top of page
  • Youtube
Search
  • Hana Latifah Indriani
  • Aug 12, 2023
  • 7 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Perkenalkan nama saya Hana Latifah Indriani, akrab dipanggil Hana. Saya berasal dari SMAN 8 Jakarta dan sekarang akan menempuh kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, angkatan 2023. Saya merupakan bagian dari Kelas Khusus Internasional yang masuk melalui jalur Simak.


Saya tidak pernah menyangka akan melanjutkan kuliah di FKUI KKI. Saya tidak pernah ada rencana untuk belajar di luar negeri sebelumnya. Hal itu karena saya ingin benar-benar fokus kepada dunia kedokteran Indonesia. Untuk apa belajar di luar negeri jika akhirnya saya akan bekerja di Indonesia. Toh, materi kedokteran yang diberikan di dalam negeri tidak kalah jauh dari luar negeri. Selama kuliah saya juga bukan hanya belajar materi, tetapi juga akan mengenal komponen-komponen kedokteran seperti pasien, sejawat dokter, dan sebagainya. Akan lebih baik jika saya sudah mengenal mereka dari awal, yaitu pada masa kuliah. Jadi, untuk apa belajar di luar negeri? Begitulah pemikiran saya saat masa-masa semester 5 SMA.


Seiring berjalannya waktu saat seleksi PTN, pemikiran saya sebelumnya menjadi dipertanyakan tak lain oleh saya sendiri. Apakah benar dengan belajar di luar negeri tidak akan memberikan faedah untuk cita-cita saya mengabdi di Indonesia? Mungkin dengan mengikuti program double degree, saya dapat memberikan pengabdian maksimal kepada Indonesia. Mungkin saya bisa belajar dari dunia kedokteran luar negeri yang sudah lebih maju dari Indonesia. Bahkan, mungkin saya bisa belajar dari budaya luar negeri di luar dunia kedokteran yang baik diterapkan seterusnya. Namun, saya tetap ingin belajar di Indonesia. pemikiran saya masih teguh tentang saya yang sebaiknya belajar di Indonesia agar bisa mengenali komponen-komponen kedokteran yang saya ingin bekerja sama dengannya, yaitu masyarakat Indonesia. Berdasar dari hal-hal tersebut, saya mencari tahu tentang program gelar ganda yang ada di Indonesia hingga akhirnya saya menelusuri tentang FKUI KKI. Selain dari UI sendiri yang tidak perlu diragukan kualitasnya, KKI memiliki program double degree dengan pilihan gelar yang menjanjikan dan universitas yang maju. Kedua poin tersebut mendukung keinginan saya untuk belajar di dalam dan luar negeri untuk menunjang cita-cita saya, mengabdi sebagai dokter di Indonesia. Akhirnya, saya menemui diri saya yang ingin menjadi bagian dari FKUI KKI.


Diterimanya saya di FKUI KKI 2023 menghapus kata-kata “mungkin” di atas. Kalimat-kalimat tersebut menjadi rencana dan harapan saya dalam menjalani kuliah ini. Saya bertekad untuk meresapi semua yang bisa saya pelajari saat saya menempuh program double degree di luar negeri nanti, dimanapun saya berada nantinya.


Sampai saya duduk di bangku SMP, saya bisa dengan yakin berkata bahwa pelajaran favorit saya adalah biologi, atau mungkin IPA yang menjurus ke biologi. Saya hampir selalu senang belajar mengenai hal tersebut. Saya suka membacanya berlama-lama dan mendiskusikannya dengan teman-teman atau kadang dengan guru. Namun, hal ini tidak terulang pada masa kelas 10 dan 11 saat SMA. Walaupun saya awalnya sangat bersemangat belajar mengenai tubuh manusia, saya tidak merasakan semangat itu saat waktunya mempelajarinya. Hal ini karena saya mempelajarinya pada saat Covid-19 menyerang dunia. Melalui pembelajaran daring saja, saya tidak dapat memahami sepenuhnya materi yang disampaikan, termasuk biologi. Ditambah pada saat itu merupakan masa-masa adaptasi untuk semua orang, sehingga sistem pembelajaran masih kurang efektif setidaknya bagi saya sendiri. Pada masa-masa ini, saya juga mengalami rentetan kejadian yang menyebabkan saya mengalami tingkatan stres yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya kehilangan motivasi. Sampai akhirnya pada pertengahan kelas 11, pembelajaran tatap muka dimulai. Saya mulai melakukan berbagai praktikum untuk pelajaran biologi dan kimia. Saya kembali menyenangi biologi, ditambah dengan kimia yang saya tidak sangka akan sukai karena saya tidak menyukainya sebelumnya. Dengan perasaan yang timbul kembali ini, saya mempelajari ulang pelajaran biologi dengan materi tubuh manusia. Seperti yang saya perkirakan dulu, materi ini menjadi materi favorit saya pada masa SMA. Saya menemui diri saya yang kembali ingin dan teguh menjadi dokter.


Awalnya, saya ragu karena saya harus mengejar ketertinggalan saat SMA. Sedangkan seperti yang kita semua tahu, peminat kedokteran biasanya adalah orang-orang yang sudah menguasai materi-materi SMA. Pada kelas 12, saya bertekad untuk mengejar ketertinggalan saya. Saya terus belajar pada saat teman-teman saya masih bermain. Saya terus melatih seluruh materi, terutama matematika dan fisika yang sangat saya tidak sukai. Saya juga ikut lomba-lomba biologi dan bahasa inggris dengan menggaet beberapa sertifikat. Sampai akhirnya saya mendapatkan kuota eligible pada sekolah saya, walau dengan peringkat yang kurang aman karena rata-rata pada kelas 10 dan 11 saya kurang baik. Dengan peringkat tersebut, saya tetap memilih Fakultas Kedokteran, sadar akan kemungkinannya yang sangat kecil. Saya sudah siap ditolak saat itu, maka itu saya belajar terus untuk SNBT. Progres nilai-nilai try out saya awalnya tidak stabil, hingga pada akhir mulai terus meningkat. Alhamdulillah, saya diterima oleh pilihan kedua saya yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Namun, pada saat itu saya masih ingin berusaha untuk mendapatkan kampus-kampus impian saya. Setelah saya diterima di FK Unsri, saya juga mengalami beberapa perubahan pemikiran mengenai kampus dan program pembelajaran seperti apa yang saya inginkan seperti yang saya ceritakan di atas.


Sejujurnya, saya tidak sangka saya akan lolos tahap 1 SIMAK FKUI KKI. Waktu saya untuk menelusuri FKUI KKI hingga akhirnya ingin menjadi bagian darinya dan belajar untuk SIMAK tidaklah banyak. Setelah saya dinyatakan lolos tahap 1, saya mencari tahu mengenai MMI (Multiple Mini Interview) di internet sembari berlatih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya temui. Sampai akhirnya, alhamdulillah, saya diterima menjadi mahasiswa FKUI KKI 2023.


Setelah saya diterima menjadi bagian dari FKUI KKI, saya memiliki komitmen untuk jauh lebih serius belajar dari sebelumnya. Saya berencana untuk terus mencari strategi belajar bagaimana yang akan cocok dengan kuliah kedokteran nanti dan menuangkan waktu dan tenaga saya terutama untuk belajar. Saya juga berkomitmen untuk terus memperbaiki diri dan sebisa saya menanamkan karakteristik dan nilai luhur yang membuat saya menjadi dokter yang ideal. Aspek dari kepribadian yang paling utama akan saya coba terus pertajam adalah komunikasi. Sejak SMA, saya sudah mengikuti ekstrakurikuler yang telah mengasah komunikasi saya. Namun, saat kuliah nanti saya akan terus mengasahnya dengan tetap ikut mengikuti organisasi. Perbedaannya, untuk masa kuliah saya akan lebih mengutamakan kegiatan bakti sosial dari keorganisasian. Komitmen-komitmen tersebut merupakan harapan untuk diri saya pada masa kuliah nanti.


Tidak usah jauh-jauh, saya juga berharap jargon angkatan kami terealisasikan sebaik mungkin. Saya berharap FKUI 2023 dapat bangkit dalam sinergi, bersatu menjadi keluarga yang saling mengayomi hingga akhir karier kami. Saya berharap FKUI 2023 akan terus setia mengabdi kepada masyarakat. Saya juga berharap FKUI 2023 dapat sukses bersama dan terus bisa menyelesaikan konflik apapun diantara kami nantinya dengan damai.


Seorang dokter memiliki peranan dan tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan kepada pasien sesuai dengan standar operasional secara berkala, melakukan pendekatan kepada masyarakat, memberikan nasehat mengenai pengobatan, pencegahan dan rehabilitasi dengan dibantu oleh rekan medis lainya sesuai dengan bidang keahlianya masing-masing yang digunakan dalam melakukan pelayanan kepada pasien[1]. Berdasarkan arti dari kata ideal yaitu sangat sesuai dengan yang dikehendaki dari KBBI, dokter ideal tentunya adalah dokter yang bisa menjalankan peranan dan tanggung jawabnya sebaik mungkin. Untuk mencapainya, dibutuhkan karakteristik dan nilai luhur yang tertanam dalam seorang dokter ideal. Berbagai sumber akan memberi tahu karakteristik dan nilai luhur yang beragam dan tidak sedikit. Namun, menurut saya sendiri ada beberapa karakteristik dan nilai luhur utama yang akan menjadi pegangan saya hingga akhir karier nanti. Tidak diurutkan berdasarkan prioritas, yang pertama adalah kemampuan penyelesaian masalah yang baik. Sebagai dokter nantinya, akan ada banyak rintangan yang harus diselesaikan seefisien mungkin. Mulai dari masalah kesehatan dari pasien, masalah dengan sejawat dan rekan yang mungkin muncul, hingga masalah-masalah lain yang tidak terduga. Seorang dokter bertanggung jawab atas kualitas kehidupan dan terkadang nyawa pasien. Kemampuan ini juga dibutuhkan karena masalah tak jarang datang bertubi-tubi, sehingga butuh pikiran yang jernih untuk bisa menghadapinya. Maka itu, seorang dokter yang ideal bisa menyelesaikan berbagai masalah yang ada dengan baik dan memberikan pelayanan yang optimal. Karakteristik kedua adalah komunikasi yang baik[2, 3]. Seorang dokter biasanya akan selalu berkomunikasi dengan pasien, sejawat, dan rekan-rekannya. Penting untuk seorang dokter bisa menyampaikan suatu hal dengan jelas dan seefisien mungkin demi kepahaman pasien dan kelancaran bekerja sama dengan sejawat dan rekan. Dalam berkomunikasi dengan pasien, juga dapat diterapkan rasa empati yang sepadan untuk mendapatkan kepercayaan pasien[3-5]. Hal ini juga akan berpengaruh kepada kualitas pelayanan yang diberikan. Ketiga adalah integritas yang selalu dijaga. Tanggung jawab seorang dokter adalah kualitas kehidupan dari orang lain. Kejujuran dan keteguhan terhadap moral merupakan hal yang penting agar pasien tetap menjadi prioritas bagi seorang dokter ideal[5]. Seluruh karakteristik dan nilai luhur tersebut akan terus saya pegang dan saya harap akan terus berkembang dalam diri saya.


Singkatnya, saya ingin menjadi dokter yang andal dan terpercaya. Selain dari karakteristik dan nilai luhur di atas, saya juga ingin menjadi ahli dalam kedokteran. Saya ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien nanti dengan salah satu langkahnya adalah menguasai kedokteran, terutama di bidang spesialisasi saya nanti. Saya juga ingin menjadi dokter yang secara tulus peduli dengan pasien-pasiennya. Dengan ini, saya harap saya dapat memaksimalkan pelayanan saya nantinya saat telah menjadi seorang dokter.


Untuk masa-masa preklinik, saya memiliki harapan untuk bisa menguasai materi kedokteran sebaik mungkin. Untuk mencapainya, saya akan terus mencari dan menggunakan strategi belajar dengan tepat dan mengutamakan belajar seperti yang saya ceritakan di atas. Saya juga akan aktif dalam kegiatan sosial untuk merealisasikan komitmen saya, memperbaiki diri dan menanamkan karakteristik dan nilai luhur dokter ideal.


Untuk masa-masa klinik, saya ingin menerapkan sifat-sifat tersebut dan tetap terus belajar. Saya akan merealisasikan diri saya menjadi dokter yang saya inginkan, dengan cara mengarahkan fokus saya sepenuhnya untuk tahapan koas.


Untuk adik-adik yang bercita-cita menjadi bagian dari FKUI nantinya, inilah pesan saya. Telusurilah dulu ketentuan yang diperlukan menjadi seorang calon dokter, khususnya mahasiswa FKUI. Periksalah kebutaan warna, kesehatan jiwa, dan lain-lain sebelum menetapkan cita-cita menjadi dokter. Terus tanyakan diri, apakah FKUI benar yang kamu inginkan? Apakah FKUI adalah pilihan paling cocok untuk cita-citamu? Apakah kamu bisa memberikan kontribusi dan terus mengabdi untuk FKUI? Mantapkanlah jawabanmu atas pertanyaan-pertanyaan itu. Teruslah bangun ketangguhan dan latih daya tahanmu. Teruslah belajar dan bangkit dari kegagalan yang dihadapi. Jagalah hubunganmu dengan orang tua, minta restu mereka dan terus berdoa kepada Tuhan. Teruslah semangat dan yakin bahwa kamu bisa!




DAFTAR PUSTAKA

  1. Nuralim N. Tugas dan tanggung jawab dokter menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pemberian pelayanan kesehatan di kecamatan sibulue kabupaten bone [Internet]. Bone: Jurnal Al-Dustur; 2019 Jul 23 [cited 2023 Aug 10]. Available from : https://mail.jurnal.iain-bone.ac.id/index.php/aldustur/article/view/347

  2. Tim KBBI Edisi Lima. KBBI daring [Internet]. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bangsa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; 2016 Oct 28 [updated 2022 Apr; cited 2023 Aug 10]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id

  3. Larasati TA. Komunikasi dokter-pasien berfokus pasien pada pelayanan kesehatan primer [Internet]. Lampung: Jurnal Kedokteran Universitas Lampung; 2019 Mar 17 [cited 2023 Aug 10]. Available from : Komunikasi Dokter-Pasien Berfokus Pasien pada Pelayanan Kesehatan Primer | Larasati | Jurnal Kedokteran Universitas Lampung

  4. Kamilova DN, Saydalikhujaeva SK, Rakhmatullaeva DM, Makhmudova MK, Tadjieva KS. Professional image of a teacher and a doctor. British Medical Journal [Internet]. 2021 Nov 24 [cited 2023 Aug 10];1(4):9-12. Available from: https://ejournals.id/index.php/bmj/article/download/310/291

  5. Howe LC, Leibowitz KA, Crum AJ. When your doctor “Gets It” and “Gets You” : The critical role of competence and warmth in the patient–provider interaction [Internet]. Stanford: Frontiers in psychiatry; 2019 Jul 4 [cited 2023 Aug 10]. Available from : When Your Doctor “Gets It” and “Gets You”: The Critical Role of Competence and Warmth in the Patient–Provider Interaction

  6. Alpert JS, Frishman WH. The most important qualities for the good doctor [Internet]. Tucson: The American Journal of Medicine. 2021 Jul 1 [cited 2023 Aug 10]. Available from : The Most Important Qualities for the Good Doctor - The American Journal of Medicine



 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page