top of page
  • Youtube
Search
  • Nayla Shakina Nur Rachmanto
  • Aug 11, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Perkenalkan nama saya Nayla Shakina Nur Rachmanto, most of my friends and family call me Ila. Aku berasal dari SMA Labschool Rawamangun yang terletak di Jalan Pemoeda, Rawamangun, Jakarta Timur. Sebelumnya Saya ingin memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT berkat Karunia-Nya sehingga saya bisa menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada saya selama saya menjalani perjuangan saya hingga saat ini. Saya sangat bersyukur telah menjadi mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia kelas Internasional, Alhamdulillah saya lolos melalui jalur Talent Scouting. Izinkan saya kali ini untuk menceritakan perjuangan saya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2023.


Sudah menjadi mimpi saya sejak kecil untuk menjadi dokter. Berawal dari cita-cita anak kecil dengan alasan “paling keren kalau jadi dokter” menjadi puncak life-plan saya hingga sekarang. Saya konsisten menjawab dokter setiap kalimat ini dilontarkan kepada saya “kamu mau jadi apa nanti kalau sudah besar?”. Tujuan saya menjadi dokter simply karena saya ingin dan bersedia membantu orang sebanyak-banyaknya terutama keluarga saya. I really do want to be there whenever or whatever happens to them. Memang bukan hanya dokter yang dapat membantu banyak orang, guru bantu kami memperoleh ilmu, presiden bantu kami menata negara, polisi bantu kami menjaga keamanan negara, kebetulan bidang yang saya minati adalah kesehatan. Perjalanan untuk menjadi dokter memang panjang dan challenging, but I am willing to do it in order to make my dream come true.


Tetapi kenapa harus FKUI? FKUI telah melahirkan generasi – generasi dokter hebat. Saya yakin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia akan memberikan saya program yang saya butuhkan untuk menjadi seorang dokter dan khususnya untuk FKUI KKI yang menyediakan program study exchange. Program study exchange ini akan memberikan saya pengalaman yang cukup berkesan. Dari sisi Pendidikan dimana saya akan diajarkan sudut pandang berbeda mengenai pendidikan dokter internasional. Kedua, saya dapat belajar untuk hidup mandiri sebab sebagian besar waktu saya akan jauh dari keluarga dan rumah saya. Tante saya, seorang dokter, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menceritakan pengalamannya bekerja sebagai dokter disini dan secara internasional. Hal ini sangat menggelitik minat saya di dunia medis, saya tertarik untuk belajar tentang perbedaan perawatan di dalam dan di luar negeri.


Dulu saat saya masih menduduki bangku sekolah dasar, saya belum memikirkan terlalu jauh mengenai cita-cita saya. Walau jawaban saya tetap dokter, I haven’t really given any thoughts about it. Once, aku memilih kostum dokter untuk buku tahunan karena tema nya adalah dream job, and that’s about it. Mungkin memang karena pembahasan tentang cita-cita saat SD belum terlalu intens. Sebenarnya saat SD saya pernah diajarkan untuk membentuk target, dan nanti target tersebut dipasang di kamar, dijadikan sebagai motivasi hidup untuk masa depan.


Memasuki kelas tujuh atau SMP which also happens to be in Labschool Rawamangun, topik cita-cita sudah mulai dibawa serius. Meskipun saya bilang cita-cita saya dari dulu tidak pernah berubah, masa SMP saya sedikit meragukan keputusan saya menjadikan dokter sebagai cita-cita, but I just shrugged it off. Masa SMP lebih banyak saya habiskan untuk bersenang -senang bersama teman. Mengikuti dua ekstrakurikuler, Paskibra dan Ta-Tradisional Aceh Saman untuk mengisi waktu luang. Berpatisipasi dalam perlombaan antar sekolah, lumayan untuk menambah pengalaman dan mengenal lingkungan baru. Setahun sekali sekolah mengadakan seminar mengenai pekerjaan, saya iseng memilih untuk mengikuti kelas pilot dan ternyata memang bukan untuk saya hehehe. Impressive, but it’s not for me. Saat naik ke kelas delapan, kegiatan sekolah makin menumpuk, dari acara keluar kota, pensi angkatan, pementasan drama kelas, acara cup sekolah, sampai karya tulis. Disini masih belum memikirkan mau melanjutkan sekolah di universitas mana. Di kelas sembilan, lebih sibuk untuk mempersiapkan ujian sekolah. fokus belajar untuk persiapan seleksi masuk SMA. Ikut bimbel tiga hari setiap minggu di BTA. Namun semester akhir kelas sembilan, saat sedang melaksanakan ujian praktek, sekolah mengeluarkan pengumuman bahwa sekolah akan diliburkan selama dua minggu dikarenakan ada kabar munculnya virus baru yaitu Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China. Kami semua tidak ada yang menduga kalau libur dua minggu akan berkelanjutan sampai dua tahun. Rasanya senang sekali ada waktu libur yang cukup panjang, sampai akhirnya pemerintah menetapkan aturan lockdown. Akses kemana-mana jadi sulit, akhirnya sekolah memutuskan untuk melanjutkan ujian praktek dan ujian sekolah via daring dari rumah masing-masing. Pandemi ini berlanjut sampai waktu SMA dimulai. [1]Kasus covid-19 semakin lama semakin meningkat di dunia hingga saat ini data terbaru menunjukkan data kasus global pada Peta Sebaran tercatat sebanyak 768.983.095 kasus yang sudah terkonfirmasi dan sebanyak 6.953.743 kasus meninggal.


Memasuki waktu SMA mulai lah seluruh keputusan tentang fakultas dan universitas dibulatkan. Setia pada orang mau itu guru atau murid lain bahkan keluarga pun rasanya berat untuk jawab. Perasaan tidak tenang karena belum bisa memberi jawaban yang 100% yakin. This was when my self doubts were at the highest point. Rasanya setiap saya melihat ke kanan dan ke kiri, teman-teman saya sudah way ahead of me. Plan nya sudah tertata rapi dan jelas, tahu next step yang harus mereka ambil yang mana, pulang sekolah langsung pergi les sampai malam, mencari-cari informasi tentang universitas impian, mengikuti workshop yang diadakan fakultas dan universitas impian masing-masing, sedangkan saya disini masih labil. The pressure was real, I’m not kidding. Mempertanyakan diri sendiri, “beneran mau FKUI ngga sih?” “yakin bisa?” “orang yang ranking satu dan dua di angkatan saja mengejar posisi yang sama la, BAHKAN ranking satu kelas sendiri juga mengejar yang sama. Bisa apa aku disini yang rankingnya dibawah mereka?” “hmm masuk FKUI berarti sekelas sama yang ranking satu dari seluruh Indonesia ya…”. Jujur, disini saya merasa sangat pesimis, maupun sudah les setiap hari, mengerjakan soal – soal TO tetap saja tidak percaya diri buat menghadapi UTBK (Ujian Tertulis Berbasis Komputer). My mind was set on believing that I wouldn’t be able to pass the test no matter what, even guru di bimbel pun juga tidak yakin saya mampu keterima di FKUI. Nangis ke orang tua saya karena dilanda rasa takut most of the time, lari ke pelukan mama, memang tidak salah ya pelukan mama pelukan paling nyaman, dan jawaban yang mama kasih selalu sama, “kamu belum apa-apa kok udah nangis? Gimana mau jadi dokter nanti kalau begini saja udah nangis?”. Sedikit nyelekit di hati tapi saya tahu mereka bermaksud baik bantu menguatkan mental saya, tetapi di maklumkan ya sekali-sekali mengeluh. Tidak ada banyak waktu kosong yang dapat digunakan untuk bersantai-santai atau me time, waktu kosong itu digunakan untuk les sampai malam. Belum lagi ada ujian dan try out sekolah dan camp bimbel. Jadwal siswa siswi SMA memang sangat padat.


Sejak akhir tahun lalu, saya banyak menyisihkan waktu untuk bertemu dengan guru bimbingan konseling untuk konsul mengenai pilihan mana yang terbaik atau universitas dan fakultas mana yang saya memiliki kesempatan tinggi untuk lolos seleksi jalur SNBP. Saya mulai membuka mata dan mengikhlaskan faktanya bahwa kemungkinan besar saya tidak akan lolos di jalur SNBP kalau saya tetap menaruh FKUI sebagai pilihan saya satu-satunya. Awalnya saya sempat ingin menaruh pilihan kedua, tapi setelah dipikir-pikir kembali kalau saja saya keterima di pilihan kedua itu saya harus ambil dan melepas FKUI, kebetulan belum siap untuk menghadapi kemungkinan itu. Jadi saya berteguh hati dan tetap menaruh FKUI sebagai satu-satunya pilihan saya di SNBP. Sudah bisa diprediksi hasilnya, dan yap betul merah. Oleh karena itu, saya sudah mulai mempersiapkan sedikit demi sedikit hal-hal yang diperlukan untuk mendaftar program Talent Scouting. Saya mengikuti kursus toefl secara privat bersama teman-teman saya, mengikuti seminar mengenai program tersebut, mendengar cerita dari kakak-kakak yang sudah memiliki pengalaman lolos seleksi talent scouting, latihan interview,seluruh berkas yang dibutuhkan juga saya siapkan. Marathon menulis motivational letter sampai pagi ditemani mama. Senangnya saya diberi kesempatan untuk melanjutkan seleksi tahap kedua yaitu tes MMPI (Test Psikologi) dan MMI (Multiple Mini Interviews). Tes MMPI merupakan tes psikologi jadi tidak diperlukan persiapan khusus, tahap interview ini yang saya lebih takutkan karena saya cenderung termasuk orang yang tidak berani public speaking. Maka dari itu, sangat diperlukan banyak latihan dalam memperkenalkan diri, memperjelas artikulasi, mengatur volume, dan sebagainya. Pengalaman saya menjalani interview was not that bad, the interview went quite well and not as scary as I thought it would be. Hari yang ditunggu-tunggu datang, tanggal 31 Maret 2023 puku 16.00 pengumuman Talent Scouting, kebetulan hari itu jam nya bersamaan dengan kelas bimbel. Keringat dingin mulai menyebar ke seluruh tubuhku, tangan ku bergetar memasuki username dan password, sudah lemas sekali rasanya untuk menekan tombol hasil seleksi. ALHAMDULILLAH atas berkat rahmat Allah SWT serta dukungan dari keluarga serta teman saya, “Selamat, Anda dinyatakan sebagai calon mahasiswa baru di Universitas Indonesia”. Saya langsung lari keluar kamar menuju Mama dan Papa to pass along the good news and we cried together. Beban yang tadinya bergelantungan di badan rasanya telah terangkat, bersyukur sekali telah dikabulkan doa-doa Hamba-Mu Ya Allah. Truly was a delightful day.


Dengan menjadi mahasiswa FKUI saya berharap saya dan teman-teman FKUI 23 dapat meraih tujuan kami masing-masing dan sukses di masa depan bersama. Saya dan teman-teman FKUI 23 akan bersama-sama membawa dunia kesehatan menuju arah yang lebih baik. Most importantly, saya berharap saya bisa membanggakan kedua orang tua saya dengan menjalankan kuliah dengan sungguh-sungguh dan tunjukkan kepada mereka bahwa saya, Nayla Shakina Nur Rachmanto berhasil menjadi dokter.


[2]Menurut paparan dari St. George’s University, yang bisa dikatakan dokter yang baik adalah apabila memiliki kemampuan komunikasi yang baik, terorganisir dan teliti, berempati terhadap pasien, memiliki rasa ingin mengetahui lebih, dapat bekerja sama dengan yang lain, gigih melayani pasien, dan yang terakhir memiliki skill hospitality yang baik. [3]ROSS University mengatakan bahwa dokter yang baik adalah dokter dapat memberikan perawatan medis sembari mendukung pasien serta menyampaikan informasi yang terkadang sulit untuk didengar, dikarenakan seumur hidup seorang dokter akan dihabiskan dengan menghadapi pasien. [4]Christoph Schnelee dan Mark A. Jones mengatakan dalam jurnalnya, bahwa dokter yang baik adalah dokter yang bersedia untuk mendengarkan keluh kesah pasien dengan sabar. Itu menandakan bahwa mendengarkan dapat ditargetkan untuk peningkatan kualitas


Dokter merupakan seseorang yang memiliki peran penting dalam dunia kesehatan. [5]Tidak bisa sembarang orang menjadi dokter, untuk menjalankan kewajibannya ada tiga karakter yang wajib dimiliki seorang dokter, yaitu Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan, berikut adalah pendapat langsung dari Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek. Pandangan saya sendiri terhadap dokter ideal adalah seorang dokter yang mengedepankan keselamatan pasien dibandingkan dengan nilai jasa yang diperoleh. Dokter yang menyembuhkan dan membagi ilmu secara lapang dada tanpa mengharapkan imbalan. Dokter yang melaksanakan tugasnya sesuai etika kedokteran. Kontribusi dokter sebagai penyembuh dan perawat dapat membantu membasmi penyakit serta membagi edukasi terhadap masyarakat. Sesuai dengan penjelasan saya yang diatas, that is what kind of doctor I aspire to be. A doctor who is honest and truly care about their patients.


Rencana saya untuk sekarang sembari menjalankan kuliah, yaitu memprioritaskan pendidikan saya agar dapat meraih ipk tinggi serta lulus tepat waktu dengan penghargaan cumlaude. In order to achieve these plans, I will have to devote my full attention studying and also manage my time. Untuk kedepannya, setelah memperoleh sarjana kedokteran, saya berniat untuk melanjutkan S2 mempelajari ilmu kedokteran bidang anak dan saya akan terus berusaha sebaik mungkin untuk menyalurkan ilmu dan bantuan untuk kebaikan masyarakat. Tentunya untuk mewujudkan rencana tersebut tidak cukup hanya dengan berusaha, dilengkapkan dengan doa. Insha Allah segala urusan akan dilancarkan.


Teruntuk kami semua sebagai warga negara Indonesia perhatian terhadap kesehatan anak perlu ditingkatkan kembali as well as the health staff. Berhubungan dengan tenaga medis di Indonesia sangat kurang, saya berharap minat warga Indonesia untuk menjadi dokter dapat meningkat. Semoga kami semua dapat bantu seluruh anak di Indonesia yang membutuhkannya maupun yang tidak. Pesan untuk teman-teman sekalian yang berencana ingin melanjutkan pendidikan di FKUI, aku dukung kok hehehe. Make sure buat keep up the good grades and perbanyak prestasi sesuai bidang masing-masing, it will be very useful for the selection process later dan sekalian dapet plus poin dalam menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman. Belajar sesuai ritme masing - masing, senyaman nya saja yang penting materi yang dipelajari dapat dipahami dengan baik. Good luck!











Daftar Referensi:


  1. Peta Sebaran [Internet]. Indonesia: Informasi terbaru seputar penanganan COVID-19 di Indonesia; 2022 [updated 2023 Aug 6; cited 2023 Aug 11]. Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran

  2. What Makes a Good Doctor? 7 Surprisingly Useful Skills for Physicians [Internet]. Grenada: St. George’s University School of Medicine; 2018 Apr [updated 2021; cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/

  3. Skills That Make A Good Doctor [Internet]. Florida: Ross University School of Medicine; 2021 Oct 18 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://medical.rossu.edu/about/blog/skills-that-make-a-good-physician

  4. Schnelle C, Jones MA. Characteristics of exceptionally good Doctors-A survey of public adults. Pubmed Central [Internet]. 2023 Jan 21 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9883187/

  5. 3 Karakter ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Jakarta: Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan; 2018 Dec 16 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/




 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comentários


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page