- Mulia Duta Angkasa
- Aug 11, 2023
- 6 min read
Narasi Perjuangan
Halo semua, perkenalkan nama saya Mulia Duta Angkasa dan saya biasa dipanggil Duta. Saya berasal dari SMA Negeri 8 Jakarta. Saya berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melalui jalur SIMAK Reguler. Pandangan saya tentang FKUI sejak dahulu adalah bahwa FKUI merupakan Fakultas Kedokteran terbaik se-Indonesia. Sejak kecil saya sering memperhatikan bagaimana ibu saya memperlakukan serta mengobati pasien-pasiennya dengan tulus dan senyuman yang menghangatkan, dan itulah yang memotivasi saya memilih FKUI karena beliau juga merupakan lulusan FKUI. Oleh karena itu saya bertekad untuk mengikuti jalan yang dilalui beliau serta menjadi bagian dari tenaga kesahatan di Indonesia.
Kilas balik saya sejak SMP tidak bisa disebut spesial. Saya saat SMP bersekolah di SMPN 115 Jakarta. Ketika saya menduduki kelas 7, saya merupakan salah satu murid yang sedikit pemalas. Bagi saya tidak ada hal yang menarik di sekolah untuk saya lakukan, bahkan sesekali tertidur saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Karenanya saya sering mendapat nilai di antara kriteria ketentuan minimal atau biasa disebut KKM, baik itu di bawah maupun di atasnya. Hingga suatu hari wali kelas saya yang juga merupakan guru bimbingan dan konseling memanggil saya. Beliau menegur saya agar saya bisa merubah sikap malas saya sesegera mungkin dikarenakan beliau khawatir saya tidak akan bisa bertahan di SMP 115 jika masih malas. Dari teguran tersebut saya mulai mencoba merubah sikap saya walaupun akhirnya perubahan yang saya rasakan tidak terlalu signifikan.
Singkat cerita saya berhasil bertahan di SMPN 115 hingga kelas 9 akhir yang mana tahun tersebut juga merupakan tahun yang menggemparkan karena tersebarnya pandemi virus baru. Tepat pada saat Senin 2 Maret 2020, hari diberitakannya Covid-19 telah memasuki Indonesia, yang tidak lama setelah beberapa hari tersebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau disebut lockdown mulai diberlakukan. Hal tersebut berdampak pada diliburkannya sekolah. Singkat cerita tibalah saya menduduki bangku kelas 10. Saya sedikit menyesal karena tidak berhasil diterima di SMAN 8 Jakarta dikarenakan saat itu masih diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar, sistem jalur zonasi penerimaan murid baru diubah yang awalnya berdasarkan jarak dari rumah calon murid ke sekolah menjadi umur tertua para calon murid, sedangkan umur saya yang waktu itu tidak mendukung lalu saya juga mencoba di jalur nilai tetapi tidak cukup. Saya akhirnya memutuskan untuk bersekolah di SMAS Muhammadiyah 4 Cawang.
Saya bertekad berubah di masa SMA ini. Pada awalnya saya menjalani kehidupan bersekolah di SMAS Muhammadiyah dengan bersemangat. Sayangnya semakin hari berlalu rasa jenuh saya kian menumpuk akan sekolah online. Tetapi dibalik itu saya memiliki teman-teman yang sangat supportif yang mengembalikan semangat saya dan mulai mengambil kelas di bimbingan belajar Ganesha Operation. Tugas-tugas video, esai, ulangan online dan kegiatan belajar mengajar saya lewati. Hal tersebut membawa perubahan yang besar bagi saya. Saya mulai dikenal guru sebagai murid yang aktif dalam pembelajaran, hingga sesekali teman saya meminta saya mengajarkannya materi yang sudah diajarkan oleh guru namun belum dia pahami di berbagai mata pelajaran. Hal tersebut meningkatkan semangat belajar saya yang bisa dilihat dari hasil nilai akhir semester saya mengalami peningkatan. Namun saya masih belum sadar bahwa saya sudah berubah sangat banyak. Hingga suatu hari saya diundang guru saya untuk mengikuti olimpiade sains naisonal (OSN). Saya sangat terharu akan undangan tersebut karena hal yang bahkan saya tidak pernah tertarik saat SMP sekarang saat SMA saya diundang OSN. Namun kebahagiaan saya hanya sampai disitu saja, karena saya gagal lolos untuk ke tingkat berikutnya. Dari hal tersebut saya tersadar bahwa diri saya masih banyak kekurangan.
Singkat cerita tibalah saatnya saya menduduki bangku kelas 12. Di saat yang bersamaan SMAN 8 Jakarta membuka jalur mutasi. Tanpa pikir panjang saya langsung mendaftar untuk mengikutinya tanpa memberitahukan ke teman-teman saya terlebih dahulu. Selang beberapa hari hasil penguman tes mutasi keluar dan saya dinyatakan lolos sebagai murid SMAN 8 Jakarta. Minggu berikutnya Ayah saya langsung bergegas mengurus dokumen dokumen untuk perpindahan sekolah sementara saya sudah duduk di bangku SMAN 8 Jakarta. Teman teman saya yang di SMAS Muhammadiyah 4 Cawang begitu terkejut ketika mengetahui saya pindah sekolah tanpa pemberitahuan sebelumnya. Dan dari sinilah perjuangan saya menuju FKUI mulai sangat terasa sangat berat dibandingkan ketika masih di SMAS Muhammadiyah 4. Saya menyadari metode pembelajaran yang diterapkan antara kedua sekolah sangat jauh berbeda. Pada awalnya saya terkejut dengan perbedaannya, tetapi saya tetap terus berusaha untuk beradaptasi. Berkali kali saya bertanya ke guru Ganesha operation di setiap mata pelajaran karena saya tertinggal dalam pelajaran. Di titik yang sama saya menyadari seperti inilah seharusnya perjuangan menuju FKUI, tidak ada yang mudah. Di sisi lain banyak teman sekelas yang dengan senang hati membantu saya dalam mengejar ketertinggalan. Saya yakin saya tidak bisa mengikuti SNMPTN karena saya tahu bahwa kepintaran teman teman saya sangat berbeda. Hingga suatu hari, beredar berita bahwa SNMPTN dan SBMPTN telah dihapus lalu digantikan dengan Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT). Saya terkejut karena tes SNBT yang diujikan berbeda dengan SBMPTN. Hal tersebut membuat saya harus menata ulang sekaligus merubah catatan catatan selama pembelajaran.
Singkat cerita tibalah saatnya saya melaksanakan SNBT. Saya masih merasakan persiapan SNBT diri saya belum mecukupi, tetapi saya tidak bisa mundur dari SNBT. Saya mencoba mengerjakan SNBT semaksimal saya, dan benar saja ketika hari pengumuman saya tidak berhasil lolos FKUI. Hari hari berikutnya saya isi dengan belajar bersama guru privat sekaligus bimbel Ganesha Operation untuk persiapan SIMAK UI. Semua materi yang sempat tertinggal selama masa persiapan SNBT saya kejar kembali demi persiapan yang lebih matang. Setelah mempersiapkan diri selama kurang lebih 18 hari, akhirnya tibalah saatnya saya melaksanakan SIMAK UI. Di awal awal pengerjaan, saya sempat merasa pusing dengan soal SIMAK. Dari ada beberapa soal yang entah bagaimana tidak bisa saya kerjakan hingga ada yang tidak ada jawabannya. Alhasil saya hanya mengerjakan sekitar 60 hingga 70 persen dari keseluruhan total soal SIMAK. Hal tersebut membuat saya makin pesimis dan menyerah untuk berkuliah di tahun 2023, namun kenyataan berkata lain. Tanpa saya duga, saya berhasil lolos SIMAK UI 2023. Di saat itu juga saya berkomitmen untuk menjadi dokter yang tidak akan mengecewakan, baik itu mengecewakan keluarga saya maupun keluarga para pasien saya. Harapan saya sendiri di FKUI adalah saya bisa menimba ilmu sebanyak banyaknya, baik itu dari para dosen maupun dari sumber ilmu lainnya. Saya juga berharap dari 2023 semoga angkatan 2023 bisa lulus dan wisuda tepat waktu secara bersamaan satu angkatan tanpa ada satupun yang tertinggal.
Pandangan pribadi saya tentang dokter ideal adalah bahwa dokter ideal bisa memberikan pelayanan maksimal terhadap para pasiennya tanpa ada diskriminasi sehingga pasien merasa aman serta nyaman dan percaya kepada tenaga kesehatan Indonesia mampu memberikan pelayanan yang terbaik. Seorang dokter ideal juga harus bisa tetap tenang dan berpikir secara jernih walaupun dalam situasi terparah bahkan dalam menghadapi kasus dan penyakit yang ganas dan bervariatif. Dokter ideal harus bisa mengendalikan emosinya dan dapat berkomunikasi dengan baik agar tidak mempengaruhi pelayanan terbaiknya kepada para pasien. Dokter ideal juga mampu mengembalikan semangat para pasiennya untuk menjalani hidup dan tidak membiarkan mental pasien jatuh.
Untuk diri saya pribadi, saya ingin menjadi dokter ideal yang telah saya sebutkan di atas dan sebisa mungkin menjadikannya pedoman saya dalam menangani pasien dengan sifat serta keluhannya yang bervariatif. Namun saya juga tidak ingin menjadi dokter menganggap remeh dan membiarkan seorang pasien, misal dikarenakan pasien tersebut tidak mampu membayar biaya perawatan, saya sebisa mungkin ingin membantu mereka sekuat tenaga saya karena mereka juga makhluk hidup seperti saya. Saya juga ingin menjadi dokter yang selalu dapat diandalkan dalam segala kondisi, baik itu darurat maupun tidak. Sebisa mungkin saya akan berusaha agar para pasien bisa merasa nyaman saat maupun setelah pengobatan. Semua hal yang saya sebutkan tidak hanya berlaku untuk diri saya, namun saya juga mengharapkan dari seluruh mahasiswa FKUI angkatan 2023 maupun angkatan sebelum dan setelahnya agar bisa menjadi tenaga kesehatan yang terbaik di Indonesia, bahkan dunia.
Untuk rencana jangka pendek saya sebisa mungkin akan memaksimalkan dalam menimba ilmu serta bisa membantu teman teman saya dalam menggapai tujuannya. Hal ini hanya bisa digapai jika saya benar benar tidak membuang waktu saya di FKUI dan memaksimalkannya untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya. Sedangkan untuk rencana jangka panjang selama saya menjadi dokter adalah meninjau segala macam penyakit yang sudah beredar dan tersebar di sekitar saya lalu dengan ilmu yang didapatkan dari FKUI akan saya gunakan untuk memecahkan penyakit penyakit tersebut. Hal ini bisa saya gapai jika saya benar benar belajar dengan giat dengan mencari sumber yang tervalidasi seperti textbook, tesis, seminar, jurnal, dan sebagainya dari para dokter senior. Harapan saya untuk masyarakat tentunya adalah saya berharap saya bisa menjadi tenaga kesehatan yang selalu dapat dipercaya serta diandalkan oleh semua kalangan dalam segala situasi dan kondisi. Dan hal ini tentunya tidak saya harapkan hanya dari diri saya sendiri, melainkan dari para tenaga kesehatan maupun calon tenaga kesehatan Indonesia demi membuat tenaga kesehatan di Indonesia menjadi lebih maju.
Untuk pesan saya kepada para calon FKUI berikutnya adalah tetapkan hati kalian karena kedokteran bukanlah tentang jaminan masa depan tetapi bagaimana melayani pasien karena prioritas kami sebagai seorang dokter bukanlah uang melainkan bagaimana bisa menjamin keselamatan dan kesehatan para pasien untuk melanjutkan masa hidup mereka. Perjuangannya memanglah tidak mudah, dan tugas yang diemban tidaklah ringan. Ingatlah bahwa seorang dokter bukan pekerjaan untuk bermain main dan perjalanannya tidak akan singkat. Rintangan akan banyak menghampiri kita di kemudian hari. Namun, jika kalian, para calon FKUI selanjutnya, benar benar sudah memantapkan diri untuk melanjutkan di FKUI, maka berjuanglah, kami yakin kalian mampu, kami yakin kalian bisa. Berjuanglah karena saingan kalian tidak akan mudah. Berusaha keraslah, karena begitulah dokter, selalu berusaha keras. Terima kasih.
Comentários