top of page
  • Youtube
Search
  • Natanya Mileta Simanungkalit
  • Aug 12, 2023
  • 9 min read

NARASI PERJUANGAN


Selamat pagi, siang, sore atau malam. Perkenalkan, nama saya adalah Natanya Mileta Simanungkalit atau bisa juga dipanggil Anya. Saya berasal dari SMA Santa Laurensia Alam Sutera dan sekarang merupakan seorang mahasiswi Kedokteran Universitas Indonesia Kelas KKI Angkatan 23. Pada tanggal 5 Juli 2023, dengan perasaan khawatir dan lumayan takut, saya mencoba memberanikan diri untuk membuka laman pengumuman UI, tepatnya pada jam 4 lewat 4 menit saya menerima kabar baik tentang bagaimana saya lulus seleksi SIMAK KKI.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, siapa yang tidak takjub mendengar namanya. Sebagai seorang pelajar, reputasi Universitas Indonesia sebagai universitas yang memiliki fakultas kedokteran nomor 1 di Indonesia telah sering diperbincangkan. Menurut saya untuk bergabung dan menjadi bagian dari FKUI merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Motivasi yang mendorong saya untuk masuk ke FKUI adalah orang-orang disekitar saya yang tidak ada hentinya menunjukkan dukungan terhadap apapun cita-cita yang ingin saya raih. Selain itu, dikuatkan dengan keinginan untuk membuat kedua orang tua saya bangga, saya berusaha sekeras mungkin untuk dapat menjunjung ilmu setinggi tingginya lewat universitas yang menyediakan fakultas terbaik yang ada.


Biologi adalah mata pelajaran yang sangat saya sukai. Pada saat kelas 6, saya dikenalkan dengan anatomi dan mulai belajar biologi secara praktek terhadap makhluk hidup. Makhluk hidup yang pertama saya bedah adalah katak, melihat anatominya yang kompleks membuat saya jadi menyadari bahwa makhluk hidup sangat lah spesial, bahwa tiap makhluk yang bernafas diciptakan secara khusus dan detail oleh penciptanya. Banyak hal luar biasa yang tidak dapat dipahami secara gamblang oleh manusia, seperti cara adaptasinya pada lingkungan tempat mereka hidup, sistem kerja organ tubuh yang saling berhubungan dengan satu dan lainnya. Keajaiban serta kompleksitas yang tidak dapat kita bayangkan terdapat pada setiap organ, jaringan hingga sel yang membentuk tubuh makhluk hidup. Tubuh manusia adalah suatu keajaiban tersendiri, yang merupakan salah suatu multifungsi yang cara kerjanya rumit. Meskipun ketertarikan saya pada biologi tumbuh, menjadi dokter adalah suatu langkah yang besar menurut saya. Dengan lingkungan yang mendukung saya untuk menjadi apapun yang saya inginkan, saya diberikan kebebasan untuk memilih cita-cita saya. Keraguan saya ini berubah ketika kakek saya sakit. Saat saya menemaninya ke rumah sakit menggunakan ambulans, saya merasakan dorongan untuk membantunya, untuk melakukan sesuatu yang mungkin membuat keadaan menjadi lebih baik, namun karena saat itu saya belum memiliki ilmu yang cukup, saya pun tidak bisa melakukan banyak hal. Saya menemani kakek saya sendirian di ambulans dengan kepercayaan mama saya yang saat itu harus menyusul. Setelah sampai di rumah sakit, para dokter dan suster datang untuk melakukan keajaiban mereka sehingga dalam sekejap saya langsung merasa takjub. Hal itu pun menjadi salah satu titik balik saya. Dari situ, saya memutuskan bahwa saya juga ingin membantu serta menyelamatkan orang lain. Ketertarikan saya menjadi seorang dokter pun bertumbuh.


Saat saya SMP, saya sebetulnya belum memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang saya inginkan di masa depan. Masa-masa SMP saya, saya habiskan dengan banyak bermain. Pandemi dimulai saat saya mulai memasuki kelas 10, atau lebih tepatnya pada akhir kelas 9. Pada awal kelas 10, kelas saya mengadakan sharing session dimana kita harus berbagi dan mengilustrasikan tentang impian masing-masing, disitu saya menggambar diri saya menggunakan toga dan makara hijau, dream big. Namun saya masih merasa pesimis sebetulnya akan mimpi tersebut, maka dari itu, pada kelas 11 saya mulai berpikir untuk “let it flow” saja, untuk mengikuti alur yang ada. Saya yang cita-citanya berganti-ganti, tergantung dengan film apa yang habis saya tonton, memiliki berbagai macam cita-cita sebelum akhirnya berakhir dengan keinginan menjadi dokter. Mulai dari detektif, astronot, pemilik kebun binatang atau pekerja di suatu animal rescue, pilot hingga intel. Seiring berjalannya waktu, beberapa orang disekitar saya sudah mulai menanyakan impian saya, dari pertanyaan yang jawabannya masih luas, seperti “Kamu cita-citanya mau jadi apa?” hingga pertanyaan yang jawabannya terbatas, seperti “Kamu gamau jadi dokter kaya papa mama?” Saat itu saya belum bisa menjawab pertanyaan orang-orang tersebut karena takut hanya akan meninggikan ekspektasi mereka, yang dimana saat itu saya juga belum yakin sepenuhnya akan tujuan saya kedepannya. Namun, untungnya dari mama dan papa sendiri tidak memforsir saya dalam pemilihan masa depan saya, sehingga saya bebas memimpikan pekerjaan apapun.


Awal kelas 12 saya habiskan juga dengan cukup santai, dimana saya waktu itu belum memiliki target yang jelas akan apa yang harus saya raih. Dengan hari-hari disisipi bimbel, dikarenakan oleh kurikulum yang berbeda, fokus saya pun terpecahkan menjadi tiga, satu ke materi yang diberikan di bimbel, satu ke materi dari sekolah dan juga satunya ke bersenang-senang atau bermain. Hal ini mengakibatkan performa saya di sekolah kurang maksimal, sehingga nilai yang saya dapat juga kurang memuaskan. Dari sini saya belajar, bahwa seharusnya saya dapat menyeimbangkan waktu belajar serta bersenang-senang agar tidak ada yang dirugikan, terutama diri sendiri. Di pertengahan kelas 12, tepatnya pada bulan November 2022, saya mendapat informasi bahwa akan diadakan open house FKUI, saya yang masih belum sepenuhnya yakin dengan keinginan menjadi dokter mencoba mendaftarkan diri bersama teman saya untuk mendapatkan pengalaman langsung akan lingkungan kedokteran, siapa tau cocok, pikir saya. Saat menjalani open house tersebut, benar saja, saya menjadi semakin tertarik dan merasa bahwa saya dapat menemukan passion saya dalam fakultas ini, dan dengan begitu walaupun (katanya) masa saat dan setelah kuliahnya akan berat, saya pikir jika saya enjoy pasti tidak akan terasa dan nantinya akan lebih ringan menjalankannya. Sepulangnya dari kampus UI, saya menceritakan semua kejadian menyenangkan yang telah saya alami selama open house tersebut dengan bersemangat kepada kedua orang tua saya. Saat bercerita saya jadi tersadar bahwa saya sangat menikmati pengalaman yang telah saya lalui. Dari situ, ditambah kejadian yang sebelumnya telah saya ceritakan, saya pun mulai membulatkan tekad untuk menjadi seorang dokter. Semakin dekat saya dengan kelulusan SMA, semakin banyak juga pertanyaan yang berdatangan terkait dengan cita-cita saya dari orang-orang disekitar saya. Pertanyaan seperti “Eh kamu mau masuk jurusan apa nanti pas kuliah?” atau “Kira-kira nanti mau kuliah dimana nih?” mulai bisa saya jawab satu persatu, namun untuk mengatakan di universitas mana saya ingin mengemban ilmu tersebut terkadang masih belum berani saya sebutkan kepada banyak orang karena saya takut dianggap tidak realistis. Saya pun tidak berani mengambil FKUI sebagai pilihan di UTBK. Terasa janggal di hati jika tidak memperjuangkan UI semaksimal mungkin, maka dari itu saya mendaftarkan diri untuk mengikuti SIMAK reguler dan juga SIMAK KKI. Diantara kedua jalur tersebut, SIMAK KKI memiliki jadwal ujian terlebih dahulu. Saya sebagai buten, budak i*ten, menghabiskan masa liburan saya dengan belajar untuk SIMAK. Tiba harinya dimana saya melaksanakan ujian tersebut, saat dan setelah mengerjakannya, saya merasa sangat pasrah. Jujur, soal-soalnya sangatlah tidak mudah dan saya lumayan kesulitan mengerjakannya. Maka dari itu saya tidak begitu berharap banyak akan hasilnya, sehingga pada tanggal 26 Juni 2023, disaat saya menerima pesan Whatsapp yang menyatakan bahwa saya terpilih untuk mengikuti ujian selanjutnya yang berupa MMPI dan MMI, saya tidak mempercayainya dan mengira saya mendapat semacam pesan phising. Dengan keraguan tersebut, saya mencoba untuk mengkonfirmasi ke beberapa teman mengenai info tersebut. Untungnya, tidak lama kemudian saya mendapat email dari UI yang membuat keyakinan saya akan keaslian info tersebut tumbuh. Singkat cerita, tibalah hari pengumuman SIMAK KKI. Saat itu saya sedang dalam perjalanan dari Danau Toba ke Medan karena pada minggu tersebut saya sedang berlibur dengan keluarga besar sehabis mengikuti suatu pernikahan adat, yang membuat saya harus naik pesawat dua kali bolak balik dalam kurun waktu kurang dari 24 jam untuk mengikuti wawancara FKUI (and it’s worth it). Saat jam menunjukkan sudah pukul 4, dengan sembunyi (agar jika worst case scenario terjadi, saya bisa memproses informasi tersebut dulu sendiri) saya membuka pengumuman tersebut di bus. Saat melihat kata ‘Selamat’ terpampang pada layar HP saya, saya mencoba untuk me-reloadnya sekali dan dua kali lagi untuk memastikan sebelum memberitahu kedua orang tua saya. Pada saat itu saya merasakan suatu euphoria, mulai dari perasaan bahagia, shock, bingung, bersyukur, semuanya bercampur aduk menjadi satu sehingga tanpa sadar semuanya bergabung menjadi haru saat mendapat pelukan serta ucapan selamat dari keluarga besar saya. Dari sesuatu yang terasa surreal hingga akhirnya menjadi sebuah kenyataan.


Masih banyak hal yang harus dikembangkan serta diperbaiki lagi dari diri saya, hal ini mencakup salah satunya kedisiplinan terkait waktu dan skala prioritas. Setelah bergabung dengan FKUI saya berharap saya dapat memperbaiki pola pengerjaan tugas dan belajar saya yang tadinya sering sekali menggunakan sistem kebut semalam menjadi lebih teratur dan dapat memprioritaskan hal-hal yang lebih penting dulu. Saya harap kedepannya saya dapat mengenyampingkan rasa malas saya dan mulai mencicil tugas saat ada waktu luang. Orang tua saya pernah berkata kepada saya bahwa nama saya memiliki arti ‘a gift from God.’ Saya tidak hanya ingin menjadi hadiah untuk orang tua saya, tetapi saya berharap saya juga dapat menjadi hadiah untuk orang lain. Hadiah ini mungkin dapat berupa dalam wujud bantuan kecil, yang bisa saya mulai dengan mengejar cita-cita saya menjadi seorang dokter. Di masa depan, saya harap saya serta teman-teman Fakultas Kedokteran UI 2023 dapat membantu mereka yang membutuhkan dan mengubah pertolongan tersebut menjadi hadiah untuk keluarga orang lain.


Dokter ideal menurut saya adalah mereka yang rela mengabdi dan memiliki rasa empati serta kepedulian akan sesama yang besar. Dengan kualitas-kualitas tersebut, saya yakin mereka akan menjadi dokter yang baik. Dokter sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Dilansir dari American College of Physicians Ethics Manual; Seventh Edition dokter yang ideal tidak hanya dituntut untuk memiliki pemahaman medis yang tinggi, tetapi juga diharapkan menganut nilai-nilai tinggi yang membentuk integritas dan dedikasi mereka terhadap kesejahteraan masyarakat. Terdapat tiga karakter seorang dokter yang wajib dimiliki, karakter ini dapat disingkat menjadi “3K”. Berdasarkan oleh aturan yang telah dicetuskan pada UU nomor 20 tahun 2013, “3K” ini terdiri dari Kesantunan, Kesejawatan dan Kebersamaan. Menurut artikel yang dipublikasi oleh Kementerian Kesehatan RI, kesantunan berarti sebagai dokter yang ideal kita harus bijak dalam berbicara serta menggunakan bahasa tubuh. Aturan lain, kesejawatan, memiliki arti bahwa sumpah dokter haruslah menjadi kiblat kita, dan terakhir, kebersamaan, memiliki arti bahwa sebagai dokter dan manusia, kita tidak bisa bekerja secara sendiri, kita harus saling membantu satu sama lain agar hasil yang didapat akan maksimal. Salah satu nilai luhur yang dipegang teguh oleh dokter adalah integritas. Melakukan tindakan yang jujur serta beretika dalam tiap aspek pekerjaan, menjaga kerahasiaan pasien, serta menjunjung tinggi moralitas menjadi komitmen mereka (Santoso JT). Integritas ini nantinya akan menciptakan hubungan yang didasari oleh kepercayaan antara dokter dan pasien, yang menurut buku The Art of Communication in Nursing and Health Care sangatlah penting dalam hubungan pelayanan kesehatan. Dengan memiliki seorang role model atau seseorang yang sekiranya dapat menjadi panutan, akan lebih mudah bagi orang tersebut untuk tertular perilaku baiknya. Berdasarkan nilai-nilai diatas, saya ingin menjadi dokter yang melayani pasien tidak hanya dengan berbekal ilmu namun juga menggunakan perasaan dalam merawat mereka. Dimana saya berharap saya dapat memberikan perawatan yang terbaik bagi mereka yang membutuhkan dengan menganut karakteristik dari dokter ideal tersebut.


Rencana jangka pendek yang tersusun dapat membantu menghadapi masa preklinik. Membuat jadwal belajar yang terstruktur, membagi waktu untuk mempelajari berbagai mata pelajaran dengan mengenal metode belajar yang efektif pada diri sendiri. Dengan demikian, saya dapat menyeimbangkan studi serta memahami topik lebih dalam. Memiliki pemahaman dasar akan konsep yang nantinya akan dipelajari juga akan membantu dalam studi, dengan menggali sumber bacaan lebih dalam serta luas, menggunakan ilustrasi atau analogi yang membantu, dan berdiskusi dengan dosen atau teman jika ada hal yang belum saya pahami. Namun, diatas semua itu kesehatan diri juga penting, dimana bukan hanya belajar saja seharian namun tetap harus meluangkan waktu untuk berolahraga serta beristirahat. Perjalanan menjadi seorang dokter tidak berakhir setelah masa preklinik. Fase klinik atau menjadi seorang dokter adalah babak baru yang menawarkan tantangan, tanggung jawab, dan peluang untuk terus berkembang. Dalam fase ini, saya berencana untuk memanfaatkan peluang untuk belajar dari berbagai kasus medis serta mengamati dokter yang sudah berpengalaman agar dapat melihat kasus serta tindakan langsung yang harus dilakukan agar saya memiliki banyak pandangan akan kasus tersebut. Saya akan berusaha untuk menjadi seorang dokter yang mau mendengarkan dan dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga pasien merasa didengar dan terlibat dalam proses perawatan. Saya harap kedepannya, masyarakat memiliki akses yang mudah pada pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau, agar siapapun, tanpa pandang bulu, diperlakukan dengan baik dan semestinya serta mendapatkan perawatan yang terbaik. Saya akan berpartisipasi dalam suatu pelayanan kesehatan yang akan membantu masyarakat mengatasi kesenjangan dalam akses dan memastikan bahwa tidak ada yang dikesampingkan dalam mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan. Dengan memberikan informasi yang akurat tentang cara pencegahan penyakit serta gaya hidup sehat, diharapkan masyarakat menjadi semakin terbuka mengenai rumpun kesehatan dan lebih peduli akan kesehatan mereka sendiri serta mempercayai para profesional dalam membantu mereka.


Try your best dan jangan menyerah, karena tidak ada ruginya dari berusaha sebisa kalian, dengan melakukan yang terbaik, kemampuan yang tadinya belum kalian sadari ada akan muncul. Terdapat rencana besar yang telah dibuat untuk kalian, jadi teruslah mencoba. Namun, jangan paksakan diri terlalu berlebih, cobalah untuk menyeimbangkan dan tetap menyisihkan waktu untuk bersenang-senang bersama keluarga, teman serta orang terdekat kalian. Dalam prosesnya, usahakan agar tetap menikmatinya agar tidak menjadi beban yang terlalu berat untuk diri sendiri. Semangat dan good luck!!


Daftar Referensi:

  1. Sulmasy LS, Bledsoe TA. American College of Physicians Ethics Manual. Annals of Internal Medicine. 2019 Jan 15;170:S9-S12

  2. Rokom. Karakter ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Jakarta: Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI; 15 Des 2018 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/?ref=aviat.id

  3. Santoso JT. Kejujuran Sebagai Pondasi Karyawan Yang Berintegritas [Internet]. Semarang: Universitas STEKOM; 2022 Jan 22 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://stekom.ac.id/artikel/kejujuran-sebagai-pondasi-karyawan-yang-berintegritas

  4. Grimm TR. The Art of Communication in Nursing and Health Care. New York: Springer Publishing Company, LLC; 2014 Oct 10.

  5. Purwanti M, Armyanti I, Asroruddin M. Persepsi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Mengenai Konsep Profesionalisme Dokter. CDK-291/ vol. 47 no. 10 th. 2020

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page