top of page
  • Youtube
Search
  • Rabiatul Adawiyah
  • Aug 11, 2023
  • 7 min read

Updated: Aug 12, 2023

Narasi Perjuangan


Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh para pembaca kisahku. Pada kesempatan kali ini, aku ingin menceritakan kisahku sampai bisa diterima di FK UI. Mulai dari pengalaman yang menyengangkan hingga menyedihkan. Dari segala ikhtiar dan perjuangan yang diusahakan. Dan tentunya dari semua doa yang sudah dipanjatkan hingga pada akhirnya akua da di posisis yang di idam-idamkan. Selamat menjadi saksi bisu kisah perjuanganku!


Pertama-tama aku ingin memanjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang hanya karena-Nya lah aku bisa ada di sini, bahkan bisa bercerita kepada para pembaca semua. Aku yakin masuk FK UI itu bukan kebetulan, tapi merupakan takdir terbaik yang sudah Allah tentukan, dan aku sangat bersyukur atas hal itu. Tak lupa sholawat dan salam aku haturkan kepada nabi penutup segala nabi, pembawa cahaya dalam jahilnya peradaban saat itu, dialah Nabi Muhammad SAW. Beliau merupakan suri tauladan ku, semangat Beliau dalam mendakwahkan Islam sangat patut kita contoh. Termasuk dalam perjalanan panjangku ini, karena Beliaulah aku tetap semangat dan yakin dalam mengejar cita-cita yang sedari dulu aku impikan.


Perkenalkan namaku Rabiatul Adawiyah. Ya, aku rasa namaku ini sedikit asing karena tidak banyak yang bernama sama denganku. Namaku diambil dari nama seorang wanita sufi pada masanya yaitu Rabiatul Adawiyah. Orang tuaku memberikan nama ini dengan harapan yang besar. Agar kelak aku bisa menjadi seperti Rabiatul Adawiyah, wanita yang berbudi pekerti baik, dapat menjaga dirinya, dan tentunya bertakwa kepada Allah SWT dan nabi Muhammad SAW. Dan aku harapkan aku bisa menjadi apa yang kedua orang tuaku dambakan.


Aku memiliki beberapa nama panggilan sedari kecil. Mulai dari Madina atau Dina. Nama panggilan ini diberikan oleh kakek dan nenekku pada saat aku balita hingga sekarang. Aku juga sering dipanggil Rabia atau bia, biasanya teman-temanku memanggil aku dengan itu. Ada alasan unik mengapa nama “Bia” bisa muncul. Itu disebabkan karena waktu aku SMP aku memiliki teman yang kesulitan menyebut huruf “R” dan akhirnya dia bilang padaku untuk mempersingkat panggilanku menjadi “Bia” dan pada saat itu aku iyakan karena mudah untuk dihafal dan dipakai. Beberapa teman dekatku juga memanggilku dengan sebutan “Rabi” karena memotongnya dari depan. Karena banyaknya panggilan yang aku miliki, aku sering bercanda kepada teman-temanku dengan mengatakan “Aku dipanggil apa saja juga nengok kok,”.


Aku berasal dari SMA IT Auliya. Mungkin banyak yang belum mengetahui mengenai SMA IT Auliya karena jarang terdengar, oleh sebab itu aku ingin sedikit mengenalkan asal sekolahku. SMA IT Auliya merupakan sekolah yang terletak di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Di sana, aku menempuh pendidikan selama 3 tahun. Banyak sekali memori yang tersimpan selam aku bersekolah menempuh jenjang Pendidikan di SMA IT Auliya . Seperti mengikuti program Qur’an Golden Awards, Creative Research Exhibition (CRE), Auliya leadership camp, dan masih banyak lainnya. Program-program inilah yang membentuk aku jadi pribadi yang jauh lebih baik dan semua memori yang tidak terlupakan itu akan aku simpan dalam benakku untuk selamanya.


Alhamdulillah aku diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di jalur SNBP dan program reguler. Aku sangat senang dan bersyukur atas kesempatan yang diberikan untukku. Saat pertama kali aku membuka pengumuman hasil rasanya sangat tidak karuan, semua bersatu padu. Mulai dari rasa sedih karena takut gagal, rasa semangat karena akhirnya aku bisa mengetahui hasilnya, pokoknya semua itu bercampur. Akhirnya, aku pun menekan tombol hasil dan ternyata biru! Pada saat itu, aku sudah tidak bisa berekspresi lagi, aku sudah tidak tau mau bagaimana aku menyuarakan rasa haru dan bahagiaku. Aku hanya bisa berteriak dan menangis dengan kencang Ketika mengetahui bahwa aku lulus di FK UI. Bahwa aku diterima oleh fakultas kedokteran impianku. Jujur saja, ketika aku mengetik cerita ini pun aku masih berkaca-kaca karena aku sangat bahagia dan bersyukur ada di posisi saat ini.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mendengar namanya saja hatiku bergetar haru dan bangga. Seperti yang sudah kusampaikan sebelumnya, aku sangat senang bisa melanjutkan studiku di FK UI karena aku yakin bahwasanya FK UI itu bisa menjadi gerbang kepada masa depan yang aku impikan dan aku harapkan sejak dahulu. FK UI buatku itu adalah awal dari segala mimpi yang aku doakan dan aku semogakan. Di sini, semua itu bermula, bagaimana tidak? FK UI itu merupakan fakultas kedokteran terbaik menurutku. FK UI sudah berdiri sejak zaman penjajahan Belanda dan bahkan menjadi titik awal penyelenggaran pendidikan kedokteran di Indonesia yang membuat citranya sudah tidak diragukan lagi.[1] Dan sebagai salah satu bagian dari FK UI, aku berharap bisa mengamalkan nilai-nilai yang terkandung pada FK UI.


Menjadi seorang dokter adalah impianku sejak masih kecil. Lebih tepatnya ketika aku berada pada jenjang SD kelas 6. Bermula dari Almarhumah nenekku yang selalu ingin salah satu keluarganya bisa menjadi dokter. Sebagai cucu yang paling dekat kepada nenek, aku ingin sekali bisa mengabulkan keinginan nenekku. Apalagi, nenekku wafat karena mengidap sakit kanker, beliau harus menjalani pengobatan selama satu tahun lamanya di rumah sakit, hingga akhirnya wafat. Aku menjadi saksi bagaimana nenekku dahulu dirawat dan bagaimana peran dokter yang sangat berarti pada masa itu dan aku ingin sekali bisa membuat nenekku bangga dan dengan menjadi dokter adalah salah satu caranya. Beranjak dewasa, aku sudah terbiasa dengan mimpi itu. Aku selalu menyebutkan bahwasanya aku ingin menjadi dokter. Dari yang awalnya hanya karena nenekku, saat aku menginjak bangku SMP aku sudah mulai yakin dengan mimpi itu. Menjadi dokter bukan hanya impian nenekku, tetapi juga diriku sendiri. Aku ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk banyak orang dan menurutku profesi dokter adalah profesi yang sangat menggambarkan keinginanku. Memilih FK UI sebagai tempat aku mengejar mimpi itu adalah hal yang sudah lama aku inginkan. Selain dari fasilitas dan kualitas FK UI yang sangat baik, aku juga bisa lebih dekat kepada kedua orang tuaku, aku masih bisa menjangkau kedua orang tuaku lewat jalur darat dan jarak yan tidak terlalu jauh. Mengapa demikian? Sejak kecil aku itu selalu bersama orang tuaku dan aku belum pernah meninggalkan mereka. Rasanya berat jika aku harus pergi jauh untuk pertama kalinya, oleh sebab itu diterimanya aku di FK UI sangat melegakan hati orang tuaku dan diriku, dan sekali lagi aku ingin menyampaikan bahwa aku sangat bersyukur akan hal itu.


Perjuanganku untuk bisa diterima di FK UI itu dimulai dari aku SMP. Aku sudah dari SMP menginginkan FK UI. Sejak SMP, aku selalu berusaha untuk belajar dengan baik dan mengasah kemampuanku. Karena aku tahu, untuk masuk kedokteran itu dulu hanya jurusan IPA di SMA, sejak SMP aku selalu menekankan pada diriku untuk masuk jurusan IPA. Setiap ada tes minat bakat untuk memilih jurusan sejak SMP, aku selalu mengarahkannya ke jurusan IPA karena keinginanku yang menjadi seorang dokter. Dan dari dulu setiap ditanya cita-cita oleh guru, aku selalu bilang “Kedokteran UI pak,” yang dulu hanya bisa ditertawakan dan di aamiinkan, sekarang benar-benar jadi kenyaataan yang sangat membahagiakan.


Saat memasuki jenjang SMA inilah aku memulai perjuanganku untuk bisa diterima lewat jalur SNBP. Sejak kelas 10 SMA aku selalu bermimpi untuk masuk ke FK UI jalur rapot atau undangan. Sejak awal masuk aku berusaha belajar dengan keras dan sepenuh hati karena aku mempunyai mimpi yang besar dimana juga memerlukan usaha yang besar. Aku mulai mengikuti banyak lomba yang guru-guruku berikan, karena aku sangat menyukai bidang bahasa, seringkali aku mengikuti perlombaan di bidang storytelling ataupun da’i. Tak hanya itu, aku juga mengikuti berbagai perlombaan akademik. Yang pada akhirnya saat aku daftar untuk jalur SNBP beberapa sertifikat hasil lomba-lomba itu ikut aku masukkan. Yang akhirnya bisa mengantarkan diriku diterima di FK UI jalur SNBP.


Sebelum aku diterima di FK UI, tentu saja tanggung jawabku tidak sebesar sekarang. Dulu, aku masih main-main dan belum bisa menjadi pribadi yang dewasa secara utuh. Aku masih sulit untuk mengatur diriku agar displin dan konsisten dengan segala yang aku lakukan. Tetapi, saat ini aku sudah mengemban tanggung jawab yang lebih besar daripada dulu. Aku sudah menjadi bagian dari almamater UI, makara hijau, dan tentunya sudah tergabung menjadi keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Dengan ini, aku berharap dan aku akan megusahakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala hal yang ada pada diriku. Aku ingin menjadi lebih konsisten, displin, dan tentunya dewasa dalam mengambil keputusan apapun itu.


Aku ingin sekali bisa berkontribusi dalam hal-hal positif. Aku ingin turut serta menjadi penggerak perubahan yang mengarah kepada hal yang membuat kemajuan baik bagi semua orang. Tidak hanya aku, tapi juga teman-temang seangkatanku di FK UI. Aku berharap kami semua bisa menjadi manusia-manusia yang lebih baik daripada sebelumnya. Bisa mencerminkan bagaimana mahasiwa kedokteran itu seharusnya berperilaku dan bersikap. Semoga kami semua bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitar dan juga orang banyak.


Menjadi seorang dokter tentunya membuat kita memliki peran yang sentral dalam memberikan pelayanan kesehatan. Sebagai seorang dokter kita juga diharuskan memiliki 3 karakter yang penting yaitu kesantunan, kesejawatan, dan kebersamaan. Hal ini sejalan dengan UU nomor 20 tahun 2013 yang memiliki tujuan agar dapat menghasilkan dokter yang berbudi luhur, bermartabat, dan kompeten[2] dan aku harapkan bisa menjadi dokter yang memiliki kriteria sebagaimana yang sudah disampaikan.


Selain itu, dokter yang ideal adalah dokter yang dapat mengamalkan kewajibannya dengan baik sehingga tidak terjadi malpraktek medik yang akan berakibat buruk baik kepada dokter dan juga pasiennya, aku ingin sekali bisa menjaga kepercayaan pasienku dan ingin meminimalisir segala kelalaian yang dapat terjadi[3].


Tentunya seorang dokter itu akhirnya akan berkontribusi untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Tetapi, tentu saja untuk bisa berkontribusi dan melayani masyarakat dengan baik diperlukan keprofesionalan seperti yang sudah ada pada KODEKI. Mengamalkannya tentu akan menjadi nilai tambah seorang dokter. Dan benar-benar akan menjadikan profesi ini profesi yang mulia karena tidak main-main dalam menjalankannya[4].


Aku ingin bisa menjadi dokter yang ideal dan tbisa mengamalkan serta menaati segala perturan yang sudah dibentuk. Aku juga tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, mengingat waktu yang kutempuh untuk bisa menjadi dokter itu tidak sebentar, banyak tahapan yang harus aku lalui seperti masa preklinik, koas, dan lain sebagainya, oleh sebab itulah aku ingin berusaha untuk menjadi dokter yang ideal[5].


Rencanaku untuk pada tahapan preklinik adalah bisa beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan dan sistem belajar di FK UI. Aku juga ingin bisa mendapat hasil yang baik dengan cara belajar, berdiskusi dengan teman, dan mengerjakan tugas secara tepat waktu. Saat nanti aku sudah di tahap klinik aku tetap ingin konsisten dalam belajar supaya dapat paham materi dan bisa mengaplikasikannya dalam proses klinik. Aku juga ingin bisa berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang bertaraf nasional dan internasional.


Aku berharap di kemudian lebih banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga Kesehatan. Tidak hanya untuk hari ini, tapi juga hari esok yang dimulai dari diriku sendiri. Untuk siapapun nanti adik kelas ataupun teman-teman yang ingin masuk FK UI, semoga kalian tetap teguh pendirian dan tetap berdoa supaya jalan kalian diberikan kemudahan. Semangat selalu!!


Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Daftar Pustaka

1. Hoesein R, Tanzir M. Sejarah FK UI [Internet]. https://fk.ui.ac.id/. 2022. Available from: https://fk.ui.ac.id/sejarah.html

2. sehatnegeriku.kemkes.go.id. 3 Karakter ini harus dimiliki seorang dokter [Internet]. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/. 2018. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

3. Hanif MI. Analisis hukum kesehatan atas tindakan malpraktik medis oleh tenaga medis. J JURISTIC. 2022 Dec 31;3(03):346.

4. Gosal VHR, Manampiring AE, Waha C. Perilaku profesional tenaga medis terhadap tanggung jawab etik dan transaksi terapeutik dalam menjalankan kewenangan klinis. Med Scope J. 2022;4(1).

5. Nanda S. Tahapan menjadi dokter di Indonesia, butuh berapa tahun? [Internet]. www.brainacademy.id. 2022. Available from: https://www.brainacademy.id/blog/perjalanan-karir-menjadi-dokter-di-indonesia










 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page