- Dzikra Nasywa Alifya
- Aug 12, 2023
- 7 min read
Updated: Aug 13, 2023
Narasi Perjuangan
Hai, semua! Perkenalkan saya Dzikra Nasywa Alifya, biasa dipanggil Dzikra. Saya berasal dari SMAN 1 Kota Bogor. Alhamdulillah, pada tahun ini saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia program studi pendidikan dokter kelas reguler melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT).
Bagi saya, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan tempat belajar yang mampu melahirkan para dokter yang berkualitas. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran favorit dan terbaik di Indonesia sehingga saya rasa atmosfer belajarnya dapat membantu dan mendorong saya untuk terus rajin belajar dan bekerja keras.
Sejak kecil, saya selalu tertarik dengan profesi dokter. Saya gemar melihat dokter memeriksa pasien, menjelaskan penyakit yang dialaminya, memberikan obat yang sesuai, dan pada akhirnya membuat pasien merasa lebih baik dengan penjelasan dan pengobatan yang diberikan. Saya juga banyak mendapat informasi seputar kedokteran dari anggota keluarga saya yang merupakan seorang dokter.
Dengan motivasi dan dorongan dari keluarga serta kekaguman terhadap profesi dokter sedari kecil, saya menggantungkan cita-cita saya untuk menjadi dokter sejak duduk di bangku sekolah dasar. Beranjak dewasa, saya mulai mengetahui Universitas Indonesia dan fakultas kedokterannya. Siapa yang tidak tertarik berkuliah di perguruan tinggi negeri terkenal dan no.1 di Nusantara ini? Setelah itu, saya juga mendapat informasi jika fakultas kedokteran di Universitas Indonesia merupakan fakultas kedokteran terbaik dan tertua di Indonesia. Sejak saat itu, saya mantap bercita-cita masuk ke Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Untuk memudahkan meraih jurusan dan perguruan tinggi negeri (PTN) yang saya impikan, saya harus diterima di SMP favorit kemudian melanjutkan ke SMA favorit. Saat kelas 6 SD, saya belajar dengan giat untuk mendapatkan nilai UN tinggi agar dapat diterima di sekolah yang saya inginkan yaitu SMPN 1 Kota Bogor. Alhamdulillah, saya mendapatkan nilai UN tertinggi di sekolah dan merupakan siswa dengan skor tertinggi yang mendaftar di SMPN 1 Kota Bogor.
Perjalanan saya selama di SMP cukup berliku-liku. Saat itu, saya mulai sedikit menyampingkan belajar dan memutuskan untuk lebih sering bermain-main menikmati masa SMP saya. Saat saya kelas 9, pandemi COVID-19 melanda negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, yang menyebabkan sekolah diliburkan dan pembelajaran diselenggarakan secara online dengan batas waktu yang belum ditentukan. Rasa panik sempat menghampiri saya, bagaimana cara penyelenggaraan ujian nasional dikala pandemi COVID-19 seperti ini? Bagaimana pula saya bisa mengejar materi ujian nasional dengan waktu yang tersisa? Akan tetapi, setelah beberapa minggu, saya mendapat informasi bahwa ujian nasional ditiadakan. Untuk masuk SMA, saya menggunakan nilai rapor saya selama SMP. Alhamdulillah nilai saya masih cukup untuk dapat diterima di SMAN 1 Bogor, SMA impian saya dan merupakan SMA terbaik di Kota Bogor. Saya menduduki ranking 10 paralel di SMP, memang itu bukan prestasi besar tetapi saya bersyukur masih dapat menduduki peringkat tersebut walaupun salama SMP saya melewati ups and downs yang cukup banyak dalam belajar.
Memasuki SMA artinya saya memulai lembaran baru. Sejak kelas 10 SMA, saya berkomitmen untuk meningkatkan nilai rapor agar mendapat kesempatan mengikuti jalur undangan ke perguruan tinggi negeri (PTN). Selain itu, saya juga mencoba mengikuti lomba-lomba seperti lomba debat dan kompetisi sains nasional (KSN). Walaupun saya tidak terlalu mahir dalam berdebat, saya menikmati proses latihannya dan merasa skill berpikir kritis sangat berguna untuk saya mengerjakan tugas sekolah maupun menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Saya juga mengikuti pelatihan KSN Biologi. Dari pelatihan itu, saya termotivasi untuk menjadi lebih rajin dan semangat dalam belajar. Walaupun saya belum berkesempatan menang dalam lomba-lomba yang saya ikuti, saya senang dapat memperoleh pengalaman dan pembelajaran baru.
Tibalah saat saya memasuki kelas 12. Saya mulai mengikuti bimbingan belajar untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Sejak pertama saya masuk, saya menargetkan diri masuk ke FKUI. Dalam perjalanannya tidak selalu mulus. Nilai tryout saya sering kali tidak stabil dan turun. Tidak jarang pula saya kesulitan memahami materi yang disampaikan di kelas. Akan tetapi, selama perjuangan saya meraih PTN impian ini, saya berusaha tetap optimis dan pantang menyerah. Saya sering menanyakan materi yang tidak saya pahami ke guru dan teman-teman saya.
Saat tiba pengumuman hasil SNBP, saya menyiapkan diri saya agar tetap tenang karena sebenarnya saya sudah memiliki feeling akan hasilnya. Saya memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sebagai pilihan pertama pada SNBP padahal nilai rapor saya bukan yang tertinggi di sekolah walaupun masih masuk dalam ranking 10 besar paralel. Benar saja, saat membuka pengumuman SNBP, saya dipampangkan dengan ucapan tetap semangat berlatar belakang warna merah.
Setelah pengumuman hasil SNBP dan saya dinyatakan gagal, saya memfokuskan diri hanya untuk UTBK-SNBT. Saya mengikuti bimbingan belajar setiap hari. Saya juga mengusahakan diri selalu belajar di rumah. Selain itu, saya juga melakukan pendekatan secara spiritual karena bagaimana pun pula saya yakin semua akan terjadi atas izin Allah dan kuasa-Nya.
Selama proses belajar SNBT, tentu saja saya pernah dihalangi berbagai rintangan. Tidak jarang rintangan tersebut datang dari diri sendiri. Contohnya adalah rasa malas dan tidak percaya diri. Saat rasa malas menghampiri saya dan motivasi belajar saya sedang turun, saya berusaha tetap belajar walaupun hanya sedikit. Saat kepercayaan diri saya sedang menurun dan saya tidak yakin akan lolos SNBT, saya berusaha mengingat bahwa menyerah bukanlah solusi dan saya akan lebih menyesal nanti jika tidak berjuang lebih keras saat itu.
Saat tiba hari pengumuman SNBT, jantung saya berdegup kencang sejak pagi. Mau mengerjakan apapun tidak tenang, bahkan esai PPKB UI yang harus saya kumpulkan dua hari setelah pengumuman SNBT belum saya selesaikan. Akan tetapi, alhamdulillah, saya mendapat ucapan selamat dan melihat tulisan “Universitas Indonesia” dan “Pendidikan Dokter” ketika membuka pengumuman SNBT.
Komitmen saya setelah memasuki FKUI adalah meninggalkan kebiasaan kurang baik saya. Sebelumnya, saya adalah orang yang deadliner yaitu orang yang suka mengerjakan tugas mepet dengan tenggat waktu yang diberikan. Akan tetapi, setelah masuk ke FKUI saya berkomitmen untuk menjadi orang yang sudah mulai mengerjakan tugas jauh hari sebelum tenggat waktu karena materi yang harus dipelajari banyak dan kompleks. Selain itu, saya juga akan berusaha menjadi pribadi yang lebih rajin, tepat waktu, dan disiplin. Saya rasa sikap-sikap tersebut merupakan sikap yang dibutuhkan oleh seorang dokter dalam bekerja.
Dengan masuknya saya ke FKUI, saya berharap dapat memperoleh sebanyak-banyaknya ilmu dan pengalaman untuk bekal saya menjadi dokter kelak. Saya juga berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dengan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan organisasi. Tentu, saya juga ingin dapat bermanfaat bagi angkatan FKUI 2023 dengan senantiasa membantu sesama teman dan berkontribusi dalam kegiatan angkatan. Untuk FKUI angkatan 2023, FKUI Gelora, saya harap kita selalu solid dan suportif serta saling membantu dalam segala hal untuk saat ini maupun nanti kedepannya saat kita sudah menjadi dokter.
Menurut saya, dokter ideal merupakan dokter yang setia mengabdi secara profesional sesuai dengan hukum dan kode etik kedokteran yang berlaku. Dari sudut pandang pasien, dokter ideal dapat didefinisikan sebagai dokter yang mempunyai kualitas dalam hubungan interpersonal, keterampilan teknis, dan tujuan baik (1). Selain harus memiliki keterampilan medis, seorang dokter yang baik juga perlu memiliki keterampilan komunikasi, rasa empati dan kemanusiaan, sikap menghormati, dan sikap profesional (2).
Seorang dokter ideal dapat berkontribusi terhadap masyarakat luas dengan memberi edukasi kesehatan dan penjelasan tindakan preventif mengenai masalah kesehatan yang sedang merebak di masyarakat. Dokter juga dapat ikut andil dalam menangani masalah kesehatan yang sedang terjadi sesuai dengan bidang dan keahliannya.
Saat menangani pasien, seorang dokter ideal hendaknya memberi penjelasan terkait penyakit yang dialami pasiennya. Pasien membutuhkan edukasi terkait kondisi penyakitnya. Mereka perlu mengerti penyakit yang mereka alami, memahami gejalanya, dan mengetahui diagnosis penyakitnya. Selain itu, pasien juga harus mengetahui tentang penggunaan obat yang tepat dan kapan harus meminta bantuan (3).
Di masa depan, saya ingin menjadi dokter yang bekerja dan melayani pasien dengan sepenuh hati. Saya ingin menjadikan profesi saya sebagai bagian dari hidup saya yang saya jalani dengan suka hati dan penuh kegembiraan. Saya akan menjadi dokter yang komunikatif dan edukatif sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
Rencana saya selama masa preklinik adalah belajar dengan rajin agar dapat memperoleh banyak ilmu baru dan dapat mempertahankan nilai tetap tinggi dan stabil. Sebagai mahasiswa kedokteran, selain kemampuan akademik, saya juga akan berusaha mengembangkan skills esensial lainnya seperti komunikasi, leadership, teamwork, dan empati (4). Saya juga berencana mencari pengalaman baru yang dapat membantu saya saat menjadi dokter kelak dengan mengikuti organisasi.
Masa koas merupakan masa di mana saya berkesempatan untuk terjun langsung ke dunia profesional di lingkungan seperti tempat saya akan bekerja nanti (5). Masa koas merupakan ajang untuk mengaplikasikan teori-teori masa pre-klinik menjadi ilmu terapan6. Maka dari itu, saya akan berusaha belajar dan bertugas semaksimal mungkin agar dapat memperoleh banyak pengalaman untuk bekal menjadi dokter. Masa internship merupakan masa di mana saya mempraktikkan ilmu terapan kepada pasien dengan tanggung jawab penuh sebagai dokter. Sudah seharusnya saya bersikap profesional dengan memberikan pelayanan terbaik dan menjaga kepercayaan para pasien. Setelah menyelesaikan program dokter, saya akan melanjutkan studi ke program pendidikan dokter spesialis (PPDS). Saya belum tahu pasti akan mengambil spesialis apa. Seiring dengan berjalannya waktu, mungkin setelah saya melewati masa koas dan internship, saya dapat menemukan keahlian dan minat saya.
Untuk kedepannya, saya harap masyarakat semakin peduli akan masalah kesehatan yang ada di sekitar mereka dan senantiasa menempuh prosedur medis yang tepat untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang sesuai. Saya juga berharap kedepannya masyarakat dapat memperoleh pelayanan medis yang lebih baik lagi.
Sebagai penutup, saya ingin mengatakan bahwa semua pencapaian pasti dihasilkan dari sebuah usaha dan saya selalu yakin bahwa “tidak ada usaha yang sia-sia”. Saya juga percaya bahwa segala pencapaian terjadi karena kehendak Allah SWT. Maka dari itu, untuk siapa pun yang sedang berjuang masuk ke FKUI atau sedang berusaha menggapai cita-citanya, teruslah berikhtiar dengan belajar dan berdoa!
Referensi:
Borracci RA, Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a “good” doctor, and what doctors consider to be a “good” patient. Revista Medica De Chile [Internet]. 2020 Jul 1 [cited 2023 Aug 11];148(7):930–8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/
Tjokroprawiro BA. Challenge for medical doctor in the future. Surabaya Medical Journal [Internet]. 2023 May 27 [cited 2023 Aug 11];1(1):1–4. Available from: https://surabayamedicaljournal.or.id/indonesia/article/view/22/50
Guragai M, Mandal D. Five Skills Medical Students Should Have. Journal of Nepal Medical Association [Internet]. 2020 Apr 30 [cited 2023 Aug 11];58(224):269-271. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7580471/
Bhattad PB, Pacifico L. Empowering Patients: Promoting Patient Education and Health Literacy. Cureus [Internet]. 2022 Jul 27 [cited 2023 Aug 11];14(7). Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9411825/
Lowe. School of Medicine: Professional Values, Behaviour, Health, and Entry into Medicine [Internet]. 2019 September. Available from: https://www.nottingham.ac.uk/medicine/documents/medicine-policies/professional-values-and-entry-into-medicine.pdf
Lowe. School of Medicine: Professional Values, Behaviour, Health, and Entry into Medicine [Internet]. 2019 September. Available from: https://www.nottingham.ac.uk/medicine/documents/medicine-policies/professional-values-and-entry-into-medicine.pdf
Comments