top of page
  • Youtube
Search
  • James Eden Salassa'
  • Aug 12, 2023
  • 7 min read

Updated: Aug 13, 2023

NARASI PERJUANGAN


Namaku James Eden Salassa’, teman-teman di sekolahku biasa memanggilku James dan ini cerita perjuanganku bisa diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Sebelum menjadi mahasiswa FKUI, aku awalnya bersekolah di SMA Negeri 2 Toraja Utara, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Tanah kebangsaan Indonesia yang dikaruniai akan adat istiadat dan budayanya dan terus dijaga turun-temurun dari nenek moyang. Seorang anak daerah yang cinta akan dunia kesehatan dan syukurnya, pada tanggal 28 Maret 2023, anak itu berhasil menjadi bagian dari mahasiswa baru FKUI melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) program S1 Reguler angkatan 2023. Seperti halnya impian anak kecil pada umumnya, aku sudah memimpikan profesi dokter sejak aku masih belajar huruf dan angka. Ya, semenjak TK, aku sudah berkeinginan menjadi dokter. Siapa sangka, impian yang aku pikir hanya akan berakhir di masa kecil itu, mulai bisa kugapai. Dan disinilah sekarang aku berada sebagai mahasiswa kedokteran FKUI 2023.


Dulu aku sering mendapat pertanyaan, “kenapa harus FKUI? kalau memang harus masuk kedokteran kenapa bukan FK di Universitas lain saja?.” Aku yakin bahwa setiap orang ingin yang terbaik bagi dirinya sendiri. Sama halnya dengan diriku, aku ingin menjadi lulusan dengan predikat dokter terbaik di kampus yang terbaik yang bagiku FKUI lah kampus terbaik tersebut. Lantas mengapa tidak? kenapa bukan FKUI saja? Kalau seandainya aku di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia nanti, aku pasti akan diajar oleh tenaga pendidik terbaik, dibimbing oleh senior-senior terbaik, dan tentunya berteman dengan mahasiswa kedokteran terbaik lainnya. Buktinya, dikutip dari QS WUR 2023 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dinobatkan menjadi Fakultas Kedokteran nomor 1 di Indonesia.[1] Oleh sebab itu, Aku yakin bahwa FKUI adalah tempat tumbuh kembangnya potensiku sebagai bekalku menjadi dokter yang berkontribusi serta memiliki intelektual dan profesionalisme yang tinggi. Namun, aku sadar menjadi bagian dari Universitas Indonesia apalagi sebagai mahasiswa Fakultas Kedokterannya itu tidak mudah dan perlu usaha yang besar serta komitmen yang tinggi untuk mencapai hal tersebut. Akan tetapi, ini bukan saatnya untuk menyerah atau mengeluh untuk sebuah tujuan yang besar. Inilah saatnya perjuangan serta kerja keras tumbuh menjadi buah keberhasilan.


Buah yang tumbuh tidak lepas dari peran matahari, air, ataupun faktor lainnya. Sama halnya dengan perjuanganku. Kerja keras serta komitmen dalam perjuanganku tidak lepas dari dukungan serta doa dari mereka yang terus memotivasi diriku. Motivasi pertama datang dari ibuku sendiri yang setiap saat selalu mendoakanku. Ibuku bekerja sebagai perawat. Dialah sosok pertama yang memperkenalkan aku ke dalam dunia kesehatan. Melihatnya yang setiap hari mengobati pasien yang sakit dengan penuh semangat dan tidak kenal lelah membuatku sangat kagum terhadap ibuku. Tidak jarang, ibuku bahkan sampai harus pergi ke rumah pasiennya langsung untuk mengobatinya. Meskipun siang dan malam ibuku terus bekerja, ibuku selalu menyempatkan dirinya untuk memperhatikan dan membantu kami dalam berbagai masalah. Karena semangat ibuku lah yang membuatku sangat tertarik ke dalam dunia kesehatan aku ingin menjadi seorang dokter yang dapat membantu orang lain dengan tulus dan tanpa kenal rasa lelah seperti ibuku. Kemudian ayahku, dialah orang yang selalu mendukung segala pilihanku. Setiap hari, ketika orang lain mempertanyakan pilihanku dan aku mulai merasa kurang percaya diri, ayahku terus menyemangati dan meyakinkan diriku bahwa aku bisa menjadi mahasiswa FKUI 2023. Tanpa semangat, dukungan dan doa dari kedua orang tuaku, aku tidak mungkin bisa disini, di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.


Keinginanku untuk menjadi mahasiswa kedokteran di Universitas Indonesia sudah mulai ada ketika aku masih duduk di bangku SMP. Namun, saat itu aku bahkan masih belum yakin untuk bisa menjadi mahasiswa kedokteran di universitas manapun. Satu-satunya hal yang aku dapat lakukan pada saat itu hanya terus belajar sekeras mungkin. Sewaktu SMP, aku sangat tertarik dengan pelajaran IPA terutama ketika membahas tentang sistem organ manusia. Bagiku, mempelajari sejumlah organ yang saling bekerja sama untuk untuk melakukan suatu fungsi tertentu adalah hal yang sangat menakjubkan. Dengan mempelajari sistem organ aku semakin paham kegunaan masing-masing organ tubuhku dan cara organ tubuhku itu bekerja. Di masa SMP aku juga mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten (OSK) bidang Matematika, meskipun tidak juara aku bangga bisa mewakili sekolahku dan setidaknya aku belajar bahwa eksakta adalah bidang yang kuminati. Di kelas 9 ketertarikanku terhadap profesi dokter semakin besar, mulai dari bagaimana mereka bisa menyembuhkan orang hingga bagaimana mereka paham tentang keseluruhan bagian dalam manusia. Disitulah aku berkata pada diriku sendiri “Dokter, itu tujuanku!”


SMA Negeri 2 Toraja Utara, tempatku menempa tujuan menjadi realita yang bisa kugenggam saat ini. Perjuanganku dimulai di waktu aku duduk di kelas 10 Program MIPA. Waktu dimulainya perjuanganku menata nilai. Waktu dimana biologi mulai menjadi fokus utamaku. Meskipun sempat oleng mengikuti olimpiade astronomi di tahun 2021, biologi masih menjadi mata pelajaran favoritku. Sampai akhirnya, di tahun 2022, aku berhasil menjadi juara 1 pada OSK SMA cabang biologi di Kabupaten Toraja Utara. Namun, kesempatanku meneruskan lomba tersebut harus pupus ketika di tingkat provinsi aku gagal mendapatkan predikat finalis nasional. Kegagalan itu menjadi tangga motivasiku untuk beranjak naik dan mulai meningkatkan kualitas diri serta pengetahuan di bidang biologi untuk melanjutkan pendidikanku di dunia perkuliahan nanti sebagai mahasiswa kedokteran. Berat rasanya ketika mimpi seorang anak daerah adalah berkuliah tinggi, apalagi untuk menjadi seorang dokter. Namun, aku sangat yakin bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi kita yang percaya kepada-Nya seperti dalam Alkitab tertulis:


“Dan inilah keberanian percaya

kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya.” (1 Yohanes 5:14-15 )


Hingga akhirnya, tibalah masa finalisasi SNBP. Keyakinanku masih bulat untuk menjadikan FKUI sebagai pilihan tunggal pada seleksi jalur SNBP. Setelah finalisasi tersebut, hari-hariku dipenuhi dengan latihan soal untuk menghadapi kemungkinan bahwa aku harus mengikuti SNBT. Hari demi hari telah berlalu, tibalah di tanggal 28 Maret 2023, waktu pengunguman SNBP dan benar, laman tersebut berwarna biru. Puji Tuhan! Mimpi anak TK tersebut berhasil. Lihat! sekarang dia menyandang status sebagai mahasiswa baru Pendidikan Dokter Universitas Indonesia.


Disinilah aku sekarang. Tempat perjuangan awal para dokter terbaik untuk mendapatkan gelar (dr.). Tempat dimana komitmenku bertransisi dari yang awalnya belajar untuk paham bagaimana sistem ekskresi bekerja menjadi belajar untuk paham bagaimana bisa berkontribusi dalam masyarakat. Tidak hanya belajar untuk peringkat tapi belajar untuk membantu masyarakat. Semuanya menjadi berarti ketika dokter tersemat dalam namaku nanti dan banyak dari arti tersebut membutuhkan peranku menjadi dokter yang baik serta mengabdi kepada masyarakat.


Hal itu menjadi harapanku kedepannya. Menjadi pioneer di masyarakat dalam bidang kesehatan. Menjadi medium masyarakat dalam edukasi tentang kesehatan. Aku ingin menjangkau masyarakat yang masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan sejak dini sehingga mereka lepas dari stereotip “Periksa, jika sudah cukup tersiksa” yang memiliki arti bahwa mereka biasanya akan melakukan pengecekan kesehatan jikalau sakit mereka sudah cukup parah. Karena hal itu cukup membuat resah tenaga kesehatan karena sakit yang parah memberi mereka PR yang cukup berat dibanding melakukan pencegahan ataupun pemeriksaan kesehatan berkala. Aku sadar bahwa selain fasilitas kesehatan, banyak masyarakat yang justru belum tahu pentingnya kesehatan sehingga kedepannya aku harap aku bisa menjadi fasilitator sekaligus edukator medis yang turun langsung di masyarakat serta memberi peran aktif sebagai dokter yang berkompeten. Untuk menjadi dokter yang kompeten, diperlukan juga tempat mengasah kemampuan. Bak pisau yang hendak digunakan, harapannya, angkatan FKUI 2023 bisa menjadi tempatku mengasah ilmu pengetahuan serta membentuk koneksi dengan orang-orang berbakat dari berbagai penjuru Indonesia.


Bicara tentang menjadi dokter yang kompeten tentu harus memenuhi syarat untuk menjadi dokter yang ideal. Namun, sebenarnya apa sih dokter ideal itu? Dokter ideal sendiri adalah dokter yang seimbang di semua aspek. Misalnya dalam aspek komunikasi. Dokter yang ideal tentunya harus bisa menjadi mediator pasien selama masa pemeriksaan. Tentang apa-apa saja yang harus diperhatikan dalam masa perawatan serta mendengarkan keluhan pasien dengan baik. Selain itu, tanggung jawab menjadi poin penting yang harus ada dalam karakter dokter ideal. Dengan begitu tidak ada tugas yang asal selesai karena rasa tanggung jawab yang terbentuk. Adapun, aspek lainnya seperti rasa ingin tahu yang tinggi dan juga kolaboratif karena keduanya membentuk dokter yang unggul di segi intelektual serta mampu mengintegrasikan kemampuannya dengan ahli dibidang tertentu sehingga setiap prosedur penanganan pasien dapat dilakukan dengan baik.[2]


Menjadi dokter yang ideal juga tidak lepas dari nilai luhur yang dianut oleh dokter tersebut. Terdapat nilai profesi luhur dan nilai profesi umum dalam nilai-nilai luhur seorang dokter yang ideal. Nilai profesi luhur adalah nilai-nilai utama yang dimiliki oleh seorang dokter yang menjadikan profesi dokter sebagai profesi yang luhur, diantaranya altruisme dan idealisme.3 Lalu, apakah seorang dokter tidak perlu digaji untuk menjadi dokter yang mempunyai nilai profesi luhur? Tentu tidak. Seorang dokter harus memiliki kesadaran penuh ketika memilih menjadi dokter, yang berarti mereka siap untuk memberikan pengabdian penuh dalam hidup mereka untuk kebaikan pasien. Meskipun mendapatkan gaji, itu bukanlah motivasi utamanya. Motivasi utama yang harus dibangun adalah kemauan tulus dan dorongan kuat untuk berkontribusi dalam melayani masyarakat atas keahlian yang dimilikinya. Begitu juga idealisme, bukan berarti bahwa dokter itu egois, tetapi idealisme dalam hal seperti mengingatkan teman sejawat ketika melakukan kesalahan dalam hal keprofesian.


Selain nilai profesi luhur, terdapat nilai profesi lain yang lebih general, yaitu nilai profesi umum. Nilai profesi umum dapat kita sebut sebagai karakter dokter.[3] Menurut Kemenkes, Dalam profesi kedokteran, peran sentral dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan ditekankan. Dalam menjalankan tugas mereka, dokter harus mengadopsi karakter 3K: Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan.[4] Konsep 3K ini ditegaskan oleh UU nomor 20 tahun 2013 yang bertujuan menciptakan dokter yang memiliki budi pekerti tinggi, martabat, kualitas, dan kompetensi. Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek, menekankan pentingnya Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan dalam mengembangkan profesi dokter.[5]


Kedepannya, aku ingin menjadi dokter yang ideal. Ideal bagi masyarakat dan ideal bagi diri sendiri serta ideal dalam kontribusi untuk masyarakat demi mencapai kesejahteraan dalam bidang kesehatan. Dalam mencapai tujuan tersebut, selama masa preklinik, aku ingin menargetkan beberapa hal seperti menyeimbangan akademik, kompetisi, dan organisasi. Selain itu, aku ingin memberikan yang terbaik untuk masa preklinik aku untuk mendapatkan gelar cumlaude, bahkan summa cumlaude. Setelahnya, aku akan menjalani masa klinikku dengan baik seperti menjalin komunikasi antar dokter, meningkatan valuabilitas diriku, dan meningkatkan kepekaan nurani dan batin terhadap pasien.

Jadi, bagaimana? Apakah kamu sudah yakin untuk menjadi bagian dari FKUI? Jika belum, apa yang masih menjadi keraguanmu? Sama seperti ketika kita mencoba makan sambal. Ketika kita belum mencobanya, maka kita tidak akan tau rasa pedas dari sambal. Hal itu berkorelasi dengan “Ketika kita belum mencoba, maka kita tidak akan tahu hasilnya”. Temanku pernah bilang, “Ketika kita tidak mencoba sama sekali, maka peluang kamu berhasil adalah 0% dan peluang kamu gagal adalah 100%. Namun, ketika kamu mencoba, maka peluang kamu berhasil adalah 50% dan peluang gagalmu juga 50%.” Belum lagi jika kamu bumbui keyakinan kamu dengan doa dan pengharapan. Percayalah kepada Tuhan, Percaya akan kehendak-Nya. Percaya bahwa Tuhan sudah menyediakan masa depan yang terbaik bagi kamu dan sekarang yang kamu butuhkan hanyalah sedikit nekat untuk berani mengambil keputusan terbesar dalam hidupmu. Ketika kamu sudah melakukan hal tersebut aku yakin itu semua sudah meningkatkan peluangmu untuk berhasil melebihi peluangmu untuk gagal. Sampai jumpa di kampus FKUI di tahun-tahun berikutnya, Bless you.

“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu” (Mazmur 11:24)


DAFTAR PUSTAKA

  1. QS International. QS World University Rankings for Medicine 2023 [Internet]. Top Universities. [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://www.topuniversities.com/university-rankings/university-subject-rankings/2023/medicine?®ion=Asia&countries=id

  2. Cskopecce. What Makes a Good Doctor? 7 Useful Physician Skills | SGU [Internet]. Medical Blog. 2023 [cited 2023 Aug 8]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor

  3. Afandi D. Nilai-nilai Luhur Dalam Profesi Kedokteran: Suatu Studi kualitatif. J Kesehat Melayu. 2017;1(1):26-9.

  4. Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Kedokteran. 2013.

  5. Rokom. 3 Karakter ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Sehat Negeriku. 2018 [cited 2023 Aug 8]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Commentaires


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page