- Nabilah Zahra
- Aug 12, 2023
- 7 min read
Sebelum masuk ke cerita perjuangan saya menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) perkenalkan saya Nabilah Zahra, boleh panggil Ara saja atau senyamannya. Saya merupakan alumni dari SMA Teuku Nyak Arif Fatih Bilingual School di Banda Aceh. Di FKUI, saya mengikuti kelas reguler dan masuk melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).
Jika ditanyakan bagaimana pandangan saya terhadap FKUI maka bagi saya FKUI merupakan tempat yang sangat layak bagi saya melanjutkan studi agar dapat menjadi dokter yang baik, berdedikasi, dan disenangi pasien. Selain itu, FKUI juga merupakan sekolah kedokteran tertua dan terbaik di Indonesia yang pastinya telah melahirkan banyak dokter terbaik di seluruh Indonesia. Sebuah sekolah terbaik di negaranya tentu telah meraih berbagai prestasi baik akademik maupun non akademik, baik pada tingkat nasional maupun internasional.
Apa yang menjadi motivasi saya untuk menjadi bagian dari fakultas kedokteran universitas Indonesia? Awalnya, orang tua saya mengarahkan saya untuk menjadi seorang dokter maka saya akan menyanggupinya, kemudian teman saya telah lama mengajak untuk kuliah sama sama di UI, maka saya memilih FKUI sebagai tujuan saya. Setelah mencari beberapa informasi terkait FKUI membuat saya menjadi semakin yakin memilih FKUI sebagai tempat saya melanjutkan pendidikan. Maka dari itu, saya ingin menjadi bagian dari sekolah kedokteran terbaik di Indonesia, ingin belajar lebih banyak di FKUI, serta ingin membanggakan orang orang yang selalu mendukung dan mendoakan saya di segala situasi.
Lantas bagaimana dengan perjuangan saya mendapatkan kampus impian ini? Perjuangan menjadi bagian dari FKUI tentu saja tidak mudah, saya sendiri tidak pernah dapat membayangkan bahwa saya benar benar bisa menjadi bagian dari FKUI yang merupakan sekolah kedokteran terbaik di Indonesia.
Sejak SD saya sudah menjadi bagian dari tim olimpiade dan berlanjut sampai saya SMA. Dengan olimpiade saya dapat mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh FMIPA Universitas Indonesia yaitu UI BIOfest. Pada saat itulah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di lingkungan kampus UI, saya cukup kagum dengan lingkungan UI yang nyaman, hijau, dan sangat luas, sehingga saya paham mengapa UI menjadi kampus impian banyak orang.
Saat SMA fokus mengikuti olimpiade untuk menambah sertifikat agar dapat menjadi siswi eligible dan lulus SNBP, saya berusaha sangat keras selama belajar olimpiade hingga akhirnya Alhamdulillah saya berhasil menang beberapa event online dan meraih medali perunggu di ajang Kompetisi Sains Nasional (KSN) 2021 bidang Astronomi dan Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2022 bidang Kimia, serta tidak lupa tetap mempertahankan nilai tetap tinggi dan stabil dengan melakukan yang terbaik di kelas dan mengerjakan tugas dengan maksimal. Tentu saja perjuangan itu tidak lepas dari air mata dan rasa lelah karena banyaknya tugas sekolah yang perlu dikerjakan dan berbarengan belajar olimpiade, dan lain sebagainya. Akan tetapi berkat doa dan dukungan orang orang sekitar membuat saya tetap semangat dan berhasil melalui semuanya. Hal tersebut tidak sia sia akhirnya saya terpilih sebagai siswi eligible dan berhasil lulus seleksi ptn jalur SNBP.
Tidak banyak yang ingin saya ubah setelah diterima di FKUI, saya hanya berharap dapat mempertahankan cara belajar saya, cara saya mengatur waktu, dan lainnya. Sebagaimana sewaktu SMA, saya merupakan siswi olimpiade sehingga saya terbiasa meluangkan banyak waktu untuk belajar, saya juga belajar banyak mengenai bagaimana cara belajar mandiri, bagaimana cara mengatur waktu, bagaimana mengatasi kejenuhan belajar, dan menyeimbangkan antara keimanan dan belajar. Saya hanya berharap dapat mempertahankan apa yang telah saya lakukan selama SMA atau bahkan lebih baik. Namun ada satu hal yang saya rasa berubah setelah diterima di FKUI, saya lebih meningkatkan rasa syukur, saya juga akan berusaha untuk tidak mengeluh selama berkuliah di FKUI, karena menjadi bagian dari FKUI sangat tidak mudah dan menjadi bagian dari FKUI juga merupakan mimpi banyak orang.
Saya harap selama berkuliah di FKUI, saya dapat mengembangkan skill saya, baik soft skill, skill social, maupun skill klinik nantinya, lebih aktif dalam berpendapat, lebih percaya diri, memiliki banyak relasi, dan meraih prestasi akademik. Harapan saya untuk angkatan FKUI 2023 Gelora bisa terus solid, saling membantu satu sama lain dalam hal kebaikan, bisa lulus sama sama tanpa kurang satupun, dan tetap terhubung meski telah menjadi dokter yang terbaik nantinya.
Lalu, ingin menjadi dokter seperti apa dimasa depan? Tentunya setiap mahasiswa kedokteran ingin menjadi dokter yang ideal yang mana dokter yang ideal dapat didefinisikan sebagai seseorang yang meluangkan waktu untuk mendengarkan pasien dengan penuh perhatian, dapat merespon dengan empati dan peka terhadap kekhawatiran dan keluhan pasien, serta memiliki keahlian medis [1]. Menurut Dr. William Osler Dokter yang baik mengobati penyakit, dokter yang hebat mengobati pasien yang menderita penyakit. Menurut pandangan saya dokter yang ideal bukan hanya sekedar dokter yang cerdas secara teori atau yang hebat secara praktik, akan tetapi dokter ideal adalah dokter yang baik secara teori dan praktik, profesional, serta memiliki hubungan yang baik dengan pasien, seperti caranya berempati, berkomunikasi, menanggapi keluhan pasien, dan caranya menangani pasien dengan tulus.
Maka dari itu, seorang dokter ideal sudah sepatutnya memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Mudah dihubungi dan meluangkan waktu, 2. Ramah dan menyenangkan, 3. Menunjukkan komitmen dan ketertarikan, 4. Pengertian dan peka, 5. Tanggap terhadap pasien [2]. Dari sebuah penelitian didapatkan bahwa menurut pandangan sesama dokter, seorang dokter ideal memiliki nilai kemanusiaan, empati, pengetahuan dan profesionalisme, kredibilitas dan kejujuran, serat kepedulian dan pengabdian terhadap masyarakat, demikian juga dengan pandangan masyarakat umum terkait karakteristik seorang dokter ideal yang kurang lebih sama [3]. Pada tahun 2008 World Health Organization (WHO) menggagaskan kriteria yang dimiliki seorang tenaga medis ideal yang dikenal dengan five stars doctor yang meliputi Care-provider (Penyedia layanan kesehatan), Decision maker (pengambil keputusan), communicator (pintar berkomunikasi), Community Leader (Pemimpin suatu komunitas), dan Manager (Pengelola). Kemudian Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menambah dua kriteria lagi yang disesuaikan dengan adat, tradisi dan kebutuhan masyarakat Indonesia, yaitu Researcher (Peneliti) dan Faithful Piety (Iman dan Taqwa) sehingga menjadi seven stars doctor [4],[5].
Menurut saya untuk menjadi seorang dokter yang ideal diperlukannya sikap profesionalitas yang dapat membuat pasien menjadi lebih yakin pada pelayanan kesehatannya, berempati tinggi dan peka terhadap keadaan, pandai dalam berkomunikasi agar terhindar dari kesalahpahaman antara dokter dan pasien, pendengar yang baik sehingga membuat pasien nyaman saat menyampaikan keluhan mereka. Kemudian, seorang dokter yang ideal juga sepatutnya dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat sehingga penanganan pasien dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Selain itu, seorang dokter yang ideal juga sebaiknya dapat berpikir kritis dengan demikian dokter tersebut dapat memecahkan berbagai masalah saat menangani pasien atau masalah terkait penyakit penyakit baru, serta dapat berkontribusi Bersama pemerintah dalam memecahkan masalah Kesehatan di Indonesia.
Masyarakat menilai seorang dokter dikatakan baik berdasarkan caranya berperilaku, memiliki nilai moral yang tinggi, dan memiliki sikap positif. Masyarakat umum berharap seorang dokter memiliki rasa percaya diri, dapat diandalkan, tenang, bertanggung jawab, dan berdedikasi dalam segala situasi [6]. Masyarakat berharap banyak pada dokter, dengan demikian dokter ideal sesuai dengan pandangan masyarakat dapat mengurangi kekhawatiran dan meningkatkan kepercayaan pasien terhadap dokter, sehingga proses pelayanan kesehatan di Indonesia menjadi lebih baik.
Setelah selesai menempuh pendidikan di FKUI, saya berharap saya dapat menjadi dokter yang ideal sesuai dengan pandangan saya. Saya ingin menjadi seorang dokter yang selalu mendahulukan kepentingan pasien, melayani pasien dengan sepenuh hati, mengabdi kepada pasien dan masyarakat. Saya harap saya dapat menjadi dokter yang menjunjung tinggi etika dokter dan menjadi dokter yang se-ideal mungkin, dokter yang memiliki sikap peka, empati, percaya diri, dapat diandalkan, bertanggung jawab, jujur dan berdedikasi. Saya juga berharap dapat menjadi dokter yang turut aktif berkontribusi dalam memecahkan masalah kesehatan di Indonesia.
Untuk menjadi dokter yang ideal sesuai pandangan saya, maka saya sudah harus menyusun rencana selama preklinik dan klinik, dengan demikian saya berencana selama preklinik saya akan belajar dengan rutin, mengerjakan tugas dengan maksimal dan tepat waktu, mempertahankan ipk, meraih prestasi agar dapat menjadi dokter dengan keahlian medis yang baik. Saya juga ingin aktif berorganisasi yang dapat membantu pendidikan saya dan membantu saya meningkatkan sikap empati, melatih kepekaan, menambah relasi, dan melatih skill komunikasi, serta saya ingin menjadi salah satu lulusan terbaik.
Kemudian setelah selesai pembelajaran preklinik dilanjutkan dengan pembelajaran klinik. Maka rencana saya selama pembelajaran klinik nanti saya ingin belajar lebih banyak terkait cara melayani dan menangani pasien dengan baik dan benar secara langsung, mengembangkan skill penanganan pasien, dan lulus menjadi dokter yang baik dan berdedikasi kepada pasien.
Harapan saya bagi masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia mendapat layanan kesehatan yang memadai yaitu mendapatkan pelayanan yang mudah, terjangkau, dan berkualitas. Kemudian saya harap masyarakat Indonesia memiliki kesadaran lebih terhadap gaya hidup sehat termasuk pola makan yang teratur, olahraga rutin, serta menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Saya juga berharap masyarakat dapat lebih waspada dan memperhatikan informasi terkait isu kesehatan yang diakses, sehingga dapat terhindar dari salah diagnosa atau salah mengambil keputusan terkait kesehatan mereka.
Dengan demikian ketika telah menjadi dokter nantinya, memberikan pelayanan kesehatan secara merata, saya ingin melakukan skrining, pemetaan penderita penyakit, dan melakukan home visit yang dapat di mulai dari desa tempat saya dilahirkan dengan demikian seluruh masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terkait gaya hidup sehat dan informasi kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat secara berkala. Serta saya akan berusaha untuk selalu membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan terkait pelayanan kesehatan.
Terakhir saya tutup dengan pesan untuk adik adik yang ingin masuk FKUI tahun tahun berikutnya, persiapkan diri kalian dari jauh jauh hari dengan matang karena menjadi bagian dari FKUI tidaklah mudah dan harus bersaing dengan ribuan orang yang lebih ambis diluar sana, jangan lupa untuk siapkan mental kalian karena menjadi dokter bukan perjalanan yang singkat dan mudah dibutuhkannya tekad yang kuat untuk dapat terus bertahan hingga menjadi dokter yang baik dan juga jangan lupa untuk tingkatkan ibadah dan selalu berdoa kepada tuhan, mohon restu pada kedua orang tua, guru, serta kerabat lainnya agar dimudahkan jalannya dan dikuatkan hingga menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Referensi:
[1] Grundnig JS, Steiner-Hofbauer V, Katz H, Holzinger A. ‘Good’ and ‘bad’ doctors – a qualitative study of the Austrian public on the elements of professional medical identity. Medical Education Online [Internet]. 2022 Aug 24 [cited 2023 Aug 6];27(1).
Available from: https://doi.org/10.1080/10872981.2022.2114133
[2] Theisel S, Schielein T, Spießl H. The “ideal” doctor from the view of psychiatric patients. Psychiatrische Praxis [Internet]. 2010 [cited 2023 Aug 6];37(6):284-279.
Available from: https://doi.org/10.1055/s-0030-1248403
[3] Dopelt K, Bachner YG, Urkin J, Yahav Z, Davidovitch N, Barach Paul. Perception of practicing physicians and members of the public on attributes of a “good doctor”. Healthcare (Basel) [Internet]. 2021 Dec 31 [cited 2023 Aug 6];10(1):73.
[4] Supiyanti I, Muhardi. Seven stars moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai dalam nilai kerja tenaga medis di Indonesia. Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana. 2020;1(1):45-36
[5] Shiddiqui F, Malik AA. Promoting self-regulated learning skills in medical students is the need of time. J Taibah Univ Med Sci [Internet]. 2019 Jun [cited 2023 Aug 9];14(3):281-277.
Available from: https://doi.org/10.1016/j.jtumed.2019.03.003
[6] Grundnig JS, Steiner-Hofbauer V, Drexler V, Holzinger A. You are exactly my type! The traits of a good doctor: a factor analysis study on public’s perspectives. BMC Health Serv Res. [Internet]. 2022 Jul 8 [cited 2023 Aug 6];22:886.
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9270819/
Comentarios