top of page
  • Youtube
Search
  • Izzaz Prawira Wicaksono
  • Aug 12, 2023
  • 8 min read

Narasi Perjuangan


Perkenalkan, saya Izzaz Prawira Wicaksono, sering dipanggil Izzaz, berasal dari SMA Al-Hikmah Surabaya. Di saat penulisan ini, saya adalah mahasiswa FKUI KKI yang diterima melalui jalur Talent Scouting.


Di pandangan saya, FKUI merupakan fakultas yang berhak mendapatkan identitas yang dimilikinya yaitu sebagai fakultas kedokteran terbaik di Indonesia. Sebagai fakultas kedokteran tertua di Indonesia, FKUI memiliki pengalaman terbanyak dalam pendidikan ilmu kedokteran di Indonesia[1]. Di pandangan saya, dengan pengalaman pendidikan keodkteran yang telah diakumulasikan selama beberapa dekade, saya merasa yakin bahwa FKUI telah berhasil dalam membentuk program studi kedokteran yang teroptimal dan terstruktur dengan baik sehingga dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan visi mereka yaitu, menciptakan dokter-dokter yang berintelektualitas tinggi, berbudi pekerti luhur, dan mampu bersaing secara global. Serta, di pandangan saya, salah satu hal yang membuat FKUI tidak tersaingi oleh fakultas kedokteran lain adalah komitmen mereka dalam mendukung perkembangan ilmu kedokteran salah satunya melalui pendukungan mereka terhadap penelitian di berbagai bidang ilmu kedokteran.


Motivasi saya masuk FKUI terdasarkan dari keinginan saya untuk mendapatkan pendidikan kedokteran terbaik di Indonesia supaya saya dapat menjadi dokter yang berkualitas, bermutu, serta terpercaya. Saya yakin bahwa FKUI merupakan fakultas yang dapat menghasilkan dokter-dokter dengan kualitas terbaik. FKUI merupakan fakultas kedokteran tertua di Indonesia. Dengan pengalaman lebih dari 100 tahun, saya yakin bahwa FKUI telah berhasil dalam mengoptimalkan cara terbaik untuk mengubah mahasiswa mereka menjadi dokter yang berkualitas dan bermutu. Selain itu, dengan pengetahuan yang telah diakumulasikan selama lebih deri satu abad, saya yakin FKUI memiliki program pembelajaran yang terstruktur dengan baik.

Perjuangan saya yang telah saya lalui agar dapat diterima di FKUI rasanya masih seperti kemarin. Awal kelas 11 SMA, saya mulai sadar jika saya ingin melanjutkan studi saya di universitas yang bagus dan berkualitas, saya perlu membuktikan bahwa saya layak untuk diterima di universitas tersebut. Maka dari itu saya mempertimbangkan antara dua plihan yaitu mengikuti lomba-lomba untuk menggapai beberapa penghargaan, atau bergabung dengan OSIS agar saya memiliki pengalaman berorganisasi. Pada akhirnya, dikarenakan saya berhasil terpilih menjadi anggota OSIS, saya mendedikasi waktu saya di kelas 11 sebagai anggota OSIS untuk mendapatkan pengalaman berorganisasi.

Ketika mendekati akhir tahun kelas 11, ada sebuah tugas akhir yang meliputi pembuatan penelitian. Tak kusangka tugas ini merupakan sebuah katalis yang menjadi awal kegemaran saya terhadap penelitian. Melalui tugas tersebut saya dapat mempelajari alur pembuatan artikel penelitian dan tahap-tahap yang perlu dilalui dalam melakukan penelitian. Dalam pembuatan penelitian, saya belajar untuk berhati-hati dalam menganalisis data yang aku dapat dari percobaan, serta belajar mencari dan mengolah informasi dari artikel-artikel jurnal penelitian yang relevan terhadap penelitianku untuk memastikan bahwa penelitian yang aku lakukan dapat dikerjakan dan mengerti secara mendalam mengapa percobaan dapat berhasil. Alhamdulillah, dengan kerja keras berkelompok, kita berhasil membuat salah satu penelitian terbaik di jenjang saya.

Usai kelas 11, di waktu libur kenaikan kelas, teman saya mengajakku untuk mengikuti sebuah lomba penelitian bersamanya. Sejujurnya saya memandangi dia sebagai orang terbaik dan terpintar yang pernah aku temui. Dengan begitu, serta dengan kepercayaan diri yang terbawa dari kemenangan penelitian sebelumnya, saya langsung menerima untuk bekerja sama dengannya.

Mungkin saja, saya terlalu antusias, saya terlalu berharap tinggi. Ketika mendapatkan kabar kita tidak lolos kualifikasi, saya hanya berkata “ya sudahlah” memang sih itu lombanya kompetitif sekali. Maka guru kita yang mengawasi perlombaan kita, mengarahkan kita untuk mengikuti lomba lain yang berbasis internasional dan akan dilaksanakan di Malaysia. Tentu saja saya tidak akan menyerah begitu saja, saya bersama teman saya mengikuti lomba tersebut, serta dengan tambahan dua teman lain yang merupakan salah satu dari top ranking di sekolah kita, saya merasa kita pasti dapat memenangkan lomba tersebut.

Di kelompok tersebut saya menjadi anggota, sedangkan teman saya yang aku pandang sebagai teladan menjadi ketua. Sejujurnya, di awalnya saya seantusias sebelumnya, mengerti bahwa saya bersama siswa-siswa terbaik di sekolah kita, mana mungkin kita bisa kalah. Satu minggu terlewat, walau kita sudah membeli bahan-bahan yang diperlukan, belum ada progres lain sama sekali. Dua minggu terlewat, bahan percobaan masih di rumah masing-masing, masih belum ada kemajuan dalam bentuk apapun. Di waktu itupun saya masih berpikir positif bahwa ketua akan melakukan sesuatu.

Pada akhirnya, dua bulan sebelum lomba, guruku memindahkan aku ke grup lainnya. Sejujurnya secara latar belakang, di grup baru ini tidak sehebat grupku sebelumnya. Ya, dapat dibilang siswa-siswanya biasa-biasa saja. Tetapi, melihat kondisi tersebut, aku tidak akan mengulangi kesalahan sebelumnya, dan aku bergegas untuk mencalonkan diri sebagai ketua kelompok tersebut. Dengan determinasi dan kerja keras, kita berusaha keras dalam membuat penelitian baru untuk lomba tersebut dalam kurun waktu dua bulan. Penelitian kita meliputi membuktikan bahwa buah bidara dapat digunakan sebagai dietary supplement untuk pasien kanker. Beberapa percobaan yang kita lakukan adalah dalam membuktikan bahwa buah bidara tersebut dapat bekerja sebagai antioksdian serta dalam membunuh sel kanker, kedua itu kita buktikan dengan tes DPPH dan tes BSLT. Serta, untuk mengetahui lebih mengapa reaksi yang akan terjadi dapat terjadi, kita melakukan tes phytochemical untuk mengidentikasi metabolit sekunder yang memiliki peran pada reaksi tersebut. Pada akhirnya kita dapat membuktikan bahwa ekstrak buah bidara memiliki kualitas tertentu yang dapat mengekualifikasikannya sebagai zat yang dapat digunakan sebagai anti kanker[2].


Dengan penelitian selesai, lanjutannya adalah mempresentasikannya kepada juri-juri lomba di Malaysia. Lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Di lomba, representasi dari sekolah tidak hanya kita tetapi juga dua kelompok lain yang salah satunya sudah berpengalaman dalam lomba seperti ini. Di saat waktu latihan, saya melihat kepercayaan diri yang ditunjukkan kelompok lain. Mereka tidak hanya menghafal, tetapi memahami apa yang mereka teliti. Berbeda dengan kita, yang hafal saja belum. Di sore hari setelah latihan, sebenarnya saya menangis, berpikir bagaimana kita bisa memenangkan lomba ini dalam kondisi sekarang. Maka, saya mebulatkan tekad, saya menyuruh kelompok saya untuk berlatih lagi, jangan istirahat dulu sampai kita dapat mempresentasikan penelitian kami dengan baik. Kerja keras dan usaha kita akhirnya terjawab. Kita berhasil membawa pulang prestasi dalam bentuk medali serta beberapa special award lainnya.


Dalam beberapa bulan selanjutnya, kita mengkuti 2 lomba penelitian lainnya, dan berhasil juga membawa pulang penghargaan. Setelah itu, mendekati bulan-bulan terakhir masa SMA, kita memilih untuk memusatkan fokus kita kepada ujian kedepan. Saya mulai mempersiapkan diri saya untuk ujian-ujian dari beberapa jalur yang dapat saya gunakan untuk diterima di FKUI. Meski begitu, di selang waktu, atas dari rekomendasi dari guru kita, saya dan kelompok saya juga mencoba untuk menerbitkan penelitian kami dalam suatu jurnal internasional.

Saya telah mempelajari beberapa jalur yang dapat saya lalui untuk sampai pada FKUI seperti, SNBP, SNBT, Talent Scouting, Simak, dan lain-lain. Dari awal saya sadar bahwa jalur SNBP merupakan ketidakkemungkinan bagi saya karena secara peringkat sendiri saya belum mencapai 10 teratas. Sedangkan, SNBT dan Simak meski bisa aku cicil, waktu ujian mereka masih lama. Maka, dengan Talent Scouting yang merujuk kepada prestasi seperti SNBP serta profesiensi dalam bahasa inggris, saya alihkan fokus saya kepada jalur tersebut.

Dengan adanya prestasi-prestasi penelitian, nilai-nilai sekolah yang cukup tinggi, serta penerbitan artikel penelitian yang sedang dalam proses, bidang prestasi sudah aman. Nah untuk bidang profesiensi Inggris, saya pada waktu itu belum memiliki sertifikat Toefl maupun Ielts dalam bentuk apapun. Beruntungnya, sebagai siswa kelas internasional, ada ujian TOEFL yang akan dilaksanakan khusus oleh siswa kelas internasional di waktu yang mendatang.

Walaupun pada latihan TOEFL sebelumnya saya pernah mendapatkan nilai di kisaran 593, saya tetap ingin mencoba untuk melebihi nilai tersebut, paling tidaknya mencapai angka 600. Maka di selang waktu istirahat serta di rumah, saya gunakan waktunya untuk mempelajari soal-soal TOEFL. Bersyukur, saya berhasil mendapatkan nilai TOEFL 640, menjadi peraih nilai TOEFL kedua terbesar di kelas saya.

Dengan begitu, kedua hal yang saya perlukan untuk Talent Scouting telah tersiapkan. Hal terakhir perlu disiapkan untuk Talent Scouitng merupakan beberapa berkas-berkas dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran Talent Scouting tersebut. Beberapa merupakan hal-hal yang mudah seperti fotokopi rapor, tetapi terdapat satu berkas yang dalam skala penting dan persiapan mirip dengan sebuah ujian yaitu Motivation Letter.

Kepentinganya Motivation Letter ini dikarenakan hal inilah yang memastikan bahwa siswa yang mendaftar layak untuk di diterima ke dalam FKUI. Motivation Letter mencakup motivasi seseorang dalam keinginan menggapai cita-citanya dan menjelaskan mengapa ia ingin memasuki universitas yang ia ingin masuki. Selain itu, penulis harus menjelaskan mengapa penulis layak untuk dipilih sebagai calon mahasiswa di universitas tersebut. Karena saya tidak terlalu berpengalaman dalam menulis hal tersebut, saya mengikuti sebuah workshop untuk mengkokohkan penulisan motivation letter saya. Melalui bantuan workshop tersebut serta nasihat-nasihat dari guru-guru saya, saya berhasil dalam menulis Motivation Letter yang saya yakin dapat merepresentasikan diri saya untuk pendaftaran Talent Scouting tersebut.

Hari H telah datang, pengumuman yang lolos ke tahap interview telah diumumkan, bersyukur saya telah lolos ke tahap tersebut. Sama seperti sebelumnya, saya persiapkan semua yang saya butuhkan berdasarkan rincian yang diberikan serta melatih diri agar siap pada saat interview. Interviewnya dapat dikatakan lumayan lancar, saya sendiri usai interview merasa percaya diri dapat lolos.

Di selang waktu menunggu pengumuman, saya mendapat kabar gembira berupa keberhasilnya penerbitan penelitian saya “Juju Jam: Natural anti-cancer food from Bidara fruit for cancer risk patients”2. Pada akhirnya, hal terkahir yang dapat saya lakukan adalah berdoa. Di waktu mendekati pengumuman saya berdiam diri di masjid dan beribadah kepada Allah Swt. untuk keberhasilan ujian FKUI-ku. Waktu pengumuman akhirnya datang, dan dengan gembira saya telah diterima ke FKUI lewat jalur Talent Scouting. Saya merasa bersyukur karena semua usaha-usaha dapat mengantarkan saya ke titik tersebut dan saya merayakannya dengan memeluk ibu saya.


Belajar dari kesalahan-kesalahan saya sebelumnya, pada masa saya di FKUI saya berkomitmen untuk mengubah diri saya untuk menjadi lebih baik. Beberapa hal yang akan saya lakukan, saya akan berusaha untuk lebih aktif maupun itu di kelas ataupun dalam berorganisasi, lebih teliti dalam membaca dan memahami hal-hal seperti materi pelajaran serta peraturan, dan lebih teratur dalam mengatur waktu.


Saya berharap di masa FKUI ini saya dapat menunjukkan diri saya yang terbaik dibanding saya dari sebelumnya. Dan dengan itu, saya berharap dapat melalui perjuangan saya di FKUI dengan baik dan memberikan usaha saya yang semaksimal mungkin. Saya juga berharap bagi angkatan 23 Gelora, kita dapat menunjukkan bahwa kita bukanlah angkatan yang bisa diremehkan, kita dapat menjadi contoh yang baik bagi adik dan kayak tingkat kita, serta menjadi angkatan yang dapat mencerminkan identitas kita sebaik-baik mungkin dan ketika lulus nanti kita dapat menjadi dokter yang ideal bagi pasien-pasien kita serta masyarakat sekitar secara menyeluruh.


Sebenarnya seperti apa dokter ideal itu? Menurut Borracci, dokter ideal dapat difenisikan sebagai seorang yang memiliki kualitas pribadi untuk hubungan interpersonal, terampil dalam pengetahuan, keterampilan teknis dan niat baik[3]. Bagi saya sendiri, dokter yang ideal merupakan dokter yang benar-benar dapat dipercayai oleh pasiennya. Dokter yang ideal pasti akan memiliki rasa empati kepada pasien-pasiennya, seperti halnya menurut Alpert yaitu ciri terpenting yang dimiliki dokter yang baik adalah kebaikan yang berhubungan erat dengan empati[4]. Dokter ideal juga merupakan dotker yang paham dengan etik kedokteran seperti untuk menghormati hak-hak pasien dan bekerja secara independen dan profesional dalam ukuran yang tertinggi[5].

Keinginan saya nanti ketika menjadi dokter merupakan menjadi dokter yang berkualitas dan bermutu agar dapat dipercayai oleh pasien-pasien saya serta masyarakat sekitar. Serta, di masa menjadi dokter nanti saya berharap dapat tetap mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan juga aktif dalam perkembagan tersebut dengan melakukan beberapa hal seperti penelitian ilmu kedokteran.

Di masa preklinik, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk memahami ilmu-ilmu yang akan diajarkan agar saya dapat menjadi dokter yang ahli dan terpercaya dalam pekerjaannya. Untuk merealisasikan hal tersebut, salah satu hal yang akan saya lakukan adalah melatih diri saya dalam bidang ketelitian, kedisiplinan, serta keaktifan.

Di saat saya menjadi dokter, pendidikan pun tak akan berhenti. lmu kedokteran merupakan ilmu yang akan selalu berubah dan berkembang. Maka, meski sudah selesai masa perkuliahan, tahap mencari ilmu tidak akan selesai hingga mati. Saya dapat menambah wawasan saya dengan mengikuti seminar, workshop, dan lain-lain.


Bagi masyarakat, terkait dengna kesehatan saya berharap agar ilmu tentang kesehatan di kalangan masyarakat juga ikut bertambah. Masyarakat harus perhatian kepada kondisi kesehatan mereka masing-masing serta harus memiliki pengetahuan tentang kesehatan sehingga mereka dapat menjaga diri mereka dari penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melakukan pengajaran ilmu-ilmu tersebut kepada masyarakat meski itu melewati postingan sosial media ataupun mengadakan seminar yang terbuka untuk umum.


Terakhir, saya tinggalkan pesan ini bagi kalian yang bekerja keras untuk masuk ke FKUI, saya berharap kalian dapat mengambil hikmah dari pengalaman saya. Saya berharap kalian dapat mengerti bahwa untuk menggapai mimpi kalian, itu tidak lepas dari kerja keras, pengorbanan, dan beribadah. Maka, semangat calon mahasiswa! Raihlah mimpimu.




Daftar Pustaka

  1. Afdhal Y. Pengaruh motivasi berprestasi dan stres terhadap prestasi akademik mahasiswa tahap akademik kelas internasional program studi pendidikan dan profesi dokter fakultas kedokteran universitas indonesia. Improvement [Internet]. 2020 Dec 30 [cited 2023 Aug 9];7(2):100–10. Available from: https://doi.org/10.21009/improvement.v7i2.18366

  2. Wicaksono IP, Basalamah MN, Kesuma DR, Indrasta AZ, Ferian MZP, Indriani NCL. Juju jam: natural anti-cancer food from bidara fruit for cancer risk patients. World Journal of Advanced Research and Reviews [Internet]. 2023 March 30 [cited 2023 Aug 9];17(03):800-8. Available from: https://doi.org/10.30574/wjarr.2023.17.3.0490

  3. Borracci RA, Gallesio JMÁ, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a ‘good’ doctor, and what doctors consider to be a ‘good’ patient. Revista Medica De Chile [Internet]. 2020 Jul 1 [cited 2023 Aug 9];148(7):930–8. Available from: https://doi.org/10.4067/s0034-98872020000700930

  4. Alpert JS, Frishman WH. The most important qualities for the good doctor. The American Journal of Medicine [Internet]. 2021 Jul 1 [cited 2023 Aug 9];134(7):825–6. Available from: https://doi.org/10.1016/j.amjmed.2020.11.002

  5. HUMAS FHUI. Kode Etik Kedokteran Indonesia sebagai Penjaga Profesionalitas Dokter Oleh Wahyu Andrianto [Internet]. 2022 Des 5 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://law.ui.ac.id/kode-etik-kedokteran-indonesia-sebagai-penjaga-profesionalitas-dokter-oleh-wahyu-andrianto/

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page