top of page
  • Youtube
Search
  • Jeanne Alexandra
  • Aug 11, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan

Halo semuanya! Perkenalkan, nama saya Jeanne Alexandra, dan biasa dipanggil sebagai Jeanne. Saat ini, saya merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jurusan Pendidikan Dokter Kelas Khusus Internasional tahun 2023. Alhamdulillah, saya diterima di FKUI melalui jalur Talent Scouting. Sebelumnya, saya berasal dari sebuah sekolah di provinsi Sumatra Selatan, yakni SMA Kusuma Bangsa Palembang. Menjadi bagian dari FKUI tentu merupakan sebuah kebanggaan terhadap diri sendiri, karena semua usaha perjuangan serta pengorbanan pun terbayar.


Keinginan saya untuk menjadi seorang dokter sudah tumbuh sejak kecil, dimana setiap saat saya ditanya, “Nanti besar kamu mau jadi apa?”, saya akan dengan mantap menjawab “Saya ingin menjadi dokter!”. Seiring berjalannya waktu, saya sempat bertanya kepada diri saya, “Apakah kamu siap menjadi dokter?” karena banyak sekali hal yang harus dipertimbangkan saat memilih kuliah dan lalu profesi dalam dunia kedokteran. Setelah memikirkan hal tersebut secara menyeluruh, saya mulai sadar bahwa keinginan saya untuk menjadi seorang dokter berasal dari sebuah tarikan kuat dalam jiwa saya.


Seorang dokter merupakan seseorang yang rela melakukan pengorbanan demi orang lain, dan salah satunya adalah melakukan pengorbanan waktu. Untuk menjadi seorang dokter umum, seseorang akan menghabiskan 6-7 tahun dari masa mudanya. Jika ingin melanjutkan program pendidikan dokter spesialis atau PPDS, maka akan dibutuhkan waktu lagi sekitar 5 tahun, tergantung dari jenis spesialis yang diinginkan. Seperti halnya dunia global, perkembangan dunia kedokteran juga terjadi sangat pesat bersamaan dengan berjalannya waktu. Hal ini menuntut dokter untuk harus tetap bersama dengan pengetahuan terkini, yang membuat seorang dokter dikatakan sebagai life-long learner. Tak hanya itu, seorang dokter memiliki kesadaran serta kesediaan yang tinggi dalam hal pengabdian masyarakat, menjadi seorang figur yang akan membantu masyarakat dalam keadaan yang sulit, khususnya terkait dalam dunia kesehatan. Mereka bersedia mengorbankan waktu yang mereka punya untuk mendahulukan dalam memenuhi kebutuhan orang lain, yakni mengobati pasien. Almarhum ayah saya dulu mengidap diabetes selama jangka waktu yang panjang, hingga terjadi komplikasi yakni gagal ginjal. Selama akhir kehidupannya, beliau menghabiskan waktunya dua kali seminggu, selama lima jam melakukan cuci darah atau hemodialisis. Saya ingat betul, memperhatikan dokter-dokter yang membantu ayah saya dengan ikhlas dan tenang, sehingga membuat saya dan keluarga saya tenang dan juga optimis dalam perjuangan penyakit ayah saya. Pengabdian seorang dokter terhadap orang lain, terutama masyarakat, merupakan dasar keputusan saya untuk melanjutkan program studi di kedokteran.


Lalu, kenapa FKUI? Sudah dikenal sejak lama bahwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, atau FKUI, merupakan fakultas kedokteran yang terbaik di Indonesia. Tak hanya itu, FKUI merupakan fakultas kedokteran yang tertua, yang mana dahulu dikenal sebagai STOVIA. Sejarah hingga keberadaan FKUI ini tentu membuktikan betapa legendaris institusi tersebut, dimana tak sedikit pahlawan nasional bangsa Indonesia pernah mengenyam pendidikan disini. Lulusan dokter dari FKUI dikenal kompeten dan ahli di bidangnya, serta berkontribusi bagi perkembangan dunia kesehatan Indonesia. FKUI juga memiliki program internasional yang menarik, dimana mahasiswa kelas khusus internasional atau KKI diberikan kesempatan untuk melanjutkan studi di universitas yang bermitra dengan UI. Hal ini membuat saya semakin tertarik untuk melanjutkan studi di UI, karena saya percaya bahwa FKUI dapat memberikan wadah bagi mahasiswanya untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan kelebihan masing-masing, yang nantinya dapat membantu lulusannya untuk bersaing di dunia kedokteran yang sudah terkenal sangat kompetitif.


Awal mula perjuangan saya untuk lolos di FKUI dimulai di bangku SMP. Saat itu, saya mulai menyibukkan diri dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, seperti mendaftarkan diri saya sebagai pengurus OSIS dan anggota tim olimpiade IPA sekolah. Saya senang mengikuti lomba-lomba biologi untuk menguji kemampuan serta memperdalam ilmu saya, dan alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk mewakili sekolah saya dalam ajang Olimpiade Sains Nasional atau OSN, yang berlanjut menuju mewakili provinsi Sumatra Selatan dalam OSN tingkat nasional pada tahun 2019. Selama masa tersebut, saya bertemu orang-orang yang ambisius mengenai masa depan, dimana hal-hal yang biasa dibahas adalah pilihan universitas yang ingin dituju. Keinginan saya untuk menjadi dokter tentu disertai keinginan untuk mengenyam pendidikan di institusi terbaik di Indonesia, dan hal tersebut bukan lain dari FKUI. Saat konsultasi pemlihan jurusan untuk SMA, saya dengan mantap memilih jurusan IPA dengan keinginan untuk mengejar FKUI nantinya.


Meskipun saya memilih untuk melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi negeri, saya tidak mengikuti PPDB di kota saya, dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikan SMA di salah satu sekolah swasta terbaik di kota saya, karena kesempatan belajar dan pengembangan diri yang diberikan. Sayangnya, saya mengawali kehidupan SMA saya secara daring dari rumah akibat dari pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada tahun 2020. Saat itu, saya sempat mengalami demotivasi karena kondisi pembelajaran yang kurang menggerakan semangat. Namun, impian, pikiran, dan keinginan saya untuk mengejar FKUI kembali saat salah satu guru matematika wajib saya di sekolah menanyakan rencana kuliah kedepannya. Saya sadar bahwa saya tidak bisa lama larut dalam demotivasi, sehingga mulai saat itu saya bangkit untuk mengejar cita-cita. Saya menyusun jadwal belajar dengan teratur agar dapat memperoleh nilai dan ilmu yang maksimal, serta mengikuti lomba-lomba untuk mengejar pengalaman tambahan serta sertifikat. Ketertarikan saya yang tinggi terhadap dunia medis membuat saya aktif mengikuti berbagai medical olympiad. Salah satu pengalaman berharga adalah saat saya mengikuti babak final lomba BIOSCOPE yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran pada tahun 2021, dimana saat itu saya bersama tim melakukan presentasi SOCA atau Student Case Oral Analysis mengenai penyakit Graves’ disease dan alhamdulillah, tim saya berhasil memenangkan juara 1 pada perlombaan tersebut. Pengalaman tersebut tentu merupakan pengalaman yang tak terlupakan dan mendorong daya juang serta memotivasi saya untuk menjadi seorang dokter.


Saya memang ingin bisa lolos di FKUI melalui jalur tanpa tes, namun saya juga tetap mempersiapkan diri untuk jalur tes seperti mengikuti program persiapan SNBT dan SIMAK selama kelas 12. Tak lupa, saya juga mengikuti kelas persiapan TOEFL dan IELTS untuk memenuhi syarat pendaftaran kelas internasional FKUI. Sebagai siswi kelas 12, tentu tak mudah membagi fokus dan waktu terhadap urusan dan tugas sekolah, persiapan ujian masuk PTN serta ujian sertifikasi bahasa inggris. Jujur, terkadang saya merasa putus asa dan lelah, namun tekad saya dalam memperjuangkan FKUI mengalahkan segala rasa tersebut. Alhamdulillah, saya dinyatakan sebagai salah satu siswa eligible di sekolah saya, sehingga hal tersebut memberikan saya kesempatan untuk mengikuti Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi atau SNBP. Saya sempat bingung apakah tetap memilih FKUI, karena saya tidak percaya diri saat melihat persentase lulus yang sangat kecil dan persaingan yang sangat ketat. Namun, berkat dukungan dari orang tua dan keluarga, serta pihak guru-guru sekolah saya, membuat saya tetap percaya dengan kemampuan diri saya, untuk memilih FKUI sebagai pilihan pertama dan mengosongkan pilihan kedua, yang merupakan pilihan yang cukup berisiko. Hari itu, 28 Maret 2023 pun tiba, dan sejujurnya, saya masih tidak berharap banyak dengan hasil SNBP. Benar saja, saya mendapatkan layar merah dengan tulisan ‘maaf’, bukan ‘selamat’. Meski kecewa, hal tersebut tidak membuat saya berhenti memperjuangkan FKUI. Saat pendaftaran Talent Scouting dibuka, saya bergegas mendaftarkan diri saya dengan pilihan FKUI. Selama kurang lebih tiga minggu, saya berusaha menulis esai serta mempersiapkan berkas-berkas lain. Saya ingat sekali hari tersebut, yaitu 31 Maret 2023 pukul 16:00, dimana saat itu saya sedang berada di tempat les. Dengan perasaan yang sudah pasrah dan tidak berharap banyak, saya membuka pengumuman. Betapa terkejut saya saat melihat bahwa saya mendapatkan kata ‘selamat’, bukan ‘semangat’. Saya tentu sangat bersyukur kepada Allah SWT karena telah memberikan saya kesempatan untuk menjalankan impian yang saya inginkan, serta sangat berterima kasih kepada orang tua dan keluarga saya selalu mendukung segala pilihan saya, serta teman-teman dan guru-guru yang juga menyemangati saya selama proses tersebut.


Berhasilnya saya untuk lolos di FKUI merupakan titik awal saya dalam mengejar cita-cita. Saya tak hanya ingin mengenyam pendidikan, namun juga berkomitmen mengembangkan bakat dan potensi, serta diri saya sendiri menjadi pribadi yang lebih baik. Saya ingin menjadi pribadi yang tangguh dan bertanggung jawab, serta teratur dalam tugas-tugas, baik itu selama kuliah ataupun tugas lainnya dalam kehidupan. Saya ingin memanfaatkan waktu saya selama di FKUI secara maksimal dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang tidak semua orang dapatkan. Saya berharap dapat belajar dengan baik, berproses ke arah yang positif selama di FKUI, dan dapat mempertahankan rasa semangat yang ada hingga akhir nanti dalam berjuang untuk menjadi seorang dokter, seorang figur yang kelak dapat membantu orang dalam kesulitan. Saya juga berharap bahwa FKUI 2023 Gelora dapat menjadi angkatan yang kompak dan solid, selalu bersama dalam setiap keadaan dalam upaya saling mengembangkan dan membantu bersama, bangkit bersama membawa nama harum FKUI, serta selalu menjunjung tinggi kesejawatan sebagai calon-calon dokter di masa yang akan datang.


Pandangan masyarakat yang baik terhadap seorang dokter sangatlah penting. ‘Seorang dokter yang baik mengobati penyakitnya. Seorang dokter yang hebat mengobati pasien yang mengidap penyakit’ (Sir Dr. William Osler)1. Pernyataan tersebut sudah mencakupi definisi seorang dokter yang ideal, karena seorang dokter tak hanya berusaha menghadapi penyakit, namun juga harus bisa mengobati pasien selayaknya memperlakukan manusia biasa, dimana terjadi interaksi dua arah antara dokter dan pasien. Kualitas hubungan interpersonal, keterampilan dan kepemilikan niat yang baik, tentu sangat diperlukan dalam seorang dokter yang ideal, yang dinilai dari sudut pandang pasien2. Tak hanya itu, seorang dokter harus memiliki etika dan moral. Ada beberapa etika kedokteran yang merupakan nilai luhur yang sangat penting dipegang seorang dokter dalam praktiknya, yakni kemurahan hati, nonmaleficence atau do no harm, menghormati otonomi, serta persetujuan tindakan medis3. Pekerjaan seorang dokter membutuhkan kecekatan dalam setiap tindakannya, dimana pemanfaatan waktu yang baik, pemberian perhatian saat mendengarkan, serta penegakkan diagnosis dengan tepat sangatlah penting4. Dengan pekerjaan yang menuntut interaksi yang optimal dengan orang lain, seorang dokter harus memiliki sifat dan karakteristik yang dapat mendukung proses yang dapat berkontribusi positif kepada masyarakat. Contoh sifat dan karakteristik yang harus dimiliki adalah sifat empati terhadap sesama, dimana seorang dokter dapat memahami perasaan serta kondisi seorang pasien berada5. Hal ini akan membuat masyarakat lebih nyaman dalam berkonsultasi, sehingga lebih sadar dan berani menyampaikan mengenai isu kesehatan yang ada.


Selama masa preklinik, saya ingin menjadi mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi, untuk mengembangkan potensi saya serta menuangkan ide-ide dalam lingkup kedokteran. Saya sangat tertarik untuk bergabung dalam organisasi-organisasi yang dapat membuka wawasan dan pengetahuan saya mengenai dunia kedokteran, serta memberikan saya kesempatan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, saya juga sangat tertarik untuk mewakili Universitas Indonesia dalam lomba-lomba medis yang ada. Hal itu dapat saya lakukan dengan mencari informasi dari internet, serta dari sesama civitas akademika UI. Ketertarikan saya terhadap dunia medis mendorong saya untuk melakukan lebih banyak penelitian dan berkolaborasi dengan sesama civitas akademika FKUI, yang dapat dilakukan dengan ikut serta dalam UKM, serta berbagai forum yang merupakan wadah dalam memberikan kesempatan tersebut.


Pada masa yang akan datang, yakni selama masa klinik dan saat menjadi dokter, saya tentu ingin menjadi dokter yang dapat diandalkan oleh masyarakat, yang diingat saat mereka membutuhkan bantuan, khususnya dalam hal kesehatan dan medis. Saya ingin menjadi seorang dokter yang kompeten dalam hal berkomunikasi, wawasan serta profesionalitas6. Tak hanya itu, saya berharap bahwa saya akan terus mempertahankan motivasi untuk terus memperdalam ilmu dalam pelayanan pasien6. Saya memiliki keinginan yang besar untuk berkontribusi dalam dunia kesehatan di Indonesia, seperti apa yang telah dilakukan oleh lulusan dokter FKUI sebelumnya, seperti menumbuhkan ide-ide serta program yang dapat mempermudah dan memperkaya pengetahuan masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan, seperti pengembangan sarana dan prasarana dan melakukan edukasi kepada orang banyak. Dengan harapan saya tersebut, saya berharap agar masyarakat dapat lebih sadar mengenai isu-isu kesehatan yang ada, serta mendapatkan kemudahan dalam menjangkau hal-hal yang diperlukan dalam kesehatan mereka.


Untuk teman-teman yang memiliki cita-cita tinggi memperjuangkan FKUI, saya berpesan untuk selalu berusaha dan melakukan yang terbaik, serta jangan pernah meremehkan hal apapun yang ada. Saya juga berpesan untuk selalu taat dan menghormati orang tua, serta guru-gurumu, karena doa restu dari mereka sangatlah penting dalam memberkahi perjuanganmu. Tentu, jangan pernah tinggalkan ibadah dan berdoa, karena hanya Tuhan yang dapat membuat segala impian dan keinginanmu tercapai, dan percayalah bahwa rencanaNya merupakan rencana yang terbaik.


Demikian narasi perjuangan saya dalam memperjuangan FKUI. Semoga cerita saya kali ini dapat membangkitkan semangat dan kepercayaan diri teman-teman sekalian dalam memperjuangkan cita-cita. Sekiranya ada salah kata, saya mohon maaf, dan sebagai akhir kata, saya ucapkan terima kasih.


Daftar Pustaka

  1. Dopelt K, Bachner YG, Urkin J, Yahav Z, Davidovitch N, Barach P. Perceptions of practicing physicians and members of the public on the attributes of a “good doctor”. Healthcare (Basel) [Internet]. 2021 Dec 31 [updated 2022 Jan; cited 2023 Aug 11]; 10(1):73. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8775310/

  2. Borracci RA, Gallesio JMA, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabreba S. What patients consider to be a 'good' doctor, and what doctors consider to be a 'good' patient. Revista medica de Chile. [Internet] 2020 Jul [cited 2023 Aug 11];148(7):930-938. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/

  3. Varkey B. Principles of clinical ethics and their application to practice. Med Princ Pract. [Internet] 2020 Jun 4 [updated 2021 Feb; cited 2023 Aug 11];30(1): 17–28. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7923912/

  4. Grundrig JS, Steiner Haufbauer V, Drexler V, Holzinger A. You are exactly my type! traits of a good doctor: a factor analysis study on public's perspectives. BMC Health Serv Res. [Internet] 2022 Jul 8 [cited 2023 Aug 11];22: 886. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9270819/

  5. Alpert JS, Frishman WH. The most important qualities for the good doctor. The American Journal of Medicine. [Internet] 2021 Jul [cited 2023 Aug 11];134(7). Available: https://www.amjmed.com/article/S0002-9343(20)31012-3/pdf

  6. Khawar A, Frederiks F, Nasori M, Mak M, Visser M, Etten-Jamaludin F, Diemers A, Djik NV. What are the characteristics of excellent physicians and residents in the clinical workplace? a systematic review. BMJ open. [Internet] 2022 Sep 19 [cited 2023 Aug 11];12(9). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9490566/



 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page