- Muhammad Naufal Fayzul Haq
- Aug 13, 2023
- 11 min read
Narasi Perjuangan
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” - Al-Baqarah 2:286, ayat ini adalah ayat yang bisa menggambarkan bagaimana perjuanganku masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tetapi, perjuanganku tidaklah dilalui seorang diri melainkan hasil dari banyak faktor yang ikut membawa diriku sampai di titik ini dan inilah ceritaku masuk ke FKUI
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Hai semuanya, sebelum memulai cerita ini izinkan aku untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Perkenalkan nama saya Muhammad Naufal Fayzul Haq, biasa dipanggil Nopal oleh teman-temanku dan dipanggil Kakang oleh keluargaku. Aku berasal dari Kota Bandung, dilahirkan dan tumbuh besar disana diasuh oleh kedua orang tuaku dan juga keluarga besar Ibuku. Masa pertumbuhanku tidak lepas dari peran keluarga besar Ibuku dalam membesarkanku karena selama 7 tahun pertama di hidupku aku tinggal bersama di rumah Nenekku sebelum akhirnya pindah ke rumahku yang sekarang. Aku bersekolah di Nurul Fikri Boarding School Lembang dan aku diterima di Fakultas Kedokteran lewat jalur Simak KKI.
Pandanganku terhadap FKUI adalah salah satu Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia dan merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia. FKUI juga dari awal berdirinya hingga saat ini telah melahirkan banyak lulusan-lulusan hebat yang berkontribusi terhadap bangsa dan negara. Universitas Indonesia sebagai keseluruhan juga merupakan tempat yang cocok untuk mendalami ilmu, tidak hanya dari segi akademis tetapi juga dari segi kehidupan mahasiswanya.
Diterima di FKUI adalah salah satu dari sekian banyak hal yang sampai saat ini masih belum bisa aku percayai. Universitas indonesia, khususnya Fakultas Kedokterannya sangat dikenal di masyarakat atas kehebatan dan kualitasnya, Universitas yang melahirkan banyak tokoh-tokoh hebat ini pada awalnya sama sekali tidak terpikirkan olehku untuk bisa menjadi mahasiswa disana. Jangankan untuk diterima, hanya untuk mendaftar masuk saja pada awalnya saya sangat tidak percaya diri dan tidak ingin mendaftar melihat ranking Universitas Indonesia dan banyaknya pendaftar yang diterima masuk. Kita semua tahu bahwa orang-orang yang terpilih untuk menginjakkan kaki di Universitas Indonesia adalah orang-orang pilihan yang diseleksi secara nasional. Tetapi Ibuku berkata, “Daftar aja dulu, siapa tahu memang rezekinya disana kan ga ada yang tahu.” kata-kata tersebut adalah kata-kata singkat namun memiliki efek yang besar dan pada akhirnya membawaku masuk ke Universitas Indonesia.
Ketertarikanku terhadap dunia kedokteran dimulai dari rasa penasaran terhadap makhluk hidup yang berkembang dalam diriku saat aku masih belum bersekolah. Dulu, aku sering sekali menangkap hewan-hewan kecil seperti serangga atau reptil karena saat itu menurutku mereka menarik untuk diamati. Rasa penasaran itu tumbuh lebih besar ketika aku menemukan sebuah buku tentang anatomi hewan yang ada di sebuah laci di rumah nenekku. Aku lupa detail buku tersebut tetapi satu hal yang masih kuingat sampai sekarang adalah gambar anatomi laba-laba yang terdapat di dalam buku tersebut. Hal tersebut membuat diriku yang saat itu meskipun belum mengerti apapun dalam buku tersebut tertarik untuk mempelajari hal tersebut lebih dalam. Aku sering membolak-balikkan buku tersebut hanya untuk melihat gambar-gambar yang ada didalamnya yang merupakan gambar anatomi hewan-hewan. Mulai dari saat itu aku mempunyai ketertarikan terhadap biologi, terutama bagian dari biologi yang didalamnya mencakup tentang hewan dan manusia.
Lanjut ke masa SD dimana saya menjalani kehidupan seorang anak SD pada umumnya, bermain dan belajar. Tetapi, karena sedari kecil saya mempunyai ketertarikan terhadap bidang biologi saya cukup semangat belajar dan membaca banyak buku yang mana hal tersebut menjadikan saya siswa yang cukup pintar. Meskipun buku-buku yang saya baca kebanyakan adalah ensiklopedia tentang hewan, tetapi saya juga gemar membaca buku-buku pelajaran lain. Di masa SD ini juga saya mulai bercita-cita menjadi seorang dokter. Pada awalnya saya ingin menjadi seorang pilot pesawat tempur atau astronot karena menurut saya mereka sangat keren ketika melakukan pekerjaan mereka. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu mimpi tersebut tergantikan dengan mimpi menjadi seorang dokter. Dimana kala itu saya sering ke rumah sakit entah untuk berobat maupun sekedar menemani orang kesana. Sejak kunjungan-kunjungan tersebut saya mulai menyadari betapa pentingnya peran seorang dokter dan juga betapa mulianya pekerjaan mereka. Ditambah dengan menjadi dokter memungkinkan saya untuk menjaga keluarga saya secara lebih mendalam dari segi kesehatan. Saat SD jugalah saat dimana saya didaftarkan untuk bimbel bahasa Inggris.Memang pada awalnya saya tidak mengerti terhadap pelajaran bahasa Inggris dan saya rasa hal tersebut wajar dialami oleh seseorang yang pertama belajar berbahasa Inggris. Meskipun pada awalnya saya kesusahan mempelajari bahasa Inggris tetapi ternyata kemampuan bahasa Inggris saya diatas rata-rata dimana saya bisa berbahasa Inggris sampai dimasukkan ke kelas tingkat SMP saat saya masih kelas tiga SD. Bahasa Inggris inilah yang akan membantu saya dalam banyak hal kedepannya terutama dalam hal masuk ke Universitas Indonesia.
Selanjutnya adalah masa SMP. Setelah enam tahun bersekolah di SD maka langkah selanjutnya adalah memasuki SMP. Ketika menentukan akan melanjutkan sekolah dimana saya ditanya ingin melanjutkan SMP dimana, di Bandung atau di Tangerang. Saat itu saya memilih untuk bersekolah di Tangerang Selatan tanpa pikir panjang karena saat itu saya sedang bermain dan ingin cepat-cepat melanjutkan permainan saya. Akhirnya saya pun menjalani tes dan diterima masuk di Insan Cendekia Madani Boarding School (ICM). Bersekolah di ICM ternyata merupakan pilihan yang tepat karena kurikulum yang mereka pakai adalah Kurikulum Cambridge yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantarnya sehingga bahasa Inggris yang sudah saya pelajari semasa SD terpakai dengan baik dan diasah lebih jauh lagi di sekolah ini. Di sekolah ini jugalah saya banyak belajar tentang bagaimana hidup mandiri dan juga bagaimana untuk bersosialisasi karena sistem sekolahnya yang berasrama. Di SMP saya diajarkan secara tidak langsung bagaimana caranya berteman yang baik, menjaga perasaan orang, dan hal-hal lainnya yang membuat saya semakin dewasa dalam berpikir dan bertindak. Di masa SMP ini saya beralih dari seorang anak yang pendiam menjadi seseorang yang lebih aktif berkat keanggotaan saya di OSIS. Saat itu saya memberanikan diri untuk mendaftar menjadi anggota OSIS karena saya tidak ingin terus menjadi seorang anak yang hanya bisa diam dan mengamati. Ternyata masuk OSIS adalah salah satu pilihan terbaik yang saya buat dalam hidup saya karena banyak nilai yang saya pelajari dengan berorganisasi. Meskipun masa SMP merupakan masa yang lumayan berat saya lalui karena saat itu adalah saat pertama saya berasrama tetapi saya bisa melaluinya berkat teman-teman saya. Di masa SMP juga kemampuan saya di bidang pelajaran biologi meningkat karena berbeda dengan masa SD di SMP saat itu biologi sudah menjadi pelajaran sendiri dan tidak digabung dengan mata pelajaran alam lainnya di pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam). Berkat hal tersebut saya lebih dalam belajar tentang biologi dan semangat ketika mengerjakan tugas-tugasnya. Saya selalu mendapati biologi sebagai nilai tertinggi saya daripada nilai mata pelajaran IPA lainnya saat SMP karena ketertarikan saya terhadapnya. Dengan biologi sebagai pelajaran sendiri dan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar saat pembelajaran kedua hal tersebut menjadi poin terbesar saya.
Saat kelas 3 SMP adalah saat dimana Wabah Covid-19 muncul. Masa tersebut saya rasa adalah masa dimana kita semua merasakan sebuah perubahan yang sangat besar di kehidupan kita. Dengan adanya kemunculan Virus SARS-CoV-2 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China menyebabkan Wabah Covid-19 membuat jalannya kehidupan kita semua berubah, baik dari segi manapun kegiatan pada masa tersebut dominan dilakukan dari jauh dan dengan kontak terbatas[1]. Ditambah dengan banyaknya mutasi dan varian dari Covid-19 yang menyebar seperti varian delta, alpha, beta, kappa, dan varian lainnya yang berpotensi menurunkan kemampuan antibody membuat kita lebih berhati-hati saat menghadapi wabah tersebut[2]. Tetapi, pemerintah saat itu membuat peraturan tentang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk membantu meredakan penyebaran Wabah Covid-19[3]. Salah satu dampak dari PSBB tersebut yang berdampak langsung terhadap saya adalah berubahnya metode pembelajaran dari luring menjadi daring dengan menggunakan berbagai macam aplikasi seperti Zoom, Google Classroom, dan aplikasi komunikasi seperti WhatsApp dan e-mail serta berbagai macam aplikasi pembelajaran lainnya[4].
Saat masa awal Covid-19 adalah masa dimana saya lulus dari SMP dan bersiap untuk melanjutkan pendidikan ke SMA. Saya mendaftar ke NFBSL, Semua kebanyakan dilakukan online dan kalaupun tidak dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat dan pada akhirnya saya diterima di sekolah tersebut. Saat pertama kami mulai pembelajaran online adalah saat dimana saya bertemu dengan teman-teman saya yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri. Tentu pada awalnya kami tidak mengenal satu sama lain tetapi tinggal bersama dibawah satu atap membuat kami mengenal satu sama lain jauh lebih dalam. Drama dan konflik banyak kita lewati, tidak lupa juga tuntutan kehidupan berasrama yang membuat kami lelah karena berkegiatan dari subuh hingga malam. Tetapi kami berhasil melewatinya bersama.
Kelas 10 menjadi awal perjalanan saya di SMA. Saya yang menghabiskan banyak waktu di rumah dan tidak melakukan hal apapun yang produktif ketika dihadapi dengan pembelajaran daring untuk pertama kalinya tentu kaget. Bangun kesiangan, telat masuk zoom kelas, atau lupa mengisi form adalah hal yang banyak saya lakukan saat pertama kali melakukan pembelajaran daring akan tetapi hal tersebut membaik seiring waktu dan saya mulai beradaptasi terhadap pembelajaran online. 3 bulan pertama kelas 10 kami lakukan secara online dan tidak ada hal apapun yang dapat saya ingat dari masa itu kecuali zoom kelas. Tetapi itu semua berubah ketika kami diharuskan untuk masuk ke asrama pada bulan ke-4 tahun ajaran. Saya yang sudah pernah berasrama sebelumnya tidak ada kesulitan dalam beradaptasi terhadap kehidupan asrama di SMA. mulai kelas 10 juga saya mengenal dengan teman-teman saya lebih dekat mulai dari kebiasaannya, wataknya, hingga hal-hal kecil lainnya kami ketahui bersama sebab tinggal dibawah satu atap yang sama. Kelas 10 merupakan masa saya mendekatkan diri dengan teman-teman saya dan dari segi akademis saya pada waktu itu tidak terlalu fokus terhadap nilai ataupun lomba-lomba dan hanya melakukan apa yang diwajibkan saja. Tetapi semua saya kerjakan dengan baik dan biologi tetap menjadi mata pelajaran yang paling saya kuasai terutama karena Kurikulum Cambridge pada saat saya SMP sudah membahas pelajaran SMA yang saya pelajari.
Lanjut ke kelas 11. Kelas 11 adalah saat pertama kami memulai semua kegiatan tahun ajaran di asrama dan tidak lagi melakukan pembelajaran daring. Selang beberapa bulan organisasi OSIS yang dipegang oleh angkatan diatas saya sudah saatnya untuk dilanjutkan oleh angkatan saya dan dimulailah rangkaian acara Latihan Dasar Kepemimpinan Dasar (LDKS) yang diikuti oleh semua orang di angkatan saya. Pada saat kesempatan untuk mencalonkan diri untuk menjadi Ketua OSIS saya mencalonkan diri beserta beberapa calon lain dan setelah melalui rangkaian acara untuk pemilihan ketua OSIS serta LDKS akhirnya saya terpilih melalui vote di akhir masa LDKS tersebut. Menjadi seorang Ketua OSIS bukan berarti segala tugas saya lakukan sendiri melainkan ada teman-teman saya yang membantu menjalankan OSIS selama masa jabatan saya. Kami membuat berbagai macam acara dan kegiatan meskipun di tengah wabah Covid-19 yang sedang melanda. Kami membuat acara perlombaan olahraga, mendaki, 17 Agustusan, dan banyak acara-acara lain tentunya dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Masa saya menjabat menjadi Ketua OSIS adalah masa yang banyak mengajarkan saya tentang kepemimpinan, organisasi, dan banyak kemampuan yang sangat berguna untuk meningkatkan kualitas diri saya. Tidak terasa satu tahun berlalu dan akhirnya angkatan saya digantikan oleh angkatan berikutnya untuk mengambil alih OSIS. Itulah akhir masa kelas 11 saya. Pada saat itu saya tidak banyak memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan perguruan tinggi atau nilai dan lebih cenderung memfokuskan diri ke kegiatan OSIS. Meskipun banyak tugas dan juga acara saat menjabat di OSIS, nilai-nilai saya tetap bagus karena saya tetap menjalani pembelajaran dengan baik dengan mengatur pekerjaan dan belajar dengan baik.
Tibalah kelas 12 dimana saat itu saya berubah menjadi seorang yang hanya mengerjakan apa yang diperlukan dan terbilang menjadi seorang yang pemalas. Saya hanya mengerjakan tugas yang perlu, pergi ke sekolah lalu tidur di kelas, malas-malasan dalam belajar, dan hal lainnya yang tidak produktif saya lakukan saat semester 1 kelas 12. Tentunya saya belajar dengan baik dan mendapatkan nilai yang baik di semua mata pelajaran tetapi semua terasa hampa dan akhirnya itu membuat saya malas dalam mengejar apapun. Sementara siswa lain mengikuti lomba-lomba dan mengejar prestasi saya hanya bermalas-malasan mengerjakan hal yang wajib saja. Hal tersebut baru terasa di semester 2 dimana saya kala itu mendapat ranking eligible ke dua seangkatan. Hal tersebut tentu membuat saya senang tetapi juga bingung karena saya ingin masuk ke fakultas kedokteran tetapi saya tidak mempunyai prestasi apapun. Saat itu saya belum terlalu peduli dengan universitas dan segala macam perbedaan diantaranya dan akhirnya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga saat SNBP secara asal-asalan. Meskipun tidak diterima saya tidak merasa sedih melainkan saya mewajarkan hal tersebut dan langsung beralih fokus ke SNBT. Saya mengikuti bimbel dan mulai sejak intensif belajar semangat belajar saya meningkat dan saya banyak belajar hingga akhirnya saya memilih FK Unpad untuk SNBT karena rumah saya di Bandung. Saya tidak diterima di Unpad tetapi diterima di pilihan kedua saya yaitu Universitas Syiah Kuala di Aceh. Sebelumnya juga saya banyak mendaftar mandiri di Universitas lain seperti UGM, UB, UNS dan Unair tetapi tidak ada yang lolos. Saya bahkan tidak lolos Kedokteran IUP UGM sebanyak tiga kali. Ujian mandiri terakhir saya adalah Simak KKI yang mana saya sebenarnya tidak menaruh harapan besar di dalamnya tetapi tetap saya ikuti. Ujian tulis saya lewati di rumah hingga akhirnya saya lanjut ke tahap mengerjakan MMPI dan MMI. Saat hari pengumuman saya terkejut karena ternyata saya berhasil diterima di Universitas Indonesia. Saya yakin bahwa diterimanya saya di UI bukanlah hasil upaya saya sendiri melainkan berkat doa dan dukungan dari orang-orang di sekitar saya. Kesulitan yang selama ini saya hadapi dari kecil hingga sekarang selalu terbantu dan tidak pernah tertinggal dan saya berharap bahwa masa-masa saya di FKUI yang akan datang akan selalu terbantu dan terselesaikan dengan baik meskipun banyak tantangannya.
Saya berkomitmen untuk menjadi seorang pribadi yang jauh lebih baik dari segi manapun dengan masuk ke FKUI terutama karena kesempatan yang ada untuk mengasah diri menjadi lebih baik sangatlah banyak di FKUI. Saya ingin aktif berorganisasi dan juga ingin mengembangkan banyak keahlian baik secara akademis maupun non-akademis. Dengan banyaknya fasilitas, organisasi, serta lingkungan belajar yang baik saya yakin bahwa saya dapat mewujudkan keinginan saya di FKUI.
Harapan saya kedepannya adalah saya dapat menjalani segala kegiatan pembelajaran dengan baik dan dapat memaksimalkan kesempatan yang telah diberikan kepada saya di FKUI sebaik mungkin, saya harap saya dapat menyelesaikan pendidikan di FKUI dengan nilai yang baik dan lulus menjadi seorang dokter yang hebat. Saya berharap angkatan FKUI 2023 Gelora dapat saling membantu dan berusaha bersama demi kebaikan satu sama lain, saya harap kami dapat terus menjalin hubungan hingga akhir hayat, saya berharap bahwa angkatan 2023 Gelora tidak berakhir saat nanti tamat perkuliahan tetapi terus berlanjut hingga akhir hayat kami semua.
Dengan impian menjadi seorang dokter saya selalu membayangkan sosok dokter yang mampu melayani pasien mereka dengan sebaik mungkin dan bukan dengan cara yang tidak sopan. Seorang dokter yang membuat pasiennya nyaman dan merasa aman adalah pandangan seorang dokter ideal menurut saya. Seorang dokter yang memberikan perhatian dan pelayanan penuh terhadap pasien mereka adalah citra seorang dokter yang ingin saya capai kelak. Nilai kepedulian, empati, dan sungguh-sungguh dalam profesi mereka adalah sedikit dari nilai-nilai luhur yang dianut seorang dokter.
Demi mencapai cita-cita saya menjadi seorang dokter tentunya harus melewati banyak rintangan. Untuk rencana jangka pendek semasa preklinik saya berencana untuk giat belajar dan ingin lulus dengan nilai terbaik. Untuk mencapai hal tersebut saya akan belajar dengan giat dan mengikuti semua kegiatan pembelajaran dengan baik. Saya ingin belajar dan berjuang bersama dengan teman-teman saya untuk mencapai hasil akhir yang terbaik. Saya juga ingin mengikuti berbagai macam organisasi seperti BEM IKM FKUI atau STUNICA.
Sedangkan untuk rencana jangka panjang semasa klinik atau ketika kelak menjadi seorang dokter saya ingin menjadi seorang dokter yang saya anggap adalah seorang dokter ideal. Seorang dokter yang mampu melayani dan mengayomi pasiennya dengan sepenuh hati. Sedangkan untuk keinginan saya yang lain adalah ketika kelak menjadi dokter saya ingin ditugaskan di berbagai macam negara dan mengenal orang dan budaya disana. Menjadi seorang dokter yang ditugaskan di berbagai negara adalah keinginan saya sejak kecil untuk melihat keragaman manusia yang ada di muka bumi ini. Mempelajari budaya dan sejarah mereka sekaligus menangani dan membantu mereka adalah hal yang saya dambakan ketika kelak menjadi seorang dokter.
Harapan lainnya adalah untuk melanjutkan pendidikan saya ke bidang spesialis. Saya belum menentukan akan fokus ke bidang apa tetapi akan saya temukan secara perlahan dengan seiring waktu di FKUI nanti. Karena menurut Kemenkes per 1 April 2022 Indonesia membutuhkan tenaga kerja medis terutama dokter spesialis[5]. Oleh karena itu saya ingin ikut andil dalam membantu bangsa ini dengan kemampuan saya kelak.
Harapan saya terhadap masyarakat untuk masa yang akan datang adalah meningkatnya tingkat literasi dan pengetahuan di bidang kesehatan. Tidak perlu secara mendalam tetapi cukup untuk mengetahui dasarnya sehingga tidak mudah ditipu atau panik ketika sesuatu terjadi kepada mereka. Saya juga berharap bahwa masyarakat lebih banyak mengedepankan fakta medis dibandingkan dengan kebiasaan lama atau mitos jika terjangkit penyakit atau terluka. Bukan hal yang buruk menerapkan pengetahuan yang sudah ada tetapi alangkah baiknya untuk memeriksakan sebuah penyakit atau cedera kepada seorang profesional karena dikhawatirkan apa yang dilakukan terhadap korban akan membawa bahaya terhadapnya.
Terakhir adalah pesan saya teruntuk adik kelas saya yang ingin masuk ke Fakultas Kedokteran, bukan hanya di UI tapi di Universitas manapun ingatlah untuk terus berusaha dan jangan menyerah. Gunakanlah setiap kesempatan yang kalian miliki. Jangan takut gagal karena gagal itu wajar. Yakinlah kepada yang maha kuasa bahwa segala sesuatu pasti ada artinya dan kerja keras pasti akan berbuah manis pada akhirnya. Ingatlah untuk selalu berdoa dan berikan yang terbaik dari kalian karena kita tidak tahu rezeki datangnya dari mana.
Akhir kata saya ucapkan Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya harap kepada kalian semua agar selalu diberikan kesehatan dan kemudahan oleh yang maha kuasa.
Daftar Pustaka
Parwanto E. Virus Corona (SARS-CoV-2) penyebab COVID-19 kini telah bermutasi. J Biomedika dan Kesehatan [Internet]. 2021 Jun. [cited 2023 Aug 5];4(2):47-9. Available from: https://www.jbiomedkes.org/index.php/jbk/article/view/169
Santoso AMH. COVID-19 : VARIAN DAN MUTASI. Jurnal Medika Hutama[Internet]. 2022 Jan 28 [cited 2023 Aug 5];3(2):1980-86. Available from: http://jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/view/396
Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia; 2020. 8 halaman. Report No.:21 tahun 2020.
Amalia A, Sa’adah N. DAMPAK WABAH COVID-19 TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI INDONESIA. Jurnal Psikologi[Internet]. 2020 Dec [cited 2023 Aug 5];13(2):214-25. Available from :https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/3572
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pemerataan Dokter Spesialis Lewat Academic Health System[Internet]. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2022 Apr 18 [cited 2023 Aug 5]. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/22041800002/pemerataan-dokter-spesialis-lewat-academic-health-system.html
Comments