top of page
  • Youtube
Search
  • Gian Alvina Susatyo
  • Aug 12, 2023
  • 8 min read

Updated: Aug 13, 2023

Narasi Perjuangan


Halo semuanya, salam kenal. Perkenalkan nama saya Gian Alvina Susatyo, biasa dipanggil Gian. Nama ini diamanahkan kepada saya tepat pada tanggal 18 Juni 2004 bertempat di Jakarta. Saya merupakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia angkatan 2023 dengan Program Studi Pendidikan Dokter kelas reguler. Sebelumnya, saya merupakan lulusan dari SMAN 68 Jakarta. Seperti yang diketahui, Universitas Indonesia membuka banyak jalur dan kesempatan untuk calon mahasiswa, dan bagi saya jalur SNBT adalah jalur yang tepat untuk menempuh pendidikan di FKUI.


Mendengar satu kata dengan berjuta makna seringkali menghampiri di hidup kita. Hal itu berlaku pula pada satu kata ini, yaitu FKUI. Ketika kata FKUI diucapkan, seketika pula banyak pemikiran yang berkelana. Kebanggaan, mimpi, harapan, motivasi, semangat, kesempatan, cinta, dan kata baik lainnya. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau yang kerapkali dikenal dengan sebutan FKUI merupakan fakultas kedokteran terbaik yang meraih akreditasi A.


FKUI sendiri bagi saya adalah sebuah mimpi, cita, semangat, motivasi, dan cinta pertama yang selalu melekat di hati dan pikiran saya. Reputasi dan sejarah yang dimiliki FKUI baik nasional maupun internasional telah melahirkan tenaga medis yang berkulitas, berprestasi, dan banyak berkontribusi di bidang kesehatan. Kualitas pengajar yang mendidik berkualitas tinggi dan kurikulum yang diaplikasikan menyediakan mahasiswa kedokteran pendidikan dan pembelajaran yang komprehensif dan detail.


FKUI juga sudah banyak berkontribusi pada masyarakat. Tenaga medis lulusan FKUI berkontribusi besar dalam kesehatan masyarakat. Kesempatan yang dimilki untuk berkontribusi dalam melayani masyarakat merupakan salah satu nilai plus dari sekian banyak nilai plus yang dimiliki FKUI. Jaringan dan kolaborasi yang beragam juga membuka banyak peluang untuk menata karier sebagai seseorang tenaga medis.


Membayangkan diri saya memakai jaket kuning (jakun) yang menjadi salah satu identitas Universitas Indonesia dengan makara hijau adalah mimpi saya sejak saya mengenal berbagai profesi yang ada. Sesuatu hal yang sangat membanggakan untuk sekadar membayangkan diri ini bisa menempuh pendidikan di FKUI. Berbagai video dan foto tentang perjalanan menjadi seorang dokter, cerita singkat dan lucu saat sedang fase co-ass, kisah-kisah menginspirasi menjadi seorang dokter, seringkali berseliweran di media sosial yang saya miliki. Hal tersebut menumbuhkan rasa ketertarikan di hati saya untuk bisa menjadi seorang dokter.


Dari hanya rasa ketertarikan biasa yang berubah menjadi gairah yang mendalam, saya meyakini bisa memiliki karier di bidang kesehatan dan bisa berkontribusi banyak bagi masyarakat. Minat yang mendalam dalam bidang kesehatan dan kedokteran adalah salah satu motivasi yang saya miliki untuk mengejar mimpi saya menempuh pendidikan di FKUI.

Berbicara mengenai motivasi pastinya tidak lekang dari keterlibatan orang tua, keluarga, dan teman-teman. Pernah sewaktu hari terucap dari mulut seorang ibu yang memiliki keinginan untuk melihat salah satu anaknya menjadi seorang dokter. Kalimat yang menjadi doa tersebutlah yang menjadi motivasi tebesar untuk terus berjuang dan menggapai cita-cita untuk bisa menjadi seorang dokter. Raut muka beliau yang menenangkan dan selalu meyakinkan bahwasannya apapun bisa dilalui menjadi dorongan untuk saya berjuang tanpa lelah dan tanpa henti sampai titik darah penghabisan.


Perjuangan dimulai ketika saya sudah merencanakan masa depan saya. Perjuangan yang sangat tidak mudah, penuh dengan lika liku, jatuh bangun yang tak hentinya menyerang, kesedihan dan kebahagiaan yang setia mengiringi, dan selalu meyakini akan membuahkan hasil yang memuaskan. Dihadapi banyak kegagalan dimulai dengan gagalnya saya masuk smp yang saya inginkan dengan jalur yang sudah saya rencanakan. Benar kata orang-orang bahwasaannya manusia hanya bisa berencana, Tuhanlah yang menentukan segalanya. Bisa mendapatkan salah satu privilege untuk bisa bersekolah di SMPN 115 Jakarta walaupun dengan jalur berbeda dari yang saya rencanakan adalah awal mula perjuangan serius saya untuk bisa mendapatkan FKUI.


Gagal kedua yang saya rasakan seakan menghantam semangat saya mengejar mimpi. Gagal untuk bisa masuk di sma impian saya, yaitu SMAN 8 Jakarta dan berakhir melanjutkan pendidikan di SMAN 68 Jakarta bagai pisau bermata dua. Di satu sisi saya sedih merasa mengecewakan orang tua karena tidak bisa melanjutkan pendidikan di sma yang diharapkan dan di satu sisi pula merupakan gerbang yang membuka banyak jalan dan kesempatan untuk saya mengeksplor lebih diri saya. Perjuangan untuk bisa menaikkan nilai, menambah nilai dengan ikut berorganisasi, menjadi Ketua MPK, dan belajar dengan giat nyatanya tak cukup menghantarkan saya untuk bisa masuk FKUI melalui jalur SNMPTN.


Kecewa akan kegagalan kesekian kalinya tak menggentarkan saya untuk berpindah jurusan. Jalur yang dibuka selalu saya ikuti agar tak kehilangan kesempatan. Dari kegagalan di SNMPTN membawa saya untuk terus belajar dan berjuang. Mengikuti bimbel dan tambahan di tengah pandemi yang sedang berlangsung tidak meruntuhkan semangat saya. Tibalah saat pengumuman UTBK, sayangnya keberuntungan belum berpihak pada saya. Kesedihan dan kekecewaan yang sangat mendalam menghantui pikiran, emosi, dan hati saya. Bangkit setelah terjatuh mengajarkan saya banyak hal. SIMAK pun saya coba ikuti sebagai kesempatan terakhir saya untuk bisa bergabung bersama keluarga besar FKUI 2022. Akan tetapi, kata maaflah yang keluar saat saya membuka pengumuman. Rasa sedih yang amat mendalam mendominasi pikiran dan emosi saya. Berbagai jalur mandiri yang dibuka universitas lain untuk mengambil kedokteran saya coba. Dengan hasil akhir 18 kali saya gagal untuk bisa menjadi mahasiswa kedokteran di tahun 2022.


Saya berusaha ikhlas dan berdamai dengan keadaan. Mencoba menata ulang segalanya, saya bangkit untuk kesekian kalinya dalam lubang kegagalan ini. Satu tahun yang sangat berat. Mengulangi rutinitas yang sama dengan kondisi yang sangat berbeda. Melihat teman lainnya sibuk dengan aktivitas yang baru, saya merasa terperangkap di dalam sebuah ruangan. Semangat berjuang yang selalu jadi dorongan terbesar untuk terus bisa mengejar FKUI. Jatuh bangun yang tak hentinya selesai, doa yang terus dipanjatkan, tangis yang mengalir deras, lelah dengan emosi yang tak karuan, mebuahkan hasil yang teramat mengharukan. Tepat tanggal 20 Juni 2023, perjuangan saya dan doa orang-orang terdekat menghantarkan saya kepada sebuah barcode yang kedatangannya sangat dinanti. Rasa haru dan ucapan selamat berdatangan menghampiri saya menggantikan rasa lelahnya perjuangan.


Dengan diterimanya saya di FKUI, saya bertekad untuk terus mengembangkan diri saya. Motivasi yang kuat dan kesiapan yang matang menghantarkan saya berada di FKUI. Berkaitan dengan hal tersebut, saya berharap perubahan dari diri sendiri bisa membawa saya untuk terus berkomitmen dalam akademik maupun nonakademik selama masa pembelajaran yang dapat membuat saya bisa berkontribusi besar ke masyarakat. Pengembangan keterampilan sebelum dan sesudah saya masuk FKUI juga salah satu hal yang diharapkan terjadi dalam proses pengembangan diri saya selama menempuh pendidikan di FKUI. Sebagai seorang mahasiswa, saya berkomitmen untuk bisa mengembangkan aspek keterampilan guna menghasilkan seorang dokter yang berkualitas. Dengan berkomitmen di akademik maupun nonakademik disertai pengembangan dalam aspek keterampilan, saya berharap bisa merasakan perubahan di dalam diri sebelum dan sesudah masuk FKUI yang membawa saya menjadi seorang dokter dan lulusan FKUI yang terus bisa berdampak positif bagi masyarakat melalui aspek kesehatan.


Pengembangan diri yang dilakukan tentunya diharapkan bisa membawa perubahan bagi diri saya sendiri dan angakatan FKUI 2023. Harapan besar berada di pundak kami sebagai calon dokter untuk bisa menyediakan pelayanan kesehatan yang terus membaik setiap harinya. Dimulai dari diri sendiri, saya sangat berharap bisa memiliki pencapaian akademik yang tinggi dengan menguasai materi pelajaran dan memiliki pengetahuan medis yang detail. Selain itu, saya berharap diri saya bisa mengembangkan keterampilan klinis untuk dapat belajar berinteraksi dengan pasien dan masyarakat dalam bentuk apapun dengan pengalaman klinik, pengembangan soft skills selama masa pendidikan. Pastinya, saya mengharapkan diri saya bisa menjadi salah satu orang yang berkontribusi membawa perubahan kualitas hidup ke arah yang lebih baik bagi masyarakat di masa pengabdian saya.


Tentunya harapan saya ini berlaku pula untuk angkatan saya. Saya berharap kami sebagai satu angkatan bisa menjadi mahasiswa kedokteran yang terus kompak dan memiliki pencapain yang baik dalam akademik maupun nonakademik. Sebagai satu angkatan, saya berharap kami bisa menjalani masa preklinik kami dengan baik, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam sehingga nantinya bisa kami aplikasikan ke masyarakat. Selain hal tersebut, saya juga mengharapkan agar kami bisa lulus dengan tepat waktu dan menjadi seorang dokter yang dapat membantu banyak orang dan membawa perubahan baik terkhusus dalam aspek kesehatan.


Berbicara mengenai dokter, tentunya ada kualifikasi khusus untuk menjadi dokter yang ideal. Ideal sendiri berikatan erat dengan suatu standar yang dianggap mendekati “sempurna” atau yang paling diinginkan tergantung dari perspektif orang masing-masing. Pandangan saya mengenai dokter ideal pun saya yakin hampir sama dengan yang lainnya. Di mata saya dokter yang ideal pastinya adalah dokter yang kompeten dan profesional. Kompeten dalam mengambil tindakan serta profesional saat mengambil keputusan. Selain itu, sebagai seorang dokter pastinya harus memiliki rasa empati kepada pasien dan perhatian pada setiap detail pasien. Terkadang sebagai seorang dokter, pasien mengharapkan kita tidak hanya bisa membantu mereka dalam aspek kesehatan, tetapi juga menyelesaikan permasalahan mereka. Dan yang paling terpenting dari semuanya, seorang dokter yang ideal adalah seorang dokter yang beretika dan memiliki integritas tinggi. Dokter yang ideal berpegang teguh pada etika dan integritas dalam menangani dan melayani seseorang. Berpegangan dengan moral dan prinsip yang kuat menurut saya merupakan dasar dari dokter yang ideal.


Good doctor yang menjadi salah satu bagian dari dokter yang ideal dikategorikan sebagai dokter yang memiliki kemampuan komunikasi yang baik dan melibatkan pasien dalam diagnosanya, memiliki kemampuan kompeten medis yang mendalam, dan yang paling penting adalah beretika.[1] Peran sentral yang dimiliki seorang dokter untuk melayani masyarakat di aspek kesehatan mengharuskan mereka untuk memiliki kesantunan, kesejawatan, dan kebersamaan.[2] Kontribusi mereka terhadap masyarakat seringkali memainkan peran kritikal. Dimulai dari menyelamatkan hidup, memberikan pengobatan dan juga pencegahan, yang terjadi baru-baru ini membantu melawan pandemi, dan pastinya peran dokter yang juga berdampak pada perekonomian.[3]


Mereka juga pastinya menganut nilai-nilai yang membentuk mereka menjadi dokter yang baik. Murah dan rendah hati, mudah beradaptasi, tenang di “mata badai”, dan pastinya memperkerjakan beragam keterampilan berpikiri dan bertindak yang kreatif untuk menangani masalah yang ada.[4] Selain itu memiliki kemampuan komunikasi yang baik, jujur, berintegritas, dan bertanggung jawab atas tindakannya merupakan nilai luhur yang diaplikasikan dokter-dokter yang ideal. Memiliki kemampuan kerja sama yang baik juga merupakan salah satunya.[5]


Untuk mencapai dokter ideal saya meyakini bahwa saya membutuhkan rencana baik rencana jangka panjang ataupun pendek demi menunjang masa pendidikan dan karier saya kedepannya. Di masa sekarang, di mana saya berada di masa pre klinik, rencana saya pasti tak jauh dari pencapaian akademik maupun nonakademik. Berprestasi dengan mengikuti lomba-lomba yang beragam disertai dengan mengembangkan potensi yang saya miliki salah satu dari beberapa rencana yang ingin saya lakukan di masa preklinik ini. Mengikuti kepanitiaan dan organisasi untuk menambah relasi dan jaringan serta bisa turun langsung ke masyarakat adalah hal yang saya sangat inginkan bisa terealisasi dalam waktu dekat.


Di fase selanjutnya, ketika saya sudah menyandang gelar S.Ked. dan lanjut menjalani masa co-ass, saya memiliki rencana untuk bisa melihat dan terjun langsung menangani pasien dengan keterampilan klinis, etika, dan integritas yang bisa membawa perubahan baik dan bisa berkontribusi menolong masyarakat khususnya aspek kesehatan. Menjadi dokter yang bisa mempunyai badan amal sendiri yang berfokus pada edukasi kesehatan reproduksi, seksual, dan bahaya pernikahan dini menjadi salah satu rencana terbesar jangka panjang saya. Dengan memperbanyak koneksi selama masa preklinik dan co-ass yang nantinya dapat membantu saya bisa mendirikan badan amal nonprofit. Badan amal yang bisa menjadi wadah serta langkah awal membawa perubahan baik dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dengan mengunjungi tempat-tempat yang terbatas mendapatkan edukasi maupun internet. Dan pastinya bisa menjadi dokter teladan, beretika dan berintegritas tinggi, berkontribusi dalam membawa kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat di bidang kesehatan.


Menjadi seorang dokter pastinya selalu berdampingan dengan kehidupan masyarakat. Dokter menjadi salah satu profesi yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk membantu mereka dalam apapun. Banyak harapan diamanahkan ke pundak seorang dokter untuk membawa perubahan. Dengan rencana saya yang ketika sudah menjadi seorang dokter ingin membangun badal amal untuk edukasi masyarakat, saya harap banyak masyarakat Indonesia yang teredukasi akan pentingnya tahu dan mengerti bahaya pernikahan dini dan keseksualitasan yang masih banyak dianggap tabu di Indonesia. Selain itu, saya harap masyarakat bisa merasakan perubahan baik dalam kualitas kesehatan mereka saat saya sudah menjadi dokter.


Untuk adik-adik dan teman-teman di luar sana yang merasa lelah, semangat, demotivasi, termotivasi, dan lain sebagainya untuk bisa berada di FKUI, menurut saya satu hal yang harus terus kalian pegang, “Jangan pernah berhenti percaya dengan mimpi kalian”. Selalu percaya dengan diri kalian karena menurut saya tidak ada hal yang bisa membuat kalian deserve menjadi bagian keluarga FKUI selain diri kalian sendiri. Selalu ingat mimpi kalian dan sparks ketika kalian membayangkan bisa menjadi seorang dokter lulusan FKUI karena kedua hal itu bisa menjadi dorongan untuk kalian terus berjuang.


Daftar Referensi

  1. Steiner-Hofbauer V, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor. Wien Med Wochenschr [Internet]. 2018 Nov [cited 2023 Aug 11]; 168(15-16):398-405. Available from : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28905272/

  2. Rokom. 3 Karakter ini harus dimiliki seorang dokter [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018 Des 16 [cited Aug 11]. Available from : https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

  3. Barns J. An overview of the importance and role of doctors in the society [Internet]. Intelliget Living; 2023 Feb 4 [cited 2023 Aug 11]. Available from : https://www.intelligentliving.co/an-overview-of-the-importance-and-role-of-doctors-in-the-society/

  4. Murphy B. These 8 traits make great doctors, and residents can develop them [Internet]. AMA; 2023 Jan 4 [cited 2023 Aug 11]. Available from : https://www.ama-assn.org/education/accelerating-change-medical-education/these-8-traits-make-great-doctors-and-residents-can

  5. Ollie. 13 Qualities of a good doctor (& how to demonstrate them) [Internet]. Medical School Expert Ltd; 2023 Jul 6 [cited 2023 Aug 11]. Available from : https://medicalschoolexpert.co.uk/qualities-of-a-good-doctor/

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Kommentare


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page