- Precisia Ganeshahaja
- Aug 12, 2023
- 8 min read
Halo semuanya. Namaku Precisia Ganeshahaja. Aku biasa dipanggil Cia oleh keluargaku dan teman-temanku. Aku berasal dari SMA Islam Al-Azhar 2. Aku masuk ke dalam kelas reguler di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tanggal 18 Agustus 2023 dengan jalur SIMAK.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah Fakultas yang sangat aku kagumi. Aku melihat bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memiliki akreditasi yang tinggi karena metode pembelajaran dan sistem-sistemnya yang sangat baik. Aku seringkali melihat tentang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di media sosial yang menyebutkan bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dinobatkan sebagai Fakultas Kedokteran terbaik nomor satu di Indonesia. Selain berakreditasi tinggi, Aku juga melihat bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dapat dijadikan sebagai sarana dan prasarana untuk mengembangkan potensi diri agar aku bisa menjadi lebih baik dan berguna bagi bangsa dan negara nantinya. Menurutku, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan tempat terbaik untuk melanjutkan pendidikan sebagai mahasiswa kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangat cocok untuk aku yang ingin menempuh ilmu kedokteran. Aku yakin akan hal-hal tersebut karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah melahirkan dokter-dokter hebat yang sangat berjasa bagi negara Indonesia. Salah satu dokter hebat tersebut ialah Ibu Hasri Ainun Besari yang merupakan idolaku sendiri. Selain itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia seringkali meraih penghargaan-penghargaan yang sangat hebat. Penghargaan-penghargaan yang diraih oleh Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah penghargaan-penghargaan yang luar biasa. Kemudian, penghargaan-penghargaan yang hebat juga banyak diraih oleh Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia dan Organisasi Mahasiswa Kedokteran Universitas indonesia.
Sejak kecil, aku memiliki keinginan yang sangat tinggi untuk menjadi dokter. Ketika guru SD ku bertanya kepadaku mengenai cita-citaku, aku dengan lantang menjawab bahwa dokter adalah cita-citaku. Orang tua ku pun sangat mendukungku untuk bisa menjadi dokter. Orang tua ku mendukungku dalam hal apa pun agar aku bisa menjadi dokter yang hebat. Aku memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat untuk aku melanjutkan pendidikanku karena Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah memberikanku pandangan bahwa ia adalah tempat yang sangat menakjubkan. Rasa kagum dan takjub akan kehebatan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjadikan aku memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikanku sebagai mahasiswa Kedokteran. Rasa kagum dan takjub tersebut kudapatkan karena aku mengidolakan Ibu Hasri Ainun Besari. Ibu Ainun adalah salah satu orang yang memotivasiku untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sejak aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, aku seringkali membaca artikel tentang Ibu Ainun. Artikel tersebut membahas tentang biografi Ibu Ainun dan menceritakan perjuangannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar bisa menjadi dokter yang hebat. Kemudian, film Habibie dan Ainun 3 rilis. Film Habibie dan Ainun 3 memperlihatkan dengan jelas tentang perjuangan Ibu Ainun di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia . Ibu Ainun benar-benar menjadi dokter hebat yang banyak membantu orang lain. Setelah banyak mengetahui tentang Ibu Ainun dan perjuangannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, aku mulai mencari tahu lebih dalam tentang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku banyak mendapatkan informasi bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dulunya adalah STOVIA. STOVIA melahirkan dokter-dokter yang hebat. Salah satu dokter hebat yang juga menjadi tokoh pergerakan nasional adalah dr. Soetomo. Semua hal di atas yang aku jelaskan mengenai Fakultas Kedokteran Universitas indonesia membuatku yakin untuk memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai tempat untuk melanjutkan pendidikanku.
Perjuanganku untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dimulai sejak aku duduk di bangku SMP. Pada saat itu, aku bersekolah di SMPN 8 Bogor. Saat aku berada di sekolah menengah pertama, aku memiliki jiwa ambisius yang sangat tinggi. Aku sangat rajin dalam mengerjakan tugas dan belajar. Aku pun sangat serius dalam memperhatikan guru di kelas. Hingga pada akhirnya, nilai ujianku seringkali mendapatkan nilai seratus. Aku juga selalu mendapatkan ranking 3 besar. Jiwa ambisiusku sempat hilang karena aku harus pindah ke Jakarta ketika aku berada di kelas 9. Perbedaan yang cukup signifikan antara Bogor dan Jakarta membuatku sedikit mengalami culture shock. Awalnya, aku tidak mau bersosialisasi dengan temanku yang berada di Jakarta karena aku merasa mempunyai budaya yang berbeda dengan mereka. Akan tetapi, orang tuaku menasehatiku agar aku memandang bahwa semua manusia itu sama walaupun dari berbagai macam budaya. Hal tersebut membuatku berani untuk bersosialisasi. Hingga pada akhirnya, aku bisa berteman dengan teman-temanku di Jakarta. Orang tuaku pun menasehatiku agar aku tetap memiliki jiwa ambisius untuk menjadi siswi yang berprestasi. Akhirnya, aku pun mulai berambisi lagi. Aku mulai rajin belajar dan mengerjakan tugas. Aku benar-benar berjuang untuk mendapatkan nilai yang terbaik. Perjuanganku pun membuahkan hasil. Akhirnya, aku bisa mendapatkan Ranking 1 di kelas 9.
Saat memasuki jenjang sekolah menengah atas, aku semakin memiliki ambisi. Aku sangat ingin masuk ke dalam kuota yang dapat mengikuti SNBP. Oleh karena itu, aku bersungguh-sungguh dalam belajar. Aku pun selalu meminta tambahan tugas kepada guruku apabila terdapat nilai yang kurang. Aku berjuang dengan sekuat tenaga agar aku bisa memperbagus nilai rapotku, sehingga aku bisa mengikuti SNBP. Perjuanganku membuahkan hasil lagi. Nilai rapotku sangatlah bagus. Aku selalu mendapatkan ranking 1 atau 2. Aku pun mendapatkan kuota untuk bisa mengikuti SNBP.
Saat pendaftaran SNBP tiba, aku memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertamaku. Aku sangat berharap agar aku bisa lolos seleksi SNBP. Namun, takdir berkehendak lain. Aku gagal dalam SNBP. Awalnya, aku sangat terpuruk dan sedih. Namun, teman-teman dan keluargaku menyadarkanku agar aku bisa bangkit dalam keterpurukan. Akhirnya, aku mencoba untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan SNBT. Dalam memperjuangkan SNBT, aku mengikuti bimbel supercamp yang diadakan selama satu bulan. Bimbel tersebut mengharuskanku tinggal di apartemen selama satu bulan. Aku Pun belajar dari pagi hingga malam. Aku belajar dengan keras agar bisa lolos SNBT. Saat pendaftaran SNBT, aku kembali memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertamaku. Namun, situasinya sama dengan SNBP. Takdir berkehendak lain. Aku tidak lolos SNBT. Pikiranku seketika kacau dan tidak karuan. Perasaan sedih,takut,gelisah seringkali mengganggu diriku. Aku sangat takut dan sedih apabila aku tidak bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang selalu aku dambakan sedari dulu. Hingga pada akhirnya, aku pun sadar bahwa perjuanganku belum usai. Aku merasa bahwa aku harus kembali berjuang demi menggapai cita-citaku. Akhirnya, aku mencoba untuk mengikuti SIMAK. SIMAK adalah harapan terakhirku untuk dapat masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Oleh karena itu, aku sangat bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan SIMAK. Dalam berjuang agar dapat lolos SIMAK, aku kembali mengikuti bimbel supercamp. Aku tinggal di apartemen selama satu bulan untuk belajar. Di sana, Aku belajar dengan sangat giat. Aku pun seringkali mengikuti kelas tambahan walaupun aku sudah belajar dari pagi hingga malam hari. Aku benar-benar belajar tanpa kenal lelah. Setelah pendaftaran SIMAK dibuka, aku kembali memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertamaku. Hingga pada akhirnya, tibalah waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu pengumuman simak. Setelah membuka pengumuman SIMAK, hatiku pun sangat lega karena kali ini takdir tidak berkehendak lain. Akhirnya, aku bisa lolos SIMAK, sehingga aku bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku sangat senang dan bahagia karena aku bisa masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas indonesia. Kini, Kampus yang selalu kubanggakan dan kudambakan sedari dulu telah menjadi kampus untuk melanjutkan pendidikanku sebagai mahasiswa kedokteran.
Setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, aku ingin meninggalkan kebiasaan buruk. Dari dulu, aku seringkali melakukan kebiasaan buruk, seperti tidak bisa mengatur waktu dengan baik, tidak bisa mandiri, dan tidak memiliki jiwa keberanian yang tinggi. Akan tetapi, setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, aku akan berkomitmen untuk merubah diriku menjadi pribadi yang lebih baik. Aku akan belajar untuk bisa mengatur waktu dengan baik. Aku pun akan belajar untuk hidup mandiri dan mencoba untuk berani dalam hal apa pun. Aku akan memberanikan diri untuk melawan semua ketakutan yang ada pada diriku. Selain itu, Aku akan menjalani semua kegiatanku di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan sangat baik. Aku pun akan tekun dan ulet dalam mengikuti pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Aku memiliki banyak harapan untuk diriku dan teman-teman Angkatan 2023. Aku sangat berharap agar aku bisa menjadi mahasiswa yang berprestasi dan aktif dalam bersosialisasi. Aku pun berharap semoga aku bisa menjalani semua hari-hariku di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan sangat baik. Selain itu, aku juga mempunyai harapan yang sangat besar untuk masa depan. Harapanku untuk masa depan adalah semoga aku bisa menjadi dokter hebat yang bisa membantu banyak orang dan berguna bagi negara Indonesia. Sementara itu, harapanku untuk teman-teman angkatan 2023 adalah semoga teman-teman angkatan 2023 bisa memiliki jiwa solidaritas yang tinggi. Aku berharap semoga kita semua di angkatan 2023 bisa saling bahu membahu selama menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku pun berharap semoga teman-teman Angkatan 2023 ini bisa menjadi dokter yang hebat dan sangat sukses di masa depan.
Dokter ideal adalah seorang dokter yang memiliki kualitas pribadi untuk menjalin hubungan dengan pasien, memiliki keterampilan teknis, dan niat yang baik untuk mengobati pasien [1]. Seorang dokter dapat menjadi dokter ideal karena ia bisa memadukan keahlian medis dengan keterampilan sosial. Dalam menjalankan tugasnya, dokter ideal melakukan pemeriksaan kepada pasien sesuai dengan standar operasional secara berkala, mendekatkan diri kepada masyarakat, memberikan arahan mengenai pengobatan yang baik, memberikan arahan mengenai pencegahan dan rehabilitasi dengan dibantu oleh rekam medis lainnya [2].
Nilai Luhur yang dianut oleh dokter ideal adalah idealisme yang tinggi. Selain itu, dokter ideal juga menganut nilai-nilai kemanusiaan, seperti membantu pasien tanpa melihat latar belakang. Dokter ideal pun menganut nilai kepedulian yang tinggi. Dokter ideal dapat berkontribusi terhadap masyarakat dengan cara memberikan layanan kesehatan yang sangat baik kepada masyarakat. Maksud dari memberi pelayanan kesehatan yang baik adalah memberikan pertolongan medis dengan sebaik mungkin dan mengutamakan keselamatan masyarakat. Selain itu, perlu juga memberikan kegiatan yang mengedukasi masyarakat.
Aku ingin menjadi dokter yang memiliki karakteristik yang baik seperti dokter ideal. Aku ingin menjadi dokter yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik terhadap pasien,menjunjung tinggi etika profesi dokter, meningkatkan kemampuan serta kompetensi di bidang kedokteran, melakukan gotong royong untuk meningkatkan etos kerja, serta melakukan pelayanan kesehatan dengan sebaik mungkin [3]. Aku pun ingin menjadi dokter yang memiliki sifat empati dan kebaikan yang tinggi [4]. Empati dan kebaikan sangat dibutuhkan saat menghadapi pasien [4]. Pasien pasti akan menilai dokter dari empati dan kebaikannya dalam memberikan pelayanannya.
Rencana jangka pendek yang ingin kujalani selama preklinik, yaitu aktif dalam berorganisasi, mengikuti lomba tertentu, mendapatkan IPK yang sangat bagus di setiap semesternya, aktif dalam bersosialisasi, serta mendapatkan nilai yang bagus pada saat ujian tulis, OSCE, dan SOCA. Untuk mewujudkan hal-hal tersebut aku akan berperan aktif untuk mengikuti organisasi, mencari tahu informasi tentang lomba yang akan diadakan, belajar dengan tekun agar bisa mendapatkan IPK yang bagus di setiap semesternya, berani untuk memulai percakapan kepada teman baru, belajar dengan rajin agar bisa mendapatkan nilai yang sangat bagus pada ujian tulis, OSCE, SOCA.
Rencana jangka panjang pada saat sudah menjadi dokter ialah aku ingin sepenuhnya mengabdi kepada masyarakat. Aku pun berencana untuk menjadi dokter relawan. Untuk mewujudkan itu, semua aku akan bersungguh-sungguh saat menjalani preklinik agar bisa menjadi dokter hebat yang dapat berkontribusi sangat baik dengan masyarakat. Akupun harus memiliki rasa hormat, martabat, dan kesetaraan yang tinggi untuk memberikan bantuan tulus kepada masyarakat agar bisa menjadi dokter relawan yang baik [5]. Selain itu, aku juga tidak boleh beranggapan bahwa menjadi dokter hanya sebagai profesi yang menguntungkan diri sendiri, tetapi harus beranggapan bahwa dokter adalah profesi yang mengutamakan kebutuhan masyarakat, khususnya masyarakat yang kurang mampu [5].
Harapanku untuk masyarakat setelah aku menjadi dokter sangat banyak. Aku berharap semoga rencana jangka panjang yang aku rencanakan bisa membuat masyarakat terbantu. Selain itu, aku berharap semoga aku bisa merasa sangat puas akan pelayananku terhadap mereka. Aku pun berharap semoga masyarakat Indonesia bisa terbebas dari berbagai penyakit.
Aku ingin berpesan untuk semua adik kelasku yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pesan dariku adalah teruslah berjuang, jangan pernah menyerah, selalu yakin bahwa kalian bisa menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Aku pun berpesan agar kalian selalu berdoa karena belajar saja tidak cukup, perlu diiringi dengan doa yang kuat. Harus selalu seimbang antara belajar dan berdoa. Intinya, tetap optimis, jangan pernah menyerah, dan selalu berdoa. Aku yakin mimpi dan harapan kalian semua akan menjadi kenyataan.
Referensi:
[1] Borraci RA, Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a Good doctor, and what doctors consider to be ‘good’ patient. Rev Med Chili. 2020 Jul;148(7):930-938. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
[2] Nuralim. Tugas dan tanggung jawab dokter menurut undang-undang nomor.36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di kecamatan sibulue kabupaten bone. Jurnal Al-Dustur[internet]. 2018 dec [cited 2023 Aug7];1(1):17-1. Available from:https://jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/aldustur/article/download/347/261
[3] Rokom. 3 karakter ini harus dimiliki seorang dokter [internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2018 Dec 16 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/
[4] Alpert JS, Frishman WH. The most important qualities for the good doctor. Am J Med. 2021 Jul;134(7):825-826. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33188734/
[5] Fong B. Doctors and voluntary services. Hong Kong Med J. 2020 Jun;26(3):171-173. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32554815/
ts77casino slot dana