- Muhammad Rayyansyah
- Aug 13, 2023
- 8 min read
Narasi Perjuangan
Bismillah. Assalamualaikum semua! Perkenalkan nama saya Muhammad Rayyansyah. Biasanya saya dipanggil Rayyan. Saya lahir di Denpasar, 23 September 2004. Melalui jalur UTBK-SNBT, saya berhasil lolos dan menjadi salah satu mahasiswa program reguler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan tahun 2023 program studi pendidikan dokter. Asal sekolah saya dari SMAIT As-Syifa Boarding School Jalancagak, Subang.
Bagi saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan sekolah dokter terbaik di Indonesia. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah salah satu sekolah dokter tertua di Indonesia dan juga merupakan fakultas tertua di Universitas Indonesia. Pandangan saya tentang FKUI adalah tempat berkumpulnya orang-orang dengan cita-cita mulia dengan semangat membara dan bergelora. Sekolah dokter yang ketika saya mendengarnya, motivasi dan semangat saya kembali terpacu untuk meraihnya. Sekolah dokter yang mencetak para dokter berprestasi dan memberikan peran penting dalam bidang kesehatan bagi bangsa Indonesia.
Motivasi saya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tidak luput dari jiwa sosial seorang manusia. Mengabdikan diri dan membantu orang lain dalam masalah kesehatan adalah salah satu dorongan kuat saya untuk masuk dan belajar di FKUI.
Sejak kecil, saya sudah terbiasa dengan suasana rumah sakit. Ayah saya yang berprofesi sebagai seorang dokter di perantauan membuat keluarga kecil saya mendapatkan rumah sementara di daerah rumah sakit tersebut pada saat itu. Hal ini tentunya membuat saya sangat akrab dengan lingkungan rumah sakit. Selama 7 tahun, bisa dibilang rumah sakit adalah taman bermain bagi saya. Sudah tidak asing bagi saya ketika melihat pasien yang datang ke rumah sakit, bagaimana dokter menangani pasien tersebut, kondisi gawat darurat, bahkan ketika ada pasien yang meninggal dunia. Hal-hal seperti itu sudah melekat pada diri saya sejak kecil yang akhirnya menjadikan saya tertarik dengan dunia kedokteran.
Motivasi saya selanjutnya untuk belajar di FKUI adalah untuk ibadah melalui rangkaian menuntut ilmu. Menuntut ilmu dengan tujuan menjadi seorang pengabdi bagi Tuhan dan bagi masyarakat adalah salah satu motivasi yang sangat menguatkan saya untuk masuk dan tetap semangat di FKUI. Tidak lupa dengan Ayah saya yang juga merupakan alumni dari FKUI menambah motivasi saya untuk menjadikan Ayah saya sebagai pacuan untuk semangat meraih FKUI.
Saya sadar sepanjang hidup saya tidak luput dari peranan seorang dokter. Mulai dari saya lahir sampai sekarang, banyak sekali fase-fase penting dalam hidup saya dengan peran dokter yang berkontribusi. Dokter kandungan saat saya masih berada di kandungan, dokter anak ketika saya masih kecil, dokter gigi ketika gigi saya bermasalah, dan masih banyak dokter lainnya yang siap sedia ketika kita membutuhkan. Ini juga menjadi motivasi saya untuk ada dan siap membantu ketika orang membutuhkan bantuan terutama dalam bidang kesehatan.
Motivasi saya untuk belajar dan masuk FKUI untuk menjadi dokter juga dikuatkan dan dimantapkan ketika fase pandemi COVID 19. Perjuangan dokter dan tenaga kesehatan yang sangat vital berada di garda terdepan dalam menghadapi pandemi tersebut sangat keren dan mulia bagi saya. Sejak saat itu saya berjanji dan bertekad pada diri saya untuk serius belajar agar bisa masuk di FKUI untuk menjadi dokter lulusan Fakultas Kedokteran terbaik.
Perjuangan saya dimulai pada saat saya menempuh sekolah dasar di SDIT Ulil Albab Batam. Saya dikenal sebagai salah satu murid berprestasi disana dan akrab dengan para guru serta teman-teman. Salah satu prestasi saya pada saat itu adalah dengan menjadi salah satu delegasi perlombaan water rocket di Universitas Gadjah Mada yang diikuti oleh murid SD se-Indonesia. Namun setelah lima tahun berjalan, saya harus pindah ke Pekanbaru karena berpindahnya tempat dinas Ayah saya. Saya melanjutkan tahun terakhir pendidikan sekolah dasar saya di SDIT Al-Ittihad Pekanbaru.
MTsN 1 Pekanbaru merupakan sekolah menengah pertama saya. Disana, saya bertemu dengan banyak guru yang selalu mendukung serta teman-teman yang memacu saya untuk giat belajar. Minat saya dalam belajar mata pelajaran IPA, terutama fisika, mengantarkan saya meraih prestasi menjadi juara satu dalam Kompetisi Sains Madrasah tingkat provinsi sekaligus menjadi perwakilan provinsi untuk maju di Kompetisi Sains Madrasah di tingkat nasional di Bengkulu pada saat itu. Pada saat itu saya bertemu dengan banyak orang-orang hebat dari seluruh Indonesia, terutama dari Pulau Jawa yang menyadari saya bahwa saya masih banyak harus belajar dan berusaha lebih giat lagi. Setelah lulus dari jenjang pendidikan menengah pertama, saya ditawarkan Ayah saya untuk coba melanjutkan pendidikan ke SMAIT As-Syifa Boarding School Jalancagak. Berbekal rasa penasaran yang tinggi serta segenap niat untuk mencoba kehidupan asrama, saya akhirnya resmi menjadi siswa boarding school. Menjadi siswa di pondok mengajarkan saya banyak hal, mulai dari kemandirian, bagaimana cara berbaur dengan berbagai tipe orang, dan menyelaraskan dalam belajar akademik dan agama.
Dapat saya katakan ketika masa-masa SMA, mimpi saya untuk mengejar FKUI jarang sekali tebersit di benak saya. Saya terlena dengan kehidupan SMA saya yang seru sehingga saya cukup lalai dalam belajar. Hal itu baru saya sadari pada saat saya menginjak kelas 12, tahun akhir di masa SMA. Pada saat itu saya termasuk siswa eligible SNMPTN 2022, tanpa rencana dan strategi yang jelas pun akhirnya saya gagal dalam seleksi tanpa tes tersebut.
Kelalaian saya dalam belajar di SMA ternyata berbuntut panjang. Setelah sadar akan kekurangan saya belajar, saya kembali bertanya pada diri saya akan kemana saya setelah SMA dan apakah saya bisa untuk mengejar ketertinggalan saya dalam menghadapi SBMPTN. Pada saat itu ketika teman-teman saya bertanya saya akan mengambil jurusan apa, mulut saya dengan lancar mengucap FKUI, tetapi ada sebersit keraguan dalam hati saya apakah saya pantas dan sudah cukup siap untuk menghadapi UTBK.
Keraguan saya pun akhirnya mengantarkan saya pada sebuah kegagalan di SBMPTN 2022. Sedih, kecewa, serta menyesal saya rasakan pada saat itu. Tetapi perjuangan masih belum selesai, cita-cita mulia harus dikejar. Maka setelah gagal lolos ujian-ujian masuk perguruan tinggi negeri jalur mandiri di tahun 2022, saya memutuskan untuk berjuang kembali di tahun 2023.
Perjuangan saya di masa-masa gapyear juga tidak bisa dikatakan mudah. Pada semester pertama, saya belajar dengan keadaan yang terbatas karena mengurus kakek saya yang sudah renta merupakan prioritas saya pada saat itu. Selama masa itu motivasi saya untuk menjadi dokter melalui Fakultas Kedokteran Indonesia mulai menguat kembali. Sampai akhirnya kakek saya berpulang di bulan Januari yang memberikan pukulan bagi saya, tetapi di satu sisi lebih menyulut semangat saya untuk membuktikan saya bisa meraih cita-cita saya sesuai yang selalu kakek doakan untuk saya.
Perjuangan saya pun berlanjut di Inten Pekanbaru di bulan Januari juga. Di sana saya bertekad untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan serius untuk mengejar mimpi saya. Berbekal usaha maksimal, doa yang dipanjatkan, dukungan orang tua, guru, serta teman-teman, pada akhirnya mimpi saya sejak kecil itu didapatkan.
Banyak hal yang saya komitmenkan pada diri saya sendiri untuk saya rubah selama berada di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Manajemen waktu yang baik adalah salah satunya. Saya ingin merubah kebiasaan saya yang mengulur-ulur waktu terhadap sesuatu yang harus dikerjakan. Selain itu, saya juga berkomitmen untuk belajar menghadapi suatu masalah dengan kepala dingin dan dewasa, menghilangkan sifat kekanak-kanakan dalam menghadapi masalah. Tidak lupa untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab serta disiplin dalam menghadapi perkuliahan di FKUI.
Saya berharap diri saya agar dapat mengikuti segala sesuatu proses rangkaian pembelajaran di FKUI dengan baik dan lancar, serta memperoleh nilai yang memuaskan. Saya juga berharap untuk dapat menyerap segala pengalaman dan ilmu dari para dosen FKUI serta para guru lainnya yang harapannya bisa menjadikan diri saya menjadi mahasiswa yang siap dan sigap untuk mengabdi pada masyarakat di masa yang akan datang.
Sedangkan harapan saya untuk angkatan FKUI 2023, saya harap angkatan ini dapat saling membantu dan menguatkan untuk menghadapi rintangan apapun yang menunggu di depan sana. Saya harap angkatan FKUI 2023 menjadi angkatan yang kompak dan solid sesuai slogannya, “Bangkit bersinergi, setia mengabdi FKUI 2023, GELORA!” mulai dari masa PSAF sampai nanti ketika setelah wisuda.
Dalam sudut pandang pasien, dokter yang ideal adalah dokter yang mempunyai kualitas personal yang baik dalam hubungan interpersonal, skill teknis, dan maksud yang mulia[1]. Dalam pandangan saya, dokter yang ideal merupakan dokter yang siap tanggap dalam membantu pasien serta menanamkan rasa nyaman kepada pasien agar pasien dapat rileks dan terbuka dalam rangka tata laksana terhadap keadaan pasien.
Nilai luhur seorang dokter mengutamakan kepentingan/keselamatan dari pasien, melalui keikhlasan, kerelaan, pengorbanan, kasih sayang, dan upaya maksimal serta mengabdikan seluruh hidupnya demi kepentingan pasien serta saling menjaga hubungan antar sejawatnya untuk menjaga citra profesi kedokteran dengan tujuan akhir adalah kepentingan pasien[2]. Pandangan saya terhadap nilai luhur dari dokter adalah menjunjung nilai luhur dokter ini harus diterapkan dimana saja dan kapan saja sebab ini merupakan tonggak pilar seorang dokter.
Dokter yang ideal akan siap dalam berkontribusi dalam masyarakat, dokter ideal akan mudah diterima di masyarakat dan sudah siap dan sigap dalam mengabdi pada masyarakat. Kedepannya, saya berencana untuk menjadi dokter dengan karakteristik dokter ideal yang ramah, murah senyum serta lemah lembut terhadap masyarakat.
Rencana saya selama masa pre-klinik adalah menyerap ilmu dari para dosen dan kakak tingkat serta mencoba untuk menyalurkan segala pengetahuan saya saat pre klinik. Saya berencana untuk mengikuti segala proses kegiatan pre klinik dengan serius dan sungguh-sungguh agar segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan baik.
Rencana saya saat menjalani masa klinik atau dokter muda adalah menyalurkan segala ilmu pengetahuan yang telah saya dapatkan pada masa pre klinik kepada pasien dengan maksimal. Dengan harapan ini bisa memaksimalkan potensi saya dalam menjadi dokter. Tentunya ini dapat dicapai dengan dedikasi yang tinggi dari sumpah dokter yang telah diucapkan. Saya juga berencana untuk persiapan mengambil program spesialis yang belum saya tetapkan pada saat ini jurusannya.
Saat ini Negara Indonesia sedang menghadapi triple burden / beban tiga kali lipat berbagai masalah penyakit :
1. Adanya Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-Emerging seperti Covid 19.
2. Penyakit Menular belum teratasi dengan baik dan dan
3. Penyakit Tidak Menular (PTM) cenderung naik setiap tahunnya[3].
Hal ini tentunya menjadi concern kita bersama. Harapan saya bagi masyarakat Indonesia adalah terciptanya masyarakat yang sehat. Masyarakat yang sehat dapat diwujudkan ketika masyarakat sudah tidak asing dengan tindakan-tindakan medis serta menghindari segala bentuk takhayul dan mitos-mitos terutama yang terkait dengan kesehatan. Sebagai contoh, Khasanah[4] membahas hasil penelitian Tino dkk mengenai dampak mitos terhadap ibu hamil yaitu, Mitos – mitos kehamilan sebenarnya merugikan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Akhirnya ibu hamil menderita kekurangan gizi seperti anemia dan KEK, pendarahan pada saat persalinan serta bayi yang dilahirkan mengalami
BBLR.
Saya juga berharap akan timbulnya peningkatan generasi-generasi bangsa yang memiliki semangat untuk mengambil peran di bidang kesehatan sehingga kita memiliki tenaga kesehatan andal yang mencukupi kebutuhan masyarakat.
Terakhir, pesan saya untuk adik kelas saya yang ingin masuk ke FKUI adalah jangan patah semangat, kejar terus impianmu setinggi langit! Hadirkan kekuatan doa di setiap langkahmu, niscaya Allah akan membantumu. Tetap semangat dan yakin lah bahwa apa yang sudah ditakdirkan untukmu tidak akan melewatimu. Tidak lupa pesan saya untuk para adik-adik agar tidak lupa beristirahat, jangan sampai stress dalam belajar karena akan menghambat masuknya pelajaran ke otak. Dalam sampel siswa Finlandia berusia 13 - 17, keparahan depresi yang dilaporkan sendiri dikaitkan dengan kesulitan konsentrasi, dan hubungan sosial, belajar mandiri, kinerja akademik, dan kemampuan membaca yang lebih buruk mengutip hasil (Fröjd et al., 2008)[5]. Sampai bertemu di FKUI adik-adik semua!
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca narasi perjuangan saya. Semoga ini dapat menjadi motivasi, inspirasi, dan pembelajaran bagi saya dan kita semua di masa yang akan datang. Assalamualaikum semua!
Daftar Pustaka :
[1]Borraci RA, Gallesio JMA, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S.What patients consider to be a 'good' doctor, and what doctors consider to be a 'good' patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul [cited 2023 Aug 06];148(7):930-938. Available from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677
[2]Afandi D.Nilai-Nilai Luhur dalam Profesi Kedokteran: Suatu Studi Kualitatif.Jurnal Kesehatan Melayu[Internet].2017 Sept [cited 2023 Aug 06];1(1):25. Available from https://www.researchgate.net/publication/320174492_Nilai-Nilai_Luhur_dalam_Profesi_Kedokteran_Suatu_Studi_Kualitatif
[3]Purwanto B. Masalah dan Tantangan Kesehatan Indonesia Saat Ini[Internet]. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI;2022 Mar 15 [cited 2023 Aug 06]. Available from https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini
[4]Khasanah NF.HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN TERHADAP MITOS TENTANG MAKANAN DALAM KEHAMILAN DENGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS UMBULHARJO I. Naskah Publikasi[Internet]. 2017 Sept 12[cited 2023 Aug 06];3. Available from:http://digilib.unisayogya.ac.id/3044/1/NASKAH%20PUBLIKASI_NUR%20FITA%20KHASANAH_1610104483.pdf
[5]Pascoe M, Hetrick S, Parker AG. The impact of stress on students in secondary school and higher education. International Jurnal of Adolescent and Youth[Internet]. 2019 Apr[cited 2023 Aug 06];25(1):1-9. Available from:https://www.researchgate.net/publication/332361894_The_impact_of_stress_on_students_in_secondary_school_and_higher_education
Comments