top of page
  • Youtube
Search
  • Mhd. Khalil
  • Aug 11, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 12, 2023

NARASI PERJUANGAN

Perkenalkan, nama saya Mhd. Khalil, biasa dipanggil Khalil. Saya berasal dari SMAN 1 Padang, Provinsi Sumatra Barat. Saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur PPKB S1 Reguler. Tentunya, saya merasa bangga dan bahagia menjadi bagian dari keluarga besar FKUI 2023.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berperan penting dalam pembentukan karakter dokter di Indonesia, mulai dari zaman penjajahan hingga sekarang. Metode pendidikan, pelayanan, pengabdian masyarakat, dan penelitian menjadi dasar terselenggaranya FKUI sehingga menjadi fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Hal ini sesuai dengan capaian terbaru FKUI, tertulis dalam laman fk.ui.ac.id, sebagai fakultas kedokteran terbaik di Indonesia dengan menempati peringkat 251-300 di dunia dan peringkat 6-7 di ASEAN (1).

Profesi dokter adalah keinginan saya dari kecil. Menurut saya, dua fungsi utama dokter adalah pelayanan dan penelitian. Kolaborasi kedua fungsi tersebut akan membantu orang lebih banyak dan menjangkau masyarakat lebih luas secara tidak langsung. Hal tersebut meningkatkan motivasi saya untuk mempelajari dan mendalami ilmu kedokteran agar menjadi dokter yang bermutu nantinya. Saya merasa FKUI adalah tempat terbaik untuk mewujudkan impian tersebut.

Dulunya, menjadi dokter bagi saya mungkin hanyalah mimpi belaka, mengingat jauhnya kampung halaman saya dari pusat pendidikan. Saya berasal dari Punggasan, sebuah desa di Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Saya memulai pendidikan dasar di SDN 34 Koto Panai. Saat itu, saya sudah memiliki ketertarikan pada sains. Saya mengikuti beberapa perlombaan yang dapat mengasah kemampuan saya di bidang IPA dan Matematika.

Saya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Padang, SMP terbaik di Sumatra Barat. Namun, karena harus tinggal sendiri di usia anak-anak, saya mengurungkan niat tersebut. Saya memutuskan untuk bersekolah di SMPN 1 Linggo Sari Baganti, salah satu SMP terbaik di Kabupaten Pesisir Selatan yang masih satu kecamatan dengan tempat tinggal saya. Saya ditempatkan di kelas unggul sejak kelas 7. Selain pembelajaran di kelas, saya juga mengikuti berbagai perlombaan akademik dan nonakademik, ada yang menang dan ada yang tidak. Pada waktu kelas 8 semester 2, karena suatu hal, saya memutuskan pindah ke Padang. Saya diterima di SMPN 7 Padang. Pindah di tengah semester mengharuskan saya untuk beradaptasi dan mengejar tugas-tugas di sekolah baru. Akan tetapi, saya bersyukur berhasil melaluinya. Di sekolah baru, saya juga kembali mengikuti berbagai perlombaan. Saya memutuskan untuk fokus pada perlombaan akademik, khususnya matematika.

Ketika naik ke kelas 9, saya semakin giat dan memfokuskan diri untuk meraih SMA impian. Waktu saya dihabiskan dengan belajar menghadapi UN. Ketika itu, saya tidak mengikuti bimbel. Saya belajar mandiri melalui buku-buku UN dan aplikasi dari sekolah. Pada try out serentak se-Kota Padang, saya meraih nilai terbaik di sekolah, tetapi hasil yang didapat masih belum memuaskan untuk target SMA saya. Hal ini menyadarkan saya untuk belajar lebih giat. Kemudian, tiba waktunya untuk pra-UN dan ujian akhir sekolah. Pada hari keempat pelaksanaan ujian, sekolah mengumumkan bahwa ujian ditunda dan siswa diliburkan selama 2 minggu karena wabah Covid-19 yang sudah masuk ke Indonesia. Saya memutuskan untuk pulang ke rumah di Pesisir Selatan dengan membawa banyak buku untuk belajar persiapan UN. Kegiatan pembelajaran terus berlanjut secara daring. Tidak ada kejelasan kapan belajar tatap muka dimulai.

Setelah beberapa minggu, diumumkan bahwa UN ditiadakan. Tentunya, saya merasa kecewa karena telah mempersiapkannya dengan maksimal. Sementara itu, penerimaan siswa baru untuk jenjang SMA dibuka. Penerimaan siswa baru sekolah asrama dilakukan lebih awal dibanding sekolah nonasrama. Sekolah yang menjadi target saya, SMAN 1 Padang, merupakan sekolah nonasrama sehingga penerimaan siswa barunya belum dibuka. Khawatir tidak lolos di SMAN 1 Padang, saya memutuskan mendaftar di SMAN 1 Padang Panjang yang merupakan sekolah asrama dan berhasil diterima di sana. Meskipun demikian, saya masih mengikuti penerimaan siswa baru di SMAN 1 Padang sebab sekolah tersebut merupakan satu-satunya sekolah di Sumatra Barat yang siswanya tembus ke FKUI hampir setiap tahun. Setelah seleksi penerimaan, saya akhirnya dinyatakan diterima sebagai siswa SMAN 1 Padang.

Belajar di SMAN 1 Padang menjadi tantangan baru bagi saya. Saya harus lebih giat belajar agar tidak tertinggal dari teman yang lain. Meskipun pembelajaran dilaksanakan secara daring, sikap kompetitif antarsiswa sudah terlihat. Pada awal kelas 10, saya masih berusaha beradaptasi dengan lingkungan belajar baru. Saya belum berani untuk berpendapat dan bertanya. Hal ini tentunya membuat pemahaman dan nilai akademik saya tidak sebaik sebelumnya. Sementara itu, di luar kelas, saya mengikuti beberapa ekstrakurikuler, yaitu IMO, IBO, dan PMR.

Memasuki semester 2, pembelajaran tatap muka secara bergantian akhirnya dilaksanakan. Saya mulai bisa beradaptasi di kelas ataupun di luar kelas. Saya bertekad meraih nilai tinggi untuk mempersiapkan SNMPTN. Saya juga aktif mengikuti perlombaan agar menambah poin prestasi. Karena pembelajaran sudah dilaksanakan secara luring, kegiatan ekstrakurikuler semakin padat. Saya terpilih menjadi anggota ekskul IMO, ekstrakurikuler bidang matematika, yang dikarantina untuk persiapan pra-olimpiade tingkat regional Sumatra yang diadakan oleh sekolah saya. Kesibukan di salah satu ekstrakurikuler membuat saya harus mengundurkan diri sebagai anggota ekskul IBO, ekstrakurikuler bidang biologi. Saya merasa sedih karena kehilangan kesempatan belajar biologi di luar kelas.

Naik ke kelas 11, anggota kelas diganti berdasarkan lintas minat yang dipilihnya. Saya yang memilih lintas minat ekonomi harus berpisah dengan teman-teman di kelas 10. Dengan anggota kelas yang baru, saya juga bertemu teman-teman baru. Saya kembali memfokuskan diri untuk belajar sebab materi kelas 11 merupakan materi esensial di SBMPTN. Prestasi belajar saya meningkat dan menjadi 3 teratas di sekolah. Saya juga semakin menikmati serunya belajar biologi, terutama fisiologi dan anatomi manusia yang dipelajari di kelas 11.

Setahun berlalu, saya mencapai tahun terakhir di SMA. Naik ke kelas 12 membuat saya semakin fokus di akademik. Saya mulai menyicil belajar SBMPTN, mengikuti bimbel, menyusun rencana kuliah, dan membuat target nilai di semester 5. Beberapa minggu di kelas 12, kemendikbud mengumumkan perubahan seleksi masuk PTN. SNMPTN yang awalnya hanya memperhitungkan enam mata pelajaran diubah menjadi SNBP yang memperhitungkan semua mata pelajaran. SBMPTN berubah nama menjadi SNBT dengan mengganti mata uji yang awalnya TPS dan TKA menjadi TPS dan Literasi. Hal ini membuat saya harus mengatur kembali strategi belajar saya. Saya juga mulai mengikuti perlombaan yang berpotensi menang karena saya belum mempunyai sertifikat juara pada jenjang SMA. Saya memutuskan beralih dari perlombaan individu menjadi perlombaan kelompok untuk memperbesar peluang menang. Bersama teman satu tim, saya berhasil memenangkan dua perlombaan tingkat nasional, yaitu pada bidang fisika dan matematika.

Memasuki semester 6, ranking eligible sekolah diumumkan. Saya bersyukur bisa meraih peringkat 2. Sebagai pertimbangan pemilihan jurusan, saya dan teman-teman kelas melakukan konsultasi ke ruang BK setiap istirahat pagi. Saya awalnya ragu untuk memilih antara FKUI dan FK Unand sebagai pilihan pertama saya. Hal ini karena alumni sekolah saya yang diterima di FKUI melalui jalur SNMPTN sudah bertahun-tahun tidak ada sehingga kecil peluang saya untuk diterima di SNBP. Sementara itu, peluang saya diterima di FK Unand lebih besar karena banyaknya alumni yang diterima setiap tahunnya. Setelah pertimbangan panjang, saya memutuskan untuk mengejar mimpi saya. Saya mendaftarkan hanya pilihan pertama, yaitu FKUI.

Setelah selesai proses pendaftaran SNBP, saya kembali fokus belajar SNBT. Saya tidak ingin menghabiskan waktu hanya dengan menunggu pengumuman. Saya juga mengikuti beberapa try out SNBT yang diadakan oleh organisasi ataupun paguyuban kampus dan berhasil menjadi peserta dengan nilai tertinggi. Hal ini membuat saya semakin bersemangat untuk mewujudkannya di SNBT. Tidak berselang lama, tiba waktunya pengumuman SNBP. Seperti dugaan, saya dinyatakan tidak lolos. Memang ada rasa sedih, tetapi saya menganggap hal itu sebagai bagian dari proses menjadi dewasa.

Beralih dari pengumuman SNBP, saya mendaftar SNBT dengan pilihan 1 FKUI dan pilihan 2 FK Unand. Saya belajar dengan giat agar bisa mewujudkan mimpi saya menjadi dokter. Saya pergi bimbel dan melakukan review try out setiap hari. Selain itu, saya juga meminta doa restu dari orang tua, guru, keluarga, dan teman-teman.

Ketika tiba waktu UTBK-SNBT, saya menjadi sedikit nervous. Akibatnya, ada beberapa soal yang tidak terjawab. Hal ini membuat saya menjadi pesimistis dengan hasil UTBK. Oleh karena itu, saya pun mengikuti bimbel camp Simak di Depok. Jam belajar saya semakin padat. Saya belajar dari jam 8 pagi sampai jam 12 malam. Di sela-sela waktu belajar, saya juga mempersiapkan dokumen pendaftaran PPKB yang batas akhirnya 2 hari setelah pengumuman SNBT.

Setelah 11 hari di camp, pengumuman SNBT dilaksanakan. Saya membuka pengumuman di kamar karena takut akan menangis jika gagal. Setelah hasilnya dibuka, saya dinyatakan diterima di pilihan 2, yaitu FK Unand. Saya sangat bersyukur bisa diterima, tetapi air mata saya terus mengalir tanpa sadar. Saya tahu beratnya perjuangan di depan saya jika saya ingin lulus FKUI melalui jalur Simak. Dengan ribuan pendaftar dan kuota yang hanya dua belas orang, saya takut tidak bisa diterima. Akan tetapi, saya tahu bahwa saya harus memperjuangkannya. Untuk menunjukkan tekad saya, saya kembali mengikuti pembelajaran di bimbel pada jam 8 malam sampai jam 12 malam.

Besoknya, saya melengkapi pendaftaran PPKB. Saya melakukan revisi esai dan mengunggah dokumen yang diperlukan. Setelah itu, saya melanjutkan belajar simak. Ketika itu, tujuan saya hanya satu, yaitu lulus FKUI. Saya tidak mendaftar jalur mandiri di kampus lain selain FKUI.

Pada 3 Juli 2023, akhirnya saya dinyatakan diterima di FKUI melalui jalur PPKB. Saya sangat senang dan bahagia. Setelah ikhtiar dan tawakal, doa saya dikabulkan oleh Allah Swt.

Selama waktu persiapan masuk FKUI, saya sudah melakukan beberapa perubahan. Saya sudah mengembangkan mental dan pikiran saya, bersosialisasi dengan baik, dan menanamkan nilai-nilai keagamaan. Setelah diterima di FKUI, saya berkomitmen meninggalkan kebiasaan buruk saya dan menjadi pribadi yang lebih baik. Saya akan menjadikan FKUI sebagai sarana untuk memperbaiki sikap dan perilaku saya. Saya akan melaksanakan setiap proses perkuliahan dan mematuhi setiap aturan yang berlaku. Harapan saya untuk diri sendiri adalah saya mampu belajar dengan baik, berkomunikasi dengan tepat, dan melayani pasien dengan sepenuh hati. Harapan untuk FKUI 2023 adalah semoga semakin kompak, terbuka dalam menyelesaikan masalah, dapat lulus bersama, dan terus menjalin silaturahmi hingga tua.

Di masa depan, saya berharap bisa menjadi dokter ideal. Dokter ideal adalah dokter yang bisa menjadi pendengar yang baik bagi pasien, mampu menggunakan pengetahuannya untuk menolong orang lain, dan menjadi kolega yang baik (2). Dokter ideal bukanlah seseorang dengan pengetahuan terbaik, melainkan seseorang yang mampu melayani pasien dengan baik. Seorang dokter ideal menjunjung nilai-nilai luhur, sesuai dengan Budaya FKUI-RSCM, yaitu integritas, profesionalisme, kepedulian, kolaborasi, dan keunggulan (3). Tidak hanya mengobati, dokter ideal berkontribusi dalam mempromosikan kesehatan kepada masyarakat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada komunitas pasien (4) Saya tentunya ingin menjadi dokter yang memenuhi karakteristik dokter ideal, yaitu bagus dalam berkomunikasi, berempati, terorganisir, mendetail, mampu melayani dengan baik, dan beretika (5)

Pada masa preklinik, saya berencana untuk mendapatkan IP memuaskan, ikut serta dalam kompetisi ilmiah, dan memaksimalkan setiap kesempatan pengembangan diri. Hal ini bisa saya lakukan dengan belajar sungguh-sungguh, mengikuti organisasi dan kegiatan sesuai minat dan bakat saya, dan menjalin relasi yang baik dengan dosen, kakak tingkat, teman, ataupun adik tingkat nantinya.

Dalam jangka panjang, saya berharap dapat mengikuti pendidikan masa klinik dengan baik dan menemukan spesialisasi yang tepat dengan minat dan bakat saya. Kemudian, saya akan melakukan internship dan melanjutkan pendidikan spesialis. Dengan demikian, saya bisa memberi manfaat lebih bagi masyarakat. Langkah yang perlu saya lakukan adalah bersungguh-sungguh dalam mengikuti pendidikan, mendalami setiap cabang ilmu, dan belajar dalam kelompok kecil ataupun besar. Harapan untuk masyarakat ke depannya adalah semoga semakin aware dengan isu kesehatan, apalagi setelah terjadinya pandemi yang memberikan kerugian sangat besar. Dengan bertambahnya dokter dan tenaga kesehatan lainnya di masa depan, masyarakat bisa lebih mudah mengakses layanan kesehatan sehingga tidak ada lagi kematian karena tidak mendapat layanan kesehatan.

Untuk teman-teman dan adik-adik yang ingin masuk FKUI, persiapkan diri sedini mungkin. Tidak masalah jika belum mendapat hasil yang memuaskan dalam prosesnya karena hal itu yang akan menguatkanmu ke depannya. Diterima di FKUI memang butuh perjuangan yang besar yang perlu diiringi dengan doa. Minta restu dari orang terdekat, terutama orang tua. Jalur masuk FKUI ada banyak maka jangan putus asa jika gagal di salah satunya. Maksimalkan setiap jalurnya dan jangan takut untuk mencoba.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Humas FKUI. Keeping Its World Ranking, FKUI is Still the Best in Indonesia [Internet]. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2021 Apr 5 [cited 2023 Aug 6]. Available from: https://fk.ui.ac.id/news-2/keeping-its-world-ranking-fkui-is-still-the-best-in-indonesia.html

  2. Hampshire M, Watson F, Chan P. What makes a good doctor [videocassette]. United Kingdom: Medical Schools Council; 2019.

  3. RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Visi, Misi dan Nilai Budaya [Internet]. Jakarta: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo; 2021 Dec 31 [cited 2023 Aug 8]. Available from: https://www.rscm.co.id/index.php?XP_webview_menu=0&pageid=36&title=Visi,%20Misi%20dan%20Nilai%20Budaya

  4. Yuliyanti S, Sugeng P, Ratnawati. Peran Dokter pada Program Promosi Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Majalah Kedokteran Bandung [Internet]. 2018 Sep [cited 2023 Aug 8]; 50(3):152-8. Available from: https://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/1340/pdf

  5. St. George’s University School of Medicine. What Makes a Good Doctor? 7 Surprisingly Useful Skills for Physicians [Internet]. Grenada: St. George’s University School of Medicine; 2021 July 6 [cited 2023 Aug 8]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/



 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comentarios


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page