top of page
  • Youtube
Search
  • Putri Jean Monica Toelle
  • Aug 13, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 14, 2023

Narasi Perjuangan

“Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun dilautan yang dalam” – Ir. Soekarno

Halo semuanyaaa ! Perkenalkan nama saya Putri Jean Monica Toelle, biasa dipanggil Monica. Saya berasal dari Sekolah Dian Harapan Kupang, provinsi Nusa Tenggara Timur. Bersyukur kepada Tuhan, karena pada 28 Maret 2023, saya mendapatkan kesempatan besar untuk bergabung bersama keluarga besar Universitas Indonesia. Saya berhasil diterima melalui jalur prestasi yaitu SNBP dan menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran kelas reguler angkatan 2023.

Universitas Indonesia sudah menjadi impian saya sejak duduk dibangku pertama SMA. Hal ini dikarenakan, UI merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia baik secara keseluruhan maupun secara khusus dalam prodi kedokteran[1]. Selain itu, UI juga memiliki fasilitas yang memadai, pengajar-pengajar profesional, serta alumni yang berkompeten, berkualitas, dan berpengaruh. Alumni UI yang cukup berpengaruh di antara lain ialah Ainun Habibie, Najwa Shihab, dr. Boyke, serta dr. Boenjamin Setiawan (pendiri Kalbe Farma). Hal inilah yang menjadikan UI sebagai universitas yang cukup bergengsi.

Maka dari itu, saya termotivasi untuk berkuliah di UI demi mewujudkan cita-cita sejak kecil. Cita-cita yang tidak pernah berubah sejak SD, yaitu menjadi seorang dokter. Mengetahui hal itu, kedua orang tua saya mendukung penuh cita-cita tersebut dan selalu berpesan untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Awalnya pesan tersebut terasa biasa saja, namun seiring bertambahnya usia pesan itu berubah menjadi tanggung jawab yang besar. Mengingat bahwa saya merupakan anak serta cucu pertama dari keluarga mama saya yang kelak akan menjadi dokter pertama di keluarga, membuat orang tua menaruh harapan yang cukup besar. Hal inilah yang menjadi motivasi lain berkuliah di UI ialah untuk membanggakan mereka agar kelak menjadi dokter yang bermanfaat.

Perjuangan masuk UI tentu saja tidak mudah. Ir. Soekarno pernah berkata "Barangsiapa ingin mutiara, harus berani terjun dilautan yang dalam". Ungkapan ini bermakna bahwa jika kita memimpikan serta menginginkan sesuatu yang indah dan berharga, dibutuhkan usaha yang sangat besar untuk mendapatkannya.

Sejak kecil, saya tinggal bersama opa dan oma dikarenakan orang tua saya bekerja di luar kota Kupang. Maka dari itu, sejak bayi hingga 5 tahun saya selalu menemani oma saya ke kantornya yaitu puskesmas karena beliau adalah seorang bidan. Hal tersebut membuat saya terbiasa melihat pelayanan yang terjadi di puskesmas serta mulai muncul kepuasan dalam diri sendiri ketika melihat orang lain senang. Saya juga merasa bahwa terasa menyenangkan jika kita bisa membantu orang lain menjadi lebih baik. Maka dari itu, saya memutuskan ingin menjadi dokter. Hal tersebut pertama kali terbesit dalam pikiran ketika saya mulai memasuki Sekolah Dasar. Saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Inpres Liliba. Saat SD, saya cukup pemalu untuk tampil di depan umum dan lebih ambisius secara akademik. Hal ini dikarenakan mama saya yang sangat mementingkan pendidikan. Kegiatan belajar saya di rumah pun, tidak terlepas dari dampingan opa, oma, om, serta tante saya. Mereka yang selalu mendampingi dan mendidik saya dengan sangat baik hingga saya tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, disiplin, dan bertanggung jawab. Enam tahun pun berlalu, saya mulai memasuki tingkat yang lebih tinggi yaitu SMP. Saya melanjutkan sekolah saya di SMP Dian Harapan Kupang. Pada saat itu pula, orang tua saya telah kembali ke Kupang sehingga dapat membimbing dan mendampingi saya secara langsung. Masa awal SMP cukup sulit bagi saya, yaitu sulit dalam hal pertemanan. Hal ini dikarenakan saya merupakan pribadi yang introvert serta tidak mengenal siapapun di sana selain sepupu saya. Namun, lambat laun saya pun mulai mendapatkan teman dan menjalani sekolah seperti biasa yaitu selalu fokus saat pelajaran agar mendapatkan nilai akademik yang memuaskan. Di samping itu, saya juga menyibukkan diri dengan mengikuti les bahasa inggris untuk meningkatkan kemampuan bahasa saya serta aktif mengikuti lomba-lomba pidato. Hal tersebut cukup melatih public speaking saya menjadi lebih baik. Oleh karena itu, mulai kelas 8 saya sudah berani untuk bertugas selama beberapa kali sebagai Worship Leader pada ibadah mingguan di sekolah. Sayangnya, saat kelas 3 SMP, semua dikejutkan dengan berita terkait covid-19 sehingga saya harus menjalani sisa terakhir SMP saya dengan belajar secara daring dan tidak bisa bertemu dengan teman-teman. Cukup banyak penyesuaian yang terjadi mulai dari tugas-tugas yang semakin banyak hingga kendala internet yang sering terjadi. Tetapi, Puji Tuhan semua berjalan dengan lancar sehingga berhasil melewati masa SMP dan lulus walaupun kelulusannya diadakan secara daring.

Masa SMA pun dimulai. Saya melanjutkan SMA di tempat yang sama yaitu SMA Dian Harapan Kupang. Memasuki SMA, saya mulai memikirkan masa depan yaitu terkait universitas yang akan saya tuju. Hingga perhatian saya tertuju pada Universitas Indonesia, universitas top di Indonesia dengan persaingan yang pastinya sangat ketat. Saya pun mulai termotivasi untuk fokus belajar dan aktif organisasi seperti OSIS. Pada kelas 10 hingga 11 saya masih ambisius untuk bisa masuk UI. Hingga memasuki kelas 12, jiwa realistis mulai keluar membuat saya tidak mau terlalu berharap untuk masuk UI. Saya sempat melakukan tes rasionalisasi rapor dan hasilnya mengatakan bahwa saya cukup memiliki peluang untuk masuk UI. Akan tetapi, adapun beberapa pertimbangan seperti asal daerah, dimana saya berasal dari Nusa Tenggara Timur, sebuah provinsi yang cukup jauh dari depok. Selain itu, melihat dari alumni, sejauh ini hanya satu alumni sekolah saya yang berhasil masuk UI pada jurusan sistem informasi. Hal ini cukup membuat saya pesimis dan tidak mau terlalu berharap karena takut akan menyebabkan kekecewaan yang besar pada diri saya apabila tidak terwujud. Oleh sebab itu, saya mulai menerapkan prinsip “yang penting lulus SMA dan kuliah kedokteran”. Akan tetapi, hal tersebut tidak menjadi alasan saya untuk berhenti berusaha. Saya tetap mengeluarkan usaha terbaik untuk mempertahankan nilai hingga mengorbankan waktu, tenaga, dan uang. Hal ini dikarenakan saya juga tidak mengikuti les yang intens sehingga satu-satunya yang saya harapkan ialah nilai akademik. Hingga akhir kelas 12, saya masuk siswa eligible. Pastinya saya merasa sangat senang karena itu dapat menjadi satu peluang besar menuju kampus impian. Saya pun nekat untuk memilih UI pada pilihan pertama dan sengaja tidak menaruh pilihan kedua. Sebenarnya saya juga tidak terlalu berharap, tetapi tidak ada salahnya memanfaatkan kesempatan yang ada. Toh, jika gagal, anggap saja kita sedang menghabiskan jatah kegagalan kita saat masa muda. Tetapi, semuanya terjadi di luar perkiraan. Impian yang awalnya terlihat mustahil, sudah tercapai di depan mata. Melihat hasil SNBP yang berwarna biru, dengan kata “selamat anda lulus seleksi SNBP 2023”, menjadi suatu kebanggaan baik untuk diri saya sendiri maupun keluarga. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat saya puas dikarenakan hal ini barulah permulaan menuju hal yang saya impikan.

Oleh sebab itu, saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Yaitu pribadi yang lebih menghargai waktu, memaksimal potensi diri, percaya diri, serta berani. Dengan berkuliah di UI, saya harap dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan diri saya baik secara akademik maupun non-akademik. Sehingga kelak, dapat menjadi dokter pertama di keluarga yang berkompeten dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Selain itu, saya juga berharap agar angkatan FKUI 2023 bisa kompak, saling menguatkan, serta membantu satu sama lain ketika menjalani perjuangan menjadi seorang dokter yang pastinya akan sangat sulit. Agar kelak, kita semua dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan menjadi dokter yang berhasil.

Menjadi seorang dokter tentunya memiliki standar tersendiri di dalam bersikap dan berperilaku. Standar tersebut disusun dan dinamakan etika kedokteran. Etika kedokteran merupakan panduan mengenai sikap dan perilaku ideal sebagai seorang dokter. Menurut kamus merriam webster, ideal merupakan sebuah standar kesempurnaan, keindahan, serta keunggulan[2]. Sehingga, dokter yang ideal merupakan dokter yang terbaik artinya yang mampu mewujudkan kesempurnaan dengan mematuhi serta bertindak sesuai dengan etika yang berlaku. Dokter yang ideal sangatlah dibutuhkan demi kelangsungan hidup serta kesejahteraan masyarakat disekitarnya[3].

Adapun nilai luhur yang dianut oleh dokter yang ideal. Pertama, ialah memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pasiennya dalam segala aspek baik secara fisik, mental, maupun sosial. Selain itu, ia mampu memberikan perawatan yang terbaik dan berkualitas. Kedua, ialah dokter yang bijak. Artinya, ia mampu memilih metode pengobatan yang terbaik bagi pasiennya dengan mempertimbangkan efisiensi serta harga dari metode tersebut. Ketiga, dokter yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Artinya, ia mampu menjelaskan secara terstruktur dan meyakinkan sehingga dapat membuat pasien patuh terhadap arahannya. Keempat, ialah dokter yang juga aktif secara komunitas yang berhubungan dengan kesehatan agar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Kelima, ialah pribadi yang memiliki kemampuan mengelola yang baik sehingga ia dapat membuat keputusan yang tepat[4].

Selain itu, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Lebanon, adapun beberapa poin yang dianggap sebagai ciri-ciri dokter ideal. Dokter yang ideal menurut mereka yang paling utama ialah keahliannya secara medis yang sangat baik. Yaitu dokter yang berintelektual sehingga mampu memberikan diagnosa serta perawatan yang tepat terhadap pasien. Selanjutnya, ialah dokter yang profesional yaitu memiliki sikap etis dengan bersikap ramah serta berempati agar pasien dapat merasa aman dan nyaman. Senyuman merupakan salah satu bentuk keramahan seorang dokter yang dapat mendekatkan hubungan psikologi antara dokter dan pasien menjadi lebih baik. Ketiga, ialah dokter yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Yaitu pribadi yang mampu mendengar setiap keluhan pasien dengan saksama agar dapat memahami secara benar apa yang dirasakan oleh pasien serta dokter yang mampu menjelaskan kondisi pasien secara terstruktur, mudah dimengerti, dan secara terbuka. Berdasarkan evaluasi 414 pasien, etika serta kemampuan komunikasi yang baik dari seorang dokter dapat menimbulkan kepercayaan pasien. Dengan kepercayaan, pasien dapat menjadi lebih patuh[5].

Dengan memiliki sifat di atas, seorang dokter dapat dengan sangat baik melayani masyarakat. Hal ini akan menciptakan reputasi yang baik serta meningkatkan kepercayaan pasien. Sehingga, berdasarkan kriteria di atas, saya juga ingin menjadi dokter yang ideal dengan bersikap ramah, memiliki kepedulian yang tinggi, memiliki kemampuan komunikasi yang baik, serta dokter yang bersikap profesional.

Adapun juga rencana yang saya buat terkait karir saya kedepannya yaitu rencana jangka pendek (selama preklinik) dan rencana jangka panjang (setelah preklinik hingga menjadi dokter). Dalam jangka pendek, saya ingin mendapatkan ipk yang baik, pengalaman yang berharga, serta memperluas relasi. Hal tersebut dapat dicapai dengan memanajemen waktu serta diri agar lebih produktif, aktif selama perkuliahan, belajar dengan fokus, serta mengikuti kegiatan maupun organisasi kampus. Kemudian, untuk rencana jangka panjang yaitu setelah preklinik dan menjadi dokter, saya ingin mempraktikkan ilmu yang telah saya pelajari dan menjadi pribadi yang berguna bagi sekitarnya. Hal tersebut dapat dicapai dengan belajar baik secara textbook maupun dari pengalaman diri sendiri serta pengalaman orang yang lebih profesional yaitu dokter dan rekan lainnya yang lebih senior.

Dengan segala hal yang telah saya paparkan, saya harap kepada masyarakat agar dapat lebih peduli dan tidak menganggap sepele kondisi yang sedang mereka alami. Saya harap kedepannya, dengan kemunculan dokter-dokter yang ideal, dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan serta menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap pasien ketika melakukan pemeriksaan dengan dokter. Dengan terwujudnya hal tersebut, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik dalam aspek kesehatan.

Terakhir, bagi para adik kelas yang ingin masuk kedokteran Universitas Indonesia, saya sampaikan pesan ini. Selalu ingat 4G (God, Goals, Grow, Glow). Artinya, selalu utamakan dan libatkan Tuhan dalam segala perkara (God), tetapkan tujuan dan motivasimu (Goals), selalu belajar untuk menjadi lebih baik setidaknya 1% dari hari kemarin (Grow), agar kelak dapat menjadi orang yang berhasil dan bermanfaat bagi sekitarnya (Glow). Semangat terus adik-adik dalam menggapai cita-citamu, saya yakin apapun hal baik yang sedang kalian perjuangkan, kelak akan membuahkan hasil yang baik pula. Jangan lupa juga untuk mencari lingkungan yang positif dan suportif, agar ketika kalian sedang kehilangan arah, lingkungan itulah yang akan menjadi pengingat untuk terus berjuang. Semangat dan semoga kelak kita dapat bertemu di FKUI.


DAFTAR PUSTAKA

  1. Maudisha. Lagi, UI tempati rangking 1 best universities versi EduRank 2023 [Internet]. Depok: Universitas Indonesia; 2023 Apr 5 [updated 2023 Apr 5; cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.ui.ac.id/lagi-ui-tempati-ranking-1-best-universities-versi-edurank-2023/.

  2. Webster M. Ideal [Internet]. England: Webster M; 2023 Aug 5 [updated 2023 Aug 5; cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.merriam-webster.com/dictionary/ideal.

  3. Hofbauer VS, Schrank B, Holzinger A. Was ist ein guter Arzt?/Was ist eine gute Ärztin?. What is a good doctor?. 2018; 168(15): 398-405.

  4. Hassan SH. Qualities of a five star doctor [Internet]. Annual magazine 2017 liaquat national hospital and medical college. 2017 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://emas2.ui.ac.id/course/view.php?id=46269.

  5. Aoun, Mabel, Sleilaty, Ghassan, Jaoude A, Simon, et al. How do Lebanese patients perceive the ideal doctor based on the CanMEDS competency framework?. BMC Medical Education. 2019 Nov 8; 19(1):1-7.




 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

1 komentář


calinkalaapen26
13. 8. 2023

kerenn sekaliii🤎

To se mi líbí

© 2023 FKUI Gelora

bottom of page