- Raditya Damar Pramono
- Aug 11, 2023
- 7 min read
Updated: Aug 12, 2023
Narasi Perjuangan
Kenapa kamu ingin menjadi dokter? Kenapa kamu memilih Universitas Indonesia? Adalah hal yang peling sering ditanyakan Ketika kamu menjadi mahasiswa baru. Nama saya Raditya Damar Pramono, Banyak teman – teman saya memanggil saya Radit. Saya menempuh jenjang SMA saya di SMA Negeri 68 Jakarta di Salemba. Saya sendiri lulus melalui jalur SIMAK KKI sehingga Saya akan menempuh Pendidikan saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kelas khusus internasional (KKI) Angkatan 2023.
Berbicara tentang pendidikan dokkter, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah satu satunya sekolah kedokteran yang terlintas di benak saya. Banyak orang bertanya “ mengapa memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sedangkan banyak sekolah kedokteran diluar sana?”. Menurut saya, ranking tiap universitas merupakan salah satu tolak ukur dalam menentukan universitas mana yang terbaik dan Universitas Indonesia berada pada peringkat 1 nasional. Setelah saya melakukan beberapa riset, Saya mengetahui bahwa Universitas Indonesia merupakan universitas yang terakreditasi (1). Semua dosen dan staff yang professional bisa membantu saya meraih standard internasional. Selain itu, keberagaman yang ada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bisa membantu para mahasiswa untuk menjadi dokter dengan meningkatkan kapasitas diri untuk memecahkan masalah.
Motivasi dibalik keputusan saya untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia salah satunya adalah karena mimpi sejak kecil yang sudah membayangkan saya menjadi dokter. Namun, membuat dampak positif kepada masyarakat adalah target utama saya. Pengalaman keluarga juga menjadi faktor pendorong keputusan saya untuk menempuh pendidikan di Fakultas Kedoktteran Universitas Indonesia. Tahun lalu, paman saya baru saja meninggal dunia dikarenakan oleh kanker darah. Dengan mengambil jurusan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya percaya bahwa saya bisa mempelajari bidang Kesehatan lebih dalam dan maksimal sehingga saya bisa memberikan kontribusi kepada sektor Kesehatan di Indonesia dengan menggapai ilmu semaksimal mungkin agar bisa memberikan pelayanan dengan penuh rasa peduli kepada masyarakat.
Berawal dari masuk ke jenjang SMA, tujuan saya selalu ingin masuk Fakultas Kedokteran. Oleh karena itu, sudah sejak awal saya berusaha untuk memaksimalkan nilai saya agar tetap naik secara stabil tiap semesternya. Banyak Bimbel,les, dan tambahan jam belajar pun saya ikuti demi menggapai mimpi saya tersebut. Pada saat itu, berangkat pagi dan pulang malam seperti sudah menjadi kebiasaan saya. Semua perjuangan tersebut mendapatkan hasil eligible namun sayangnya saya masih belum diberi rezeki. Perjuangan saya tidak sampai situ saja. Saya tetap mencoba jalur talent scouting dan mengharuskan untuk les tambahan ielts preparation. Lagi dan lagi saya masih belum diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Disinilah saya sadar bahwa saya harus berjuang keras demi diterima melalui jalur SNBT. Banyaknya latihan soal yang diterima membuat saya merasa lebih siap untuk menghadapi soal SNBT aslinya nanti. Hari demi hari berlalu dan akhirnya pada hari SNBT, sebenarnya saya merasa percaya diri dalam mengerjakan soal - soal tersebut. Tes pun selesai. Sembari saya menunggu hasil SNBT, saya tetap berjuang untuk mempelajari materi SIMAKUI KKI agar lebih siap dan bisa mengantisipasi hal – hal yang sebelumnya tidak ingin terjadi. Hari pengumuman SNBT pun tiba. Segala doa dan upaya sudah saya lakukan demi mendapatkan hasil yang terbaik. Sesaat sesudah mengetahui hasilnya, rasanya sangat kacau dan merasa jerih payah saya selama ini tidak ada gunanya. Kalau dikatakan sedih? Jelas sedih karena ini termasuk mematahkan harapan kedua orang tua saya.
Perjuangan saya tidak sampai disini. Untung saja saya sudah ada persiapan untuk mengerjakan soal – soal SIMAK KKI dan karena rezeki dari Allah SWT, saya berhasil lolos ke tahap interview. Sebenarnya, sambil menunggu pengumuman lolos ke tahap interview, saya sudah melatih diri saya untuk interview disertai dengan les serta simulasi interview sehingga saya lebih siap dalam menghadapi interview – interview seperti ini. Pada hari interview, baru saya sadari kalau mekanisme dari interview hari itu seperti OSCE hanya beda materi. Perasaan lega menyertai saya ketika sudah selesai 10 pos interview tersebut dan hal yang dapat saya lakukan adalah berdoa untuk hasil yang baik pada tanggal 5 Juli. Tanggal 5 Juli pun tiba, kali ini saya membuka pengumuman saya bersama orang tua saya karena saya piker doa nya akan lebih manjur. Ketika tiba pukul 16.00 WIB, saya langsung buka dengan segera dan puji syukur saya melihat kalimat “Selamat anda dinyatakan diterima di Universitas Indonesia” rasa senang bercampur dengan rasa bangga karena telah mengembalikan harapan orang tua dan juga start awal untuk menggapai mimpi saya yaitu menjadi seorang dokter professional.
Setelah dinyatakan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, tentunya ada beberapa hal yang saya harapkan di masa yang akan datang. Sebagai seorang mahasiswa kedokteran, tentunya saya dan semua teman-teman se-fakultas ingin lulus tepat waktu dengan IPK yang maksimal dan cumlaude. Kita semua tahu bahwa kehidupan perkuliahan jauh berbeda dengan kehidupan di masa SMA. Menurut saya, masa kuliah ini adalah masa dimana kita harus berinovasi dan memaksimalkan perkembangan karakter dan diri saya, Apalagi kita ingin menjadi dokter. Jika melihat kembali ke masa SMA, saya merasa bahwa saya kurang aktif dalam berorganisasi dan saya harap saya dapat berkomitmen untuk tampil lebih aktif dalam jenjang perkuliahan sekarang ini. Saya juga mengaim untuk mempelajari beberapa skill yang diperlukan untuk menjadi dokter professional. Yang pasti, dengan diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya akan give back kepada masyarakat dengan apa yang saya sudah pelajari dimana itu akan sangat mengedukasikan mereka. Kesempatan dapat saya manfaatkan dengan ikut berbagai program atau kegiatan seperti kegiatan volunteering ataupun penyuluhan masyarakat mengenai isu-isu Kesehatan.
Tentu saja dalam menjalani kehidupan perkuliahan, kita tidak sendirian. Kita mempunyai banyak teman se-angkatan sebanyak 252 orang dan mereka lah yang aka nada disekitar kita selama kita menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Harapan saya untuk FKUI’23 yaitu kita menjadi lebih solid,mengenal, dan saling memahami satu sama lain dan harapan ini mungkin bisa terealisasikan dengan adanya kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kesolidaritasan angkatan kita.
Banyak orang bertanya “menurutmu, seperti apa sih dokter yang ideal itu?”. Bagi saya, setiap orang mungkin memiliki definisi “dokter ideal” yang berbeda-beda sesuai dengan preferensi tiap individu sendiri. Berdasarkan jurnal Kesehatan, dokter yang ideal adalah dokter yang memiliki beberapa kemampuan krusial. Pertama, seorang dokter harus bisa berkomunikasi dengan efektif (2). Bagi saya komunikasi sangat penting dalam dunia kedokteran. Seorang dokter tentunya harus menjadi pendengar yang baik bagi pasiennya dan bisa menjelaskan informasi medis agar mudah dimengerti pasien. Kedua, seorang “dokter ideal” harus mempunyai etika dan moral yang baik (3). Bagi saya, seorang dokter harus memiliki standard etika. Mereka juga harus bisa menjaga kerahasiaan pasien dan menjunjung tinggi integritas seorang dokter.Ketiga, seorang dokter harus memiliki technical skills yang bagus dan memiliki tujuan yang mulia (3) Selain memliki wawasan yang luas, seorang dokter juga harus memperlakukan pasien dengan penuh pemahaman dan rasa peduli agar membuat lingkungan yang nyaman bagi pasien.
Bagaimana seorang dokter yang saya sebut ideal tadi bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat? dokter yang baik bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat misalnya dengan cara penyuluhan Kesehatan dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai dunia medis. Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu memiliki masalah dama pendistribusian dokter, terutama daerah terpencil/pedalaman yang sulit dijangkau. Dengan ini, mereka yang menjadi dokter harus menemukan cara agar masyarkat yang tinggal di daerah tersebut bisa mendapatkan pelayanan Kesehatan dengan mudah. Terakhir, dokter yang baik bisa menerapkan apa yang dia pelajari dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat agar seluruh masyarakat bisa menyadari betapa pentingnya untuk menerapkan hidup sehat.
Jika saya menjadi dokter nanti, ada beberapa karakteristik dokter yang ingin saya terapkan di dunia kedokteran professional. Yang pertama, pastinya kepercayaan pasien adalah nomer satu. Saya ingin menjadi dokter yang dapat dipercaya pasien. Sesuai dengan yang saya jelaskan mengenai dokter ideal tadi, tentu saja saya ingin menjadi dokter yang bisa berkomunikasi dengan effektif dan bisa mudah dipahami pasien Ketika menjelaskan. Seorang dokter juga harus mempunyai wawasan dan skills yang mahir dalam melayani pasien. Saya juga menjunjung tinggi integritas seorang dokter dengan bermoral yang baik dan mematuhi semua etika kedokteran dan dengan menempuh pendidikan di Universitas Indonesia saya percaya bisa menjadi dokter yang saya inginkan.
Dengan menjadinya seorang mahasiswa kedokteran, tentu saja ada beberapa rencana jangka pendek untuk kedepannya. Pada kelas khusus internasional (KKI) ada masa dimana kita melakukan pembelajaran di universitas mitra diluar negeri dan saya sangat menginginkan untuk belajar di university of melbourne di Australia. Setelah saya melakukan riset, University of Melborune ternyata memberikan pengalaman clinical rotation jika kita menempuh pendidikan disana (4). Dengan adanya pengalaman clinical rotation di Australia, saya harap saya bisa mendapatkan pengalaman maksimal menjadi dokter internasional dan menambah ilmu saya dari yang diajarkan di Universitas Indonesia selama 3 tahun. Dengan ini, saya bisa membandingkan dan menjadikan pelajaran apa yang saya dapat dari masa preklinik tersebut. Bagaimana saya bisa menjalankan rencana saya tersebut? Yang pertama pasti memaksimalkan akademik saya. Kedua, saya akan memanfaatkan fasilitas yang ada demi membantu saya dalam masa preklinik.
Setelah itu, untuk rencana jangka Panjang, ada beberapa tujuan yang ingin saya lakukan. Yang pastinya lulus menejadi sarjana kedokteran, melakukan praktik, membuat klinik sendiri dan mengejar sekolah spesialis. Bagaimana saya dapat menggapai semua tujuan tersebut? Untuk menjadi dokter profesi tentu saja kita harus lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Setelah itu, saya harus mengikuti internship selama 1-3 tahun dan mendapatkan lisensi untuk praktik dimana akhirnya saya bisa memenuhi persyaratan untuk melanjutkan sekolah spesialis (5). Dan dengan menjadi dokter yang saya inginkan, saya harap saya bisa berkontribusi kepada masyarakat untuk kondisi kesehatan masyarakat Indonesia yang lebih baik kedepannya.
Setelah saya membaca beberapa journal, beragamnya suku dan budaya serta menjadi negara kepulauan menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan sektor Kesehatan Republik Indonesia (6). Menjadi negara kepulauan tentunya pendistribusian tenaga medis tidaklah mudah seperti yang sudah saya jelaskan diatas. Selain itu, ada beberapa masalah Kesehatan yang masih Negara Indonesia hadapi salah satunya yaitu gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak (stunting) dikarenakan gizi yang kurang atau salah (7). Ini tentunya menjadi perhatian publik agar kedepannya risiko terjadinya masalah kesehatan ini bisa menurun. Harapan saya, sektor kesehatan Republik Indonesia bisa memperbaiki sisitem pelayanan kesehatan kit ajika melihat dari kasus stunting berasal dari daerah terpencil dimana pelayanan kesehatan itu sulit sehingga saya berharap jika pendistribusian tenaga medis bisa diperbaiki dan merata ke seluruh daerah.
Sekian narasi perjuangan saya, saya memiliki pesan untuk adik kelas yang ingin masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, agar tetap berjuang dan jangan pernah menyerah untuk mengejar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak salah juga intropeksi diri apakah kamu suka belajar karena menjadi dokter itu long live learner dan sebagainya. Untuk adik-adik yang ingin menjadi dokter, coba tanyakan kepada diri sendiri. Apakah saya suka science, apakah saya suka memecahkan masalah, dan apakah saya suka bekerja sebagai team karena skill-skill inilah yang sangat krusial agar bisa survive menjadi mahasiswa kedokteran maupun menjadi dokter profesi.
Daftar Pustaka
1. Universitas Indonesia. You are being redirected... [Internet]. www.ui.ac.id. 2022 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.ui.ac.id/badan-penjaminan-mutu-akademik/akreditasi-internasional-universitas-indonesia/
2 . Borracci RA, Álvarez Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a “good” doctor, and what doctors consider to be a “good” patient. Revista Medica De Chile [Internet]. 2020 Jul 1;148(7):930–8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
3.Grundnig JS, Steiner-Hofbauer V, Katz H, Holzinger A. “Good” and “bad” doctors - a qualitative study of the Austrian public on the elements of professional medical identity. Medical Education Online [Internet]. 2022 Dec 1;27(1):2114133. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36004404/
4.The University of Melbourne. Clinical Placement Options for Students Not Seeking Victorian Internships [Internet]. [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://medicine.unimelb.edu.au/__data/assets/pdf_file/0004/1979581/MMS_TTP_External_Clinical_Placements_Policy_v2.0.pdf
5.I Want to Be a Doctor! What Now? | Long School of Medicine [Internet]. uthscsa.edu. Available from: https://uthscsa.edu/medicine/education/ume/outreach/become-doctor
6.Suryanto, Plummer V, Boyle M. Healthcare System in Indonesia. Hospital Topics. 2017 Jun 21;95(4):82–9.
7.Beal T, Tumilowicz A, Sutrisna A, Izwardy D, Neufeld LM. A review of child stunting determinants in Indonesia. Maternal & Child Nutrition [Internet]. 2018 May 17;14(4):e12617. Available from: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/mcn.12617
Comments