top of page
  • Youtube
Search
  • Najya Irdina Nurazmina
  • Aug 12, 2023
  • 7 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Halo semuanya! Perkenalkan nama saya Najya Irdina Nurazmina dan biasa dipanggil Najya. Saya juga biasa dipanggil Jya di rumah saya. Saya berasal dari SMA Negeri 8 Jakarta yang terletak di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan dan merupakan lulusan tahun 2023. Impian saya untuk menjadi mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Reguler Alhamdulillah terwujud pada 20 Juni 2023 lalu lewat jalur UTBK-SNBT 2023.


Saya merupakan anak satu - satunya yang sejak kecil telah bermimpi untuk menjadi dokter. Hal itu dikarenakan dokter – dokter yang saya temui saat saya masih kecil di kota kelahiran saya, Bandung. Mereka berhasil menjadikan rumah sakit seperti tempat bermain dan bertemu manusia – manusia baik yang membuat Najya kecil langsung bercita – cita untuk menjadi salah satu dari mereka. Saat saya duduk di bangku sekolah dasar, ada satu dokter yang setiap saya berkunjung selalu bernyanyi untuk pantangan makanan dan minuman saat sakit. Hal itu melekat di memori saya hingga kini dan saya semakin yakin untuk menjadi dokter.


Impian saya untuk menjadi mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dimulai sejak saya duduk di bangku sekolah dasar. Menjalani masa sekolah dasar saya di Depok, saya tentu familiar akan Universitas Indonesia. Saat itu, saya diberitahu bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah yang terbaik. Dari situ, langsung timbul keinginan saya untuk bisa berkuliah di Universitas Indonesia.


Awal mula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berdiri adalah pada tahun 1849, saat Belanda masih menjajah Indonesia.[1] Pada tahun 2023 ini, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menduduki peringkat 1 di Indonesia, peringkat 153 di Asia, dan peringkat 624 di dunia.[2] Hal tersebut telah membuktikan bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah fakultas kedokteran terbaik dan tertua di Indonesia.[3] Saya selalu merinding setiap melihat orang dengan jaket kuning beserta makara hijau. Namanya sangat harum dan bagi saya sendiri rasanya sangat tidak mungkin tergapai. Sampai saya kelas 12, saya suka merasa malu bila menjawab, “mau FKUI hehe” setiap ditanya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi mana saat kuliah nanti. Saya pun akan menjawab asal dengan jurusan saintek lain yang dapat terpikirkan oleh saya di saat itu.


Saat saya kelas 5 SD, saya sekeluarga pindah domisili dari Depok ke Jakarta Selatan. Saya yang awalnya berasal dari sekolah dasar islam swasta ingin sekali masuk ke sekolah negeri untuk membuka lebih banyak kesempatan dan pengalaman. Target saya dan kedua orang tua saya jatuh ke salah satu SMP negeri yang cukup dekat jaraknya dengan rumah. Saya berjuang untuk belajar, les hampir setiap hari dari Senin sampai Jumat. Di hari Sabtu, saya mengikuti pelatihan di salah satu lembaga yang banyak mengirimkan muridnya untuk mengikuti olimpiade atau kompetisi matematika dan sains di luar negeri. Cukup banyak waktu bermain yang terkuras karena pelatihan diadakan di luar kota. Dengan lembaga ini, saya sempat mengikuti beberapa kompetisi matematika luar negeri. Aneh dan mengejutkan rasanya bahwa saya dapat melewati semua itu saat saya masih SD.


Mendekati Ujian Nasional 2017, sama seperti anak – anak lainnya, saya ikut bimbel, tentunya saya sangat mengharapkan hasil memuaskan agar bisa masuk ke SMP impian saya. Hari-H ujian nasional dilewati dengan tambahan rasa panik dari saya dan saat itu saya merasa tidak percaya diri akan hasilnya. Menunggu pengumuman UN, saya dan orang tua saya mengetahui tentang adanya jalur prestasi. Saya pun mengajukan jalur prestasi ke SMPN 85 Jakarta dan diterima di sana. Awalnya, saya khawatir berada di lingkungan baru, namun setelah melihat kondisi sekolah dan teman-teman, saya merasa memiliki semangat baru. Di sana saya belajar, berorganisasi, dan bertemu dengan teman- teman yang sangat baik dan suportif bahkan hingga kini. Selain pelajaran akademis, kemampuan non-akademis saya pun mendapatkan ruang untuk berkembang.

Saat saya duduk di bangku kelas 1 SMP, saya mulai mengetahui tentang salah satu SMA terbaik di Indonesia. Sebagai anak SMP, saya merasa takjub dan langsung menargetkan untuk bersekolah di sana nantinya. Saya pun belajar dengan giat untuk mempertahankan nilai rapot agar bisa diterima di sana. Mendekati kelulusan SMP, angkatan saya dan seluruh dunia mengalami cobaan pandemi. UN dihapuskan, sistem penerimaan peserta didik baru pun berubah, semuanya menjadi bermetode daring. Lalu, saya mencoba untuk mengikuti PPDB SMA Negeri, saya pun ikut seleksi rapor dan menjatuhkan pilihan saya di SMA Negeri 8 Jakarta meski sekolah tersebut berjarak sekitar 20 km dari rumah saya.


Memasuki masa sekolah di SMAN 8 Jakarta, cukup banyak waktu yang saya perlukan untuk beradaptasi dengan budaya pembelajaran di sana. Persaingan yang luar biasa ketat dan cara belajar secara daring sangat mempengaruhi keadaan saya saat itu. Ditambah lagi, ada kaderisasi organisasi yang menurut saya berat. Saya benar – benar di posisi tidak yakin sama sekali bahwa saya bisa diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia nantinya. Hal itu perlahan berubah saat saya bangkit. Saya semakin akrab dengan teman – teman dan menjadi termotivasi kembali.


Perjalanan saya untuk bisa diterima lewat jalur UTBK-SNBT sebenarnya benar – benar dimulai saat kenaikan kelas 12. Saat itu, wali kelas saya memberitahu ranking sementara dan saya pun berpikir untuk lebih fokus ke jalur UTBK-SNBT agar dapat diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada awal kelas 12, saya mengikuti bimbel dan di sana saya belajar serta dipaksa terus belajar dengan sistemnya yang sangat ketat. Awal kelas 12 merupakan salah satu masa paling ricuh. Saya wajib belajar materi sekolah dan masih mengurus organisasi sebagai persiapan demisioner. Ditambah lagi, tiba – tiba ada pengumuman bahwa subtes UTBK-SNBT hanya tes potensi skolastik saja. Saya harus mengganti strategi saya dan mempelajari hal baru lagi.


Pada semester 2 kelas 12, saya memfokuskan diri saya untuk berjuang di jalur UTBK-SNBT. Ujian praktek dan ujian sekolah saya lewati dengan semaksimal saya. Lalu, pengumuman eligible SNBP pun dibuka. Alhamdulillah saya masuk ke dalam list tersebut. Namun, sebagai persiapan UTBK-SNBT, saya tetap berusaha mempertahankan nilai TO, belajar di bimbel, konsultasi jurusan, dan melakukan review materi. Tak lupa, saya meminta restu kedua orang tua dan keluarga saya.


Hasil SNBP pun keluar dan saya tidak diterima. Saya semakin gencar untuk belajar UTBK-SNBT agar dapat menjadi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tak lupa, saya terus berdoa dan beribadah. Hari saya tes pun tiba, saya langsung lemas saat saya tidak merasa lancar saat mengerjakan materi favorit saya. Namun, secepatnya saya kembali menguasai diri agar hasilnya maksimal. Perjuangan itu berbuah hasil, Alhamdulillah saya dinyatakan sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada pengumuman UTBK-SNBT 2023.


Selama sebelum diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya mengejarnya dengan penuh perjuangan dan saya merasa masa - masa menjelang UTBK-SNBT adalah masa - masa dimana saya memaksimalkan kemampuan saya. Maka dari itu, saya berjanji untuk memaksimalkan potensi saya agar terus menerapkan kebiasaan saya selama persiapan UTBK-SNBT setelah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini. Hal itu disebabkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan tempat belajar dengan kualitas yang sangat baik. Saya tidak boleh menyia – nyiakan kesempatan dan harus memaksimalkan potensi saya di sini.


Harapan saya selama berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah dapat memaksimalkan potensi akademik dan non-akademik yang saya miliki, membangun pertemanan dan relasi yang baik, serta ikut aktif dalam kegiatan membantu masyarakat. Hal-hal tersebut bertujuan untuk menumbuhkan profesionalitas, hubungan baik, serta rasa lebih empati agar kelak saya dapat menjadi dokter yang membawa banyak manfaat bagi banyak orang. Sedangkan, harapan saya untuk Angkatan yaitu FKUI 2023 Gelora adalah kami dapat bersinergi saling bahu – membahu, baik selama masa pre-klinik maupun seterusnya. Saya berharap angkatan kami dapat menyelesaikan setiap penugasan yang diberikan dengan maksimal. Sehingga, segala esensi dari tugas – tugas tersebut dapat bermanfaat ketika kami nantinya belajar hingga mengabdi menjadi dokter.


Dokter ideal merupakan seorang komunikator yang baik, orang yang terorganisir, empati, memiliki rasa penasaran tinggi, dapat bekerja sama, serta sopan.[4] Di benua kita sendiri, Asia, seorang dokter ideal merupakan dokter yang memiliki 4 aspek nilai luhur, yaitu integritas, dapat memahami pasiennya, rajin, dan menginspirasi.[5] Menurut saya, seorang dokter yang ideal merupakan suatu sosok yang rela mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktunya serta dengan rasa empati untuk menolong pasien dengan segenap jiwa dan raganya. Nilai – nilai luhur yang saya rasa harus dianut adalah empati dan profesionalitas. Empati dalam hal seolah merasakan apa yang pasien serta keluarga pasien rasakan. Sedangkan, profesionalisme diambil dari profesional yakni seseorang yang melakukan suatu pekerjaan dengan penuh tanggung jawab.[6] Hal itu dapat dilihat juga dari bagaimana kemampuannya digunakan untuk menolong pasien. Dokter tersebut dapat berkontribusi ke masyarakat dengan cara menjadi tangan bantu penolong setiap pasiennya. Dokter ideal adalah bagaimana seorang dokter yang seharusnya. Saya sendiri berharap dapat menjadi dokter yang ideal nantinya. Seorang dokter yang profesional dan empati dalam menjalankan tugasnya. Tentunya, selama perjalanan akan banyak rintangan yang dihadapi. Namun, hal tersebut harus dilewati sebaik – baiknya bersama teman – teman sejawat saya.


Rencana saya selama pre-klinik adalah aktif, berprestasi, dan menjalin relasi sebanyak – banyaknya. Untuk menjadi seorang mahasiswa yang aktif, saya harus memberanikan diri keluar dari zona nyaman saya dan mau belajar lebih lagi. Saya juga harus belajar dengan baik dan menjalin hubungan baik dengan orang banyak agar harapan tersebut dapat tercapai. Belajar dengan baik dapat berupa memperhatikan pendidik yang sedang menjelaskan, melakukan review materi, serta mengerjakan penugasan dan ujian dengan semaksimal mungkin.


Rencana saya selama klinik adalah menjadi dokter yang kompeten, empati, dan tanggung jawab akan tugasnya. Tentu, nantinya saya ingin melanjutkan ke program spesialis. Namun sebelum itu, ada rasa dalam diri saya untuk melanjutkan magister dulu ke luar negeri. Menurut saya, hal itu merupakan kesempatan emas yang baik untuk menambah wawasan dan menjalin relasi agar dapat mengabdi kepada masyarakat dengan lebih maksimal nantinya. Besar harapan saya akan hal yang kini hanya saya ketik dapat menjadi doa baik dan kenyataan di masa mendatang. Untuk mencapai hal tersebut, saya harus memaksimalkan terlebih dahulu akademik dan non-akademik saya saat masa pre-klinik.


Saya juga memiliki harapan lain. Harapan tersebut adalah harapan bagi kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan Indonesia Emas 2045, tentunya saya berharap kualitas kesehatan masyarakat pada masa itu sudah lebih baik dari saat ini. Hal itu dapat dimulai dari banyaknya dokter yang ideal dan saya berharap dapat menjadi salah satunya. Untuk menjadi dokter yang ideal, saya harus memaksimalkan kemampuan diri saya di masa pre-klinik dan seterusnya.


Untuk adik – adik kelas yang ingin masuk ke FKUI, semangatlah dalam mengejar impian. Jadikan dirimu sebagai orang yang kamu anggap pantas untuk bisa menjadi bagian dari impianmu. Luruskan niat, kuatkan tekad, dan iringi hal tersebut dengan usaha serta doa. Jalan tidak selamanya dapat mulus, mungkin harus melalui beragam masalah seperti demotivasi dari diri. Namun, tetaplah ingat ke tujuan awal. Semoga nanti kita dapat bertemu!





REFERENSI


  1. Humas FKUI. Sejarah – faculty of medicine universitas indonesia [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2014 Oct 13 [updated 2022; cited 2023 Aug 9]. Available from: https://fk.ui.ac.id/sejarah.html

  2. EduRank. Indonesia’s 75 best medical schools [2023 rankings] [Internet]. United States of America: EduRank.org; 2021 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://edurank.org/medicine/id/

  3. Humas FKUI. Undergraduate program – faculty of medicine universitas indonesia [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015 Mar 19 [updated 2022; cited 2023 Aug 9]. Available from: https://fk.ui.ac.id/undergraduate-program.html

  4. St. George’s University. What makes a good doctor? 7 surprisingly useful skills for physicians [Internet]. West Indies: St. George’s University; 2021 Jul 6 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/

  5. Rosa EY, Sugandi MS. The ideal doctor image in asian countries: a qualitative study of gen z patient’s perspective. [Internet]. Indonesia: Green Publisher Indonesia; 2023 Jul 7 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/3615584

  6. Purwanti H. Profesionalisme dalam kemajuan lembaga [Internet]. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia; 2022 Dec 13 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/15704/PROFESIONALISME-KERJA-DALAM-KEMAJUAN-LEMBAGA.html#:~:text=Menurut%20Kamus%20Besar%20Bahasa%20Indonesia,profesi%20atau%20orang%20yang%20profesional.

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page