top of page
  • Youtube
Search
  • Kezia Nayyara Dina Audiva
  • Aug 13, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Halo semua! Salam kenal, nama lengkap saya adalah Kezia Nayyara Dina Audiva yang kerap disapa Kezia, Kei atau KJ. Saya merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jurusan Pendidikan Dokter angkatan 2023. Saya lahir di Jakarta pada tanggal 2 Juni 2005 dan saya merupakan anak tunggal atau tidak memiliki saudara kandung. Saya berasal dari SMAN 13 Jakarta yang terletak di Tanjung Priuk, Jakarta Utara dan sekarang saya terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia program Kelas Khusus Internasional (KKI) yang masuk melalui jalur penerimaan Talent Scouting yang diadakan mulai bulan Februari hingga Maret dan diumumkan pada tanggal 31 Maret. Pada saat ini saya diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman dan perjuangan saya hingga dapat masuk dan menjadi bagian dari keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Berdiri dengan nama awal STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan salah satu Fakultas Kedokteran tertua dan juga merupakan Fakultas Kedokteran terbaik yang ada di Indonesia. [1] Menyandang status sebagai salah satu mahasiswi di fakultas tersebut merupakaan kebangaan tersendiri bagi saya dan juga kedua orang tua saya. Bukan tanpa alasan hal itu menjadi suatu kebangaan, namun karena saya yakin di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dapat membentuk mahasiswa-mahasiswanya menjadi dokter berkualitas di masa depan nanti. Ditambah lagi kurikulum dan pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sangat baik kualifikasinya dan diakui sebagai yang terbaik di Indonesia karena telah berhasil menciptakan ribuan alumni berkualitas dan terkemuka yang sekarang telah banyak menyalurkan kontribusinya di sektor kesehatan baik di dalam negeri maupun ranah internasional. Program Kelas Khusus Internasional yang ditawari di FKUI juga dikenal sebagai program yang sangat baik juga memiliki banyak manfaat. Di FKUI, fasilitas pendukung pembelajaran yang telah disediakan sangat lengkap, memadai dan maju dalam bidangnya.


Hal yang memotivasi saya untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah saya ingin menekuni bidang kesehatan juga menggapai cita-cita saya sejak kecil yaitu menjadi dokter. Seperti kebanyakan anak kecil jika ditanya perihal cita-cita atau kelak besar nanti ingin jadi apa, jawaban saya adalah ingin menjadi dokter. Mungkin jawaban tersebut terdengar sepele ketika terdengar diucapkan oleh anak umur 6 tahun. Namun, tidak bagi saya. Tekad tersebutlah yang membentuk diri saya serta membawa saya hingga dapat bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekarang ini. Berprofesi menjadi seorang dokter merupakan hal yang telah saya impi-impikan sejak kecil. Berawal dari dorongan lingkungan sekitar yang kemudian berubah menjadi rasa keingintahuan akan peran seorang dokter yang membuat profesi tersebut sangat amat dihargai dan disanjung oleh mayoritas penduduk di Indonesia.


Serta, keinginan saya yang dapat mengemban ilmu di luar negeri juga dapat terpenuhi jika mengikuti program KKI yang ditawarkan oleh FKUI. Mengetahui dan terjun langsung dalam pelaksanaan bagaimana cara kerja dunia kesehatan di luar sana berjalan serta menambah pengalaman dan juga pengetahuan dengan menerima materi yang disampaikan juga dengan mengikuti praktek-praktek yang telah disediakan. Maka dari itu saya memilih untuk mendaftar untuk Kelas Khusus Internasional (KKI) melalui jalur Talent Scouting.


Duduk di bangku SMP kelas 7, saat perkenalan kali pertama saya diminta untuk menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal sekolah dan cita-cita. Tetap konsisten, jawaban saya untuk pertanyaan cita-cita adalah saya ingin menjadi dokter kelak nanti. Namun, pada saat itu jawaban dokter sangat banyak ditemukan karena umumnya pada umur segitu, murid-murid belum banyak menggali keinginannya untuk menemukan kecondongannya pada suatu hal.


Naik ke kelas 8, setelah menerima banyak pemaparan ilmu fisika yang mempelajari tentang sistem tata surya, saya sempat memiliki rasa ketertarikan yang cukup tinggi dengan dunia astronomi. Namun, hal tersebut tidak mengurangi rasa ketertarikan saya terhadap ilmu kedokteran yang dipelajari di mata pelajaran biologi. Rasa ketertarikan tersebut berlanjut hingga saya naik ke kelas 9, yaitu pada saat itu saya masih belum membulatkan pikiran saya sehingga memiliki dua ketertarikan yang kuat kepada ilmu kedokteran juga ilmu astronomi. Di kelas 9, saya mulai mengikuti bimbingan belajar atau bimbel yang saya ikuti setiap hari Selasa dan Jumat mulai dari jam 4 sore hingga jam 8 malam. Menerima frekuensi pembelajaran biologi yang lebih banyak serta pengajar yang cocok membuat saya semakin senang mempelajari ilmu tersebut.


Tanpa dirasa, waktu cepat sekali berlalu dan saya telah lulus dari SMP dan naik ke jenjang SMA di tengah-tengah meningkatnya kasus Covid-19, hal tersebut membuat saya kesulitan dalam mencerna pelajaran yang diajarkan dikarenakan oleh kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan secara daring yang bagi saya kurang efektif serta kurangnya adaptasi antara pelajaran SMP dan SMA yang diterapkan di SMA, terlebih transisi antara kedua jenjang tersebut sangatlah signifikan. Namun, hal tersebut tidak menghentikan saya untuk aktif selama pembelajaran, terutama pada pelajaran Biologi yang seiring berjalannya waktu semakin lebih banyak lagi membahas tentang manusia atau ilmu kedokteran. Contohnya: anatomi, fisiologi, genetika, sistem organ, dan lain sebagainya. Hal tersebut semakin meningkatkan ketertarikan saya terhadap dunia kesehatan dan kedokteran, hingga pada akhirnya saya membulatkan tekad untuk melanjutkan studi di jenjang perguruan tinggi dengan jurusan Pendidikan Dokter.


Naik ke kelas 11, saya mulai mendaftarkan diri untuk mengikuti bimbingan belajar atau bimbel yang saya ikuti setiap hari Selasa dan Kamis. Dengan semangat, saya jalani hari-hari saya dengan hanya belajar, les dan sesekali memberi jeda agar tidak merasa terbebani atas kegiatan-kegiatan tersebut dengan tujuan yaitu menjadi mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Satu tahun berlalu dan saya pun naik ke kelas 12, rutinitas yang saya lakukan secara garis besar tetap sama namun yang membedakan hanyalah di kelas 12, jadwal yang saya miliki semakin padat dan seakan tidak ada waktu yang tersisa untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru di sekolah hingga saya sering kali memotong jam tidur saya demi menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Ditambah setiap hari Selasa dan Jumat saya masih tetap mengikuti bimbingan belajar, waktu saya terasa semakin sempit. Meskipun demikian, saya seringkali mengingatkan diri saya, apapun yang saya lakukan sekarang tujuannya hanyalah agar saya dapat menggapai mimpi saya berkuliah di Universitas Indonesia jurusan Pendidikan Dokter.


Di tengah sibuknya kelas 12, pada awal semester 6 saya dikejutkan oleh fakta bahwa saya lolos sebagai salah satu siswa eligible dan memiliki kesempatan untuk mendaftar di SNBP. Namun, dikarenakan siswa yang peringkatnya jauh diatas saya juga telah memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan prodi Pendidikan Dokter, saya dianjurkan oleh guru BK untuk mengambil jurusan yang lain. Mendengar hal tersebut, bukannya kecewa bahwa kesempatan saya untuk menjadi calon mahasiswa Universitas Indonesia telah hilang, saya lanjut berkonsultasi bahwa apakah ada jalur lain yang dapat saya ikuti untuk mendaftar di FKUI, seperti kelas internasionalnya? Mendengar bahwa sekolah saya diberikan kuota pendaftar oleh Universitas Indonesia, saya langsung mempersiapkan dan menyiapkan apa saja yang dibutuhkan untuk pendaftarannya. Setelah proses pendaftaran selesai, saya tidak mengira bahwa nantinya akan ada tahap seleksi lanjutan hingga saya menerima pesan melalui WhatsApp bahwa saya lolos ke tahap selanjutnya yaitu MMPI dan MMI. Dengan persiapan yang minim, saya mengikuti rangkaian tes lanjutan tersebut dengan pikiran bahwa apapun yang terjadi didalam ruangan tes, saya telah melakukan yang terbaik dan bangga dengan diri sendiri karena telah lolos hingga sejauh ini. Hingga pada tanggal pengumuman pun tiba dan saya dinyatakan lulus seleksi melalui jalur Talent Scouting.


Sebelum diterimanya saya di jalur Talent Scouting, saya terlebih dahulu gagal di jalur SNBP. Saat-saat itu dapat disebut sebagai salah satu turning point di hidup saya sehingga saya menyusun rencana baru jika seandainya saya kembali gagal di jalur Talent Scouting seperti mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk daftar ke Perguruan Tinggi Luar Negeri (PLTN) dan mengikuti tes mandiri untuk kelas internasional di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) lain. Saya menyiapkan diri sendiri bahwa jika saya tidak lolos di Universitas Indonesia saya akan tetap menjalankan perkuliahan dengan serius dimanapun saya berada. Namun, setelah hari pengumuman tiba saya secara perlahan membatalkan rencana-rencana tersebut dan menitik pusatkan fokus saya pada FKUI. Kedepannya, saya ingin menjadi mahasiswi yang aktif dalam kegiatan akademik maupun non-akademik dengan mengoptimalkan keikutsertaan dalam kegiatan non-akademik agar kegiatan akademiknya tetap berjalan seimbang guna menjaga IPK tetap stabil tanpa terganggu atau terbebani oleh kewajiban lainnya, contohnya seperti mengikuti organisasi seperti Asian Medical Students' Association (AMSA) dan Center for Indonesian Medical Students' Activities (CIMSA). Lalu, banyak berkontribusi dalam kegiatan-kegiatan didalam maupun diluar program perkuliahan seputar dunia kesehatan seperti memberikan penyuluhan gratis yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat , mengadakan program check-up gratis dan melakukan campaign untuk suatu penyakit di ranah publik. Serta menjadi mahasiswi yang memiliki jiwa sosial tinggi dengan cara menjalin pertemanan yang baik dengan teman sejawat, kakak tingkat maupun adik tingkat nantinya serta memiliki rasa empati yang tinggi pada sesama juga tak lupa menjadi mahasiwi yang disiplin.


Harapan saya untuk diri saya sendiri di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah kedepannya akan menjadi mahasiswi yang kelak dapat membawa dampak positif bagi diri saya dan masyarakat baik didalam maupun diluar lingkungan Universitas Indonesia. Juga, menjadi mahasiswi yang memiliki ambisi kuat dalam segala hal yang dilakukannya serta menjadi mahasiswi yang aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada hingga dapat terjun langsung untuk membantu masyarakat. Kemudian, harapan saya untuk angkatan FKUI 2023 : “Gelora” adalah menjadi angkatan yang memiliki solidaritas tinggi guna memaksimalkan kinerja angkatan untuk meraih prestasi sebanyak-banyaknya dan menjadi angkatan yang akan terus mengeksplorasi minat, bakat dan potensi satu sama lain agar dapat terus berkembang bersama-sama.


Salah satu tujuan saya setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah kelak akan menjadi dokter yang ideal. Bagi saya, seorang dokter dapat dikategorikan menjadi dokter ideal bila ia memiliki sifat interpersonal yang baik.


Peran utama yang dimiliki oleh seorang dokter dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pasien dan untuk menunjang hal tersebut dapat terpenuhi adalah dengan cara dokter tersebut harus memiliki nilai 3K yang meliputi Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan.[2]


Kesantunan memiliki arti bahwa seorang dokter diharapkan untuk menguasai kemampuan komunikasi yang baik:baik melalui ucapan, sikap, maupun bahasa tubuhnya kepada pasien, sesama dokter dan kolega kerja lainnya. [2] Kesejawatan memiliki arti bahwa seorang dokter diharapkan untuk dapat menjaga dan mengamalkan etika profesi, serta terus mengembangkan kemampuan dan kompetensinya sebagai seorang dokter. [2] Terakhir, Kebersamaan berarti memiliki kemampuan untuk menjalin relasi dengan sesama dalam melayani masyarakat. [2]


Nilai-nilai luhur yang dianut oleh para dokter ideal adalah yang sesuai diatur oleh Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) karena kedokteran merupakan profesi yang memiliki kaitan erat dengan pelayanan, profesionalisme, dan kemanusiaan. [3]


Untuk menyalurkan kontribusinya, seorang dokter dapat membuka pelayanan check-up gratis untuk item-item yang umum seperti tensi, gula darah dan detak jantung. Melakukan penyuluhan dan ikut serta dalam kegiatan volunteering untuk masyarakat yang berada di daerah terpencil. Kelak nanti, saya ingin menjadi dokter yang dapat melakukan hal-hal mulia tersebut demi memberikan pelayanan terbaik ke masyarakat guna meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Saya juga ingin menjadi dokter yang taat mengikuti aturan yang telah diatur dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) serta menjaga relasi dan hubungan baik dengan pasien-pasien serta sejawat.


Rencana saya selama masih masa preklinik di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah menjalin hubungan baik dengan teman sejawat untuk memperluas jaringan relasi dan meninggalkan kesan atau impresi baik kepada teman-teman sekalian, disiplin dan bertanggung jawab atas tugas dan ujian yang diberikan, mempertahankan sekaligus meningkatkan IPK dan juga menjadi mahasiswi yang aktif baik di dalam maupun di luar kelas. Hal tersebut dapat dicapai jika saya mulai mempersiapkan diri, disiplin selama masa perkuliahan berlangsung, menjaga keseimbangan aktivitas-aktivitas baik yang ada kaitannya atau tidak ada kaitannya dengan pembelajaran. Berpartisipasi dalam diskusi, tugas kelompok, praktikum, dan project lainnya. Untuk masa klinik atau profesi, saya akan berupaya untuk banyak belajar dari dokter-dokter yang telah ahli dalam bidangnya untuk dapat mengikuti jejak para dokter tersebut demi dapat membangun lingkungan kesehatan yang lebih baik untuk Indonesia. Untuk saat ini, saya mempunyai ambisi ingin mengambil spesialis bedah, lebih spesifiknya adalah Bedah Thorax atau Cardiothoracic surgeon. Jika nanti saya dapat bekerja dibawah naungan dokter-dokter yang memiliki spesialisasi dalam bidang tersebut akan menjadi suatu kehormatan bagi saya namun, jika tidak saya akan tetap terbuka dengan opsi-opsi yang tersedia untuk menggali lebih dalam terkait dengan spesialisasi lain.


Harapan saya kepada masyarakat adalah untuk selalu waspada terhadap penyakit-penyakit ringan dan tidak menyepelekan gejala-gejalanya serta segera memeriksakan diri kepada dokter jika penyakitnya berkelanjutan dan mulai berkembang berbagai gejala lainnya. Sebagai contoh, pneumonia yang masih menjadi masalah dengan angka mortalitas yang tinggi di Indonesia. [4] Pneumonia memiliki gejala awal ringan yang tidak boleh disepelekan contohnya: batuk yang berkelanjutan, suhu tubuh >38°C, memiliki gejala suara napas bronkial dan riwayat demam berkelanjutan.[5]


Pesan saya kepada adik-adik kelas yang ingin melanjutkan studinya ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Pesan saya kepada para adik kelas yang bercita-cita ingin mendaftar ke FKUI adalah yakinkan diri sendiri bahwa keinginan tersebut murni keinginan sendiri bukan atas paksaan orang lain, bulatkan tekad, tingkatkan keseriusan dalam belajar agar nilai rapor meningkat, kenali lebih dalam lingkungan kedokteran agar semakin yakin bahwa keinginan tersebut bukan semata-mata keinginan jangka pendek. Perbanyak memotivasi diri sendiri untuk mempertahankan keinginan tersebut sekaligus menjadi pendobrak rasa keingintahuan terhadap isu-isu kesehatan dunia. Berpegang teguhlah pada keinginanmu, jangan pernah menyerah untuk menggapai cita-citamu dan teruslah mengejar hingga mimpimu terwujud.




DAFTAR PUSTAKA

  1. Sejarah - FKUI [Internet]: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2022. [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://fk.ui.ac.id/sejarah.html

  2. 3 Karakter ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Jakarta. Sehatnegeriku; 2018 Dec 16 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

  3. Afandi D. Nilai-nilai Nilai-nilai luhur dalam profesi kedokteran: suatu studi kualitatif. J Kesehat Melayu [Internet]. 2017;1(1):26-9. [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.researchgate.net/publication/320174492_Nilai-Nilai_Luhur_dalam_Profesi_Kedokteran_Suatu_Studi_Kualitatif/fulltext/59d2e42ba6fdcc181ad62368/Nilai-Nilai-Luhur-dalam-Profesi-Kedokteran-Suatu-Studi-Kualitatif.pdf?origin=publication_detail

  4. Rumende CM, Chen LK, Karuniawat A, Bratanata J, Falasiva R, Sitorus TP, et al. Hubungan Antara Ketepatan Pemberian Antibiotik Berdasarkan Alur Gyssens dengan Perbaikan Klinis Pasien pada Pneumonia Komunitas. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2019 Jul 1;6(2):71. [cited 2023 Aug 10]. Available from:https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?params=/context/jpdi/article/1278/&path_info=uc.pdf

  5. Damayanti A. Tugas responsi pneumonia. Fakultas Keodkteran Udayana [Internet]. 2017. [cited 2023 Aug 10] Available from: http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/12873/1/f331a8a1e413579027127d4509a339e5.pdf

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Commentaires


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page