- Qailah Kamila Azahra
- Aug 12, 2023
- 8 min read
Narasi Perjuangan
Berjuanglah dengan baik selama masih mampu! Halo semua, perkenalkan nama Saya Qailah Kamila Azahra, biasa dipanggil Qai atau Qailah. Saya berasal dari SMA Islam Al-Azhar 1 di Jakarta Selatan dan sekarang sedang berkuliah di Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Kelas Reguler. Saya masuk FK UI dengan jalur SNBT (SBMPTN). Sejak Saya kecil banyak sekali orang terdekat Saya yang bercerita bahwa menempuh kuliah di UI sangatlah bagus, terutama Fakultas Kedokterannya. FK UI yang merupakan Fakultas Kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia, membuat Saya menaruh harapan yang sangat besar di FK UI untuk bisa berkuliah dan memulai perjuangan Saya sebagai calon dokter di sana, serta banyak sekali motivasi Saya untuk bisa berkuliah di FK UI.
Pada saat Saya TK, kami punya kostum dokter yang biasa di pinjamkan kepada anak-anak untuk di pakai saat ada acara-acara atau memperkenalkan profesi-profesi. Sejak pertama kali Saya memakai kostum itu, Saya jatuh cinta. Sejak saat itu pula, Saya selalu menjawab disaat ada yang bertanya “Qailah kalau udah besar mau jadi apa?” “Aku mau jadi dokter!” jawaban yang Qailah kecil berikan itu tidak pernah berubah sekalipun walau hanya untuk beberapa waktu. Jawaban Saya selalu “Aku mau jadi dokter!” tidak peduli bahwa perjuangannya akan susah dan lama, Saya akan selalu berusaha untuk meraih mimpi Saya. Pada saat Saya SD, Kakek Saya jatuh sakit. Kakek Saya sakit jantung, yang mengharuskan untuk segera di operasi. Qailah yang masih kecil tidak tahu harus apa, tidak bisa membantu apa-apa, hanya bisa melihat orang-orang panik, sedih, dan bingung itu bertekad untuk benar-benar mewujudkan cita-cita sebagai dokter.
Sejak SD pula, cinta Saya terhadap pelajaran IPA tumbuh dan menjadi semangat tersendiri bagi Saya untuk memulai sekolah. Sekolah Saya membuka posisi dokter cilik. Begitu Saya tahu bahwa posisi itu terbuka untuk siapa saja, Saya langsung mengajukan diri untuk menjadi dokter cilik. Akhirnya Saya menjadi salah satu dari beberapa dokter cilik di SD Saya. Pada Setiap hari Senin, diadakan jadwal shift bagi dokter cilik untuk bergantian saat upacara. Dikarenakan Saya adalah Mayoret Marching Band, Saya tidak bisa untuk mengikuti shift pagi di hari Senin pada saat upacara pagi. Namun, Saya mengikuti shift di Siang harinya untuk membantu di UKS. Saat pulang sekolah rasanya sangat senang karena memakai batch dokter cilik dan juga bisa membantu teman-teman yang sakit di UKS. Menyenangkan sekali rasanya.
Begitu pun dengan SMP, pelajaran Biologi yang semakin luas dan semakin merinci membangun semangat Saya untuk mendalami Biologi. Terutama mengenai anatomi tubuh. Saya juga banyak mendengar cerita dan saran dari beberapa kerabat dan guru Saya yang menyatakan bahwa menjadi dokter itu adalah proses yang sangat lama dan susah. Bohong kalau Saya bilang bahwa Saya tidak goyah pada saat itu. Sempat rasanya takut apakah Saya sanggup untuk meraih cita-cita itu. Saya shalat dan meminta petunjuk apakah Saya sanggup untuk menjalani semua proses itu kepada Allah. Karena, sejak SMP kita sudah harus bisa menentukan kemana arah kita akan pergi untuk berjuang. Apakah di IPS atau IPA. Akhirnya, sudah bulat tekad Saya untuk benar-benar menjadi dokter. Saat SMA Saya tes untuk mendapatkan posisi di IPA. Alhamdulillah Saya menjadi anak IPA, dan benar-benar memulai perjuangan Saya untuk bisa menjadi mahasiswi kedokteran entah dimanapun Saya akan menempuh kuliah nantinya.
Saat SMA Saya ikut bimbel di Inten bersama dengan teman-teman Saya. Mulai dari masuk siswa eligible namun tidak di terima, berjuang di UTBK 2022 bersama, namun takdir memiliki jalannya sendiri. Semua teman-teman Saya diterima di Universitas keinginan mereka, melalui jalur SNMPTN, SBMPTN, dan Mandiri. Hanya Saya yang masih harus berjuang. Pada saat itu keluarga Saya bertanya lagi. Apakah Saya benar-benar ingin masuk FK atau ada fakultas lain yang ingin di coba. Jawaban Saya hanya satu. Saya hanya ingin Kedokteran. Akhirnya, Saya memutuskan untuk Gap Year. Dikarenakan saat Saya ditolak di PTN dan mencoba di Swasta, Saya diberikan ujian lagi dimana saat sudah di nyatakan di terima di Universitas Yarsi hari ini, besoknya saat ingin daftar ulang ternyata dinyatakan bahwa kuota sudah habis dan di sarankan untuk pindah ke Fakultas Kedokteran Gigi. Tidak sedikit orang-orang yang meremehkan Saya untuk menjadi dokter, mereka sering berkata “Emang sanggup? FK tuh lama!” “Udahlah ga usah FK, buktinya aja ga diterima dimana-mana” “Sanggup gak kamu? FK tuh susah!” ”Yakin kamu bisa belajar seumur hidup?” dan banyak lagi pertanyaan dan pernyataan yang meremehkan dan membuat semangat Saya hilang. Perjuangan yang belum sempat dijalani ini ternyata sudah banyak yang meremehkan karena tidak diterima dimana-mana. Cobaan yang membuat Saya hampir kehilangan semua semangat dan percaya diri. Namun, memiliki keluarga dan teman-teman yang mendukung dan terus memberikan semangat agar terus berjuang membuat Saya kembali memliki jiwa juang yang tinggi dan bangkit kembali untuk fokus meraih cita-cita Saya. Dalam satu tahun menuju SNBT 2023 tidaklah mudah, banyak air mata yang keluar, banyak sakit hati yang dialami begitu melihat teman-teman membahas kehidupan kuliah mereka. Bukan iri namun rasa insecure perlahan semakin keluar, disaat Saya masih harus berjuang kembali. Saya berkomitmen untuk tidak pernah menyerah, tidak meragukan proses dan takdir dari Allah, belajar untuk bersabar dan selalu ikhlas akan semua yang terjadi. Namun, semua itu terbayar saat Saya membuka pengumuman SNBT 2023 yang menyatakan bahwa Saya di terima di Fakultas Kedokteran UI. Saya akan terus bersemangat dalam memulai perjuangan Saya, menikmati prosesnya, dan ikhlas menjalani apapun.
Saya selalu yakin bahwa Allah pasti akan terus mendampingi dan menuntun Saya untuk menjadi lebih baik dan ke jalan yang benar. Pelajaran yang benar-benar membuka mata Saya bahwa, jangan pernah sekalipun kamu mendengarkan apa kata orang. Orang lain tidak pernah tahu proses kita dalam meraih sesuatu itu bagaimana, mereka hanya melihat sisi kita dari luar. Mungkin kalau kita healing sebentar dipikirnya kita tidak pernah belajar tapi jalan-jalan terus. Kembali lagi bahwa, yang kenal dan tahu diri kita serta proses kita adalah diri kita sendiri dan Allah. Jangan terlalu berharap. Saya sangat berharap bisa sekali coba dan keterima, namun hasilnya berbeda. Saya sudah membuat rencana kedepan bagaimana, harus apa, keterima dimana. Namun, kita hanyalah manusia. Kita boleh berencana tapi jangan pernah lupa untuk berserah diri kepada Allah. Jalan hidup kita memang kita yang menentukan dan memilih alurnya mau bagaimana, tapi jangan sampai lupa Allah lah penentu jalur dan takdir kita bagaimana.
Saya berharap dengan kesempatan menjadi mahasiswi FK UI Saya bisa mendapatkan prestasi, dari segi akademik maupun non-akademik dan membanggakan keluarga Saya. Bisa lulus tepat waktu, mendapatkan nilai-nilai yang mencapai target Saya. Menjadi mahasiswi yang disiplin, bertanggung jawab dan cepat menangkap materi yang diberikan oleh dosen dan juga menjadi mahasiswi yang aktif dengan mengikuti organisasi. Tentunya Saya tidak ingin berjuang sendiri. Saya berharap, Saya dan teman-teman seangkatan bisa saling membimbing, saling membantu, saling mengingati, dan juga berjuang bersama sampai mencapai target kita masing-masing. Menjalin komunikasi yang baik sampai sudah menjadi dokter nanti. Memiliki ikatan yang erat antar satu sama lain. Masuk FK UI bersama maka harus lulus dan sukses bersama.
Dokter yang ideal menurut Saya adalah dokter yang tidak hanya akan menguntungkan diri sendiri saja dan bisa mengambil keputusan secara objektif dan mau mendengarkan saran dari orang lain, tidak mudah tersinggung dalam menerima kritik dan saran. Dokter juga harus bisa rasional dalam mengambil atau membuat keputusan bagi pasien. Dokter itu selalu mengacu kepada tindakan pertama kepada pasien untuk memberikan pertolongan yang di butuhkan. Tanpa memandang usia, penyakit, kekayaan, background dan jenis kelamin pasien. Dokter harus bisa menolong semua pasien yang ada di dekatnya atau yang datang meminta pertolongan dengan sepenuh hati tanpa memikirkan apakah akan dibayar atau tidak juga tanpa memikirkan bahwa penyakit yang dimiliki pasien akan menular atau tidak. Karena jika dokter pun takut untuk menolong lalu siapa yang akan menolong paisen. Memang wajar kalau dokter takut kita sama-sama manusia, namun dokter juga harus memiliki keberanian dalam menolong pasien sekalipun nyawa menjadi taruhannya. Dokter bekerja dengan memegang teguh sifat profesionalisme dalam menghadapi pasien dan bisa bekerja sama dengan dokter lainnya perihal membantu menyembuhkan pasien. Dokter harus bisa berkomunikasi dengan baik dalam menyampaikan penyakit yang diderita dan cara penyembuhan kepada pasien. Dokter juga harus menjunjung tinggi ikatan atau hubungan antar dokter. Memiliki sikap tanpa pamrih menjadi salah satu nilai kenapa profesi dokter adalah profesi yang luhur.
Sebagai seorang dokter yang memiliki kompetensi dalam menjalankan tugasnya tidak hanya sebagai orang yang menyembuhkan atau memberikan treatment kepada pasien. Namun, dokter juga harus bisa menyuarakan suara mereka kepada masyarakat untuk memberikan edukasi. Selain memikirkan untuk meningkatkan layanan di rumah sakit, dokter juga bisa memberikan edukasi melalui seminar secara online maupun offline. Selain menyembuhkan pasien dokter juga mempunyai tugas untuk mendampingi pasien dengan memberikan edukasi, menjelaskan secara detail apa yang akan dilakukan kepada pasien dan apa yang pasien harus lakukan.
Saya ingin menjadi dokter yang Amanah, tidak memandang bayaran saat membantu pasien dan mudah untuk di approach sebagai dokter. Karena banyak sekali pasien yang sebenarnya ingin bertanya namun takut. Saya ingin menjadi dokter yang memberikan kesan nyaman agar pasien dapat menjelaskan keluhan dengan jelas dan baik dan juga dapat menjelaskan dengan detail pertanyaan yang dilontarkan oleh pasien. Mulai dari sekarang Saya akan mulai memberanikan diri untuk menolong orang lain walaupun tidak saling mengenal, melancarkan public speaking Saya dan juga meningkatkan daya tangkap dan ingat Saya agar bisa membantu pasien atau orang lain dengan mudah.
Rencana Saya selama preklinik adalah dapat menangkap materi yang diberikan dengan baik, dapat mulai belajar untuk bisa mengaplikasikan materi ke dunia nyata secara perlahan dan bisa selalu menikmati prosesnya walaupun pasti akan sulit. Dengan cara terus berikhtiar dan tawakal. Selalu mencoba tanpa kenal lelah, tetap semangat dalam menjalani keseharian baru, tidak merendahkan diri sendiri dalam melakukan sesuatu, selalu yakin kepada diri sendiri, belajar dengan giat, benar, baik, dan fokus dalam menerima materi, dapat menerima kritik dan saran dari siapa pun, harus pintar menyaring saran dan kritik yang masuk juga agar tidak gampang terpengaruh dan tidak pernah meninggalkan shalat dan juga selalu meminta kemudahan kepada Allah.
Bagi masa yang akan datang yaitu masa klinik, Saya akan berusaha menjadi dokter yang baik, dapat mengaplikasikan materi yang Saya terima selama masa preklinik, dapat lebih mengerti cara berinteraksi dengan pasien dengan karakter yang berbeda-beda. Tentunya tidak akan mudah, tapi Saya akan terus berlatih dengan keluarga dan teman-teman Saya sebagai pasiennya agar Saya mulai terbiasa untuk menghadapi pasien, menjalin hubungan yang baik juga dengan dokter-dokter lainnya, dan juga terus belajar dari pengalaman yang di alami sebelumnya atau hari-hari sebelumnya jika membuat kesalahan.
Saya berharap untuk masyarakat agar lebih bisa menyaring edukasi yang diterima terutama secara online, lebih memedulikan kesehatan dibanding biaya yang akan dikeluarkan jika pergi ke rumah sakit. Nyawa itu hanya satu, uang itu bisa dicari. Allah tidak mungkin membiarkan hambanya kesulitan. Sebagai manusia kita juga harus berikhtiar secara duniawi. Saya berharap bisa membawa perubahan yang baik kepada masyarakat, memancarkan sifat positif, dan juga Saya bisa berkontribusi banyak dalam membantu masyarakat mulai dari mereka yang dekat dengan Saya.
Pesan Saya untuk adik-adik yang ingin masuk FK UI, jangan melihat Universitasnya apa. Lihatlah pilihan fakultas yang kalian pilih. Jangan pernah masuk Universitas dengan fakultas yang bergengsi namun hati kalian sebenarnya tidak ingin disana. Pilihlah yang sesuai dengan passion kalian. Jangan merasa terpaksa dalam memilih fakultas. Terus bersemangat dan jangan pantang menyerah jika gagal. Kita selalu memiliki pilihan, bangkit atau gugur. Jangan pernah berpikir bahwa lebih baik gugur dibandingkan memulai proses yang sulit. Proses tidak ada yang mudah, akan menjadi lebih mudah dijalani jika kita menikmati prosesnya. Semangat terus untuk kalian yang ingin mencoba. Semoga bisa cepat bergabung. Jika ingin masuk FK, kalian harus ingat apakah kalian siap untuk terus belajar seumur hidup. Do what you love, and love what you do!
DAFTAR PUSTAKA
1. Supiyanti I, Muhard. Seven stars moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai- nilai islam dalam nilai kerja tenaga medis di indonesia [Internet]. Bandung: Universitas Gajah Mada; 2020 Aug 27 [cited 2023 Aug 4]. Available from:
2. Good Medical Practice [Internet]. United Kingdom: General medical council; 2013 Apr 22 [updated 2019 Apr 29; cited 2023 Aug 4]. Available from: https://www.gmc-uk.org/ethical-guidance/ethical-guidance-for-doctors/good-medical-practice
3. Situmeang I, Situmeang I. Komunikasi dokter yang berpusat pada pasien di masa pandemi [Internet]. Jakarta: Umbuton; 2021 Feb 15 [cited 2023 Aug 4]. Available from: https://jurnal-umbuton.ac.id › article › download
4. Rokom. Percepatan transformasi kesehatan butuh kolaborasi seluruh pihak [Internet]. Jakarta: Sehat Negeriku Kemkes; 2022 Dec 18 [cited 2023 Aug 4]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20221218/1242058/percepatan-transformasi-kesehatan-butuh-kolaborasi-seluruh-pihak/
5. Johansyah A. Tangung jawab profesional dokter dalam pelayanan kesehatan [Internet]. Surabaya: Untag-SBY; 2020 [cited 2023 Aug 4]. Available from: http://repository.untag-sby.ac.id/4769/6/JURNAL.pdf
Comments