- Nira Putri Asmara
- Aug 11, 2023
- 8 min read
Updated: Aug 13, 2023
Narasi Perjuangan
Perkenalkan nama saya Nira Putri Asmara, biasa dipanggil Nira. Sebelum menjadi mahasiswi, saya menempuh pendidikan di SMA Islam Al-Azhar 22 Cikarang. Setelah melalui perjalanan yang tidak mudah, akhirnya saat ini saya telah diterima di universitas dan jurusan impian saya, Universitas Indonesia, jurusan Pendidikan Dokter kelas reguler melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT).
Menjadi bagian dari FK UI merupakan impian saya dari kecil. Menurut saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan suatu institusi yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan predikat Fakultas Kedokteran terbaik dan tertua di Indonesia. Suatu survei menunjukkan FKUI menjadi satu-satunya fakultas kedokteran asal Indonesia yang menduduki ranking 215-300 dunia pada daftar pemeringkatan The Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR). Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia telah mempertahankan predikat ini selama 3 tahun berturut-turut.[1] Selain itu, FK UI banyak mencapai prestasi baik di dalam maupun di luar negeri. Tentunya Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga telah memiliki banyak alumni luar biasa yang tersebar dari penjuru daerah di Indonesia hingga luar negeri.
Menjadi dokter adalah impian saya sejak dahulu, seperti anak kecil pada umumnya yang mempunyai cita-cita untuk menjadi dokter. Impian tersebut ternyata tidak berubah sampai saya besar. Saya termotivasi untuk masuk kedokteran karena dokter yang merawat saya saat sakit, beliau datang setiap hari ke rumah untuk memeriksa keadaan saya, mengambil darah, dan tidak peduli jam berapa pun itu. Dari sinilah saya semakin yakin bahwa dokter adalah profesi yang sangat mulia dan tidak mudah. Seorang dokter mengerahkan semua tenaga dan waktunya untuk mengabdi kepada masyarakat. Menjadi seorang dokter mengajarkan betapa berharganya nyawa manusia itu, dan betapa banyaknya hal-hal yang belum tentu diketahui oleh profesi-profesi lain mengenai diri manusia itu sendiri dan yang pasti mengajarkan betapa luar biasanya Allah SWT yang mampu menciptakan manusia dengan detil dan sesempurna ini. Kenapa harus FK UI? Sejak SD papa selalu memotivasi saya untuk masuk FK UI saat besar nanti. Gedung putih bertulisan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang saya lihat semasa kecil membuat saya terkagum. Saya pun bertekad untuk menjadi bagian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan mendedikasikan hidup saya untuk menjadi dokter.
Saya menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDIT Al-Kautsar dan saya masuk saat berumur 6 tahun. Sejak SD saya merupakan salah satu siswi yang ambisius. Saya selalu belajar dengan giat agar dapat mempertahankan peringkat 1. Suatu ketika, saat saya sedang sibuk mempersiapkan diri untuk perlombaan membaca, menulis, dan berhitung atau biasa disebut calistung peringkat saya turun. Saya kecewa dan marah dengan diri saya sendiri. Bukan karena takut dimarahi, tetapi saya malu dengan diri saya sendiri. Padahal, orang tua saya tidak pernah sekalipun memaksa untuk selalu menjadi yang terdepan. Akan tetapi, motivasi itu saya tanamkan sendiri ke dalam diri saya agar saya selalu bekerja keras. Saya selalu mengikuti perlombaan calistung sejak kelas 1-3 SD dan meraih prestasi 3 tahun berturut-turut. Saat kelas 4 SD saya mengkuti perlombaan dokter cilik, dari sinilah keinginan saya untuk menjadi dokter tumbuh. Saya sangat senang dengan masa-masa berlatih untuk perlombaan dokter cilik. Saya meraih juara di tingkat Kecamatan dan berkesempatan untuk berlanjut di tingkat Kabupaten. Saya berlatih hampir setiap hari di Puskesmas Cikarang Utara. Saya sangat menikmati semua proses latihan tersebut. Saya diajarkan langsung oleh dokter yang professional. Nira kecil melihat hal itu bergumam “Saat besar nanti saya harus bisa seperti dokter tesebut”. Selain bidang akademis, sejak SD saya juga aktif mengikuti perlombaan tari tradisional dan meraih banyak prestasi. Tahun terakhir SD saya kembali fokus pada hal akademik untuk mempersiapkan Ujian Nasional (UN). Saya mengikuti bimbel di sekolah dan les privat di rumah. Setaun berlalu akhirnya UN sudah didepan mata, Alhamdulillah saya bisa mengerjakan dengan lancar. Tiba saatnya pengumuman nilai Ujian Nasional (UN). Saya meraih prestasi nilai matematika dan nilai IPA tertinggi.
Saya melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPIT Annur. Saya sangat menikmati masa SMP dengan teman-teman saya, tetapi saya tetap belajar dengan keras untuk mempertahankan peringkat 1 umum. Saya juga mengikuti perlombaan, seperti OSN IPA dan cerdas cermat. Dalam bidang non akademis, saya mengikuti perlombaan tari saman. Saya mengakhiri masa SMP dengan nilai UN yang cukup memuaskan.
Saya menghabiskan masa SMA saya di SMAI Al-Azhar 22. Hari pertama masuk SMA, salah satu guru bahasa memerintahkan saya untuk maju kedepan, lalu beliau bertanya “Impian kamu apa Nira?”. Saya menjawab “Masuk FK UI pak”. Ya, sejak SD sampai SMA impian saya masih sama, yaitu menjadi dokter dan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sejak kelas sepuluh saya selalu belajar dengan giat dan memperhatikan nilai saya agar saya dapat mengikuti SNMPTN. Saya juga mengikuti banyak perlombaan, salah satunya olimpiade fisika yang diadakan oleh Undip. Saya termasuk salah satu finalis yang berhasil lanjut di tingkat Nasional dan mengikuti perlombaan langsung di Undip, Semarang. Selain bidang akademis, saya juga mengikuti perlombaan tahfidz Quran. Maret 2020 covid-19 melanda, saya menghabiskan masa kelas sebelas dengan belajar daring dari rumah. Saya tetap memperhatikan nilai-nilai saya agar terus meningkat. Kelas dua belas pun tiba, masa yang paling saya takutkan. Alhamdulillah saya meraih peringkat 1 pararel dan berkesempatan untuk mengikuti SNMPTN. Akan tetapi, hal itu tidak membuat saya menjadi tenang. Saya tetap belajar untuk mempersiapkan SBMPTN. Hari-hari saya lalui dengan les dan try out. Tibalah hari pengumuman hasil SNMPTN, dan sesuai dengan yang saya duga SNMPTN 2022 bukan rezeki saya. Walaupun sempat kecewa, tetapi hal itu tidak membuat saya goyah. Saya tetap belajar dengan keras untuk mempersiapkan SBMPTN. Pagi sampai sore sekolah, lanjut les sampai malam. Setiap hari saya lalui dengan latihan soal. Setelah semua usaha yang saya lakukan, saya cukup percaya diri untuk mengerjakan soal SBMPTN. Akan tetapi, 20 Juni 2022 yaitu hari pengumuman SBMPTN 2022 saya mendapatkan kata semangat. SBMPTN 2022 ternyata juga bukan rezeki saya. Saya marah, kecewa, dan nangis berhari-hari karena merasa semua usaha yang saya lakukan sia-sia. Seminggu kemudian saya mulai menerima atas apa yang terjadi dan memutuskan untuk semangat kembali mempersiapkan ujian mandiri. Saya mengikuti banyak ujian mandiri dan selalu memilih FK sebagai pilihan pertama.
Tahun 2022 ternyata memang belum rezeki saya untuk masuk Fakultas Kedokteran. Ya, saya gagal meraih impian saya dan tidak ada kesempatan untuk saya, pikir saya saat itu. Walaupun saat itu saya sudah diterima di salah satu PTN di Indonesia, tetapi bukan FK. Saya tetap ingin meraih cita-cita saya. Akhirnya, saya memutuskan untuk bangkit kembali memulai semangat yang baru. Hal ini tentu tidak luput dengan dukungan dari keluarga dan teman-teman saya, yang selalu meyakinkan bahwa saya pasti bisa. Masa baru dimulai dengan saya memperhatikan kesalahan-kesalahan apa saja yang membuat saya gagal kemarin. Saya mengatur strategi baru untuk mempersiapkan UTBK 2023. Saya belajar hampir setiap hari mengulang materi yang sudah saya pelajari sebelumnya, terutama saya fokukuskan pada biologi dan kimia. Akan tetapi, materi seleksi masuk PTN tiba-tiba dirubah. Saya sangat panik dan hampir untuk mundur, tetapi keluarga dan teman saya tidak pernah berhenti untuk memberi dukungan dan meyakinkan saya. Saya pun melanjutkan perjuangan yang sudah saya mulai sebelumnya, saya belajar dengan giat, les di berbagai tempat sampai-sampai sering bentrok dua les di jam yang sama, tidak lupa try out hampir setiap minggu. Saya berkomitmen dengan diri saya sendiri untuk tidak berhenti di tengah perjalanan. Februari 2023 saya diterima kedokteran salah satu kampus swasta di Indonesia. Saya sempat bingung untuk mengambilnya atau tidak karena jika saya tidak mengambil dan tidak diterima UTBK 2023, saya sempat berpikir mungkin cita-cita yang saya impikan memang tidak bisa tercapai. Akan tetapi, lagi-lagi saya meyakinkan diri saya sendiri bahwa saya bisa dan melanjutkan perjalanan. Tibalah hari pelaksanaan UTBK 2023, hari yang paling saya takutkan. Setelah selesai tes, saya keluar ruangan dengan berlinang air mata. Saya terharu karena ternyata saya bisa melalui setahun yang berat ini.
20 Juni 2023, hari pengumuman SNBT 2023 saya jatuh sakit. Seharian saya hanya menangis, saya tidak yakin dengan hasilnya. Saya hanya berdoa dan berserah diri kepada Allah SWT apapun hasilnya tahun ini saya akan terima. Saya cukup trauma untuk membuka pengumuman setelah belasan penolakan tahun kemarin. Tepat jam 15.00 saya tidak mau membuka pengumuman dahulu, saya menunda-nunda untuk membukanya. Setelah 20 menit, akhirnya saya memberanikan diri untuk membuka pengumuman dengan tangan bergetar ditemani oleh keluarga saya. Saya kaget dan tidak menyangka bahwa saya mendaptkan kalimat “Selamat! Anda dinyatakan lulus seleksi SNBT SNPMB 2023”. Saya dan keluarga langsung menangis bahagia dan sujud syukur. Saya semakin kaget bahwa ternyata saya diterima pada pilihan pertama saya yaitu Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Impian yang biasanya hanya angan-angan, tetapi ternyata sekarang saya bisa menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hari itu bisa dibilang salah satu hari paling bahagia dalam hidup saya. Setelah semua kegagalan, tangisan, dan rasa kecewa akhirnya saya berhasil meraih impian saya.
Setelah menjadi mahasiswi FK UI, saya berkomitmen untuk memaksimalkan studi saya dan mendapatkan nilai yang memuaskan. Saya juga berkomitmen untuk aktif dalam bidang non akademis, seperti organisasi atau kepanitiaan yang dapat menunjang karir saya nantinya.
Harapan saya semoga saya dapat memaksimalkan potensi saya agar dapat menjadi mahasiswi berprestasi dan semoga saya dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga perjalanan saya di FK UI sampai menjadi dokter nanti dimudahkan oleh Allah SWT. Selain itu, harapan saya untuk angkatan FK UI 23 semoga semakin kompak, masuk bersama, lulus dengan tepat waktu juga harus bersama-sama.
Menjadi dokter ideal merupakan salah satu tujuan saya nantinya. Seorang dokter yang ideal dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kualitas pribadi untuk hubungan interpersonal, keterampilan teknis, dan niat baik.[2] Dokter ideal merupakan dokter yang bekerja karena integritas moral, intelektual, dan profesional sebagai bagian dari kehidupannya. Seorang dokter yang ideal harus selalu mempertahankan cita-cita luhur profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban dan bertanggung jawab kepada masyarakat artinya kesediaan memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai dengan profesinya, tanpa membedakan antara pelayanan bayaran dan pelayanan cuma-cuma. Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata bermotif mencari keuntungan, tetapi juga berani menanggung risiko yang timbul akibat pelayanannya itu.[3] Nilai luhur yang dianut oleh dokter ideal adalah tanpa pamrih. Ciri paling penting dari seorang dokter yang baik adalah kebaikan yang terkait erat dengan empati. Karena pengetahuan semata tanpa dosis kebaikan dan empati yang besar, elemen utama dari kemanusiaan kita, akan berarti bahwa dokter yang “kekurangan kebaikan dan empati” tidak akan dapat memahami apa yang dialami pasien dan juga tidak akan dapat menjalin hubungan yang kuat dan peduli dengan pasien itu.[4] Selain itu, kerendahan hati juga ciri paling penting dari seorang dokter yang ideal. Kerendahan hati meningkatkan solidaritas dan kerja tim dengan mengingatkan kita bahwa kita semua memiliki sifat manusia yang sama. Kerendahan hati adalah konstruksi yang menghubungkan dokter dan pasien.[5] Dokter yang ideal berkontribusi bagi masyarakat dengan memberikan edukasi, tidak hanya menyembuhkan penyakit. Selain itu juga dengan menjadi pendamping bagi pasien. Saya ingin menjadi dokter yang mengutamakan kepentingan pasien yang erat dengan empati, dokter yang rendah hati, melalui keikhlasan, kerelaan, pengorbanan, dan upaya maksimal. Selain itu, saya juga akan saling menjaga hubungan antar sejawat untuk menjaga citra profesi kedokteran.
Rencana saya dalam jangka pendek selama masa preklinik saya dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, memaksimalkan kemampuan saya agar lulus tepat waktu, dan mendapatkan IPK yang memuaskan. Cara mencapainya yaitu dengan tidak menunda-nunda tugas yang diberikan dan belajar dengan giat. Saya juga ingin mengikuti organisasi, kepanitiaan, berbagai seminar, dan lain-lain yang bermanfaat bagi saya kedepannya.
Rencana saya selama masa klinik nanti saya dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan selama masa preklinik secara maksimal. Saya dapat mengasah skill praktek saya saat koas nanti, lulus tepat waktu menjadi dokter dengan nilai akhir yang memuaskan. Salah satu cara mencapainya tentu dengan belajar sungguh-sungguh. Setelah selesai koas dan mendapat gelar dr. di depan nama saya nanti, saya ingin menjadi dokter yang amanah dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Setelah beberapa tahun bekerja sebagai dokter umum, saya juga berencana untuk mengambil spesialis nantinya.
Harapan saya bagi masyarakat semoga masyarkat Indonesia lebih mengerti betapa pentingnya kesehatan, terutama menjaga diri, berperilaku hidup bersih dan sehat sebelum terkena penyakit. Selain itu, semoga pelayanan Kesehatan di Indonesia semakin meningkat.
Pesan dari saya untuk adik-adik yang ingin melanjutkan studi di FK UI, tetaplah semangat memperjuangkan mimpi kalian dan jangan putus asa. Fokus pada progres diri kalian masing-masing. Capek itu wajar, tetapi jangan lupa untuk bangkit kembali. Pernah gagal bukan berarti tidak bisa, tetapi setiap manusia mempunyai waktu terbaiknya masing-masing dan hidup bukan perlombaan soal siapa yang hebat dan cepat. Walaupun berat, tetapi semua itu pasti akan terbayarkan. Terakhir, jangan lupakan ibadah dan restu orang tua itu penting.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fernandez W. FKUI jadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia, Sudah 3 Tahun Pertahankan Gelar Ini [Internet]. Jakarta: VOI; 2021 Mar 13 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://voi.id/berita/38695/fkui-jadi-fakultas-kedokteran-terbaik-di-indonesia-sudah-3-tahun-pertahankan-gelar-ini
2. Borracci RA, Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a good doctor and what doctors consider to be a good patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul [cited 2023 Aug 10] ;148(7):930-938. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
3. Johansyah AB. Tanggung jawab profesional dokter dalam pelayanan keshatan [Internet]. Surabaya: Untag Surabaya repository; 2020 [cited 2023 Aug 9]. Available from: http://repository.untag-sby.ac.id/4769/6/JURNAL.pdf
4. Alpert JS, Frishman WH. The most important qualities for the good doctor. Am J Med [Internet]. 2021 Jul [cited 2023 Aug 10];134(7):825-826. Available from: https://www.amjmed.com/article/S0002-9343(20)31012-3/fulltext
5. Jeffrey DI. Huminity the primary virtue of a good doctor. J R Soc Med [Internet]. 2020 Dec [cited 2023 Aug 10];113(12):479-481. Available from: https://journals.sagepub.com/doi/10.1177/0141076820923609
Commenti