- Jazlyn Aisya Indrawijaya
- Aug 12, 2023
- 7 min read
Narasi Perjuangan
Halo semuanya! Nama saya Jazlyn Aisya Indrawijaya, akrab dipanggil Jessy. Saya menempuh pendidikan SMA selama 3 tahun di Labschool Kebayoran sebelum diterima di Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Saya sangat bersyukur dapat diterima melalui jalur SNBT dan melanjutkan studi saya pada program pendidikan S1 Reguler Kedokteran.
Universitas Indonesia merupakan universitas terbaik di Indonesia, menempati rank 89 di Asia dan 533 di dunia berdasarkan EduRank 2023[1]. Dalam bidang kedokteran, UI pun menempati ranking pertama secara nasional. Terlepas peringkat global ataupun nasional, saya mendapat kesempatan untuk berkunjung ke kawasan Universitas Indonesia saat studi lapangan masa SMA. Saya melihat fasilitas UI yang terawat seperti Bikun, lingkungan hijau yang luas, dan satpamnya yang ramah. Saat itu kawasan UI ramai dengan flyer atau poster kegiatan dan lomba, serta para mahasiswa yang sedang asik berdiskusi sambil menunggu Bikun datang di halte. Dari tampak sekilas tersebut terlihat bahwa UI memiliki lingkungan yang dapat mendukung aktivitas sivitas akademikanya. Maka tidak heran jika banyak peminat yang ingin melanjutkan studinya di UI. Hal ini tercermin dari keketatan masuk FK UI pada tahun 2022 melalui jalur UTBK yaitu 1,89%, bahkan lebih ketat lagi pada jalur SIMAK yaitu 1,29%[2]. Saat melihat angka keketatan tersebut pada tahun 2022, saya tertantang untuk berusaha masuk FK UI. Sekarang setelah diterima, saya berkomitmen untuk menggunakan kesempatan ini semaksimal mungkin dengan harapan-harapan yang akan saya narasikan.
Namun, sebelum saya masuk ke harapan saya selama berkuliah di FK UI, saya ingin bercerita latar belakang mengapa saya berminat untuk masuk kedokteran. Sejak kelas 4 SD, saya gemar membaca buku dan menonton acara TV yang berkaitan dengan sains. Mulai dari membaca komik Why?, almanac yang berisi tentang fun fact sains, dan menonton National Geographic, ketertarikan saya terhadap ilmu pengetahuan alam terus bertambah. Duduk di bangku SMP kemudian SMA, saya menyukai pelajaran Biologi karena dapat saya pahami dengan mudah. Mungkin persepsi orang lain terhadap Biologi adalah banyak hafalan dan rumit dalam detail, tetapi jika sudah paham dengan konsep dasarnya, semua detail dapat terjaring menjadi satu dan memberikan saya rasa puas ketika berhasil memahaminya. Rasa dalam diri saya itu yang membuat saya memilih jurusan kedokteran karena akan banyak mempelajari tentang anatomi tubuh manusia, berbagai penyakit, dan cara penanganannya.
Lalu, terdapat kejadian lain yang membuat saya terdorong untuk memilih jurusan kedokteran. Saat ujian akhir kelas 11 SMA, keluarga saya kehilangan kakek saya karena COVID-19. Saat itu, saya mengerjakan ujian akhir sendiri di rumah, sedangkan keluarga saya semua pulang kampung untuk menjenguk beliau. Ketika saya mendengar kabar kepulangannya melalui Whatsapp, saya hanya bisa terdiam dan menangis sendiri. Beliau yang selalu memberikan support dan doa bagi saya ketika mau ujian, yang tak pernah lupa menelpon ibu saya sehari sebelum saya ujian untuk menyampaikan rangkaian kata semangat, dan ketika ujiannya mendapat nilai yang baik mengingatkan saya untuk selalu bersyukur dan ingat kepada Allah. Pengalaman kehilangan itu memberikan banyak pelajaran bagi saya dan merupakan motivasi terkuat saya untuk masuk FK UI. Saya takjub ketika melihat orang tua saya tanggap akan segala keperluan kakek ketika sakit, mulai dari mengontak rumah sakit, mencarikan kamar opname, hingga berkoordinasi jarak jauh dengan saudara saya agar beliau dapat fasilitas yang terbaik. Sikap tersebut membuat saya sadar akan pentingnya gerak cepat dan komunikasi dalam sebuah krisis. Karakter ini yang saya harap bisa saya tanamkan dalam diri sendiri agar dapat menjadi dokter yang baik di masa depan dan selama berkuliah di FK UI.
Awalnya saya ragu dan merasa nekat untuk menaruh target setinggi FK UI karena banyak teman-teman saya yang bercita-cita masuk FK UI sudah jauh lebih paham dengan keseluruhan materi, tetapi rasa nekat itu yang justru membakar semangat saya untuk bekerja lebih keras demi mencapainya. Saya mendapatkan status siswa eligible pada semester 6 dan mendaftar SNBP, namun tertolak. Sejak saat itu, saya tahu bahwa kesempatan saya yang paling realistis untuk masuk FK UI adalah melalui jalur SNBT. Berbagai les mata pelajaran saya ikuti dan latihan soal saya kerjakan setiap hari dari masa selesai ujian sekolah hingga hari-h SNBT. Saya mengerjakan tryout online hampir setiap malam, konsultasi dengan guru-guru yang sabar menjawab pertanyaan saya, dan berjam-jam menonton video konsep dasar untuk memastikan saya benar-benar siap saat SNBT tiba. Selain semua ikhtiar belajar, ikhtiar doa dan ibadah pun terus saya lakukan dari sholat tahajud hingga ajakan keluarga saya untuk sholat subuh di masjid. Akhirnya, saat hari ujian, saya hanya bisa bertawakal akan semua usaha jerih payah sampai titik tersebut. Saat ujian saya dapat fokus dalam mengerjakan soal dan meninggalkan ruangan ujian dengan rasa lega. Datang hari pengumuman SNBT dan alhamdulillah, saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Selama berkuliah di FK UI, saya ingin membuat komitmen perubahan akan diri saya sendiri. Ada beberapa kekurangan diri sebelum masuk FK UI yang ingin saya perbaiki. Pertama, saya kurang disiplin waktu ketika menghadiri acara, baik itu yang direncanakan secara pribadi maupun event bersama. Hal ini karena perkiraan waktu saya yang kurang matang ketika bersiap untuk pergi, sehingga untuk memperbaikinya saya akan menentukan jadwal dan target yang jelas untuk setiap hari melalui aplikasi planner dan disiplin dalam menjalankannya. Kedua, saya tidak konsisten dan sering menunda untuk belajar serta mengerjakan tugas sehingga saat dekat ujian sering merasa kewalahan akan semua materi yang harus dipelajari. Cara saya mengatasinya adalah dengan mencicil belajar dari jauh-jauh hari dan memperkirakan deadline serta waktu pengerjaan tugas dengan lebih baik. Ketiga, saya kurang aktif dan inisiatif dalam mencari informasi seputar kegiatan yang dapat membangun saya. Sikap tersebut berakibat saya tertinggal informasi penting, sehingga untuk memperbaikinya saya akan meningkatkan kemampuan literasi digital pada informasi yang tersebar online dan aktif bertanya dengan teman terkait event atau organisasi.
Saya mempunyai banyak harapan untuk diri sendiri dan angkatan 2023 selama berkuliah di FK UI. Saya berharap saya akan dapat melaksanakan semua komitmen perubahan dengan baik, meningkatkan kecakapan komunikasi melalui partisipasi dalam organisasi, tambah percaya diri akan potensial yang saya miliki, menggunakan kemampuan saya untuk hal-hal yang dapat bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat, selalu bersyukur dan tangguh terhadap semua tantangan, serta menggunakan fasilitas yang saya dapatkan untuk menjadi versi terbaik dari diri saya sendiri. Saya juga berharap angkatan FK UI 2023 Gelora bisa saling membantu ketika ada yang kesulitan, berbagi ilmu, menoreh prestasi dalam organisasi dan olimpiade nasional maupun internasional, serta akrab dan peduli akan sesama. Jika semua harapan yang disampaikan bisa terwujudkan, saya yakin tujuan dari masing-masing angkatan 2023 untuk menjadi dokter ideal dapat tercapai.
Sebelumnya, apa itu dokter ideal? Menurut sebuah artikel penelitian berjudul Patients' Perspectives on Ideal Physician Behaviors, seorang dokter ideal adalah dokter yang percaya diri, empati, manusiawi, personal, terus terang, hormat, dan teliti[3]. Dari tujuh nilai-nilai tersebut, pribadi seorang dokter ideal bisa dibayangkan dalam benak. Bagaimana perasaan kita ketika dilayani oleh dokter seperti itu? Apakah pasien akan merasa puas dengan pelayanannya? Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam profesi dokter, kerugian dan kesalahan dalam praktik dapat dihindari. Namun ketika hal ini terjadi, seorang dokter wajib bertanggung jawab sesuai dengan Pasal 58 UU no 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan yang berbunyi “Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya[4].” Seorang dokter ideal perlu mendasarkan nilai yang dianutnya agar sejalan dengan tujuan praktik kedokteran yaitu memberikan perlindungan kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi, dan memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi, sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU No 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran[5].
Ketika seorang dokter dapat menerapkan nilai-nilai seorang dokter ideal dengan baik, pelayanan kesehatan dapat berjalan dengan lancar sehingga lebih banyak pasien yang dapat terobati, dan pasien yang merasa puas dapat merujuk orang lain ke dokter tersebut. Di masa depan, saya bercita-cita menjadi dokter ideal yang dapat berkomunikasi baik dengan pasien, tanggung jawab, dan berempati tinggi. Oleh karena itu, saya memiliki beberapa tujuan jangka pendek selama preklinik dan jangka panjang ketika klinik untuk mencapai cita-cita tersebut.
Selama preklinik, saya ingin mengeksplorasi kegiatan dan organisasi yang tersedia, baik di kampus maupun di luar kampus. Saya ingin mengembangkan diri saya di bidang akademik dengan mengikuti olimpiade tingkat internasional atau nasional, ikut dalam kegiatan AMSA atau CIMSA agar lebih mengenal sejawat kedokteran di luar lingkungan FK UI, mempertahankan IPK di atas 3,7 agar dapat lulus cum laude, mengikuti program student exchange seperti IISMA, melakukan bakti sosial dengan menjadi relawan kesehatan di daerah luar Jakarta, serta ikut mengedukasi publik terhadap topik kesehatan melalui penyuluhan kepada masyarakat. Semua hal ini ingin saya lakukan untuk menemukan jati diri sendiri, agar tahu di pekerjaan apa saja yang saya unggul, menambah pengalaman membantu masyarakat, bertemu dengan orang lain yang berasal dari latar belakang berbeda, dan mengembangkan karakter yang dibutuhkan untuk bertahan sebagai mahasiswa preklinik dan dokter di kemudian hari.
Setelah melalui masa preklinik dan mencapai target yang saya tetapkan, saya akan mempunyai gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan selama klinik atau saat sudah mendapat gelar dokter. Beberapa tujuan jangka panjang saya yaitu menempuh pendidikan dokter spesialis pediatri atau anak dan mengabdi sebagai dokter yang bertanggung jawab serta memiliki empati tinggi.
Besar harapan dan cita-cita saya untuk ikut memajukan kesejahteraan masyarakat Indonesia terkait bidang kesehatan. Saat ini terdapat banyak tantangan baru yang dihadapi negara kita seperti kurangnya aksesibilitas dan pemerataan kesehatan, infrastruktur rumah sakit yang tidak memadai, serta kurangnya dokter spesialis yang praktek di daerah terpencil. Saya ingin membantu melakukan bagian saya dalam memperbaiki keadaan saat ini. Hal tersebut hanya dapat tercapai jika saya giat belajar, rajin memantau berita tentang kesehatan terkini sehingga terus sadar akan urgensi masalahnya, membantu melalui kegiatan bakti sosial serta melayani masyarakat sebagai dokter kelak nanti.
Pesan saya untuk semuanya yang bercita-cita untuk masuk FK UI adalah percaya dengan usaha dan proses kalian sendiri. Saat semester 5 SMA aku merasa banyak orang di sekitarku yang lebih bulat niatnya dari awal untuk masuk FK UI, sehingga mereka jauh lebih siap untuk menghadapi ujian SNBT secara akademis. Untuk mengatasi perasaan ini, aku banyak berdiskusi dengan orang-orang yang aku anggap sebagai mentor. Mereka semua bilang hal yang sama, sebetulnya modal yang dibutuhkan adalah mindset yang sehat dan sikap tekun dalam mengerjakan latihan soal, try out, dan lain-lain. Maka dari itu, aku jalani nasihat dari mereka, dan qadarullah diterima FK UI. Selama kalian terus berdoa dan berikhtiar untuk hal yang kalian impikan, Insya Allah hal yang awalnya hanya di angan akan menjadi kenyataan. Temukan dan dekatlah dengan orang-orang yang percaya dengan kalian, tidak lelah untuk mendukung kalian, dan bersedia untuk mendengarkan keluh kesah kalian. Rasa capek dan kehilangan motivasi adalah perasaan yang wajar dialami ketika kalian sudah berusaha dengan maksimal, di saat-saat itu cobalah ingat kembali apa tujuan kalian sebenarnya. Semua berawal dari niat yang baik, jadi luruskan niat dan pantang menyerah!
Referensi:
List of 100 best universities in Indonesia [Internet]. EduRank. [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://edurank.org/geo/id/
Program Sarjana (S1) - SIMAK UI - Universitas Indonesia [Internet]. Depok: SIMAK Universitas Indonesia. [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://simak.ui.ac.id/reguler.html
Bendapudi NM, Berry LL, Frey KA, Parish JT, Rayburn WL. Patients' perspectives on ideal physician behaviors. Mayo Clinic Proceed [Internet]. 2006 March [cited 2023 Aug 11];81(3). Available from: https://www.mayoclinicproceedings.org/article/S0025-6196(11)61463-8/fulltext#:~:text=The%20ideal%20physician%20is%20confident,relationships%20with%20patients%20are%20suggested.
UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan [Internet]. 2009 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/UU_36_2009_Kesehatan.pdf
UU no 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran [Internet]. 2004 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://jdihn.go.id/files/4/2004uu029.pdf
Comments