- Nasywa Azzahra Irfan
- Aug 11, 2023
- 19 min read
Updated: Aug 13, 2023
Narasi Perjuangan
Halo semuanya! Perkenalkan namaku Nasywa Azzahra Irfan, biasa dipanggil Nasywa. Asal sekolahku dari SMAN 1 Kota Depok. Alhamdulillah pada tahun 2023 ini aku lulus menjadi mahasiswa FK UI reguler lewat jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) pada tanggal 28 Maret 2023.
FK UI merupakan Kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia. Fasilitas yang memadai dan tenaga pendidik yang ahli di bidangnya melahirkan lulusan-lulusan yang kompeten dan terbukti kualitasnya. Sebagai anak yang bercita-cita menjadi dokter, tentunya FK UI merupakan impianku sejak kecil. Untuk bisa lulus menjadi mahasiswa FK UI, diperlukan banyak pengorbanan mulai dari waktu, pikiran, dan tenaga. Bagiku, FK UI merupakan sesuatu yang harus kuperjuangkan jauh hari demi mendapatkannya. Aku bercita-cita menjadi dokter yang ahli di bidangnya sehingga mampu mendiagnosis penyakit dengan tepat. Aku ingin menaikkan indeks kesehatan masyarakat Indonesia serta membantu masyarakat yang membutuhkan pengobatan gratis. Hal itulah salah satu alasan yang memotivasiku untuk terus semangat berjuang sebagaimana kisahku berikut ini.
Semua berawal dari SD. Enam tahun masa SD kutempuh di SD Cakra Buana. Di SD Cakra Buana, tidak ada ranking maupun PR. Aku bersekolah dengan penuh keceriaan tanpa adanya beban. Kami tidak pernah dituntut untuk berkompetisi ataupun belajar keras, melainkan berani mengemukakan pendapat dan saling menghargai antarteman. Dengan sistem pembelajaran yang seperti ini, aku mudah memahami apa yang diterangkan guru dan sangat suka bersekolah. Walaupun aku sakit, aku tetap masuk sekolah jika masih kuat berjalan. Aku juga yang paling banyak mengikuti ekskul di antara teman-temanku yang lain. Bahkan sebenarnya ekskul yang aku ikuti sudah melebihi batas maksimum. Di SD, kami juga diajari pelajaran degung dan gamelan yang mana menurutku seru dan me-refresh otak.
Saat SD, setiap ditanya mau SMP di mana, aku selalu bilang kalau bakal SMP di SMP Islam. Aku sebenarnya tidak ada punya target khusus ataupun sesuatu yang benar-benar aku inginkan. Sampai akhirnya, saat awal kelas 6, aku diajak Papa dan Mama untuk keliling SMP di Depok. Di antara semua sekolah, aku paling suka dengan SMPN 2 Depok, yaitu SMP favorit di kotaku. Mama pun berkata jika aku ingin masuk SMP 2, NEM UN ku setidaknya harus 27-an. Mendengar hal tersebut, aku terkaget karena untuk mencapai nilai tersebut, setidaknya setiap pelajaran harus 90-an. Di saat itu juga, aku bertekad untuk belajar dengan giat agar aku bisa mencapai nilai UN yang tinggi dan lulus ke SMP 2.
Di awal kelas 6, aku dan teman-teman diminta guru untuk menulis target nilai UN di orang-orangan yang telah dibuat. Dengan berani dan percaya diri, aku menulis target nilaiku 100 semua. Saat itu, teman-teman dan bahkan guru-guruku tidak percaya aku menulis targetku 100 semua. Guruku pun menyuruh aku untuk menurunkan target nilaiku dan berkata jika aku tidak bisa mencapai nilai yang aku targetkan maka aku akan dihukum. Walau begitu, aku tetap pada pendirianku untuk menulis target seperti itu. Untuk bisa mewujudkannya, aku belajar dengan giat dan sungguh-sungguh. Selain karena ingin nilai yang memuaskan, aku juga ingin memperoleh penghargaan siswa berprestasi. Siswa yang meraih penghargaan ini akan digratiskan SPPnya selama 3 bulan. Alhamdulillah, aku meraih ranking 1. Sebenarnya aku kaget saat guruku ada menyebutkan ranking karena di sekolahku sebenarnya tidak ada ranking. Ntah memang selama ini ranking ada tapi hanya untuk diketahui guru atau memang ranking dibuat hanya saat kelas 6 untuk menentukan siapa yang akan diberikan penghargaan siswa berprestasi. Aku tau peringkatku karena salah satu guruku secara tidak sengaja memberi tau peringkatku ke Mama. Aku pun juga berusaha untuk tidak pernah izin walaupun sakit agar kehadiranku tercatat penuh sebagai salah satu kriteria agar terpilih sebagai siswa berprestasi. Namun, pernah pada suatu bimbel pagi (tambahan pelajaran) di sekolah, aku terlambat datang bimbel dan kebetulan saat itu kepala sekolahku yang sedang mengajar. Saat itu, aku ditegur dan dimarahi karena terlambat. Akhirnya, penghargaan siswa berprestasi itu diberikan kepada temanku yang ada tidak masuk sekolah selama 1 minggu. Perasaanku saat itu sangat sedih dan hancur. Aku merasa itu tidak adil dan merasa perjuanganku sia-sia. Aku ingin meringankan beban orangtuaku, tapi akhirnya memang bukan rezekiku. Mama terus menyemangatiku dan memotivasiku untuk tidak larut dalam kesedihan hanya karena sebuah penghargaan. Aku harus belajar untuk memperoleh ilmu dan meniatkannya sebagai ibadah, bukan untuk memperoleh penghargaan. Mama dan Papa tidak pernah menuntutku dan tidak ada pula memaksaku. Orangtuaku sangat menghargai usahaku dan benar-benar mendukungku untuk menggapai cita-citaku. Dari kejadian tersebut, aku pun benar-benar bertekad untuk membuktikan di UN bahwa aku akan meraih nilai tertinggi.
Tidak butuh waktu lama, aku langsung bangkit dan semakin semangat untuk belajar walaupun masih merasa sedih dan kecewa. Di semester 1 kelas 6, aku fokus belajar materi-materi kelas 6 semester 1 saja. Aku baru mulai belajar untuk UN di semester 2. Tanpa bimbel, aku belajar sendiri dengan menyelesaikan buku-buku yang Mama belikan. Setiap bingung, Mama dan Papa selalu sabar mengajariku sampai paham. Selain belajar, tidak lupa aku selalu berdo’a. Sekolahku pulang jam 15.00 ditambah dengan ekskulku selama 1 jam dan tambahan pelajaran sore yang tidak pernah aku lewatkan. Alhasil, aku selalu pulang lebih dari jam 16.00. Namun, Mama terkadang suka lama menjemputku sehingga aku shalat Ashar di masjid sekolah. Setiap selesai shalat, aku berdo’a. Salah satu do’aku adalah bersekolah di SMPN 2 Depok, SMAN 1 Depok, dan berkuliah di FK UI. Do’a ini selalu setali aku panjatkan dari kelas 6 hingga kelas 12.
Pada Try Out 1, Alhamdulillah NEM Try Out ku sudah lebih dari 27-an dan menjadi yang tertinggi seangkatan. Saat itu, semua teman-temanku terkaget aku dapat langsung melebihi passing grade untuk masuk SMP 2 yang mana SMP 2 juga merupakan SMP impian mereka. Mereka pun ikut termotivasi untuk semangat belajar. Cara belajar dan peringkatku terus aku pertahankan hingga pelaksanaan UN. Alhamdulillah selama pelaksanaan UN, aku dapat mengerjakan soal-soal yang diujikan dengan baik sehingga akhirnya lulus SD dengan nilai UN tertinggi dan sebagai lulusan terbaik. Aku ingat saat Try Out ke-4 akan dilaksanakan, kepala sekolahku memasuki setiap kelas dan menjanjikan akan mentraktir 1 jus buah di kantin jika 1 pelajaran di UN dapat 100, 2 jus untuk 2 mapel 100, dan 5 jus untuk 3 mapel 100. Kami sebagai murid SD yang tidak diperbolehkan untuk jajan di kantin tentu saja sangat senang dan antusias dengan janji tersebut apalagi ditraktir oleh kepala sekolah. Guru Matematikaku pun juga berjanji akan memberikan cokelat bagi yang nilai UN Matematikanya di atas 90. Aku awalnya sudah optimis untuk dapat nilai 100 karena aku bisa mengerjakan semua soal yang diujikan dan yakin benar. Akan tetapi, di Kota Depok saat angkatanku, pada UN Matematikanya ditetapkan terdapat 2 soal ambigu. Ntah kenapa saat itu 2 soal ambigu tersebut tidak dibonuskan oleh pemerintah, melainkan semua murid saat itu ditetapkan salah pada kedua soal ambigu tersebut. Nilai tertinggi UN Matematika SD di Kota Depok menjadi 95. Aku pun meraih nilai 95 pada UN Matematika dan Alhamdulillah aku mendapatkan cokelat itu (walaupun akhirnya dimakan adek.. wkwkwk), tapi tidak dengan jus buah yang telah dijanjikan walaupun nilai UN IPA ku 100. Lagi-lagi, aku merasa sedih dan kecewa. Ditambah pula khusus dan hanya di angkatanku, tidak ada apresiasi UN tertinggi dan bahkan peringkat UN nya saja tidak diumumkan secara terbuka. Akan tetapi, rasa sedihku tertutupi dengan support orangtua dan juga berhasilnya aku lulus ke SMPN 2 Depok lewat jalur nilai UN. Aku sangat bahagia dan bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepadaku. Aku juga semakin bersyukur ketika mengetahui bahwa hanya beberapa murid saja di Depok yang meraih NEM UN di atas 28 dan Alhamdulillah aku salah satunya.
Di SMP, aku belajar dengan giat dan selalu menghabiskan waktu istirahat dengan belajar. Aku terkadang menyiapkan bekal untuk istirahat nanti. Akan tetapi, aku jarang makan bekalku di sekolah dan malah makan bekal di rumah. Berbeda dengan saat SD, di SMP aku hanya ikut Pramuka. Saat MPLS, aku daftar ekskul PMR dan Basket. Aku daftar PMR sebenarnya bukan karena minat di ekskul tersebut, tapi biar dapat buku tulis gratis.. wkwkwk. Akhirnya aku tidak jadi mengikuti ekskul PMR. Adapun mendaftar ekskul Basket merupakan saran dari Mama supaya aku ada berolahraga dalam 1 minggu. Namun, karena tidak cocok dengan lingkungannya, aku memutuskan untuk tidak jadi mengikuti ekskul tersebut. Minatku sebenarnya ada di ekskul Paskibra, tapi karena tidak berani ke stand ekskulnya, akhirnya aku tidak jadi mendaftar.
Aku tekun belajar dan aktif di kelas supaya bisa meraih ranking 1. Itu kulakukan untuk membanggakan orangtuaku dan juga untuk kepuasan pribadi. Salah satu caraku untuk menjaga semangat belajar adalah dengan menempelkan sticky note berisi target-target yang ingin ku raih di buku dan juga di meja belajarku. Ya, salah satu target yang aku tulis tentunya kuliah di FK UI. Alhamdulillah dengan semangatku, aku sering mendapatkan nilai tertinggi. Di antara semua ujian, yang paling berkesan bagiku adalah saat UH Aljabar kelas 7. Aku memperoleh nilai 100 sendiri dan tertinggi seangkatan di saat teman-temanku tidak dapat mengerjakan soalnya. Tentunya itu berkat rahmat Allah dan orangtuaku yang mengajariku. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah di hari ujian, aku masih bingung cara memangkatkan suatu bentuk aljabar yang pangkatnya lebih dari dua tanpa mengalikan setiap bentuk satu-persatu. Alhamdulillah dengan sigap, Mama mengajariku dengan cara yang mudah aku pahami. Aku sangat bersyukur memiliki orangtua yang peduli dan sangat mendukung setiap langkahku.
Di perlombaan, aku juga ingin menang OSN IPA. Seleksi di tingkat sekolah dan di tingkat kota masing-masing dilakukan sebanyak dua kali. Alhamdulillah aku selalu meraih peringkat 1 di seleksi-seleksi tersebut. Peringkat 1 OSN IPA SMP tingkat Kota Depok tahun 2019 mengantarkanku pada OSN IPA SMP tingkat Provinsi Jawa Barat. Alhamdulillah aku meraih peringkat 5 OSN IPA SMP tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2019. Tentunya hal ini membuatku sangat senang bisa memenuhi salah satu keinginanku. Walaupun saat itu peringkat 4 dan peringkat 5 tidak maju ke tingkat nasional, aku mendapatkan beasiswa dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Saat kelas 8, aku mencoba les di GO. Aku mencoba ikut bimbel karena aku penasaran bagaimana rasanya ikut les. Rata-rata temanku ikut bimbel dan mereka selalu kaget jika dengar aku tidak ada les. Saat itu GO memberikan voucher diskon yang besar untuk siswa peringkat 1 di kelas sehingga biaya yang perlu dibayarkan sangat terjangkau. Aku memutuskan untuk menggunakan voucher tersebut untuk memenuhi rasa penasaranku tentang bagaimana rasanya ikut bimbel. Pada Try Out-Try Out GO se-Depok & Jakarta, Alhamdulillah aku mendapatkan peringkat 1. Di semester 2 kelas 9, aku meraih peringkat 1 berturut-turut pada semua Try Out GO sehingga aku dihadiahi buku soal UN gratis oleh Kepala Cabang GO. Semuanya tentu aku lakukan untuk meraih UN yang tinggi demi masuk SMA favorit di kotaku, yaitu SMAN 1 Depok. Akan tetapi, tiba-tiba UN dihapus pada tahun 2020 akibat COVID-19. Tidak pernah sebelumnya terbayang olehku bahwa UN dihapus. Di saat itu, aku bingung bagaimana cara masuk SMA dengan kondisi seperti itu. Akhirnya, diumumkan bahwa masuk SMA sekarang menggunakan nilai rapor. Sekolahku mengumumkan ranking paralel rapor 5 semester angkatan dan Alhamdulillah aku meraih ranking paralel 1 rapor 5 semester SMP. Aku sangat senang saat pengumuman tersebut. Namun, aku juga takut karena aku tidak tau berapa nilai teman-teman dari sekolah lain. Bagaimana tidak, saat itu siswa hanya diperbolehkan untuk memilih satu SMA dan itupun tanpa ditunjukkan skor di PPDB. Aku hanya bisa melihat nama-nama yang mendaftar tanpa mengetahui skornya. Jika gagal di jalur prestasi rapor, aku yakin aku tidak akan lolos ke SMA negeri lewat jalur zonasi. Di hari pengumuman PPDB, Alhamdulillah aku dinyatakan lolos jalur prestasi nilai rapor ke SMAN 1 Kota Depok dengan meraih peringkat 2 di antara pendaftar lain yang diterima. Aku sangat bersyukur dan di saat itu juga, aku langsung menuliskan target-targetku selama SMA dan menempelnya di meja belajar. Tentunya target utamaku adalah menjadi mahasiswa FK UI 2023 lewat jalur undangan.
Untuk mewujudkan target-targetku, aku full belajar dan mengerjakan tugas sampai larut malam. Aku sering baru makan saat malam karena padatnya jadwalku. Semua tugas kukerjakan sebaik mungkin dan semua ujian maupun kuis kupersiapkan semaksimal mungkin. Walaupun kriteria nilai di SNMPTN saat aku kelas 10 dan kelas 11 hanya memerhatikan nilai 6 mapel saja, sejak kelas 10 aku terus berusaha meraih dan mempertahankan nilai di pelajaran lainnya. Semuanya selalu kuperjuangkan. Tentunya aku sering merasa jenuh dan letih. Namun, sebagai penyemangat, aku suka mendengarkan lagu Mars FK UI 2016 dan ikut bernyanyi biar serasa-rasa anak FK UI.. hehehe
Alhamdulillah pada tiap semester, aku diberitahu bahwa aku ranking paralel 1 walaupun ranking kelas tidak ada dibagikan. Selain memerhatikan nilai rapor, aku juga mengikuti perlombaan, yaitu OSN Fisika. Saat aku kelas 10, yaitu pada tahun 2021, Alhamdulillah aku terpilih sebagai salah satu kontingen KSN Fisika Smansa dan berhasil meraih peringkat 1 KSN Fisika SMA tingkat Kota Depok tahun 2021. Hal yang membuatku semakin senang adalah skorku yang jika diperingkatkan se-Jawa Barat, aku meraih peringkat 6. Aku juga menjadi National Round Finalist pada ajang Kompetisi Sains Ruangguru (KSR) bidang Fisika di tahun tersebut. Untuk meraihnya, aku telah menyelesaikan buku OSN Fisika yang ku punya dan soal SBMPTN Mekanika Fisika. Belajar OSN Fisika membantuku untuk memahami Fisika. Pernah saat aku kelas 10, aku merasa cara pengerjaan website-website di internet pada suatu soal Fisika yang ditugaskan guruku salah caranya. Aku pun mencoba menganalisis dan mengerjakan soal tersebut versi caraku sendiri. Untuk memastikan jawabanku, aku bertanya pada guru Fisika bimbelku saat kelas 10. Saat melihat jawabanku, guruku berkata bahwa guru di sekolahku saja belum tentu mengerti dan terpikir cara ini. Aku benar-benar merasa senang dan puas bisa mengerjakan soal tersebut dengan caraku sendiri. Saat kelas 10 inilah aku terakhir kali mengikuti bimbel karena setelah itu sudah tidak ada lagi voucher diskon besar untuk siswa ranking 1… wkwkwk.
Pada tahun 2022, aku juga meraih peringkat 1 OSN Fisika SMA tingkat Kota Depok, peringkat 4 OSN Fisika SMA tingkat Provinsi Jawa Barat, dan TOP 3 National Round Finalists pada Kompetisi Sains Ruangguru (KSR) bidang Fisika. Sebenarnya untuk OSN tingkat kota tahun 2022, tidak ada persiapan khusus yang kulakukan karena saat itu sedang semester 4 dan aku benar-benar hanya fokus ke pelajaran sekolah saja. Teman-temanku memanfaatkan kesempatan dispensasi dengan pergi ke perpus, sedangkan aku memilih tetap di kelas mengikuti pembelajaran. Namun, Alhamdulillah berkat rahmat Allah, aku berhasil meraih juara kembali di tahun 2022. Untuk menghadapi OSN tingkat provinsi dan nasional tahun 2022, aku mendapatkan dispensasi dari sekolah. Aku memanfaatkan dispen tersebut dan akhirnya setelah selesai lomba, banyak sekali tugas dan ulangan yang harus kukerjakan. Waktu istirahatku di SMA habis dengan mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk.
Tak terasa, semester 6 pun tiba dan tibalah pula pengumuman ranking paralel. Aku benar-benar senang dan bersyukur karena aku bisa meraih ranking paralel 1 di SMAN 1 Kota Depok, hal yang telah aku impikan sejak dahulu. Pada saat pemilihan jurusan di SNBP, aku mantapkan untuk hanya memilih satu pilihan, yaitu FK UI. Aku akan berusaha dan berjuang sampai akhir untuk jurusan dan universitas yang aku impikan sedari kecil. Rentang waktu menuju pengumuman diisi dengan ujian praktik dan ujian sekolah. Dengan adanya ujian-ujian ini, waktu menuju pengumuman SNBP terasa berjalan dengan cepat, tapi tetap menegangkan. Tanggal 28 Maret 2023 merupakan tanggal yang mungkin tak akan pernah aku lupakan. Di saat itu, rasanya aku sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Perasaan cemas, takut, dan penasaran bercampur aduk. Aku benar-benar takut mengecewakan Mama dan Papa, aku takut mengecewakan semua orang. Sudah kupersiapkan mentalku untuk menghadapi apapun hasil SNBP nanti. Rasanya benar-benar takut untuk membuka hasilnya. Awalnya, aku mau membuka hasilku sendiri. Namun, Mama dan Papa tetap mau menemaniku untuk membuka hasil seleksi bersama-sama. Rasanya jantungku mau berhenti saat Papa sedang mengetik nomor pendaftaran dan tanggal lahir. Ketika Papa menekan hasil seleksi, tiba-tiba muncul warna biru di layar. SELAMAT! ANDA DINYATAKAN LULUS SELEKSI SNBP 2023. Awalnya suasana hening sampai akhirnya Mama menyadarkanku akan hasil seleksi. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. targetku selama ini tercapai. Rasanya saat itu aku sedang di dalam mimpi. Aku benar-benar bersyukur bisa lolos ke FK UI. Aku benar-benar senang Allah mengabulkan do’a-do’a ku selama ini. Aku benar-benar berterima kasih kepada kedua orangtuaku, saudaraku, keluargaku, dan guru-guruku yang telah memberikan support kepadaku. Semoga aku dapat mewujudkan cita-citaku sebagai dokter yang kompeten dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Semoga semua yang kulakukan selama ini maupun di masa yang akan datang, proses belajar dan menuntut ilmu ini serta pengabdianku sebagai dokter nantinya in syaa Allah, bernilai ibadah dan menjadi ladang pahala bagiku, orangtuaku, keluargaku, guru-guruku, dan semua yang terlibat di dalamnya.. Aamiin.. Aamiin.. yaa Rabbul ‘Aalamiin..
Sebelum di FK UI, aku merupakan orang yang sedikit sungkan untuk memulai pembicaraan dengan orang lain. Selama sekolah, terkadang aku keteteran dengan tugas dan ujian yang banyak karena manajemen waktu yang kurang. Di FK UI nanti, aku berkomitmen untuk membagi waktu dengan lebih baik lagi dan juga memulai pembicaraan dengan teman-teman baruku sebagaimana seorang dokter harus bisa mengatur waktunya dan menyapa pasiennya dengan ramah. Aku berkomitmen untuk saling membantu dan membangun hubungan pertemanan yang baik dengan rekan sejawat.
Harapanku adalah aku bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi untuk ke depannya. Aku ingin menjadi mahasiswa yang berprestasi, memiliki ilmu yang mendalam, dan nilai yang tinggi. Aku berharap dapat membentuk relasi pertemanan yang langgeng dengan semua teman bahkan walaupun kita telah menjadi dokter dan mungkin terpisah-pisah. Aku juga berharap FK UI 2023 Gelora dapat menjadi angkatan yang memiliki solidaritas dan rasa persaudaraan yang tinggi, bersama di saat suka maupun duka, saling mendukung dan membantu satu sama lain, lulus dan sukses bersama, serta dapat menjadi dokter-dokter ideal yang memajukan bangsa.
Dokter ideal adalah dokter yang memiliki konsep dokter bintang lima di mana dokter tersebut memiliki campuran bakat untuk melaksanakan berbagai layanan yang harus diberikan oleh pengaturan kesehatan demi memenuhi persyaratan relevansi, kualitas, efektivitas biaya, dan pemerataan dalam kesehatan4. Dokter ideal dapat pula didefinisikan sebagai seorang dokter yang memiliki kualitas pribadi untuk hubungan interpersonal, keterampilan teknis, dan niat yang baik1. Pandanganku terkait dokter ideal adalah dokter yang memahami ilmu kedokteran dengan baik, mengikuti perkembangan dunia kesehatan, memiliki kepedulian sosial yang tinggi, sabar, melakukan pelayanan maupun perawatan pasien dengan sangat baik, cepat dan tepat dalam mengambil keputusan, adil dan tidak ada mendiskriminasi pasien, komunikatif dalam mengedukasi masyarakat, manajerial, dan totalitas dalam bekerja. Intinya, memadukan keterampilan medis dengan kemampuan reflektif humanis medis akan memenuhi pola dasar dari apa yang kuanggap sebagai dokter yang 'ideal'. Tentunya dokter yang ideal merupakan dokter yang sangat diharapkan oleh pasien-pasien dan sangat diperlukan untuk memajukan kesehatan dunia. Adapun nilai-nilai luhur yang dianut oleh dokter tersebut meliputi pengetahuan dan profesionalisme, tulus dan empati, sabar, terbuka dan responsif, keterampilan komunikasi yang kuat, mudah dijangkau, totalitas, penyedia perawatan, pembuat keputusan, komunikator, pemimpin komunitas, dan manajerial2, 3, 4.
Pengetahuan dan profesionalisme: Seorang dokter yang baik/ideal perlu mengetahui bagaimana seluruh tubuh berfungsi sebagai satu kesatuan dan apa yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Mereka harus terus mengetahui semua terobosan terbaru di lapangan dan mengomunikasikan pengetahuan mereka dengan cara yang membuatnya mudah dipahami. Dokter yang ideal menawarkan berbagai macam informasi dan dengan jelas menyatakan mengapa mereka percaya jenis perawatan medis tertentu sehingga akan memudahkan pasien untuk mengikuti saran dokter dengan benar dan memercayai dokter jika memiliki masalah.
Tulus dan empati: Nilai luhur dokter yang ideal seperti tulus dan empati akan membuat pasien merasa lebih nyaman selama janji temu dan merasa terhubung secara emosional. Pasien akan berbagi pertanyaan atau kekhawatiran secara terbuka karena merasa dokter benar-benar peduli, bersikap hangat, dan penuh perhatian. “Pasien lebih peduli bahwa dokter mereka benar-benar peduli pada mereka daripada berapa banyak makalah yang telah mereka terbitkan,” kata Dr. Edna Ma, ahli anestesi di 90210 Surgery Medical Center. “Kepedulian bisa dalam bentuk mendengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan terbuka. Ini juga tidak perlu dibatasi pada alasan kunjungan. Pasien bukan hanya daftar masalah medis dan obat-obatan,” tambah Dr. Ma.
Sabar: Ini adalah salah satu nilai terpenting dari seorang dokter yang ideal. Beberapa dokter fokus untuk menemui pasien sebanyak mungkin di siang hari yang berarti mereka akan terburu-buru membuat janji temu dan keputusan perawatan. Jika terlihat antrean panjang di ruang tunggu atau seorang dokter menjadwalkan banyak pasien dalam sehari, itu mungkin bukan keadaan terbaik untuk kesehatan pasien. Pasien memerlukan dokter yang sabar, mau menjawab pertanyaan, serta menyediakan waktu yang berkualitas dengan pasiennya. Jika diagnosis dilakukan dengan tergesa-gesa, hal itu dapat menyebabkan pasien mendapatkan perawatan yang salah untuk gejalanya.
Terbuka dan responsif: Dokter yang ideal juga mendengarkan apa yang dikatakan oleh pasiennya dan menanggapi pasien dengan hati-hati. “Menjadi pendengar yang baik sangat penting untuk menjadi dokter yang baik,” kata Dr. John Madden, Dokter Darurat dan Direktur Kantor Bimbingan Karir dan Pengembangan Siswa di Fakultas Kedokteran Universitas St. George (SGU). Beliau juga berpesan, "Pasien akan memberi tahu Anda apa yang salah jika Anda membiarkan mereka berbicara. Menjadi pendengar yang baik sangat penting untuk menjadi dokter yang baik.” Ini bukan sekadar membuat diagnosis yang akurat, tetapi memberi tahu pasien bahwa dokter telah mendengarkan kekhawatiran mereka dan menawarkan respons yang paling tepat untuk situasi pasien. Jika seorang pasien memiliki pendapat yang kuat tentang masalah medis seperti vaksin, jadwal tidur, atau aktivitas serupa, dokter yang ideal akan mempertimbangkan kekhawatiran pasiennya tersebut. Namun, jika ada pengetahuan medis kuat yang mengindikasikan pandangan pasien kurang tepat, dokter yang ideal akan memberi tahu pasiennya mengenai masalah tersebut dengan hati-hati dan cara yang santun. Dokter yang ideal juga memberitahu dengan singkat apa yang sedang mereka lakukan saat memeriksa pasien sehingga pasien akan merasa nyaman dan membuatnya lebih mudah untuk mengikuti perawatan dengan benar.
Keterampilan komunikasi yang kuat: Komunikasi adalah kunci bagi dokter mana pun yang mencakup mendengarkan pasien dan memberikan informasi dengan cara yang dapat dipahami dengan jelas. “Mereka harus menjawab pertanyaan menggunakan bahasa yang jelas tanpa menggunakan terlalu banyak terminologi medis,” kata Dr. Lisa Doggett, seorang dokter keluarga. “Mereka harus jujur tetapi juga menawarkan harapan, bahkan ketika situasinya sulit dan mereka harus membantu pasien mereka merasa diberdayakan untuk meningkatkan kesehatan mereka sendiri.” Pasien yang dapat memahami dokter mereka akan lebih mungkin mengelola perawatan mereka dengan baik dan mengungkap masalah kesehatan tambahan yang mungkin mereka alami. Hal ini akan membantu dokter memahami pola tidak sehat yang mungkin dialami pasien dan mencegatnya untuk memastikan bahwa perawatan akan efektif. “Seorang dokter perlu memastikan bahwa pasiennya mendapatkan tes skrining yang direkomendasikan, bahwa pertanyaan mereka dijawab, dan bahwa pasien memiliki rencana tindakan yang jelas setelah meninggalkan kantornya,” kata Dr. Doggett. Beliau juga berkata, “Dia harus waspada untuk menindaklanjuti setiap tes yang dilakukan dan mengomunikasikan hasil tersebut.”
Mudah dijangkau: Ini adalah nilai luhur lainnya dari seorang dokter yang ideal. Semua panggilan telepon harus segera dibalas dan mudah untuk membuat janji temu atau pembatalan bila diperlukan. Dokter yang ideal akan tetap membuka janji temu untuk keadaan darurat dan bagaimana menangani kebijakan panggilan mereka jika terjadi keadaan darurat. Tepat waktu dan melakukan tugasnya dengan efisiensi yang sama juga dilakukan oleh seorang dokter yang ideal.
Totalitas: Kesalahan dalam bidang medis dapat berakibat fatal. Penting bahwa seorang dokter tidak mengabaikan bagian dari perawatan seorang pasien yang dapat menyebabkan diagnosis yang tidak akurat. Seorang dokter yang ideal memerhatikan pasien mereka dengan hati-hati, menjadwalkan tindak lanjut dengan tepat, dan meluangkan waktu untuk memberikan perawatan apa pun yang paling tepat. Meluangkan waktu ekstra untuk melakukan langkah-langkah ini dapat mencegah ketidaknyamanan atau penyakit tambahan yang memerlukan kunjungan tambahan. Ketika disajikan dengan gejala yang membingungkan, seorang dokter yang ideal harus membiarkan rasa ingin tahu mereka membawa mereka ke diagnosis yang akurat, bahkan jika itu berarti memanfaatkan sumber daya tambahan. “Itu mungkin memerlukan penelitian tambahan, menjangkau kolega, atau meluangkan lebih banyak waktu untuk mengumpulkan riwayat terperinci dari pasien,” kata Dr. Doggett. Mengambil tindakan ekstra ini penting untuk menghindari membuat diagnosis yang salah, jelasnya. Dokter yang ideal membantu memenuhi kebutuhan pasien mereka dengan maksimal. Misalnya, memberikan dukungan kepada pasien dengan membantu mereka menavigasi sistem perawatan kesehatan lewat pencarian spesialis atau mendapatkan resep yang mereka butuhkan, mendapatkan janji temu yang mendesak, mendaftar dalam program bantuan pasien, atau mengakses layanan yang diperlukan seperti terapi fisik. “Dokter yang baik akan menjadi advokat yang kuat bagi pasiennya,” catat Dr. Doggett. Dokter yang terbaik bersedia bekerja ekstra untuk kesejahteraan pasien mereka. Totalitas pelayanan kesehatan dan sosial harus dipadukan pada metode pemberian perawatan lama maupun baru, baik ditujukan untuk individu maupun untuk masyarakat.
Penyedia perawatan: Selain memberikan perawatan individu, dokter yang ideal harus memperhitungkan kebutuhan total pasien, baik itu kebutuhan fisik, mental, maupun sosial. Mereka harus memastikan bahwa serangkaian pengobatan – kuratif, preventif, atau rehabilitatif akan disalurkan dengan cara yang saling melengkapi, terintegrasi, dan berkesinambungan. Mereka harus memastikan bahwa perawatannya berkualitas tinggi.
Pembuat keputusan: Dalam iklim transparansi, dokter yang ideal harus mengambil keputusan yang dapat dibenarkan dalam hal kemanjuran dan biaya. Di antara semua cara yang memungkinkan untuk dilakukan dalam merawat kondisi kesehatan tertentu, salah satu yang tampak paling tepat dalam situasi tertentu harus dipilih. Keterbatasan sumber daya yang tersedia untuk kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingan setiap individu dalam masyarakat.
Komunikator: Aspek gaya hidup seperti diet seimbang, langkah-langkah keselamatan di tempat kerja, jenis kegiatan rekreasi, penghargaan terhadap lingkungan, dan sebagainya memiliki pengaruh yang menentukan kesehatan. Oleh karena itu, keterlibatan individu dalam melindungi dan memulihkan kesehatannya sendiri sangat penting karena paparan terhadap risiko kesehatan sangat ditentukan oleh perilaku seseorang. Para dokter harus menjadi komunikator yang ulung untuk mengajak individu, keluarga, dan masyarakat yang menjadi tanggung jawabnya untuk menerapkan pola hidup sehat dan menjadi mitra dalam upaya kesehatan. Menjadi komunikator yang baik sangat penting tidak hanya untuk bekerja dengan pasien tetapi juga untuk menyampaikan informasi di seluruh sistem perawatan kesehatan. Misalnya, ketika seorang pasien pergi ke rumah sakit, dokter perawatan primer mereka sering tidak mengetahui kunjungan mereka kecuali mereka diberitahu oleh pasien atau anggota keluarga. “Dokter berbasis rumah sakit yang baik akan menelepon atau mengirim catatan ke dokter perawatan primer untuk memberi tahu mereka bahwa pasien telah dirawat,” Dr. Doggett menjelaskan. “Dokter perawatan primer kemudian harus berusaha mengumpulkan catatan rumah sakit dan menawarkan tindak lanjut tepat waktu setelah keluar.” Demikian pula, spesialis medis yang baik akan melibatkan dokter perawatan primer pasien dalam diagnosis atau perawatan apa pun.
Pemimpin komunitas: Kebutuhan dan permasalahan seluruh masyarakat termasuk yang ada di daerah tidak boleh diabaikan. Dengan memahami faktor penentu kesehatan yang melekat pada lingkungan fisik dan sosial serta menghargai luasnya setiap masalah atau risiko kesehatan, dokter yang ideal tidak hanya akan merawat individu yang mencari pertolongan, melainkan juga akan menaruh perhatian positif pada kegiatan kesehatan masyarakat yang akan menguntungkan banyak orang.
Manajerial: Untuk menjalankan semua fungsi ini, dokter yang ideal perlu memiliki keterampilan manajerial. Hal ini akan memungkinkan mereka memulai pertukaran informasi untuk membuat keputusan yang lebih baik serta untuk bekerja dalam tim multidisiplin dalam hubungan erat dengan mitra lain untuk pembangunan kesehatan dan sosial.
Dokter yang ideal bisa berkontribusi terhadap masyarakat dengan mengadakan kampanye dan pengobatan gratis serta aktif dalam mengembangkan dunia kesehatan dan kedokteran. Aku ingin menjadi dokter yang ideal dengan memiliki keunggulan medis, empati, dan disiplin yang tinggi sebagaimana yang dibutuhkan oleh dunia5. Aku akan bertanggung jawab dalam menggunakan pelatihan profesionalku untuk melayani masyarakat luas yang membutuhkan. Sebagai dokter nantinya, aku akan memandang perawatan kesehatan sebagai hak asasi manusia dan akan berusaha melayani pasien sebaik mungkin. Sikap proaktif juga ingin kuterapkan dengan melakukan sosialisasi kesadaran penyakit. Misalnya, hepatitis B. Ketua Komite Ahli Hepatitis, Prof. David Handojo Muljono, MD, PhD, mengungkapkan pada tahun 2020, WHO sudah mengeluarkan resolusi bahwa hepatitis menjadi prioritas penanganan dunia6. Di Indonesia, sekitar 18 juta orang Indonesia mengidap hepatitis B berdasarkan Riskesdas 2013. Selain itu, WHO menyatakan bahwa lebih dari satu juta orang meninggal tiap tahunnya akibat menghirup asap rokok (menjadi perokok pasif)7. Hal ini semakin mendorong kesadaranku untuk menjadi mahasiswa dan nantinya dokter yang memiliki kepedulian sosial tinggi.
Empat standar yang ingin kupenuhi dalam praktikku sebagai dokter adalah sebagai berikut8.
Pengetahuan, keterampilan, dan kinerja
Aku akan menjadikan pelayanan dan perawatan terhadap pasien sebagai perhatian pertama dengan memberikan standar praktik dan perawatan yang baik. Memperbaharui pengetahuan dan keterampilan profesional serta mengenali dan mengerjakan batas kompetensiku juga akan kukerjakan.
Keamanan dan kualitas
Akan kuambil tindakan segera jika menurutku keselamatan, martabat, atau kenyamanan pasien sedang dikompromikan. Melindungi dan meningkatkan kesehatan pasien dan masyarakat juga akan terus kulakukan.
Komunikasi, kemitraan, dan kerja tim
Aku akan memperlakukan pasien dengan sopan, penuh perhatian, dan menghormati martabatnya dengan cara menghormati hak kerahasiaan pasien. Pelayanan terhadap pasien juga akan kulakukan melalui mendengarkan serta menanggapi kekhawatiran dan preferensi mereka, memberi informasi yang mereka inginkan atau butuhkan dengan cara yang dapat dipahami, menghormati hak pasien untuk mengambil keputusan tentang pengobatan dan perawatan mereka, mendukung pasien dalam merawat dirinya sendiri untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatannya, serta bekerja bersama rekan kerja dengan cara yang paling sesuai dengan kepentingan pasien.
Menjaga kepercayaan
Jujur, terbuka, bertindak dengan integritas, tidak pernah mendiskriminasi secara tidak adil terhadap pasien atau kolega, tidak pernah menyalahgunakan kepercayaan pasien maupun kepercayaan publik pada profesiku juga akan kulakukan.
Rencana jangka pendekku adalah meraih nilai tertinggi selama masa preklinik, aktif di kelas, mengikuti banyak lomba-lomba kedokteran untuk menambah wawasan, berteman baik dengan semua teman, dan mencoba berbagai hal baru di perkuliahan nantinya. Tentunya untuk mewujudkan hal tersebut, aku akan tekun belajar setiap harinya, mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan sungguh-sungguh, mulai memberanikan diri untuk berkenalan dengan teman-teman baru, dan update info-info kegiatan, organisasi, maupun ekstrakurikuler yang ada di perkuliahan nantinya. Adapun rencana jangka panjangku selama masa klinik adalah dapat memperoleh nilai yang tinggi selama co-ass, menangani pasien dengan sangat baik, dan lulus Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD) dengan hasil yang maksimal. Disiplin, perhatian, dan memahami serta menerapkan ilmu dengan baik dan benar akan kuterapkan agar rencanaku ini tercapai.
Aku berharap masyarakat Indonesia dapat memiliki pemahaman yang lebih baik lagi mengenai pentingnya kebersihan dan menjaga kesehatan serta memiliki kepedulian yang tinggi pada warga lainnya. Nantinya, aku berencana mendirikan klinik sendiri untuk membantu masyarakat sekitar dan aktif memberikan informasi terkait kebersihan dan kesehatan. Aku ingin melanjutkan pendidikan spesialis sebagai dokter spesialis bedah di FK UI.
Pesanku bagi adik-adik kelas yang ingin masuk FK UI, bermimpilah setinggi-tingginya dan beranilah untuk memimpikan hal tersebut. Setiap orang berhak untuk bermimpi dan setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mewujudkan mimpi. Sertai kerja keras, do’a, dan restu orangtua dalam setiap langkahmu. Setiap jenuh, ingatlah kembali sudah sejauh mana kamu melangkah dan kamu tidak akan tau seberapa dekat lagi langkah yang diperlukan untuk mencapai mimpimu. Tapi ingat bahwa semua yang Allah kehendaki adalah yang terbaik. Dari setiap kejadian, ada hikmah yang dapat dipetik untuk dijadikan sebagai pembelajaran ataupun motivasi. Jadikan kegagalan sebagai dorongan untuk terus berkembang menuju mimpimu. Niatkan belajar bukan hanya untuk mencari nilai, tapi juga untuk memahami ilmu dan sebagai bagian dari ibadah. See you di Kampus Kuning Makara Hijau!
Daftar Pustaka
Borracci RA, Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a ‘good’ doctor, and what doctors consider to be a ‘good’ patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul [cited 2023 Aug 11];148(7):938-930. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
New Kids Center. 9 qualities of an ideal doctor – new kids center [Internet]. New York: New Kids Center; 2019 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://m.newkidscenter.org/Qualities-of-a-Good-Doctor.html
School of Medicine St. George’s University. What makes a good doctor? 7 surprisingly useful skills for physicians [Internet]. Grenada: St. George’s University; 2018 April [updated 2021; cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/
Hassan SH. Qualities of a five star doctor. Annual Magazine 2017 Liaquat National hospital & Medical College. 2017;1(1):1-2.
Govindarajan V, Ramamurti R. Why the world needs doctors with these 3 qualities [Internet]. Cambridge: Harvard Business Review; 2018 Aug 07 [cited 2023 Aug 04]. Available from: https://hbr.org/2018/08/why-the-world-needs-doctors-with-these-3-qualities
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hepatitis b banyak ditularkan dari ibu ke anak [Internet]. Jakarta: Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI; 2023 Jul 26 [cited 2023 Aug 04]. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/23072700002/hepatitis-b-banyak-ditularkan-dari-ibu-ke-anak.html
World Health Organization. Tobacco: Protect people from second-hand smoke [videocassette]. Jenewa: World Health Organization; 2023.
General Medical Council. The duties of a doctor registered with the general medical council [Internet]. UK: General Medical Council; 2019 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.gmc-uk.org/ethical-guidance/ethical-guidance-for-doctors/good-medical-practice/duties-of-a-doctor
Comentários