- Nathaniel Orlin Sutanto
- Aug 12, 2023
- 8 min read
Halo semua! Nama saya Nathaniel Orlin Sutanto, biasanya teman-teman memanggil saya Orlin ada juga yang memanggil saya Nathan. Saya bersekolah di salah satu sekolah menengah atas yang cukup diminati banyak orang yang terletak di provinsi Lampung, yaitu SMA Xaverius Bandar Lampung. Saya merupakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dari jurusan pendidikan dokter. Saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes atau yang biasa dikenal SNBT, saya sekarang tergabung dalam kelas reguler FK UI.
Siapa yang tidak mengetahui Universitas Indonesia, universitas dengan lulusan berprestasi yang banyak berkontribusi bagi negara, bahkan nama Universitas Indonesia bisa dibilang cukup dikenal oleh dunia. Salau satu Fakultas paling terkenal adalah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Menurut saya, menjadi bagian dari FK UI merupakan mimpi banyak orang di seluruh Indonesia. Banyak siswa menengah yang berencana melanjutkan studi di FK UI, banyak juga yang gagal masuk karena kalah bersaing. Faktor pendorong banyaknya peminat adalah FK UI merupakan fakultas kedokteran tertua dan masih menduduki puncak untuk pendidikan dokter terbaik di Indonesia. Selain itu, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga memiliki lingkup yang sangat luas dan memiliki tenaga pengajar serta fasilitas yang sangat berguna untuk menunjang pendidikan lanjut untuk kedokteran.
Sejak kecil, saya bercita-cita menjadi dokter. Saat kecil, saya selalu melihat dokter sebagai pribadi yang keren dan hebat. Para dokter ditempa melalui perjalanan panjang tanpa mengenal lelah. Selain itu, saya termotivasi untuk menjadi dokter pertama dalam keluarga besar dengan demikian saya bisa membantu keluarga saya bahkan orang lain yang sedang sakit. Saya mengenal nama Universitas Indonesia sejak saya masih duduk di sekolah dasar. Dulu, saya belum mengetahui perjuangan yang harus dilakukan untuk menjadi bagian dari UI, yang saya tahu hanya UI dengan nama negara di dalamnya berarti UI merupakan kampus utama yang ada di Indonesia. Sejak saat itu saya memiliki keinginan untuk menjadi bagian dari UI. Seiring berjalannya waktu, saya mulai menyambungkan cita-cita saya sebagai dokter dan universitas tujuan saya, yaitu UI, dan ternyata saya bisa mewujudkan 2 keinginan saya dalam 1 tujuan, yaitu FK UI. Lalu, saya mulai mencari detail-detail tentang FK UI yang ternyata FK UI merupakan fakultas dengan reputasi yang sangat baik dan banyak peminat. Sejak saat itu, saya termotivasi untuk menjadi bagian dari FK UI, walaupun banyak yang harus disiapkan.
Saya memiliki keinginan untuk menjadi dokter sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Saat itu, saya hanya mengetahui sedikit mengenai pekerjaan, dan satu-satunya pekerjaan yang menarik bagi saya adalah dokter. Saat SD, saya merasa nilai yang saya dapatkan cukup memuaskan, walaupun terkadang ada yang tidak memuaskan. Masuk akhir-akhir masa SD saya mencoba untuk mengikuti lomba-lomba tetapi dalam bidang IPS dan tidak pernah sama sekali ada keinginan untuk lomba dibidang MIPA.
Seiring waktu, saya akhirnya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Sejak awal masuk SMP, saya menargetkan hasil yang lebih baik daripada SD dengan mencoba memperbaiki jam belajar, hingga saat pembagian rapor peringkat saya tetap bertahan di peringkat 3 sama seperti saat SD. Sejak saat itu, saya lebih sering main game online daripada belajar. Terkadang saat ujian saya tidak belajar dan hanya bermodalkan apa yang saya dengar di kelas. Kondisi ini berlanjut hingga kelas 8 atau SMP kelas 2. Apalagi, saat kelas 8 ini, saya bertemu teman-teman yang cukup akrab pada saat itu. Saya terus mengandalkan apa yang saya dengar dalam kelas saja tanpa belajar lagi di rumah. Walaupun demikian, peringkat saya tetap bertahan di peringkat 3 dan tidak pernah bergeser. Masuk awal kelas 9, saat itu teman-teman yang saya dapatkan berbeda lagi, dan menjadi titik balik saya untuk kembali dengan semangat awal. Setengah tahun berlalu, saya merasa nyaman dengan teman-teman yang sangat seru dan sangat semangat. Semenjak awal SMP saya sangat pasif tanpa lomba dan ikut organisasi, akhirnya pada saat itu saya diajak teman lomba kembali dan saya mengikuti lomba tersebut. Walaupun saya tidak bisa memenangkan lomba tersebut, saya merasa lebih semangat untuk bisa memperbaiki diri lagi. Beberapa bulan berselang, pandemi Covid-19 melanda seluruh permukaan bumi. Semua kegiatan dilakukan dalam jaringan dari rumah. Banyak persiapan ujian yang saya lakukan sia-sia. Hal ini membuat saya kembali menjadi pribadi yang pasif dan sehingga hasil yang saya terima saat kelulusan SMP kurang memuaskan. Selama itu juga saya juga tidak memikirkan cita-cita dan keinginan saya. Saya hanya melanjutkan cita-cita saya saat SD. Kegiatan yang dilakukan pun berulang hingga saya bisa lulus dari tingkat SMP.
Selanjutnya, Masa Sekolah Menengah Atas saya dihabiskan dengan kegiatan dari rumah karena pandemi Covid-19. Setahun penuh saya hanya bermalas-malasan, sekolah hanya menjadi formalitas bagi saya. Saat itu saya menjadi anti sosial sehingga hanya memiliki sedikit teman. Tahun selanjutnya, setelah saya menerima nilai-nilai saya yang cukup buruk dengan mendapat peringkat di atas 20, saya memutuskan untuk kembali semangat. Saat ini, saya juga mulai mencari tahu minat saya untuk jurusan perkuliahan. Selama setahun ini, performa saya di sekolah kembali lagi ke tempo yang saya inginkan. Saya juga lebih mampu bersosialisasi serta berorganisasi kembali. Saya juga mengikuti OSN kimia, walaupun gagal juga karena waktu persiapan yang singkat. Pada akhir SMA, persiapan sekolah saya semakin baik, peringkat di kelas naik drastis hingga bisa mencapai 5 besar. Nilai-nilai pun kembali baik. Di tahun terakhir ini pun saya sudah menentukan ke mana saya lanjut untuk kuliah. Sejak awal kelas 12, saya sudah mulai mencari tahu jalur masuk Perguruan Tinggi Negeri, mulai dari SNBP, SNBT, serta jalur mandiri. Saya mulai mengikuti bimbingan belajar, mengikuti berbagai macam tryout, mempelajari video mengenai soal UTBK, serta belajar mandiri untuk persiapan UTBK yang mengalami perubahan sub tes. Lalu, pada saat pembagian data eligible saya merasa kurang percaya diri karena nilai yg saya dapatkan di semester 1 sampai 3 sangat tidak memuaskan. Puji Tuhan, saya masih diberi kesempatan untuk ikut SNBP walaupun dengan nilai yang kurang baik. Melihat dari nilai yang pas-pasan, saya memutuskan untuk memilih Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia karena sudah sangat tidak memungkinkan untuk mendaftar di FK UI. Setelah itu, pengumuman SNBP pun dilakukan. Saya belum berhasil masuk FKG UI. Saat itu saya tidak merasa sedih karena pilihan itu hanya sekedar mencoba dan bukan tujuan utama. Lalu, saat pendaftaran SNBT, saya merasa bimbang karena nilai tryout yang kurang memuaskan, tetapi tetap memberanikan diri untuk memilih. Pilihan saya jatuh kepada FK UI dan FK UGM karena tujuan saya hanya di UI dan UGM. Saya mulai lebih serius lagi belajar, berlatih, serta berdoa meminta bantuan-Nya. Lalu, hari UTBK pun tiba, saya mengerjakan dengan cukup santai karena saya percaya dengan persiapan saya. Hingga salah satu sub tes membuat saya sedikit kesulitan dan harus memakan waktu yg cukup lama per 1 soalnya. Saat itu saya hanya bisa mengerjakan 5 dari 20 soal, dan sisanya saya asal pilih. Saat pulang, saya hanya bisa berdoa berserah kepada-Nya. Rasa khawatir dan cemas pun terasa karena adanya sesuatu yang kurang saat pengerjaan. Lalu, hari pengumuman SNBT pun tiba, saya dengan kondisi yang sedikit takut pun membuka hasil dan ternyata saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Saya merasa sangat bersyukur kepada Tuhan mengingat saya masih diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah di jurusan serta tempat yang saya inginkan. Berkat dukungan orang tua dan jawaban dari doa akhirnya saya bisa mendapatkan apa yang saya inginkan selama ini. Dukungan dari Tuhan dan orang tua serta orang-orang yang ada di sekitar saya menjadi semangat dan motivasi bagi saya. Tanpa doa dan penyertaan serta dukungan mungkin saya mustahil ada sejauh ini.
Perjalanan saya masih terus berlanjut di FK UI, saya harus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas belajar setra belajar mengatur waktu, lebih baik dalam bersosialisasi dan bekerja sama, meningkatkan kepercayaan diri, dan meninggalkan sifat-sifat buruk, seperti malas, yang ada pada saat saya masih menjadi siswa. Saya juga berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan dapat berguna bagi semua orang. Melihat jadwal FK dalam belajar mungkin saya berharap bisa mengikuti dengan baik dan dapat belajar lebih baik lagi, sehingga lebih siap menghadapi tantangan yang ada di FK. Harapan saya bagi angkatan FK UI 2023 bisa saling membantu satu sama lain, dan bisa lulus bersama.
Dokter yang ideal adalah seseorang memiliki kualitas diri baik secara fisik maupun mental, memiliki keterampilan yang baik dalam bekerja, serta memiliki niat yang baik untuk menolong orang[1]. Seorang dokter dapat dikatakan ideal jika dokter tersebut bisa dilihat dari tindakan dan cara mereka melayani masyarakat sebagai penolong, komitmen mereka terhadap pelayanan masyarakat, dan cara beradaptasi dengan perubahan kebutuhan[2]. Dokter yang baik pastinya memiliki kualitas diri personal, memiliki kemampuan komunikasi, memiliki kompetensi medis dan manajemen medis, serta memiliki etika[3]. Untuk menjadi dokter yang profesional, seseorang harus memiliki inti elemen seperti kemampuan komunikasi dan prinsip etik yang dilengkapi dengan pengetahuan dan kemampuan medis[4]. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia kedokteran. Komunikasi merupakan cara yang efektif dalam menyampaikan keluhan, pendapat, serta diagnosis. Dengan demikian, komunikasi merupakan kunci utama untuk membangun koneksi dengan pasien dalam dunia kedokteran[5]. Seorang dokter pastinya memiliki nilai luhur yang dianut, contoh utamanya adalah kode etik kedokteran. Kode etik ini sudah mencakup kewajiban-kewajiban dokter selama menjalankan tugasnya. Selain itu, kode etik juga merupakan pedoman bagi seorang dokter dalam melayani seseorang ataupun pasien. Dokter-dokter ideal ini kemudian akan menjadi seorang yang bisa menjadi titik balik kemajuan bidang kesehatan di Indonesia. Dengan dilengkapi pengetahuan dan keterampilannya dokter ideal ini dipastikan bisa menjangkau semua masyarakat baik di daerah besar maupun daerah kecil. Sehingga kesehatan di seluruh Indonesia bisa sepenuhnya merata di setiap daerah. Dengan demikian, beragam program bantuan pun bisa dilakukan dan diberikan oleh dokter-dokter ideal tersebut. Berbicara tentang dokter ideal, Saya berencana ingin menjadi dokter yang kompeten, berintegritas, profesional, dan bisa memberikan pelayanan dengan baik kepada semua orang.
Saya memiliki rencana jangan pendek selama preklinik, yaitu saya bisa mendapat gelar sarjana tepat waktu, mendapat hasil yang memuaskan selama perkuliahan, mendapat banyak relasi dan bisa menjadi seseorang yang lebih baik lagi dalam mengerjakan sesuatu baik masalah waktu maupun hasil akhir. Saya berencana untuk belajar dengan sungguh, lebih fokus, menjadi seorang yang lebih mandiri, lebih dewasa, bisa mengatur waktu dengan baik, bisa mendahulukan hal yang lebih penting dan bisa mengatur kegiatan yang sekiranya bisa mengganggu perkuliahan. Sedangkan, rencana jangka panjang saya selama klinik adalah menjadi seseorang yang bertanggung jawab, disiplin, kompeten, bisa bekerja secara profesional, dan dapat membantu banyak orang. Saya juga berharap bisa melanjutkan kuliah kedokteran ke jenjang yang lebih tinggi, serta bisa menjadi contoh bagi banyak orang nantinya.
Saya berharap agar masyarakat bisa lebih sadar dalam menjaga kesehatan diri karena kesehatan sangat penting bagi tubuh kita. Kesehatan memiliki harga yang sangat mahal dan sangat krusial jika kesehatan tidak terjaga mungkin hidup akan menjadi lebih sulit untuk dijalani. Penting untuk berpikir logis dan kritis dalam menjaga kesehatan, kesehatan bukanlah hal yang bisa dibayar dengan uang dan tidak ada yg bisa menjaga kesehatan selain diri sendiri. Jauhkan diri dari barang-barang yang bisa merusak kesehatan seperti rokok atau bahkan obat-obatan terlarang. Jangan jadikan diri sengsara hanya karena tidak sehat.
Terakhir, saya berpesan untuk adik-adik kelas yang ingin bergabung dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia agar tetap semangat, terus berjuang, dan yakin pada diri sendiri. Persiapkanlah diri sebaik mungkin jangan jadikan malas sebagai alasan untuk meraih cita-cita, terus berlatih, belajar, dan berusaha. Gunakanlah waktu yang ada baik banyak ataupun sedikit untuk belajar dan berlatih. Jika gagal coba lagi, gagal bukanlah akhir dari sebuah perjuangan melainkan pelajaran yang bisa direfleksikan untuk menjadi lebih baik lagi. Serta libatkan Tuhan dalam segala perjuangan. Doa adalah kekuatan terbesar kita dalam menghadapi setiap masalah. Apa pun hasilnya ke depan serahkan kepada yang Kuasa. Jika bukan jalannya mungkin ada jalan Tuhan yang lebih baik.
[1] Borracci RA, Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a ‘good’ doctor, and what doctors consider to be a ‘good’ patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul [cited 2023 Aug 7];148(7):930-938.
Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
[2] Grundnig JS, Hofbauer VS, Drexler V, Holzinger A. You are exactly my type! The traits of a good doctor: a factor analysis study on public’s perspectives. BMC Health Serv Res [Internet]. 2022 Jul 8 [cited 2023 Aug 7];22:886.
Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/35804373/
[3] Hofbauer VS, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor? Wien Med Wochenschr [Internet]. 2018 Nov [cited 2023 Aug 7]; 168(15-16):398-405.
Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28905272/
[4] Grundnig JS, Hofbauer VS, Katz H, Holzinger A. ‘Good’ and ‘bad’ doctors – a qualitative study of the austrian public on the elements of professional medical identity. Med Educ Online [Internet]. 2022 Aug 24 [cited 2023 Aug 7];27(1):2114133.
Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/36004404/
[5] Parker L, Ryan R, Young S, Hill S. Medications and doctor-patient communication. Aust J Gen Pract [Internet]. 2021 Oct [cited 2023 Aug 7];50(10):709-714.
Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34590085/
Comments