top of page
  • Youtube
Search
  • Mohammad Nabiel Shafa
  • Aug 12, 2023
  • 6 min read

Narasi Perjuangan


Berbagai hal telah saya lalui hingga sampailah kepada titik ini di mana saya diharuskan untuk membuat sebuah narasi perjuangan untuk menunjang kegiatan PSAF (Pengenalan Sistem Akademik Fakultas) FKUI 2023. Oleh karena itu, izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu diawali dengan nama saya, Mohammad Nabiel Shafa dan saya akrab dipanggil Nabiel. Selama 3 tahun saya bersekolah di SMAN Unggulan M. H. Thamrin, salah satu sekolah unggulan dan terbaik yang terletak di Jakarta dan inilah sebuah narasi tentang bagaimana saya menjadi salah satu bagian dari FKUI dan apa yang akan saya lakukan kedepannya.


Universitas Indonesia merupakan tempat terbaik untuk mengenyam pendidikan di jurusan Pendidikan Dokter dan itu memanglah keinginan saya semenjak saya duduk di bangku sekolah dasar.[1] Bercermin dari sosok ayah saya yang juga merupakan seorang dokter membuat saya bertekad bulat untuk mengikuti jejak ayah saya. Bagi saya dokter bukan hanya seorang yang bertugas untuk sekedar menyembuhkan penyakit pasien, melainkan dokter juga adalah seorang yang berhati tulus dan setia untuk mengabdi ke masyarakat. Oleh karena itu, saya ingin menjadi seorang dokter lulusan dari universitas terbaik di Indonesia karena dengan begitu saya yakin saya bisa memaksimalkan potensi untuk mengabdi ke masyarakat.


Kini, keinginan tersebut menjadi kenyataan setelah diterimanya saya di FKUI kelas reguler melalui jalur SNBP yang diumumkan pada tanggal 28 Maret 2023. Rasa senang terus membanjiri saya berhari-hari setelah mengetahui mimpi saya pada akhirnya terwujud. Sejujurnya saya juga tidak menyangka bisa diterima melalui jalur tersebut karena pada awalnya saya hanya menganggap jalur tersebut hanya semata-mata keberuntungan. Namun, pada kenyataannya ada unsur kerja keras di dalamnya yang tidak terlihat langsung dengan mata.


Saya akan sedikit bercerita tentang perjuangan saya hingga pada akhirnya saya bisa diterima di FKUI. Sejak saya duduk di bangku sekolah dasar, sudah menjadi rutinitas saya untuk mengikuti berbagai lomba dan olimpiade mulai dari tingkat universitas, nasinal, hingga internasional. Ketertarikan saya terhadap matematika dan sains menjadi faktor utama keberhasilan saya untuk meraih medali emas pada berbagai olimpiade sains internasional tingkat sekolah dasar. Singkat cerita karena sudah terbiasa mengikuti olimpiade di ajang nasional maupun internasional, saya pada akhirnya juga ikut serta dalam olimpiade pada saat saya di SMP dan SMA. Bak peribahasa sedikit demi sedikit menjadi bukit, persiapan untuk bisa mengikuti olimpiade tersebut sangatlah berat dan membutuhkan kesabaran yang ekstra. Di tengah kesibukan saya bersekolah serta berorganisasi, saya tetap meluangkan waktu untuk persiapan olimpiade.


Mungkin beberapa ada yang bertanya, seberapa pentingnya sih olimpiade dan mengapa tidak hanya mengandalkan nilai rapor saja. Sebenarnya dari namanya saja, SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) didasarkan dari prestasi dari murid yang berarti sertifikat olimpiade juga memberikan dukungan dan nilai plus bagi peserta didik. Mengejar olimpiade serta mempertahankan nilai rapor disaat yang bersamaan memang tidak mudah. Dikarenakan jadwal pelatihan daerah dan nasional yang padat, tidak jarang saya harus izin dari penilaian harian dan tidak dapat mengumpulkan tugas dari guru-guru secara tepat waktu. Oleh karena itu, saya berusaha aktif untuk menghubungi guru-guru saya agar saya dapat melakukan susulan atau dispensasi agar saya juga bisa mendapatkan nilai yang maksimal.


Pada awalnya saya agak skeptis mengenai jalur SNBP dan didukung juga oleh fakta bahwa tidak pernah ada alumni di sekolah saya yang berhasil jebol ke FKUI melalui jalur undangan. Tak pernah terlintas di pikiran saya bahwa saya akan lolos ke FKUI melalui jalur tersebut. Oleh karena itu, saya juga mengikuti bimbel untuk belajar UTBK layaknya kebanyakan teman saya. Berbulan-bulan saya belajar keras untuk meningkatkan nilai tryout saya berharap saya akan mendapatkan FKUI di UTBK nanti. Namun, takdir tuhan berkata lain. Usaha saya untuk mempertahankan nilai rapor saya serta lomba-lomba yang saya ikuti ternyata membuahi hasil yang manis. Ya, pada tanggal 28 Maret 2023 saya dinyatakan lulus FKUI melalui jalur SNBP.


Sebelum diterimanya saya di FKUI, saya pernah menganggap bahwa kuliah kedokteran di UI akan sama layaknya jurusan lain. Namun, seiring berjalannya waktu saya sadar bahwa untuk menempuh pendidikan di FKUI akan sangat berbeda dibanding dengan jurusan lain. Terkhususnya dalam rumpun kesehatan atau dikenal dengan RIK (Rumpun Ilmu Kesehatan), ada aturan khusus mengenai bagaimana cara berpakaian. Mungkin teman saya di fakultas lain bebas menggunakan pakaian selama dianggap sopan namun, saya harus mengikuti peraturan yang berlaku. Dari situ saya sadar bahwa saya akan sedikit berbeda dengan teman-teman yang lain dengan diperlakukan aturan khusus tersebut dan saya harus menaati aturan tersebut.


Seperti yang sudah saya ungkapkan di atas, menjadi dokter bukan hanya sekedar menyembuhkan penyakit seorang pasien, tetapi juga seseorang yang ikhlas dan setia mengabdi demi kesejahteraan masyarakat. Menurut KBBI, dokter adalah seorang lulusan pendidikan kedokteran yang memiliki keahlian dalam hal penyakit dan pengobatan.[2] Oleh karena itu, menurut saya seorang dokter harus memiliki kriteria ideal atau saya sebut dokter ideal. Menurut saya dokter ideal itu harus memiliki beberapa kemampuan diantaranya, rasa empati yang tinggi terhadap pasien, bertindak cepat dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi, mampu atau memiliki kemampuan bicara yang baik, serta tidak membeda-bedakan antara sesama manusia karena pada dasarnya semua manusia itu sama. Dikutip dari sebuah sumber, dokter seven stars atau di sini bisa dianalogikan sebagai dokter ideal melingkupi berbagai kriteria diantaranya, care provider, decision-maker, communicator, community leader, manager, researcher, faithful piety.[3] Ketujuh nilai ini sangatlah esensial dan menjadi nilai utama untuk menjadi dokter yang ideal di masyarakat. Nilai-nilai ini akan saya jadikan sebagai acuan saya untuk menjadi dokter.


Tentunya saya akan berusaha untuk menjadi salah satu dari dokter ideal tersebut dengan memiliki seluruh kriteria yang telah disebutkan. Sebagai gambaran, jika pada suatu hari saya telah menjadi dokter dan saya dihadapi oleh suatu masalah, maka saya akan bertindak cepat dan berpikir kritis untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan mempertimbangkan semua aspek agar terciptanya suatu keadilan dan kesejahteraan bagi pasien.


Kesehatan merupakan salah satu faktor kesejahteraan masyarakat.[4] Oleh karena itu, jika suatu masyarakat sudah memenuhi faktor selain kesehatan namun kesehatan tersendiri belum terpenuhi, masyarakat tersebut belum bisa dikatakan sejahtera. Di sini, peran dokter untuk memenuhi faktor kesehatan sangatlah penting perannya. Dokter yang ideal akan bertugas “membantu” memenuhi faktor kesehatan di masyarakat. Hal ini tidak dapat terpenuhi secara maksimal jika hanya dokternya saja yang bertindak. Masyarakat juga perlu secara mandiri untuk dapat meningkatkan kesehatan itu tersendiri. Contohnya, menjaga kebersihan, tidak merokok, dan melakukan hal lain yang akan menurunkan kesehatan. Agar masyarakat itu dapat mandiri meningkatkan kesehatan, perlu adanya kesadaran diri dan wawasan yang memadai. Oleh karena itu, perlu adanya mediasi dari seseorang ataupun sekelompok mengenai pentingnya menjaga kesehatan agar terciptanya hidup yang sejahtera.


Selama saya menjadi mahasiswa FKUI, rencana jangka pendek yang akan saya gapai adalah menggali ilmu sedalam-dalamnya serta mencari pengalaman baru dengan cara menjadi mahasiswa yang rajin serta aktif dan gemar mengikuti kegiatan maupun organisasi kemahasiswaan. Saya akan menjadi mahasiswa yang aktif dalam kegiatan seperti mediasi, volunteer, dan berbagai hal lainnya yang menunjang kehidupan saya sebagai mahasiswa kedokteran. Di satu sisi, saya akan menjadi pribadi yang memiliki karakter berempati, ramah, serta tegas untuk dapat menjadi dokter yang baik.


Di masa yang akan datang, saya ingin mengambil spesialis agar dapat mendalami suatu bagian yang lebih spesifik. Menjadi dokter spesialis merupakan cita-cita saya layaknya ayah saya yang selama ini menjadi sosok panutan saya. Dengan menjadi pribadi yang ramah, santun, dan menghormati tenaga pendidik, saya harap saya akan mendapatkan rekomendasi dari dokter atau profesor tenaga pendidik untuk dapat melanjutkan studi spesialis. Dengan menjadi dokter spesialis, saya berharap saya dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.


Di saat ini, saya tersadar bahwa kerjasama dan saling pengertian antara teman seangkatan maupun kakak atau adik tingkat saya itu penting untuk menempuh pendidikan di kedokteran Universitas Indonesia. Saya bersama teman seangkatan saya ibarat sebuah keluarga, saling bahu-membahu satu sama lain dan pengertian satu sama lain karena pada dasarnya saya dan teman seangkatan saya akan melalui proses bersama di FKUI. Fakta tersebut sudah tertera pada sumpah dokter bahwa seorang dokter diharuskan untuk memperlakukan teman sejawat layaknya sebagai saudara kandung.[5] Seseorang secara naluriah tidak akan mungkin untuk menyakiti perasaan ataupun berbuat jahat kepada orang lain apalagi kepada saudara kandungnya sendiri. Dengan begitu, saya sebagai calon dokter sangat berharap bahwa saya dan angkatan saya dapat menganggap bahwa kami akan sangat mementingkan nilai kekeluargaan demi mewujudkan cita-cita bersama.


Akhir kata, saya ingin mengucapkan sepatah kata untuk adik-adik kelas saya yang berkeinginan untuk menjadi salah satu bagian dari FKUI. Gapailah mimpi kamu itu dan tetaplah berusaha serta jangan lupa mencari ridho dari orang tua dan Allah SWT. Menjadi dokter bukan hanya sekedar seseorang yang melayani pasien lalu dibayar, tetapi menjadi dokter berarti anda siap mengabdi secara tulus demi kesejahteraan orang banyak.





Referensi:

  1. 75 best medical schools in indonesia [Internet]. [place unknown: EduRank]; 2023 [updated 2023; cited 2023 Aug 7]. Available from: https://edurank.org/medicine/id/

  2. KBBI - Kamus besar bahasa indonesia [phone application]. Indonesia: Ariyanto D; 2023 [updated 2023; cited 2023 Aug 9]; [about 1 page]. Available from: App store.

  3. Supiyanti I, Muhardi. Paradigma jurnal multidisipliner mahasiswa pascasarjana: seven stars moslem doctors sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalam nilai kerja tenaga medis di indonesia. 2020;1(1):41-42.

  4. Indrayanti W. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakat di provinsi riau. Jurnal ecodemica. 2020 Sept 2;4(2):356

  5. Lafal sumpah dokter [Internet]. Indonesia: Program studi profesi dokter; 2023 [updated 2023; cited 2023 Aug 10]. Available from: fk.ub.id/profesi/pendidikan/lafal-janji/lafal-sumpah-dokter/

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page