top of page
  • Youtube
Search
  • Hansveo
  • Aug 13, 2023
  • 12 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Perkenalkan nama saya Hansveo, biasa dipanggil Hans atau Veo oleh keluarga dan juga teman-teman sekolah. Saya merupakan lulusan SMAN 1 Kota Serang, suatu sekolah pemerintah di Kota Serang, sebelum pindah ke sekolah negeri saya bersekolah di SDK dan SMPK BPK Penabur Serang. Kedua orang tua saya berdarah Tionghoa, mereka lahir dan tumbuh besar di Kalimantan Barat. Ayah saya berasal dari Wajok Hilir, Kalimantan Barat sedangkan ibu berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat. Saya merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang lahir di Pontianak pada tanggal 27 Juli 2005. Semenjak lahir hingga berusia satu tahun, saya menjalani masa kecil di Pontianak, selanjutnya keluarga memutuskan untuk pindah ke Kota Serang, Provinsi Banten. Sejak kecil saya sudah diajarkan tata krama turun-temurun dari leluhur, mulai dari tata krama di meja makan, berbicara, bertamu ke tempat orang lain, berinteraksi dengan orang yang lebih tua dan senior, budaya disiplin dan tepat waktu, tata cara dalam pernikahan, sembahyang leluhur, serta masih banyak lagi. Dari semua itu, hal yang paling menarik dan berkesan bagi saya adalah tata krama dalam berinteraksi dengan orang yang lebih tua dan senior. Kedua orang tua selalu mengingatkan saya untuk berperilaku sopan dan hormat terhadap orang yang lebih tua.

Saya sangat bersyukur karena pada tahun ini saya berhasil untuk melanjutkan pendidikan saya di Universitas Indonesia dengan jurusan yang sudah menjadi impian saya sejak kecil, yaitu pendidikan dokter. Saya diterima di FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) pada program reguler melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) yang diumumkan pada tanggal 28 Maret 2023. Menurut pandangan pribadi, dapat melanjutkan pendidikan di FKUI merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya. Dahulu saat masih kecil, saya kerap kali memerhatikan orang dewasa berbincang mengenai dunia perkuliahan. Mereka membahas mengenai universitas-universitas terbaik yang ada di Indonesia. Sejujurnya, saya masih belum memahami apa yang orang dewasa tersebut bicarakan waktu itu, saya hanya mengingat nama Universitas Indonesia yang mereka sebut berulang kali. Nama tersebut adalah nama universitas yang pertama kali saya dengar dan terus saya ingat sampai sekarang. Selanjutnya, saya mulai mengenal nama FKUI ketika mulai bersekolah di SMAN 1 Kota Serang. Teman-teman saya selalu membicarakan nama FKUI saat berkumpul mengerjakan tugas. Mereka terus mengatakan bahwa jurusan kedokteran di Universitas Indonesia merupakan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia. Mendengar hal tersebut, hati saya tergugah untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai FKUI karena jurusan kedokteran merupakan jurusan yang sudah saya incar sejak kelas satu SMA. Setelah mencari tahu lebih lanjut mengenai berbagai keunggulan yang dimiliki FKUI, saya benar-benar takjub dan jatuh hati. FKUI merupakan tempat menimba ilmu kedokteran terbaik di Indonesia, terbukti dengan berbagai prestasi yang telah dicapai, dokter bermutu yang dicetak, kualitas riset, sistem pembelajaran yang efektif, dan juga inovasi-inovasi terbaru yang dihasilkan. Hal yang telah dikemukakan pada kalimat sebelumnya merupakan salah satu motivasi saya untuk memilih jurusan pendidikan dokter Universitas Indonesia sebagai program studi lanjutan.

Motivasi lainnya saya dapatkan dari kisah masa kecil saya. Dulu kedua orang tua saya selalu berusaha untuk membantu anak-anak dan juga orang-orang di sekitar yang tidak seberuntung keluarga kami, meskipun bantuan yang diberikan oleh mereka tergolong kecil. Waktu itu saya masih duduk di kelas 2 SD dan sempat bertanya kepada kedua orang tua saya, “Mengapa kita harus membantu orang-orang seperti mereka? Padahal kita sekeluarga saja tidak begitu sejahtera secara ekonomi,” tanya saya waktu itu. Ibu menjawab, “Mereka semua adalah orang-orang yang tidak seberuntung keluarga kita, mereka tidak memiliki rumah untuk ditinggali, mereka juga bepikir setiap waktu mengenai bagaimana cara mereka untuk bertahan hidup dengan kondisi yang seperti itu. Meskipun bantuan yang kita berikan tergolong kecil, bagi mereka hal tersebut sangatlah berarti. Dengan berbuat baik dan membantu orang lain yang membutuhkan berarti kamu sudah membantu dirimu di masa depan,” ayah melanjutkan pernyataan ibu, “Oleh karena itu, kamu harus menjadi orang yang sukses. Dengan menjadi orang sukses semakin banyak orang kurang beruntung yang dapat kamu bantu!” Setelah mendengar perkataan mereka, saya memahami alasan mengapa membantu sesama itu penting. Semenjak hari itu sikap kepedulian dan empati terhadap sesama mulai mengakar kuat dalam kehidupan saya. Kejadian tersebutlah juga memotivasi saya untuk menjadi seorang dokter yang pada dasarnya memiliki tugas untuk membantu sesama sedari kecil.

Sebagai seorang pelajar yang memiliki cita-cita tinggi, penting bagi saya untuk rajin belajar dan aktif mengikuti berbagai kompetisi. Saya sangat senang mengikuti berbagai lomba mulai dari perlombaan yang bersifat akademik hingga non akademik karena saya yakin, apabila memiliki banyak pengalaman perlombaan dan prestasi saya dapat leluasa memilih program studi lanjutan saya saat SMA. Dari berbagai lomba yang diikuti, saya berhasil mengukir prestasi pada beberapa bidang perlombaan. Saat duduk di tingkat SD, saya berhasil menjadi peraih medali emas di Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) IPA tahun 2016 di Tangerang dan menjadi lulusan terbaik di SDK BPK Penabur Serang pada tahun 2017. Waktu SMP saya berhasil menjadi meraih juara 1 Dhammapada putra pada perlombaan Sippa Dhamma Samajja VII tahun 2018 tingkat Provinsi Banten dan berhasil menjadi peserta Sippa Dhamma Samajja VII tingkat nasional pada tahun 2018. Selain itu, pada tahun berikutnya berhasil mengikuti OSN IPA tahun 2019 di Yogyakarta dan menjadi lulusan terbaik SMPK BPK Penabur Serang pada tahun 2020. Ketika bersekolah di SMAN 1 Kota Serang saya berhasil dua kali berturut-turut menjadi juara 1 KSN Fisika tingkat Kota di tahun 2021 dan 2022, berhasil menyabet medali emas di Olimpiade Kedokteran Indonesia (OKI) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Lembaga Kompetisi Indonesia, serta mendapatkan peringkat satu dan menjadi lulusan terbaik dari seluruh angkatan MIPA di SMAN 1 Kota Serang pada tahun 2023. Semua jerih payah yang telah saya lakukan sejak kecil terbayarkan dengan berhasil melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri dan jurusan impian yaitu jurusan pendidikan dokter di Universitas Indonesia.

Perjuangan ini dimulai saat saya masih duduk di sekolah dasar. Waktu kelas 4 SD, saya sempat ditawarkan untuk mengikuti perlombaan IPA. Saat itu saya merasa sangat senang karena mendapatkan kepercayaan dari sekolah untuk mewakili nama mereka. Akan tetapi hal tak terduga terjadi, sekitar tiga hari sebelum perlombaan tersebut nama saya dicoret dari daftar nama yang akan mengikuti perlombaan tersebut dengan alasan bukan anggota dari siswa yang mengikuti ekstrakurikuler IPA. Saya merasa sangat kecewa waktu itu. Namun, hal tersebut merupakan batu loncatan untuk terus berkembang. Pada saat kelas 5 SD memutuskan untuk bergabung dalam ekstrakurikuler IPA. Saya dengan serius belajar mengenai materi yang akan dilombakan saat OSN IPA waktu itu sampai akhirnya dapat menandingi teman-teman yang pada tahun sebelumnya mewakili sekolah. Jadi, sekolah pun memilih saya untuk membawa nama mereka di OSN IPA SD di tahun 2014. Namun, kala itu hanya dapat lolos sampai tahap 6 besar di Kota Serang. Dengan menganggap kegagalan tersebut sebagai waktu untuk melakukan refleksi diri, saya menyadari kalau kegagalan itu dikarenakan persiapan yang kurang matang dibandingkan dengan pesaing lainnya. Akhirnya, dengan semua pengalaman yang didapatkan pada perlombaan sebelumnya, saat kelas 6 SD berhasil lolos ke perlombaan Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) tingkat nasional pada tahun 2016 di Tangerang. Pada saat itu juga, untuk pertama kalinya berhasil mendapatkan medali emas di dalam suatu perlombaan.

Selanjutnya adalah jenjang SMP. Semangat belajar dan ambisi untuk mengikuti olimpiade semakin tinggi setelah memenangkan perlombaan OMSI sewaktu SD. Sejak masuk kelas 7 SMP saya sudah mulai mengejar materi IPA SMP, mempersiapkan diri untuk mengikuti OSN IPA SMP. Meskipun demikian, setelah diadakan seleksi untuk memilih perwakilan SMP saya masih gagal dalam seleksi tersebut, saya hanya berada tepat satu peringkat dibawah kakak kelas yang menjadi perwakilan sekolah pada tahun itu. Ketika melihat pengumuman pemenang seleksi, saya merasa optimis akan menjadi perwakilan SMPK BPK Penabur Serang di tahun selanjutnya, sebab nilai yang diperoleh dalam seleksi ini tidak beda jauh dengan kakak kelas. Pada saat yang bersamaan saya memilih untuk berlatih melafalkan ayat suci Dhammapada untuk mempersiapkan diri mengikuti perlombaan Sippa Dhamma Samajja tingkat provinsi di Tangerang. Dalam perlombaan tingkat provinsi tersebut berhasil menjadi juara pertama dan dipilih oleh Kementrian Agama Provinsi Banten untuk mewakili provinsi dalam Sippa Dhamma Samajja VII tingkat nasional. Setelah mengikuti lomba tersebut saya hanya berhasil menjadi finalis di tingkat nasional, meskipun begitu banyak pengalaman yang didapatkan pada lomba Sippa Dhamma Samajja VII itu. Di tahun berikutnya berhasil menjadi perwakilan SMPK BPK Penabur Serang dalam OSN IPA SMP di tahun 2019. Saya berjuang dengan sungguh-sungguh karena sekolah sudah memberikan kepercayaan untuk mewakili mereka dalam OSN IPA tahun 2019. Pada akhirnya, semua usaha tidaklah sia-sia, saya sangat terkejut dengan pengumuman yang berisi nama-nama peserta yang berhasil lolos ke tingkat nasional. Saya berhasil menjadi peserta OSN IPA SMP tahun 2019 di Yogyakarta. Banyak pengalaman yang diperoleh selama persiapan lomba tersebut. Mulai dari belajar materi biologi, fisika, dan kimia SMA yang belum pernah dipelajari sebelumnya hingga bertemu dengan banyak teman baru dari kamp pelatihan. Selain itu, banyak praktikum yang dilakukan pada saat pelatihan untuk OSN IPA tahun 2019.

Pengalaman selanjutnya adalah SMA. Saya menggunakan jalur prestasi untuk ke SMA terbaik di Kota Serang, yaitu SMAN 1 Kota Serang. Sebelum masuk SMA, saya memikirkan untuk memilih bidang olimpiade yang akan diambil nanti, awalnya sempat bimbang untuk memilih tapi pada akhirnya memutuskan untuk memilih fisika sebagai bidang lomba KSN (Kompetisi Sains Naisonal) nanti. Karena berambisi kuat untuk mengikuti KSN fisika di SMA, sebelum masuk sekolah saya sudah mulai menyicil materi-materi yang akan dipelajari ketika SMA. Selama pembelajaran fisika, saya sangat aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Guru fisika saya semakin terkesan dengan kemampuan yang saya miliki. Beliau menyarankan untuk mengikuti seleksi KSN fisika di sekolah. Karena sudah mempersiapkan semua dengan baik, akhirnya berhasil menjadi perwakilan SMAN 1 Kota Serang untuk KSN fisika tingkat kota di tahun 2021 dan 2022. Saya mengikuti KSN fisika tingkat kota dengan penuh persiapan hingga berhasil mendapatkan juara pertama sebanyak dua kali berturut-turut di Kota Serang pada tahun 2021 dan 2022. Namun, masih terdapat rasa kecewa dalam diri saya karena masih belum bisa menembus tingkat nasional untuk KSN fisika. Kegagalan tersebut, memotivasi untuk terus mencoba dan belajar lebih giat. Saya memutuskan untuk mengikuti perlombaan lain pada kelas 11 dengan mencoba olimpiade di bidang kedokteran yang diadakan oleh Lembaga Kompetisi Indonesia di tahun 2022. Bersyukur karena dapat mengakhiri masa lomba di SMA dengan meraih medali emas pada perlombaan tersebut. Selain itu, sebenarnya sejak masuk SMA saya juga telah menargetkan untuk lulus ke perguruan tinggi melalui jalur nilai rapor. Oleh karena itu, saya selalu berusaha untuk memaksimalkan nilai-nilai pengetahuan setiap mata pelajaran. Dan benar usaha tidak mengkhianati hasil, saya berhasil diterima oleh perguruan tinggi negeri favorit melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) dengan prodi yang terkenal akan kesulitannya untuk ditembus, yaitu jurusan pendidikan dokter Universitas Indonesia. Kebahagiaan meluap ketika membuka pengumuman hasil SNBP 2023 tahun ini, rasanya sangat senang dan bangga bisa masuk ke Universitas Indonesia.

Selama enam tahun di SD, tiga tahun di SMP, dan tiga tahun di SMA menjalani pendidikan, masih ada satu hal yang belum dapat saya kuasai, hal tersebut adalah konsistensi. Menurut KBBI, konsistensi adalah ketetapan dan kemantapan dalam bertindak.1 Selama ini saya masih belum dapat menjaga intensitas belajar saya secara konstan, oleh karena itu saya memiliki komitmen untuk mulai membangun konsistensi belajar saya selama berkuliah di FKUI. Selain itu, saya juga masih belum cukup tertata rapi ketika mengerjakan banyak tugas sekaligus, akan tetapi setelah masuk ke FKUI saya akan berkomitmen untuk memperbaiki cara saya dalam mengerjakan tugas.

Sebagai seorang mahasiswa baru FKUI, tentunya saya memiliki beberapa harapan. Yang pertama, saya harap dapat menjalani masa pendidikan saya di FKUI dengan baik agar dapat lulus tepat waktu dan menjadi dokter lulusan FKUI yang ideal. Yang kedua, saya harap dapat menoreh banyak prestasi dalam perlombaan, baik nasional maupun internasional selama menjadi mahasiswa FKUI. Yang ketiga, semoga saya dikelilingi lingkungan yang suportif dan membawa dampak positif selama berkuliah di FKUI, terutama dari lingkungan teman-teman sejawat FKUI 2023 Gelora. Yang keempat, saya harap seluruh anggota FKUI 2023 Gelora dapat lulus bersama-sama dan semuanya menjadi dokter dengan kualitas terbaik di Indonesia sesuai dengan jargon kita bersama, yaitu “Bangkit bersinergi, setia mengabdi.” Dan yang terakhir, saya harap berbagai ilmu kedokteran yang telah dipelajari dapat saya implementasikan dengan sangat baik kepada para pasien saya kelak.

Ideal berarti sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.2 Secara umum, kombinasi antara penguasaan ilmu pengetahuan kedokteran dengan kemampuan seorang dokter mengimplementasikan sikap humanis medis akan memenuhi persyaratan dasar dari apa yang pasien anggap sebagai dokter yang ideal.3 Sedangkan menurut pandangan saya sendiri, dokter ideal adalah dokter yang tentu saja wajib menguasai ilmu kedokteran dan nilai-nilai luhur kedokteran dengan baik, dokter yang tidak memilih-milih pasien, serta dokter yang mengutamakan keselamatan pasien lebih dari apapun dengan tidak mencampuradukkan aspek hukum dalam menghadapi situasi darurat pasien. Belakangan ini terjadi peningkatan jumlah tuntutan hukum untuk malpraktek medis secara signifikan.4 Hal ini memengaruhi cara dokter mengambil keputusan untuk pasien.4 Dokter akan cenderung memilih perawatan medis yang jauh lebih konservatif untuk pasien.4 Terutama, mereka melakukan hal tersebut ketika mereka telah memprediksi bahwa pasien akan memilih perawatan yang berisiko.4 Cukup memprihatinkan ketika mengetahui tentang latar belakang keputusan mereka, mayoritas dokter (93%) menyatakan kalau mereka khawatir akan konsekuensi hukum.4 Saya berkomitmen akan menjadi seorang dokter ideal menurut pandanganku sendiri, bagi saya nyawa pasien merupakan hal paling penting dibandingkan dipidana akibat malpraktek medis. Karena tugas seorang dokter hanyalah satu, selamatkan pasien! Selamatkan pasien, apapun yang terjadi!

Dokter ideal berdasarkan pandangan saya tersebut menganut dua nilai luhur kedokteran berdasarkan Seven Stars Doctor (standar ideal yang harus dipenuhi oleh dokter) yang dominan, yaitu care provider dan decision-maker.5 Berdasarkan nilai care provider, seorang dokter wajib mengutamakan dan memberikan pelayanan terbaik untuk pasiennya, baik dari proses pengobatan, kenyamanan, kepedulian, serta empati yang membuat pasien merasa yakin serta bersugesti positif sehingga memesatkan kesembuhannya.5 Seseorang dokter sepatutnya siap menolong pasien dalam suasana apapun, kapanpun, tanpa membedakan penderita itu dari ras, agama, suku, serta tingkatan ekonomi sosialnya.5 Sedangkan berdasarkan nilai decision-maker, seorang dokter wajib memutuskan diagnosa dengan cepat dan tepat dari berbagai diagnosa banding yang ada, yang diperoleh dari anamnesa (wawancara), pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang semacam pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi ataupun rekam jantung, yang telah dilakukan.5 Menurut saya kedua nilai tersebut wajib dimiliki seorang dokter, dokter bedah yang merupakan gelar spesialis impian saya yang pastinya akan lebih sering menghadapi kasus-kasus gawat darurat. Dengan kedua nilai tersebut ditambah kemampuan dan keterampilan medis, tentu saja dokter ideal yang saya idamkan akan sangat berkontribusi terhadap menurunnya angka kematian masyarakat Indonesia akibat kasus gawat darurat.

Berbicara mengenai sosok dokter panutan, mungkin dr. Boo Yong-Joo atau yang biasa di panggil Kim Sa Bu, tokoh utama dari serial drama Korea “Dr. Romantic”. Kim Sa Bu merupakan seorang dokter yang hebat dan sangat lihai dalam menyelamatkan pasiennya, selain itu ia juga memiliki nilai-nilai kedokteran yang melekat dalam kehidupannya. Kim Sa Bu benar-benar mengutamakan pasiennya daripada apapun, terbukti dari tindakan konkrit yang dilakukan, walaupun menerima berbagai tekanan dari orang-orang yang membencinya ia tetap memilih untuk menyelamatkan pasiennya. Kim Sa Bu juga sangat berani dalam mengambil suatu keputusan berisiko untuk tetap menyelamatkan pasien-pasiennya, walaupun demikian tidak dipungkiri kalau ia memang sudah memiliki pengalaman tersebut sebelumnya. Kim Sa Bu juga tidak pernah pilih-pilih pasien, biarpun pasien yang ia operasi adalah seorang narapidana. Menurut Kim Sa Bu, ketika kita sudah berada di ruang operasi haram hukumnya untuk membawa masalah eksternal ataupun pribadi ke dalam ruangan tersebut. Menjunjung tinggi kesetaraan dalam rumah sakit juga merupakan salah satu sifat yang saya kagumi dari Kim Sa Bu, sekalipun ia adalah seorang dokter profesional ia tidak pernah memandang rendah rekan-rekan kerjanya, seorang orderly sekalipun. Selain itu, saya juga ingin mengikuti jejak Kim Sa Bu yang tidak pernah berhenti belajar meski sudah menjadi dokter senior dan berpengalaman.

Untuk rencana jangka pendek yaitu sebagai mahasiswa kedokteran yang akan mengalami masa preklinik, saya berencana untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan pembelajaran yang baru agar dapat menyerap seluruh wawasan yang akan didapatkan selama perkuliahan. Saya juga berencana untuk selalu mengulang berbagai materi yang telah diberikan oleh para dosen selama pembelajaran pada hari tersebut, dengan hal tersebut saya harap dapat memaksimalkan materi kedokteran dan juga menjaga IPK saya sesuai dengan sasaran, yaitu 4. Selain itu, saya memiliki rencana untuk aktif ikut serta dalam berbagai perlombaan di kancah nasional dan internasional. Dalam waktu dekat ini, saya juga ingin melatih kemampuan public speaking karena menurut saya hal tersebut merupakan hal esensial yang diperlukan seorang dokter.

Saya juga memiliki beberapa rencana jangka panjang selama saya berkuliah di FKUI. Gelar spesialis dokter bedah umum dan bedah toraks, kardiak, dan vaskular merupakan dua gelar spesialis impian saya sejak SMA, jadi saya memiliki rencana untuk berjuang memiliki kedua gelar tersebut dalam nama saya. Saya tahu untuk memiliki gelar spesialis tersebut tidaklah mudah, akan tetapi saya akan berusaha secara maksimal untuk meraih gelar tersebut. Saya juga akan mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai luhur kedokteran dengan baik kepada pasien. Selain itu, saya juga memiliki tujuan lain dalam hidup, yaitu mendirikan yayasan panti asuhan dan panti jompo di mana semua anggota yang berada dalam yayasan tersebut memiliki kesejahteraan yang baik. Saya juga bertekad untuk memanfaatkan pendidikan dan ilmu-ilmu kedokteran yang didapatkan selama berkuliah di FKUI untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seluruh anggota dalam panti asuhan dan panti jompo. Di dalam yayasan tersebut juga akan direkrut para lulusan terbaik pendidikan keguruan, ahli gizi, manajemen, dan rekan-rekan dokter untuk mengurus yayasan. Selain itu juga, saya berencana mendirikan sekolah bagi anak-anak yang ada di panti asuhan dengan tenaga pendidik terbaik. Dengan memberikan pendidikan terbaik dan kualitas kesejahteraan yang memadai, yayasan yang kami urus bersama tentu akan mencetak banyak generasi muda Indonesia berprestasi yang nantinya akan menjadi penentu kelanjutan dari bangsa Indonesia. Saya juga memiliki tujuan untuk membantu anak-anak Indonesia yang keluarganya kurang mampu untuk menempuh pendidikan dengan membuka beasiswa pendidikan bagi mereka.

Harapan saya untuk masyarakat Indonesia adalah mereka semua memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik. Ketika saya sudah menjadi seorang dokter, saya harap seluruh lapisan masyarakat dapat mendukung saya untuk mewujudkan satu impian besar saya, yaitu meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat di Indonesia. Hal lain yang saya harapkan adalah masyarakat Indonesia tidak mudah termakan informasi palsu yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Yang terakhir, semoga masyarakat Indonesia tidak takut dan ragu-ragu untuk memeriksakan dirinya ke klinik atau rumah sakit terdekat.

Kepada adik-adik kelas yang memiliki mimpi untuk masuk ke dalam keluarga besar FKUI, teruslah berjuang sampai titik darah penghabisan! Karena mereka orang-orang sukses bukanlah mereka yang tidak pernah mengalami kegagalan, mereka adalah orang-orang orang yang tidak pernah menyerah dan lari dari masalah yang mereka hadapi. Kalian semua harus membulatkan tekad kalian selama kalian berjuang, karena saya meyakini jalan perjuangan yang kalian lalui untuk menggapai mimpi akan dipenuhi banyak rintangan. Yang terakhir, kalian perlu meminta doa kedua orang tua kalian untuk merestui perjuangan kalian dalam menggapai cita-cita. Tetap semangat dan sampai jumpa di FKUI!




REFERENSI

  1. Konsistensi [Internet]. Jakarta: Kamus Besar Bahasa Indonesia; 2023 [cited 2023 Aug 4]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/konsistensi

  2. Ideal [Internet]. Jakarta: Kamus Besar Bahasa Indonesia; 2023 [cited 2023 Aug 4]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ideal

  3. Borracci RA, Álvarez Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a 'good' doctor, and what doctors consider to be a 'good' patient. Rev Med Chil [Internet]. 2020 Jul [cited 2023 Aug 5];148(7):930-8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/

  4. Garcia-Retamero R, Galesic M. On defensive decision making: how doctors make decisions for their patients. Health Expect [Internet]. 2014 Oct [cited 2023 Aug 5];17(5):664-9. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5060905/

  5. Supiyanti I, Muhardi. Seven stars Moslem doctor sebagai aplikasi internalisasi nilai-nilai Islam dalam nilai kerja kenaga medis di Indonesia. Paradigma Jurnal Multidisipliner Mahasiswa Pascasarjana [Internet]. 2020;1(1):36-45. Available from: https://jurnal.ugm.ac.id/paradigma/article/download/59573/pdf

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

コメント


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page