top of page
  • Youtube
Search
  • Lidia Parsa Hapsari
  • Aug 13, 2023
  • 9 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Perjalanan Meraih Makara Hijau


Mengenakan jaket kuning berlatar gedung rektorat dengan makara hijau yang tersemat di dada kiri selalu Ia jadikan pacuan untuk meraih mimpi tersebut. Dengan itu, kertas putih berisikan gambar makara hijau dengan tulisan “Bismillahirrahmanirrahim Lidia Parsa Hapsari FKUI 2023” dibawahnya Ia lekatkan erat di pintu kamar. Sekarang, setelah beribu-ribu kali tulisan tersebut dibaca, dengan kertas yang masih terlekat erat, mimpi seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun itu berhasil dicapai.


Perkenalkan, nama saya Lidia Parsa Hapsari. Teman-teman saya akrab memanggil saya Lidia. Seorang pelajar yang beberapa bulan lalu baru mengucapkan janji alumni di sebuah gedung sebagai alumni di SMAN 8 Jakarta. Sekolah yang terletak di Bukit Duri ini telah mengisi masa putih abu-abu saya selama tiga tahun terakhir. Banyak ilmu dan pengalaman yang saya dapat. Baik suka maupun duka, tangis ataupun tawa. Menjadi bagian dari pelajar SMAN 8 Jakarta membuat saya terbentuk menjadi pribadi yang tangguh. Banyak kegagalan yang harus saya hadapi sebelumnya. Semua itu saya lewati dengan ikhtiar dan doa hingga berhasil menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia KKI melalui jalur SIMAK KKI. Saya yakin, pencapaian saya tidak luput dari Allah SWT, kedua orang tua saya, bimbingan para guru, serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-satu.


Apabila delapan tahun yang lalu saya ditanya, “Apa pandangan kamu terhadap FKUI?”. Anak kecil pada diri saya pasti akan menjawab, “Sekolah kedokteran terbaik di Indonesia”. Sekarang, sepuluh tahun kemudian, pandangan saya tidak berubah. Sebuah fakultas kedokteran tertua di Indonesia dengan bibit-bibit unggul yang selalu dihasilkan setiap tahunnya. Tak terhitung lulusan FKUI yang sudah tersebar dari ujung pulau Sumatera hingga ujung pulau Papua serta kontribusinya untuk negara ini. Prestasinya akan dunia internasional pun tidak perlu diragukan lagi.


Ketertarikan saya akan dunia kedokteran bermula dari sebuah komik sains berjudul “Kuark”. Posisi saya yang masih berada di kelas dua bangku sekolah dasar membuat saya tersadar bahwa saya memiliki ketertarikan sendiri akan dunia biologi. Edisi demi edisi saya baca dan pelajari, hingga saya berani untuk berpartisipasi dalam Olimpiade Sains Kuark (OSK). Meskipun saya gugur di babak final, namun pengalaman yang saya dapatkan membuat saya ingin mempelajari biologi lebih dalam. Saat itu, masih belum terpikirkan di benak saya bahwa saya ingin menjadi seorang dokter. Akan tetapi, salah satu peristiwa yang mendasari saya untuk menjadi seorang dokter yaitu pada tahun 2015 ketika kami sedang melakukan perjalanan udara menuju Medan. Terdapat salah satu penumpang yang terkena serangan jantung. Karena pada penerbangan itu hanya terdapat Ibu saya yang berprofesi sebagai dokter, akhirnya Ia mengambil alih keadaan. Ibu saya memeriksa kondisi penumpang tersebut dan memerintahkan awak kabin untuk mengambil oksigen dari salah kompartemen pesawat. Kemudian, Ibu saya melakukan monitoring secara intensif hingga pesawat mendarat. Situasi heroic tersebut tertanam dalam ingatan masa kecil saya dan membuat saya tergerak untuk menjadi dokter dan melakukan pengabdian kepada masyarakat pada bidang kesehatan. Keinginan untuk berkuliah di FKUI bermula dari perjalanan mobil di hari Sabtu pagi melewati gedung putih bertuliskan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terletak di Salemba tersebut, membuat seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun mulai menjadikan FKUI sebagai mimpi yang selalu Ia pegang dengan erat. Mengenakan jaket kuning berlatar gedung rektorat dengan makara hijau yang tersemat di dada kiri selalu Ia jadikan pacuan untuk meraih mimpi tersebut. Dengan itu, kertas putih berisikan gambar makara hijau dengan tulisan “Bismillahirrahmanirrahim Lidia Parsa Hapsari FKUI 2023” dibawahnya Ia lekatkan erat di pintu kamar. Sekarang, setelah beribu-ribu kali tulisan tersebut dibaca, dengan kertas yang masih terlekat erat, mimpi seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun itu berhasil dicapai.


Semua pencapaian tersebut tentunya berasal dari persiapan yang sudah saya mulai ketika akan meninggalkan bangku sekolah dasar. Sewaktu itu, orang tua saya berkata bahwa SMP Labschool Kebayoran dapat memberikan pendidikan baik, tidak hanya dalam bidang akademik, melainkan juga karakter yang baik. Akhirnya, persiapan pun saya lakukan untuk menghadapi proses penerimaan tersebut. Setelah lulus sebagai salah satu lulusan terbaik, saya melanjutkan studi saya di SMP Labschool Kebayoran. Berkesempatan untuk menimba ilmu di sekolah tersebut, membuat saya memiliki akses untuk mengembangkan minat dan bakat saya. Selain memaksimalkan nilai akademis, saya juga bergabung ke dalam ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) dan Pramuka. Selama berpartisipasi dalam ekstrakurikuler PMR saya semakin tertarik akan dunia kesehatan. Setiap pertemuan yang saya dapatkan pasti selalu memberikan kesan tersendiri bagi saya. Ketika saya berkesempatan untuk menjadi tim kesehatan sewaktu upacara kemerdekaan, tekad saya untuk menjadi dokter semakin kuat. Saya menyadari bahwa semakin tinggi ilmu yang kita punya, semakin banyak pula orang yang bisa kita bantu. Pada posisi tersebut, saya hanya menjadi tim kesehatan upacara kemerdekaan di SMP Labschool Kebayoran dimana lingkupnya hanya seputar siswa-siswinya. Namun, kelak saya sangat berharap bisa menjadi tim relawan dokter yang bertugas di daerah-daerah pelosok. Setiap tahunnya, SMP saya memiliki program bernama “Career Day”. Pada waktu tersebut kami akan didatangkan narasumber dari berbagai kalangan pekerjaan, lalu mereka akan memberikan pengalaman mereka terkait pekerjaan tersebut. Saya sangat menyukai program tersebut karena saya bisa mendapat pandangan baru terhadap dunia medis serta sebagai pacuan semangat saya untuk belajar. Selain PMR, saya juga berkesempatan untuk mewakili Indonesia dalam Jambore Jepang pada tahun 2018 serta Jambore Dunia di Amerika pada tahun 2019 melalui ekstrakurikuler pramuka. Hidup di dalam tenda selama kurang lebih seminggu tanpa adanya listrik di dekat kita tentunya menjadi salah satu pengalaman menarik dalam diri saya. Keadaan yang mengharuskan kita keluar dari zona nyaman membuat saya menjadi pribadi yang lebih mandiri. Kesempatan untuk berkenalan dengan teman yang berasal dari berbagai belahan dunia pun tidak dapat dilewatkan. Dengan penuh rasa syukur, saya juga terpilih oleh guru saya untuk menjadi perwakilan sekolah dalam perlombaan Musik Tradisional FLS2N dan berhasil menjuarai peringkat satu Provinsi DKI Jakarta.


Setelah semua kegiatan non akademis saya berakhir, tak terasa kelas sembilan sudah berada di depan mata. Sejujurnya, pada saat itu saya belum mempunyai pandangan untuk melanjutkan sekolah dimana. Akan tetapi, baik berakhir di swasta maupun negeri, saya tetap mempersiapkan kedua hal tersebut. Mengingat sebuah “Ujian Nasional” yang seharusnya tinggal menghitung bulan, saya pun mulai mempersiapkan diri. Try out, pendalaman materi, bimbel, diskusi, itu semua saya lewati semata-mata agar bisa melanjutkan studi di sekolah terbaik. Ketika pengumuman siswa eligible keluar, Alhamdulillah nama saya tercantum dalam kertas tersebut. Namun, pada saat itu saya masih belum yakin untuk melanjutkan studi di SMA Labschool Kebayoran dan apabila saya diterima melalui jalur undangan, saya tidak bisa meninggalkannya. Maka dengan berat hati saya mengundurkan diri dengan janji akan berjuang melalui jalur seleksi SMA Labschool Kebayoran. Saya juga mengikuti seleksi SMANU MH Thamrin. Dikarenakan sekolah ini memiliki dua kurikulum serta sistem pembelajaran yang sangat berbeda dengan sekolah negeri pada umumnya, saya pun tertarik untuk menjadi bagian dari sekolah tersebut. Sayangnya, sekitar Februari akhir, kasus COVID-19 mulai memasuki Indonesia. Sekolah pun terpaksa diliburkan selama dua minggu. Hingga tak lama kemudian kabar Ujian Nasional dihilangkan sampai ke telinga saya. Sistem PPDB pun berubah menjadi menggunakan nilai rapor selama lima semester. Setelah melalui berbagai tahap, Alhamdulillah saya diterima di SMAN 8 Jakarta. Diskusi dengan keluarga pun dilakukan, akhirnya saya mengundurkan diri dari SMA Labschool Kebayoran dan SMANU MH Thamrin untuk melanjutkan studi saya di SMAN 8 Jakarta.


Ketika saya berhasil menjadi menjadi bagian dari SMAN 8 Jakarta, saya berjanji kepada diri saya untuk belajar dengan maksimal agar bisa meraih kursi undangan menuju FKUI. Meskipun masa awal putih abu-abu saya hanya dipenuhi di balik layar laptop. Namun, semangat saya tidak luput untuk meraih nilai terbaik. Saya juga diberi kepercayaan untuk menjadi Ketua Ekstrakurikuler Media Siswa bersama 41 teman saya lainnya. Kami bersama-sama menjalankan 17 program kerja dan kegiatan selama satu tahun masa jabat. Setelah melewati dua tahun sekolah, akhirnya masa akhir putih abu-abu pun tiba. Persiapan demi persiapan dilakukan sembari menunggu pengumuman siswa eligible dari sekolah. Akhirnya, saya harus menerima kenyataan bahwa masih terdapat teman-teman saya yang sama-sama mengejar FKUI berada di peringkat atas saya. SNBP pun perlahan-lahan saya coba ikhlaskan dan mulai memfokuskan diri untuk SNBT. Dukungan dari keluarga dan guru membuat saya semangat untuk meraih mimpi saya. Tak terhitung berapa banyak malam yang saya habiskan untuk berdiskusi soal dengan teman saya. Terlepas dari pagi dan malam, semangat ataupun jenuh, saya tetap menjalani intensif saya dengan maksimal. Hingga tibalah hari pelaksanaan SNBT, 27 Mei 2023 di ITB. Rasanya tiga jam tak berarti sama sekali di dalam ruangan tersebut. Seusai keluar dari ruang ujian, yang saya bisa lakukan saat itu hanyalah tawakal dan memaksimalkan jalur langit.


Akan tetapi, ternyata Allah masih ingin melihat saya berjuang lebih lama lagi dari sebagian besar teman-teman saya. Pada tanggal 20 Juni 2023 pukul 15.00 di ruang keluarga, terpampang jelas dalam layar laptop bahwa saya tidak lulus dalam SNBT. Tangis pun langsung pecah saat itu juga. Dengan memeluk erat Ibu saya, kucurahkan semua rasa kecewa dan sedih dalam diri saya. Ucapan maaf pun tak henti kuucapkan dalam sela tangisan tersebut. Saya ingat sekali, di malam pengumuman SNBT dengan mata yang bengkak dan hati yang masih sakit, Kakak saya memeluk saya sambil berkata, “Aku yakin kamu bakal jadi mahasiswa kedokteran, tapi aku belum tau dimana. Jadi, ayo bangkit bareng-bareng. Aku bakal ada di belakang kamu, satu keluarga siap nemenin kamu di mandiri ini”. Mendengar hal tersebut, tangisku kembali pecah. Namun, malam itu sebelum saya menuju mimpi, saya berjanji untuk berjuang kembali dengan semangat yang membara. Bermodalkan doa kepada Allah serta dukungan keluarga, SIMAK KKI pun saya persiapkan. Meskipun waktu yang tersisa sangatlah singkat, namun tekad saya untuk meraih makara hijau tersebut tidak kalah kuat. Akhirnya, pada tanggal 5 Juli 2023 pukul 16.00. Allah memberikan hadiah terbaik dengan menjadikan saya mahasiswa baru FKUI 2023. Teriakan dan tangisan haru memenuhi ruang keluarga seusai membuka pengumuman tersebut. Pelukan hangat dan bangga dari Ibu, Ayah, serta kedua kakakku langsung menyambutku. Rasanya lega sekali, mimpi seorang anak perempuan berumur sepuluh tahun yang selalu Ia pegang erat berhasil terwujud delapan tahun kemudian.


Bergabung ke dalam keluarga besar makara hijau bukanlah hal yang mudah, tetapi tahapan yang harus saya lewati untuk mendapat gelar dokter juga tidak kalah sulit, atau bahkan lebih sulit. Maka dari itu, saya berkomitmen untuk selalu mengembangkan kemampuan dalam diri saya. Memberikan versi terbaik yang saya miliki agar bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan. Mendorong diri saya agar bisa lebih berpikir kritis juga saling membantu antar sesama angkatan. Karena saya yakin, kesuksesan kita ketika mengucapkan sumpah dokter bukanlah kesuksesan pribadi, tetapi kesuksesan bersama.


Saya berharap di kemudian hari saya bisa mempertahankan komitmen yang telah disebutkan dalam paragraf sebelumnya, yaitu menjadi versi terbaik dalam diri saya. Untuk angkatan, saya berharap kita dapat menjadi satu angkatan yang memiliki solidaritas tinggi. Saling membantu kesulitan satu sama lain serta membentuk lingkup pertemanan yang sehat. Sesuai dengan identitas kita, gelora, saya berharap kita dapat terus menjadi pribadi yang penuh semangat dan di kemudian hari, ketika kita berhasil mengucapkan sumpah dokter, bersama-sama kita mengabdi kepada masyarakat untuk keadaan yang lebih baik.


Dokter ideal merupakan dokter yang mampu memenuhi dan mengimplementasikan nilai-nilai berikut. Komunikasi, kompetensi profesional, keterampilan sosial, kepribadian, organisasi praktik, serta perilaku etis dan moral. Hal yang perlu mendapat perhatian lebih yaitu keterampilan sosial, seperti mau mendengarkan, mampu untuk merawat, empati, dan mampu merespon pasien. Menurut saya pribadi, dokter ideal merupakan dokter yang dapat memberikan kebermanfaatan kepada orang disekitarnya dengan ilmu yang sudah dimilikinya melalui perilaku yang terpuji. Nilai-nilai luhur yang dapat dianut yaitu dengan memahami dan mengimplementasikan dengan baik Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Sumpah Dokter. Dokter dapat berkontribusi terhadap masyarakat melalui tiga hal. Agent of treatment, menciptakan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera serta produktif. Agent of change, dokter meningkatkan kemampuan diri serta turut memberikan edukasi pada masyarakat karena dengan masyarakat yang cerdas dapat memperkecil terjadinya masalah dan juga akan lebih mudah dalam mengatasi masalah. Terakhir, agent of development, dokter dapat terus berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.


Selama proses menjadi dokter, saya akan berusaha menumbuhkan karakter 3K, yakni kesantunan, kesejawatan, dan kebersamaan. Hal ini merupakan perwujudan dari UU Nomor 20 tahun 2013. Harapannya, karakter tersebut sudah melekat dalam diri ketika saya sudah menjadi dokter. Saya juga akan memahami serta mengimplementasikan dengan baik Seven Stars Doctor, yang terdiri dari care provide, decision maker, communicator, community leader, manager, researcher, serta faithful piety.


Dalam menjalani masa perkuliahan, saya memiliki target untuk bisa lulus dengan cumlaude. Rencana saya, hal ini akan saya capai dengan meraih IPK tinggi di semester awal sehingga apabila di kemudian hari saya mengalami kesulitan, harapan saya IPK tersebut bisa membantu saya. Saya juga berharap dengan IPK tinggi di awal semester akan terus mendorong semangat saya agar bisa mendapat IPK yang progresif di semester-semester berikutnya. Tentunya, hal itu bukanlah hal yang mudah untuk dijalankan. Maka dari itu, selama prosesnya saya akan menyediakan waktu saya untuk berkumpul dengan keluarga atau teman dan mendalami hobi saya agar pikiran saya bisa teralihkan sesaat. Ketika saya sudah memasuki masa klinik, tantangan yang akan saya hadapi jauh lebih berat. Menjadi mahasiswa FKUI tentunya membuka kesempatan untuk melaksanakan masa klinik di RSUI ataupun RSCM. Kesempatan tersebut membuat kasus yang akan saya terima pasti lebih menantang dibanding rumah sakit lainnya, sehingga dalam waktu tersebut saya akan berusaha mengimplementasikan ilmu yang sudah saya dapat semasa preklinik dengan maksimal. Bertemu dengan dokter yang tidak perlu diragukan kembali keahliannya serta pasien yang datang berobat, saya berharap hal tersebut bisa melatih saya untuk menjadi dokter yang kompeten di kemudian hari. Untuk mencapai hal tersebut, saya akan menjadi pribadi yang proaktif.


Saya harap masyarakat Indonesia akan selalu antusias mengikuti perkembangan dalam dunia kesehatan. Banyaknya inovasi yang dikeluarkan setiap tahunnya membuat penyakit demi penyakit ditemukan penangkalnya. Saya juga berharap semoga minat masyarakat akan terus meningkat bersamaan dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Sehingga, de

ngan inovasi dan kesadaran yang ada, kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.


Untuk adik-adik yang mempunyai keinginan untuk masuk FKUI, berjuanglah dengan seluruh tenaga kalian. Jangan lupa sertakan Tuhan di sela usaha tersebut. Yakinlah, Tuhan sudah mempunyai rencana untuk kalian dan pasti rencana tersebut merupakan rencana yang terbaik. Seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Insyirah Ayat 5-6 dengan arti: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. Allah SWT bahkan sudah meyakinkan kita, dua kali, bahwa di setiap kesulitan akan ada kemudahan. Maka dari itu, bermimpilah yang tinggi. Kejar mimpi tersebut terlepas rintangan yang akan dihadapinya. Allah SWT pasti akan menemani kita selama perjalanan tersebut.

REFERENSI:

  1. Grundnig JS, Steiner-Hofbauer V, Katz H, Holzinger A. ‘Good’ and ‘bad’ doctors - a qualitative study of the austrian public on the elements of professional medical identity. Med Educ Online [Internet]. 2022 Aug 24 [cited 2023 Aug 10];27(1): 2114133. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9423859/

  2. Prawiroharjo P, Pratama P, Librianty N. Layanan telemedis di indonesia: keniscayaan, risiko, dan batasan etika. JEKI [Internet]. 2019 Feb 26 [cited 2023 Aug 10];3(1):1–9. Available from: https://scholar.archive.org/work/yyap6ojvk5b73mtch2dlhn2jmm/access/wayback/http://ilmiah.id/index.php/jeki/article/download/30/31

  3. IDIBadung. Rekonstruksi kepemimpinan dokter untuk mewujudkan indonesia sehat yang berdaulat [Internet]. Badung: Ikatan Dokter Indonesia cabang Badung; 2018 Oct 10 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.idibadung.or.id/index.php/baca-berita/362/Rekonstruksi-Kepemimpinan-Dokter-Untuk-Mewujudkan-Indonesia-Sehat-Yang-Berdaulat.html

  4. Rokom. 3 Karakter ini harus dimiliki seorang dokter [Internet]. Jakarta: sehatNegeriku; 2018 Dec 16 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

  5. Supiyanti I, Muhardi. Seven stars moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalam nilai kerja tenaga medis di indonesia. Jurnal UGM. 2020:40-43. Available from: https://jurnal.ugm.ac.id/paradigma/article/download/59573/pdf

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page