- Qoyyimah
- Aug 12, 2023
- 10 min read
PENGHAFAL QUR’AN MENJADI MAHASISWA KEDOKTERAN UNTUK MERAIH MIMPI MENJADI SEORANG DOKTER
Halo semuanya ! perkenalkan nama saya Qoyyimah bisa dipanggil Yima, kalau dirumah orang-orang dan teman teman di Pondok panggil saya Mama, saya berasal dari salah satu sekolah swasta di daerah Bojonegoro Provinsi Jawa timur, tepatnya di Madrasah Aliyah Islamiyah Attanwir. MAS Attanwir adalah MA yg berbasis pesantren, sekolah ini cukup ternama di daerah domisili Bojonegoro dan memiliki ribuan santri/murid, saya terlahir di Bojonegoro pada tanggal 23 januari 2006 atau 23 dzulhijjah 1426, saya sekarang berumur 17 tahun, dan sekarang saya menjadi Mahasiswa di Fakultas kedokteran Universitas Indonesia atau biasa disingkat FKUI.
Saya diterima di FKUI program reguler S1 melalui jalur SNBP, tepat tanggal 28 maret 2023 jam 15.00 WIB, dan sejak saat itu saya resmi menjadi Mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Indonesia, alhamdulillah saya sangat senang dan bersyukur dengan anugerah yang Allah berikan kepada saya, dan tentunya saya sangat berterima kasih banyak kepada kedua orang tua, Guru-guru, keluarga, dan teman-teman yang selalu mensupport saya.
Disamping menempuh Pendidikan di Madrasah Aliyah Islamiyah Attanwir, saya juga menjadi seorang murid di Pondok pesantren tahfidzul Quran Nurush Sholihah di Desa Sroyo Kanor Bojonegoro, sejak kecil saya bermimpi ingin menjadi seorang “DOKTER YANG HAFIDZAH” atau Dokter yang hafal Al-Quran, setiap saya ditanya Guru atau menulis biodata diri saya sendiri, pasti saya akan menjawab dan menulis cita-cita saya yaitu sebagai “DOKTER YANG HAFIDZAH”, dan saya mempunyai seorang Guru sekaligus motivator terbesar saya yang Bernama Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, saat keluarga saya sowan di kediaman Beliau, Beliau berpesan “iso o apal qur’an yo dadi dokter spesialis” (kalau bisa jadilah penghafal qur’an yang juga menjadi dokter spesialis) ujar Beliau. Saya bermimpi menjadi seorang Dokter karena profesi Dokter adalah profesi yang sangat mulia, Dokter bisa membantu menyelamatkan, merawat, melayani orang yang sakit, serta mengabdi kepada masyarakat. Dan untuk menjadi penghafal qur’an sejak saya kecil umur 9 bulan saya diajari mengaji oleh bapak dan ibu saya, orangtua saya adalah guru pertama saya, saya mulai dikenalkan dengan huruf hijaiyyah dari alif ba’ ta’ dan saya mulai menghafalkan al-quran didampingi oleh bapak dan ibu saya serta menyetorkan hafalan saya mulai dari surat surat pendek juz 30 atau juz ‘amma di Bu nyai saya yang Bernama Bu nyai Cholisoh Al-Hafidzah dan Bunyai Maslahah Al-Hafidzah yang Qurannya bersanad dari Romo KH.M Arwani Amin Kudus.
Tentu semua itu tidak mudah, masa kecil saya bisa dibilang jauh dari kata bermain, beda dengan teman-temanku yang mereka bisa bermain, jalan-jalan dll, sebenarnya saya iri, saya juga ingin bermain dan jalan-jalan seperti mereka, namun saya ingat dengan tujuan menjadi penghafal qur’an, memang harus berbeda dengan anak-anak yang lain, hampir setiap malam saya menangis karena terkadang ada hafalan yang susah, saya harus membagi fokus saya menghafal dan belajar di bangku Sekolah Dasar Negeri Nglarangan 1, apalagi saat saya memasuki sekolah di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Attanwir yang dikenal banyak pelajarannya dan hafalan kitabnya mulai dari mata pelajaran umum wajib, serta pelajaran kitab kitab salaf seperti Bahasa arab, nahwu, shorof, balaghah dll, dan alhamdulillah saat saya kelas 7 MTs saya bisa masuk di ruang kelas yang paling unggul yaitu ruang A, namun saat kenaikan kelas 8, saya sempat gagal mempertahankan nilai raport, nilai saya turun dan akhirnya ruang saya turun di ruang B, dari sinilah saya mengerti apa arti kegagalan, rasanya kecewa sedih, tapi sebuah kegagalan telah mengajariku untuk lebih semangat belajar dan sikap pantang menyerah. saya belajar dengan lebih sungguh sungguh, sampai berangkat ke sekolah naik transportasi umum sambil ngapalin pelajaran, dan tidak lupa juga untuk memanage waktu dengan baik disekolah maupun di pondok, waktu istirahatku di sekolah bisa dibilang saya jarang keluar untuk membeli snack atau makanan di kantin, misalkan beli pun saya titip teman saya, karena waktu istirahat setengah jam sangat saya manfaatkan untuk belajar menghafal quran dan mengulas materi pelajaran sekolah, bahkan pelajaran IPA tidak hanya saya pahami namun juga saya hafalkan setelah selesai dijelaskan oleh guru, hingga malam pun saya mengorbankan waktu untuk tidur hanya sebentar, karena untuk murajaah dan melancarkan setoran hafalan qur’an. dengan belajar yang sungguh – sungguh, dan semangat yang membara, akhirnya saya mendapat Rangking 1 dikelas, dan saat pengumuman ruang kelas 9 saya Kembali masuk di kelas unggulan di ruang A.
Saya sangat suka saat pelajaran di sekolah MTs yang membahas sejarah tokoh ilmuwan muslim pelopor ilmu kedokteran yaitu Ibnu Sina atau jika di Barat lebih dikenal dengan Avicenna yang nama aslinya adalah Abu Ali al-Husein bin Abdullah bin Hasan bin Sina(1). Ketika guru saya bercerita sejarah tentang pelopor ilmu kedokteran, hati kecil saya bilang semoga saya bisa menjadi ilmuwan di bidang kedokteran seperti ibnu sina, yang salah satu karya bukunya yang terkenal yaitu al-qanun fi at-tib ( the canon of medicine), canon adalah kata yang diambil dari kalimat bahasa Arab yaitu “Qanun” yang bisa diartikan Dasar / dasar-dasar ilmu kedokteran. Setelah mendengarkan penjelasan itu dari guru, pikiran saya langsung membayangkan seakan akan saya sudah tidak sabar untuk kuliah di kedokteran dan mempelajari ilmu ilmu dalam bidang kedokteran.
Saat saya kelas 9 MTs saya diajar oleh Ustadz Masruhin tentang Memuliakan seorang Guru dan Dokter dalam salah satu sya’ir didalam kitab ta’lim muta’allim karya Asy-Syaikh Burhanuddin Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi dalam Bahasa arab yang berbunyi :
إِنَّ الْمُعَلِّمَ وَالطَبِيْبَ كِلاَ هُمَا # لَا يَنْصَحَانِ إِذَا هُمَا لَمْ يُكْرَمَا
فَاصْبِرْ لِدَائِكَ إِنْ جَفَوْتَ طَبِيْبَهَا # وَاقْنَعْ بِجَهْلِكَ إِنْ جَفَوْتَ مُعَلِّمًا(2)
Artinya : sesungguhnya seorang Guru dan Dokter tidak akan memberi nasihat jika keduanya tidak dihormati, maka bersabarlah dengan penyakitmu jika engkau membenci Dokter, dan puaslah dengan kebodohanmu jika engkau membenci Guru.
Ketika saya duduk di bangku kelas 11 MA saya masuk di kelas jurusan MIPA, saya berpikiran setelah lulus nanti untuk melanjutkan mondok di Yaman, karena saya sangat menyukai pelajaran Bahasa Arab dari pada pelajaran umum, tapi saya juga tetap ingin kuliah di kedokteran, mendalami ilmu di bidang Kesehatan. banyak yang mengatakan bahwa untuk masuk di kedokteran itu tidak mudah, saingannya banyak, sedangkan kuota diterimanya sedikit, dan biaya di kedokteran dikenal dengan biaya yang mahal, sedangkan saya bukan dari anak orang kaya, bapak saya bukan pengusaha, bukan pejabat ataupun seorang dokter, namun saya tetap mempunyai cita cita untuk menjadi seorang dokter.
Waktu begitu cepat berlalu, Tak terasa saya sudah kelas 12 MA, Selama saya sekolah di MA Attanwir,saya belum sempat mengikuti organisasi apapun di sekolah, karena saya dipondok juga banyak kegiatan mulai dari pagi kegiatan murojaah Bersama, ngaji kitab-kitab sampai malam Bersama Bu Nyai, walau tidak mengikuti organisasi, saya tetap bersyukur karena saya selalu mendapat juara Ketika saya mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh organisasi organisasi di sekolah, yaitu juara 1 lomba pidato Bahasa arab yang diselenggarakan oleh ALC (Attanwir Language Centre) dan juara 3 lomba Qiroatus syi’ir (lomba puisi Bahasa Arab) yang diselenggarakan oleh PPM (Persatuan Pelajar Madrasah), saya selalu belajar dengan sungguh sungguh agar hasil nilai ujian saya bagus, saya berusaha untuk menjadi siswa eligible di sekolah, dan alhamdulillah peringkatku dikelas masuk 3 besar diantara kurang lebih 500 siswa/siswi, rintangan dan tantangan itu saya jalani dengan penuh kesabaran ketekunan, keikhlasan, dan keberanian, serta pasrah kepada tuhan dalam setiap langkah.
Mendekati pendaftaran seleksi PTN saya masih bingung untuk mendaftar kuliah Pendidikan dokter di universitas mana, karena belum pernah ada kakak kelas saya sama sekali di universitas manapun yang lolos di prodi Pendidikan dokter, lalu saya konsultasikan hal ini kepada Para guru saya, Guru saya menganggap bahwa saya adalah termasuk murid yang berprestasi di sekolah, oleh karena itu saya disarankan untuk ikut mendaftar Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Lalu saya meminta izin kepada orangtua saya untuk mendaftar SNBP dan orangtua saya mengizinkan, akhirnya dengan keberanian dan keyakinan yang kuat, saya menentukan pilihan pertama mendaftar jurusan Pendidikan Dokter di Universitas Indonesia dan pilihan yang kedua di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Walaupun saya bukan anak dari orang kaya, saya tetap memberanikan diri mendaftar di fakultas kedokteran, karena saya yakin bahwa orang yang mencari ilmu pasti rezekinya akan bertambah, dan saya selalu berdoa kepada Allah agar saya bisa diterima di fakultas kedokteran, saya sudah berusaha ikhtiar semampu saya, dan saya pasrahkan semua kepada yang kuasa, memperbanyak sholawat wasilah pada sang Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, dan berdoa agar Allah selalu meridhoi apa yang saya lakukan, karena tanpa ridho darinya maka hidup ini tidak ada artinya, juga tabarrukan dengan wasilah Qur’an yang diijazahkan oleh guru saya seminggu khatam sekali, dan juga meminta doa kepada orangtua dan guru guru saya semua, terutama sowan meminta doa kepada masyayikh dan para Guru, apapun yang terjadi entah saya diterima atau ditolak FK saya pasrahkan semua kepada Allah, dan saya juga mempunyai planning jika saya belum beruntung masuk FK di tahun 2023 ini saya akan daftar FK di tahun depan atau gap year, karena saya yakin takdir yang diberikan Allah pada saya adalah yang terbaik, dan rencana Allah adalah rencana yang paling indah.
Malam sebelum pengumuman SNBP saya terus berdo’a dan memperbanyak sholawat, saya berdoa agar lolos dan bisa membanggakan kedua orang tua. Alhamdulillah dengan izin Allah saya di terima di FKUI, saya sangat terharu karena itu seperti sebuah mimpi. orang tua, keluarga, guru-guru, dan teman-teman semua ikut mengucapkan selamat kepada saya. Saya sangat bersyukur dan saya menganggap bahwa ini semua adalah Amanah dan anugerah yang Allah berikan kepada saya, jadi sebagai bentuk rasa syukur saya adalah saya harus belajar dengan sungguh-sungguh dan tekun, bisa menjadi dokter yang baik, sehingga saya tidak mengecewakan kedua orang tua saya.
Setelah pengumuman SNBP, beberapa hari kemudian saya mengurusi berkas-berkas UKT, saya berharap agar mendapat UKT rendah, dan alhamdulillah saat pengumuman UKT saya mendapatkan UKT kelas 1 sebesar Rp.500.000, dan saya sangat bersyukur, mungkin ini UKT terendah di FKUI 2023. Teman-teman, orang-orang, serta guru-guruku banyak yang terkejut dan tidak percaya, mereka bertanya “kok bisa si di kedokteran UKT cuma Rp.500.000 ?”. Alhamdulillah saya sangat berterima kasih kepada UI, dan kedepannya semoga saya bisa mendapatkan banyak beasiswa, sehingga dapat meringankan biaya kuliah dan tidak terlalu membebani orang tua saya.
Alasan saya memilih Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama karena pandangan saya fakultas kedokteran universitas Indonesia adalah fakultas tertua dan terbaik di indonesia, FKUI adalah harapan, impian dan masa depan anak bangsa, tempat bagi para calon dokter terbaik yang mampu berkompetisi baik secara Nasional dan internasional, dan saya yakin bahwa FKUI mampu mendidik, menuntun siapapun agar bisa menjadi dokter yang profesional, jujur, dan terpercaya.
Motivasi saya masuk FKUI adalah bahwa siapapun yang diterima lolos di Universitas Indonesia adalah putra putri pilihan bangsa, putra putri terbaik bangsa, dan pasti dia dapat mencapai apa yang dia impikan, dengan syarat belajar dengan sungguh sungguh, semangat yang membara, tekun dan tak pernah berputus asa, serta enjoy dan happy disetiap Langkah perjuangannya, Nilai IPK cumlaude, bisa membanggakan kedua orang tua, dan saya berharap Angkatan GELORA bisa menjadi Angkatan terbaik, kompak dan saling merangkul sesama teman sejawat, menjaga erat hubungan, mempunyai prestasi terbaik dalam akademik maupun non-akademik dan fokus mencapai satu tujuan menjadi dokter yang baik dan profesional, sesuai dengan jargon FK 2023 “BANGKIT BERSINERGI, SETIA MENGABDI”
Komitmen saya sebelum diterima di FKUI saya belajar dengan sungguh-sungguh dan selalu berdoa agar lolos FKUI, dan komitmen saya setelah masuk di FKUI adalah saya harus belajar lebih tekun, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, bisa menjadi mahasiswa berprestasi, mentaati peraturan tata tertib FKUI, mengerjakan semua tugas dari dosen dengan baik dan tepat waktu, dapat mempertahankan nilai IPK yang comloude hingga aku bisa menjadi dokter spesialis, dan bisa selalu istiqomah murajaah hafalan qur’an.
Dokter ideal adalah Seorang dokter yang mempunyai peran sentral dalam memberikan pelayanan kesehatan. Maka dalam melaksanakan tugas profesinya, seorang dokter harus mempunyai karakter 3 K, yakni Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan.3 K ini diwujudkan berdasarkan UU nomor 20 tahun 2013 yang bertujuan menghasilkan dokter berbudi luhur, bermartabat, bermutu dan berkompeten. Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek menyatakan Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan bagus didengungkan demi menjunjung profesi kedokteran(3)
Nilai luhur kedokteran merujuk pada prinsip-prinsip etik dan moral yang dijunjung tinggi dalam profesi kedokteran. Berikut adalah beberapa nilai luhur yang terkait dengan kedokteran:
Altruisme: Nilai ini mengacu pada semangat dokter untuk memberikan pelayanan yang tanpa pamrih dan mengutamakan kepentingan pasien(3)
Idealisme: Idealisme dalam kedokteran mencerminkan komitmen dokter untuk menjalankan praktik medis dengan integritas, kejujuran, dan dedikasi yang tinggi(3)
Akuntabilitas: Dokter diharapkan bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan medis yang diambil, serta menjunjung tinggi standar etika dan kehormatan profesi(3)
Keadilan: Nilai ini menekankan pentingnya dokter dalam memberikan pelayanan medis yang adil dan setara kepada semua pasien, tanpa memandang ras, agama, gender, atau status sosial(3).
Keprofesian: Dokter diharapkan menjaga integritas dan martabat profesi kedokteran, serta terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka(3).
Kehormatan: Dokter diharapkan menjunjung tinggi hubungan luhur dengan pasien dan menghormati privasi serta kerahasiaan informasi pasien(3).
Rencana saya jangka pendek preklinik adalah saya dapat memahami semua materi dalam ilmu kedokteran, Kesehatan saya terjaga, mencapai nilai IPK yang comloude, menjadi mahasiswa berprestasi baik dibidang akademik maupun non-akademik, serta mengharumkan nama UI.
Di masa yang akan datang yaitu masa klinik atau koas, saya berencana untuk melatih diri saya menjadi seorang dokter yang baik, sopan santun dan mengerti bagaimana cara berinteraksi dengan pasien-pasien, serta menjalin hubungan dengan senior dan dokter-dokter dengan baik yang pastinya dari mereka dapat saya ambil manfaat ilmunya dan dapat menerapkannya setelah saya mendapat gelar Dokter.
Harapan saya kepada masyarakat adalah supaya masyarakat di negara ini menjaga Kesehatan dengan baik, saya dapat membantu masyarakat dengan baik, melayani masyarakat dengan sepenuh hati, dan menjadi dokter yang bermanfaat bagi seluruh umat, dan saya siap mengabdi dimanapun saya ditugaskan dan dimanapun saya berada.
Setelah perjalanan Panjang hingga saya menjadi Dokter umum, saya ingin melanjutkan kuliah mengambil program Dokter spesialis. Karena saya melihat di Daerah sekitar saya masyarakat masih membutuhkan banyak dokter spesialis, Saya ingin menjadi dokter spesialis kandungan atau dokter spesialis mata, saya ingin menjadi dokter spesialis kandungan karena saya rasa membantu seorang ibu yang melahirkan adalah jasa yang mulia, karena dulu ibu saya saat mau melahirkan prosesnya lama dan sulit hingga ibu saya trauma untuk melahirkan lagi. Dan alasan saya jika saya menjadi dokter spesialis mata karena saya mengerti bahwa masa sekarang sudah mulai serba digital, setiap orang mengakses apapun lewat layar android, computer, laptop dll. sehingga mata terasa capek atau bisa lebih dikenal dengan istilah computer vision syndrome(4). Karena itu kita harus bisa menjaga Kesehatan mata karena MATA ADALAH JENDELA DUNIA.
Pesan saya yang terakhir khususnya untuk adik-adik kelas di ATTANWIR yang ingin menjadi mahasiswa FKUI, “Belajarlah dengan tekun dan sunguh-sungguh, manfaatkanlah waktu sebaik mungkin, pasrahkan semua kepada Allah, yakinlah bahwa kamu pasti bisa, karena tidak ada usaha yang sia-sia.” Dan ingat motivasi saya “TIDAK MUNGKIN SESEORANG MENJADI LUAR BIASA ATAU ISTIMEWA DENGAN CARA YANG BIASA SAJA”
وانْصَبْ فَإنَّ لَذِيذَ الْعَيْشِ فِي النَّصَبِ(5)
Jangan lupa selalu doakan orang tua dan Guru-guru, serta Masyayikh kalian, karena barokah itu juga sangat penting bagi seorang murid atau santri, salah satu pesan ayah saya kepada saya mulai saat saya masuk MTs yaitu “jika kamu masuk di Sekolah jangan sampai lupa hadroh fatihah dulu kepada Mbah Kyai Sholeh”. Dan sejak saat itu pula setiap kali saya masuk dan melangkahkan kaki saya di Madrasah/sekolah saya selalu tabarrukan (mencari berkah) dengan tawassul hadrah surah al-fatihah saya khususkan kepada Mbah kyai Sholeh serta Masyayikh di Attanwir, karena bagi saya pintar saja itu tidak cukup, dalam setiap langkah yang saya lakukan, saya selalu memohon ridho, restu, serta doa dari orangtua dan Guru-guru, karena tanpa ridho dari mereka, sehebat apapun saya menggapai cita-cita, semua itu tiada artinya.
Referensi :
Bangmoeh MM. Home [Internet]. 2021 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://mimlabschoolstg.sch.id/ibnu-sina-bapak-kedokteran-modern-dunia-father-of-doctor/
El-khairah W. Meraup Keberkahan Ilmu [Internet]. 2020 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://mentariindonesia.sch.id/meraup-keberkahan-ilmu/
Rokom KK. 3 Karakter Ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. 2019 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/
Aziz N. Gadget Berbahaya Bagi Kesehatan Mata? Simak Cara Mencegahnya [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://digitalbisa.id/artikel/gadget-berbahaya-bagi-kesehatan-mata-simak-cara-mencegahnya-rWCBp
Abu U, Muhammad S, Abusaid I, Elis Spd i, mahmudin M, Nurjanah L. Home [Internet]. 2019 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://pesantrenrahmatika.or.id/nasehat-untuk-penuntut-ilmu/
Comments