- Kaniya Atika Tabina
- Aug 13, 2023
- 9 min read
Narasi Perjuangan
Perkenalkan nama saya Kaniya Atika Tabina, atau biasa dipanggil dengan Kaniya. Saya berasal dari SMA Labschool Kebayoran dan sekarang merupakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia jurusan Pendidikan Dokter Kelas Khusus Internasional Angkatan 2023. Saya berhasil menjadi mahasiswa FKUI 2023 melalui jalur Talent Scouting, yaitu jalur undangan atau jalur prestasi mandiri untuk Kelas Khusus Internasional.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Hal tersebut sudah menjadi pengetahuan umum bagi masyarakat Indonesia dan didukung oleh banyaknya situs pemeringkatan yang meletakkan Program Pendidikan Dokter Universitas Indonesia sebagai nomer satu di Indonesia seperti QS World University Ranking, Webometrics, dan 4ICU. Tentunya menurut saya, FKUI merupakan universitas impian untuk melanjutkan studi saya, namun bagi saya FKUI bukan hanya Universitas terbaik di Indonesia, tetapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan wadah yang tepat untuk mengembangkan potensi saya.
Semasa kecil saya, saya selalu menjadi anak yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Saya selalu banyak bertanya mengenai segala hal baik hal-hal kecil seperti arti kata maupun hal-hal yang lebih besar seperti hal yang kasat mata. Selain itu saya sedari kecil juga sangat menyukai tantangan, pada umur lima tahun, saya sudah mulai mengerjakan sudoku karena saya kesusahan mengerjakannya. Dua sifat ini membuat saya haus akan pengetahuan yang menantang diri saya, hal itu membawa saya kepada ilmu kedokteran.
Bagi saya ilmu kedokteran merupakan sebuah cabang dari seni. Mungkin terdengar sedikit aneh, ilmu konkret seperti kedokteran untuk dilihat sebagai ilmu abstrak seperti seni, namun bagi saya hal itu benar. Ilmu kedokteran sebagai bentuk seni karena keindahannya, misterinya, dan karena abstraknya ilmu kedokteran. Indah karena ilmu yang dapat membantu menyembuhkan individu, misterius karena banyak sekali hal yang belum kita pahami mengenai ilmu kedokteran, dan juga abstrak karena terkadang sebuah obat dapat ditemukan dalam hal-hal yang tak kita duga. Pandangan saya mengenai ilmu kedokteran membuat saya tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi.
Saya yakin bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan tempat dimana saya ingin melanjutkan studi saya, karena pada dasarnya saya tidak hanya ingin menjadi dokter, saya juga ingin bisa menjadi peneliti dan membantu memajukan sistem kesehatan di Indonesia, dan Universitas Indonesia merupakan jawabannya. Universitas Indonesia mempunyai fasilitas dan program yang sangat memadai untuk penelitian, terbukti dengan kemitraannya bersama The University of New Castle Upon Tyne dan program yang dijalankan bersama. Selain hal itu Universitas Indonesia juga mempunyai banyak mata kuliah yang mendukung murid-muridnya untuk melakukan dan mengembangkan potensinya dalam penelitian. Hal tersebut adalah salah satu alasan terbesar bagi saya untuk memilih Universitas Indonesia.
Selain fasilitas dan program penelitiannya, Universitas Indonesia juga sangat terkenal untuk program kemahasiswaannya, seperti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), STUNICA (Student Union of International Class), AMSA (Asian Medical Student Association), dan juga CIMSA (Center for Indonesia Medical Student Association). Sejak mengetahui dunia organisasi di SMA saya menjadi sangat tertarik untuk membangun koneksi dan memperbanyak pengalaman melalui organisasi dan menurut saya Universitas Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk saya mempelajari lebih mengenai organisasi. Diterimanya saya di Universitas Indonesia bukanlah akhir dari sebuah tujuan, merupakan sebuah permulaan dari perjuangan sepanjang hayat, namun hal tersebut tidak akan tercapai apabila saya tidak berjuang juga untuk diterima di Universitas Indonesia.
Awal dari perjuangan saya itu dimulai dari diterimanya saya di SMP Labschool Kebayoran. Ketika saya berumur dua belas tahun saya sudah mempunyai rencana untuk studi saya kedepannya, yaitu SMP Labschool Kebayoran, lalu SMA Labschool Kebayoran, dan undangan untuk ke Universitas Indonesia. Target itu tentunya tidak mudah dicapai dan pastinya berat untuk dijalankan, namun saya tidak pernah goyah untuk mencapai mimpi saya.
Ketika saya kelas tujuh, saya selalu mempertahikan Pelajaran IPA dengan sangat baik dan belajar sangat tekun untuk medapatkan nilai yang baik, saya juga mengikuti ekstrakurikuler pecinta IPA untuk medapatkan ilmu lebih. Naik ke kelas delapan, tidak banyak yang berubah, saya mulai mengikuti perlombaan IPA dari sekolah luar, dan juga mencoba untuk mengikuti OSN, saya juga mulai mengikuti ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) untuk menambahkan ilmu saya mengenai pertolongan pertama. Tahun terakhir di SMP pun tidak banyak yang berubah, saya terus melanjutkan studi dan ekstrakurikuler saya dengan giat, dan mulai mengikuti bimbel untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian masuk SMA Labschool Kebayoran.
Kelas sembilan bukanlah tahun yang mudah bagi saya, dengan adanya COVID-19 yang membuat saya harus beradaptasi terhadap sistem pembelajaran daring pada masa-masa akhir SMP. Kabar gembiranya, saya sudah diterima di SMA Labschool Kebayoran ketika pembelajaran diubah menjadi daring penuh waktu. Setelah berhasil beradaptasi dengan pembelajaran daring, saya berhasil mendapatkan nilai sempurna pada Ujian Sekolah Matematika.
Masa-masa SMA saya di Labschool Kebayoran juga sangat berkesan walaupun harus dilakukan secara daring. Saya memulai tahun ajaran baru dengan sangat giat dengan belajar setiap hari dan memanggil guru les privat agar bisa memiliki nilai rapot yang tinggi untuk undangan nantinya. Kelas sepuluh saya berhasil mendapatkan peringkat dua di Angkatan dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan bagi saya.
Memulai kelas sebelas, kami diberitahukan bahwa pembelajaran akan selang-seling daring dan luring. Saya harus belajar beradaptasi lagi ditambah saya mengikuti OSIS pada kelas sebelas. Kedua hal ini digabungkan membuat fokus saya terbagi dan menyebabkan nilai saya turun pada semester tiga, namun berhasil saya naikkan kembali pada semester empat. Selain mengikuti kegiatan non-akademis, saya juga coba memperkuat portfolio akademis saya dengan mengikuti lomba-lomba Bahasa Inggris dan juga biologi dari institusi yang kredibel seperti Puspresnas dan juga Universitas lain.
Tahun terakhir saya di SMA Labschool Kebayoran merupakan tahun yang paling menyenangkan dan paling menyedihkan. Pada tahun ini saya lanjut mengikuti dua bimbel untuk mengejar undangan dan juga mulai belajar UTBK andaikata saya tidak diterima di jalur undangan. Saya tetap bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang bagus, namun karena banyak hal diluar kendali saya terjadi dan saya tidak bisa menata diri saya sendiri pada saat itu, nilai saya di semester lima turun lagi, dan saya mendapatkan peringkat eligible dua belas.
Mengetahui itu saya mencoba mendaftar Talent Scouting dan belajar untuk UTBK pada saat yang bersamaan. Saya tetap kekeh mendaftarkan Pendidikan Dokter Universitas Indonesia di kartu SNBP saya, walaupun saya pesimis untuk keterima. Saya mempersiapkan diri untuk Talent Scouting dengan mengikuti beberapa bimbingan mengenai cara penulis motivational letter dengan benar, saya juga bertanya kepada kakak kelas saya yang diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur Talent Scouting untuk bertanya mengenai tips dan trik.
Setelah mendaftarkan diri untuk Talent Scouting dan menyelesaikan motivational letter saya, saya mendapatkan pesan dari UI bahwa saya lolos seleksi pertama Talent Scouting dan saya akan melaksanakan MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dan MMI (Mini Multiple Interview). Persiapan saya untuk MMPI dan MMI sangat singkat dikarenakan tenggat waktu antara pengumuman seleksi satu dan MMPI dan MMI sangat dekat. Saya berlatih sedikit mengenai wawancara dan cara menjawab soal dengan tenang dan juga untuk melihat masalah dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Hal seperti itu tidak dapat dilatih hanya dalam beberapa hari, namun mengetahui hal itu sangat membantu saya ketika melakukan MMI.
Pada tanggal 31 Maret 2023, pengumuman Talent Scouting telah tiba, bohong apabila saya berkata tidak berharap banyak, namun saya juga merasa sangat takut akan pengumuman yang menanti saya. Ketika tulisan di web Universitas Indonesia menunjukkan kata selamat, kesenangan saya menutupi semua rasa kesedihan yang saya alami di tahun terakhir saya menduduki bangku kelas dua belas. Saya sangat bersyukur dan juga bahagia atas kesempatan yang diberikan kepada saya dengan diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Diterimanya saya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan awal dari perjuangan panjang yang akan saya hadapi, dengan itu tentunya banyak perubahan yang akan saya alami baik secara sadar maupun tidak sadar. Setelah diterima dan memulai hidup di kampus baru ini saya mulai merubah kebiasaan saya bangun siang selama liburan dengan bangun lebih pagi dan membereskan kamar saya. Saya juga mulai membiasakan diri untuk lebih menghemat uang dan lebih banyak berbagi. Selain itu saya juga mulai merubah diri agar lebih sadar akan lingkungan sekitar saya. Saya juga akan menggunakan kesempatan ini untuk mencoba lebih banyak hal baru dengan mengikuti kegiatan-kegiatan kampus dengan semangat dan mencoba untuk keluar dari zona nyaman saya.
Menjadi mahasiswa baru di Universitas Indonesia merupakan langkah menuju masa depan yang lebih cerah, dengan itu saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dengan mengubah kebiasaan kecil dan menjadi lebih proaktif. Saya yakin dengan menjadi bagian dari FKUI 2023 Gelora, saya bisa menjadi versi diri saya yang terbaik. Bersama FKUI 2023 kita membawa sistem kesehatan Indonesia agar lebih maju.
Untuk memajukan sistem kesehatan Indonesia dan membuat Indonesia negara yang lebih sehat akan membutuhkan dokter-dokter yang kompeten. Untuk menjadi dokter yang kompeten kami sebagai mahasiswa kedokteran membutuhkan acuan pribadi dokter yang ideal. Dokter ideal adalah dokter yang dapat memenuhi kriteria WHO (World Health Organization) dengan five-stars doctor [1]. Five-stars doctor ini selanjutnya dikembangkan oleh FKUI menjadi seven-stars doctor agar lebih sesuai dengan norma masyarakat Indonesia [2]. Seven-stars doctor menurut Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yaitu:
1. Care provider, sebagai penyedia layanan kesehatan, seorang dokter wajib mengusahakan yang terbaik untuk pasiennya [2].
2. Decision-maker, dokter yang ideal bisa membuat keputusan dalam situasi dan kondisi apapun dengan kepala yang dingin dan dengan fikiran yang rasional.
3. Communicator, sebagai pekerja dalam bidang kesehatan, seorang dokter wajib pintar berkomunikasi dengan pasien maupun dengan sejawatnya.
4. Community Leader, sebagai dokter yang ideal harus bisa memimpin sebuah institusi dan menggiring masyarakat ke arah yang lebih sehat [2].
5. Manager, seorang dokter juga wajib bisa mengelola dan mengatur institusi dan juga mengatur dirinya sendiri agak bisa menjadi pribadi yang baik.
6. Researcher, sebagai pekerja dalam bidang kesehatan, terutama sebagai dokter harus berfikir inovatif dan bisa memajukan dunia kesehatan dengan penelitiannya.
7. Faithful piety, sebagai dokter terutama dokter yang beriman, harus ada keyakinan bahwa yang menyembuhkan adalah tuhan dan dokter hanyalah sebagai perantara yang menolong.
Menjadi dokter ideal yang berguna bagi masyarakat adalah dengan menerapkan seven-stars doctor dalam praktik pengabdian [3]. Dengan mengikut pedoman nilai-nilai tersebut seorang dokter bisa melayani masyarakat dengan baik. Untuk menjadi dokter yang berguna tentunya tidak hanya dengan mengikuti seven-stars doctor namun yang terpenting adalah dengan menjadi dokter yang dapat mengayomi dan membantu masyarakat sesuai dengan sumpah dokter [4].
Saya pribadi ingin menggabungkan nilai-nilai sever-stars doctor dan juga sumpah dokter sebagai pedoman diri selama menjadi dokter. Saya ingin menjadi dokter yang dapat berkomunikasi baik dengan pasien dan membuat mereka merasa tenang dan nyaman ketika berbicara dengan saya. Saya juga ingin menjadi dokter yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh pasien-pasien saya. Sebagai dokter dan peneliti yang baik saya ingin bisa membuat terobosan baru dan berfikir lebih inovatif lagi kedepannya.
Menjadi dokter ideal bagi diri saya sendiri membutuhkan upaya yang besar, namun bisa dimulai dari hal-hal kecil yang saya akan lakukan selama masa preklinik saya di Universitas Indonesia. Sebelumnya saya mengatakan ingin menjadi dokter yang dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat dipercaya, hal ini bisa dilakukan dalam skala kecil dengan menjadi ketua kelompok ataupun aktif berpartisipasi dalam organisasi agar bisa melatih komunikasi saya. Saya juga mengatakan ingin menjadi dokter yang inovatif hal ini juga dapat dilatih selama preklinik dengan mengikuti penelitian dosen dan membantu menulis jurnal.
Saya ingin menjadikan masa preklinik saya sebagai landasan saya untuk menjadi dokter yang baik dengan mendorong saya untuk keluar dari zona nyaman saya. Saya berencana untuk mengikuti organisasi AMSA, mengikuti lomba-lomba sampai ajang internasional, dan juga kalau bisa menjadi mahasiswa berprestasi tahun 2026. Hal-hal tersebut bisa menjadikan saya pribadi yang lebih baik dan juga berwawasan luas dan nantinya bisa menjadi bekal saya menjadi dokter yang ideal.
Setelah melewati masa preklinik saya akan melakukan program double degree ke salah satu sekolah mitra Universitas Indonesia. Saya berencana untuk mengambil program di University of New Castle Upon Tyne karena program penelitiannya yang menarik perhatian saya. Saya akan belajar dengan tekun agar nilai saya memungkinkan untuk saya belajar di sana nantinya.
Pulang dari the University of New Castle Upon Tyne, saya akan melanjutkan masa klinik saya, dimana saya akan mempraktikan hal-hal yang telah saya pelajari sebelumnya. Saya berencana untuk menyeimbangi co-Ass dan juga belajar bahasa Jerman karena saya ingin melanjutkan studi saya ke Heidelberg University di Jerman dan mengambil program pediatri. Saya ingin menjadi dokter anak dan saya ingin bisa belajar di salah satu kampus terbaik untuk program spesialis anak.
Salah satu target saya menjadi dokter adalah untuk memajukan sistem kesehatan Indonesia terutama untuk anak-anak di Indonesia. Saya berharap kedepannya anak-anak di Indonesia bisa mendapatkan layanan kesehatan yang baik dan lebih merata. Saya juga berharap anak-anak di Indonesia bisa mendapatkan perawatan yang lebih efisien dan modern tanpa harus berpergian ke luar negri atau mengeluarkan biaya yang sangat mahal [5].
Sedikit akhir kata yang ingin saya sampaikan untuk angkatan di bawah saya terutama yang ingin menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia juga. Mencoba untuk menjadi bagian dari FKUI mungkin terlihat tidak memungkinkan, tetapi kita tidak akan pernah tau hasilnya apabila tidak mencoba. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah untuk jangan menjadikan FKUI sebagai sumber kehidupan semasa SMA. Berusahalah sekeras mungkin untuk meraih FKUI, namun jangan lupa untuk menikmati masa-masa SMA juga, karena rasa euforia kehidupan SMA tidak akan terulang lagi dan akan sangat berbeda dengan euforia perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hassan SH. Qualities of a five-star doctor [internet]. Pakistan: Research Gate. January 2020; cited 7 Aug 2023.
[2] Supiyanti I, Muhardi. Seven stars moslem doctors sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai islam dalam nilai kerja tenaga medis di Indonesia. Universitas Gadjah Mada [Internet]. 2020 [cited 7 Aug 2023]; 1(1): 36-42.
Available from: https://jurnal.ugm.ac.id/paradigma/article/view/59573/pdf
[3] Siddiqui F, Malik AA. Promoting self-regulated learning skills in medical students in need of time. J Taibah Univ Med Sci [Internet]. 3 May 2019 [cited 7 Aug 2023]; 14(3): 277-81
Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6694986/
[4] Purwadianto A, Wasisto B, Sjamsuhidajat R. Penerapan revisi sumpah dokter terbaru oleh world medical assocation (WMA) di indonesia. Research Gate [Internet]. Maret 2018 [cited 7 Aug 2023]; 2(1): 7
Available from: https://www.researchgate.net/publication/323864083_Penerapan_Revisi_Sumpah_Dokter_Terbaru_oleh_World_Medical_Association_WMA_di_Indonesia
[5] Wahyu. Perbandingan sistem kesehatan di negara maju dan negara BERKEMBANG. JMJ [Internet]. 1 Oktober 2021 [cited 7 Aug 2023]; 7(2): 206-14. Available from: https://online-journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/8030
Comments