertahun-tahun, tetapi juga membutuhkan upaya terus menerus. Meskipun membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk menjadi seorang dokter, saya berkomitmen untuk belajar secara sungguh-sungguh. Dimulai dari mengubah sikap menunda pekerjaan yang pernah dilakukan sebelum diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya ingin memanfaatkan ilmu pengetahuan terkait kedokteran nantinya untuk membawa manfaat kepada sesama seperti para dokter yang telah membantu saya dan keluarga saya.
Dalam mengejar kemahiran di bidang kedokteran, tidak dapat dipungkiri bahwa adanya tantangan di masa depan. Namun, itu akan menjadi perjalanan yang sepadan. Saya berharap dapat melakukan performa progresif dalam mempertahankan kinerja akademik dan non akademik. Tentunya agar dapat lulus tepat waktu bersama teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angkatan 2023. Selain itu, juga kami semua dapat bekerja sama dengan penuh solidaritas.
Menurut saya, seorang dokter ideal adalah dokter yang kompeten melayani orang yang sakit secara unggul dengan kompetensi yang dimilikinya. Pekerjaan dokter merupakan pekerjaan profesi umum. Ciri-ciri pekerjaan profesi umum diantaranya pendidikan sesuai standar, mengutamakan panggilan kemanusiaan, berlandaskan etik profesi yang mengikat seumur hidup, legal melalui perizinan, belajar sepanjang hayat, dan anggotanya bergabung dalam organisasi profesi. [1] Dengan adanya karakteristik tersebut, saya ingin menambahkan bahwa teladan seorang dokter tidak hanya dilihat dari ilmu yang dikuasai, tetapi juga sikap yang diemban. seorang dokter selayaknya menjunjung sikap tanggung jawab dan amanah dalam menjalani pekerjaan.
Selain itu, nilai empati yang tinggi juga diperlukan seorang dokter terumata ketika memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Perbedaan empati dan rasa iba sederhana dan nyata. Empati tidak hanya sebagai memahami situasi dan perspektif pasien, tetapi juga mengakui pasien agar dapat bertindak demi kepentingan terbaik mereka. [2] Empati dianggap sebagai istilah umum yang menggambarkan unsur dan cara-cara berbeda setiap orang menanggapi orang lain. Empati mencakup empati emosional (secara perwakilan berbagi perasaan orang lain), empati kognitif (menyimpulkan apa yang orang lain rasakan dan alasannya), dan perhatian empati atau dirujuk sebagai welas asih (keinginan untuk kesejahteraan orang lain memperbaiki). [3] Unsur-unsur empati ini saling terkait.
Nilai-nilai di atas merupakan aspirasi dokter ideal bagi saya. Diharapkan dengan etika dan kompetensi nantinya dapat menjalankan Amanah dengan baik. Sebagaimana disebutkan dalam kutipan berikut. “Seseorang dengan gelar kedokteran yang tugasnya merawat orang yang sakit atau terluka” -Cambridge Dictionary. [4]
Menurut World Health Organization (WHO), representasi seorang tenaga medis yang ideal dikenal dengan istilah Seven Stars Doctor. Isi nilai dari Seven Stars Doctor diantaranya mencakup Care-provider (penyedia layanan kesehatan), Decision-maker (pengambil keputusan), Communicator (pintar berkomunikasi), Community Leader (pemimpin suatu komunitas), Manager (pengelola atau pengatur), Researcher (peneliti), dan Faithful Piety (kesalehan yang setia). [5]
Di saat dokter mewujudkan nilai-nilai di atas, mereka dapat membawa dampak signifikan memajukan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara ideal. Tentunya diperlukan kompetensi medis, etika profesional, dan empati dalam berkontribusi kepada khalayak umum. Menurut saya, beberapa cara dokter berkontribusi kepada masyarakat yaitu dengan memberikan penyuluhan kesehatan secara bertanggung jawab, mengedukasi terkait kesehatan, dan menggunakan kompetensinya dengan sesuai kepada orang lain.
Apabila saya menjadi seorang dokter, saya ingin melayani pasien tanpa pamrih dari segala kalangan. Tak lupa untuk berkontribusi dalam riset atau penelitian mengenai ilmu medis. Tujuannya berguna bagi banyak orang dengan lingkup yang tidak hanya secara nasional, tetapi juga secara internasional. Saya berharap masyarakat lebih memahami pentingnya menjaga kesehatan.
Selama tahun pertama preklinik saya berencana untuk beradaptasi dengan lingkungan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selain itu, menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran bersama dengan teman-teman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2023. Tidak lupa untuk mempertahankan IP yang unggul sehingga dapat membuka kesempatan baik ke depannya. Terutama kesempatan menimba ilmu di University of Newcastle Upon Tyne. Belajar di luar negeri memicu minat saya. Tidak diragukan lagi bahwa penelitian tidak dapat dipisahkan dari bidang kesehatan. Penemuan ilmiah global dan sistem pendidikan yang mendorong pemikiran kritis dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. Universitas di Inggris dan Australia memungkinkan saya untuk belajar dari para ahli teladan dan fasilitas yang cukup layaknya Universitas Indonesia. Hal tersebut akan mendukung tujuan saya untuk memperluas studi tidak hanya secara nasional tetapi juga secara internasional. Karena UI bekerja sama dengan University of Newcastle, University of Monash, dan University of Melbourne, saya berharap dapat memaksimalkan kesempatan tersebut untuk memperluas ilmu medis melalui sumber daya yang memadai.
Untuk mewujudkannya tentu membutuhkan upaya. Saya berencana mencapainya dengan cara mempersiapkan akademik secara matang. Diskusi dan belajar bersama dirasa perlu dalam menyiapkan performa terbaik semasa preklinik. Saya juga berencana saling mengenal antar teman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2023 sehingga kami kompak mengabdi ke masyarakat ke depannya. Wujud manifestasi tersebut dicapai dengan berperan di organisasi terkait kedokteran. Salah satunya Asian Medical Student’s Association.
Setelah masa preklinik usai, terbuka lembaran baru yang dinantikan. Saya memiliki rencana lulus dengan predikat cum laude dan melanjutkan masa klinik dengan unggul. Penuh harapan agar saya dapat menjadi lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan seorang spesialis di bidang yang saya minati. Dengan begitu, saya perlu meningkatkan keterampilan dan mendalami ilmu kedokteran secara optimal. Untuk mencapainya, saya meningkatkan ketekunan dan kesungguhan dalam menuntut ilmu.
Saya ingin masyarakat di Indonesia tidak terkendali oleh biaya pengobatan yang menjulang. Saya ingin memenuhi tujuan utama yaitu untuk memberi manfaat kepada kesehatan masyarakat dan melayani konsultasi kesehatan tanpa biaya yang memberatkan. Edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat diharapkan bisa membawa dampak baik kepada masyakarat nantinya.
Untuk para adik kelas yang sedang berjuang memasuki Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya ingin kalian menanyakan lagi tujuan meraih mimpi kalian. Saya harap tujuan itu mulia dan tidak hanya terpaut hal materiel maupun keinginan orang lain. Terus ingatlah untuk jangan menyerah dalam mewujudkan cita-cita, buka pikiran dan hati untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman, jangan lupakan proses dan perjuangan karena perjalanan masing-masing orang berbeda, istirahat sejenak dari belajar bila perlu, dan senantiasa panjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Referensi
Eryati D, Hardisman. Etika Profesi Kesehatan [Internet]. Yogyakarta: Deepublish Publisher; 2014 Maret 1. [cited 2023 Aug 9]. Available from: http://repo.unand.ac.id/28951/1/Buku%20Etika%20Hardisman-Chapter-1.pdf
Knorring J, Lehti A, Fahlström M, Semb O. Empathy as a silent art–A doctor’s daily balancing act: A qualitative study of senior doctors’ experiences of empathy [Internet]. Plos One. 2022 Des 15 [cited 2023 Aug 9];17(12):4. Available from: https://doi.org/10.1371/journal.pone.0277474
Zaki, Jamil. The caregiver's dilemma: in search of sustainable medical empathy [Internet]. The Lancet. 2020 Aug 5 [cited 2023 Aug 9]; 396(10249):459. Available from: https://www.thelancet.com/action/showPdf?pii=S0140-6736%2820%2931685-8
Meaning of doctor: Cambridge Dictionary [Internet]. Dictionary.cambridge.org; 2023 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/doctor
Supiyanti I, Muhardi. Seven stars moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalam nilai tenaga kerja tenaga medis di Indonesia. Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana [Internet]. 2020 [cited 2023 Aug 9];1(1):40. Available from: file:///C:/Users/USER/Downloads/59573-194819-1-PB%20(3).pdf
Comments