- Darren Ghanysha Sini
- Aug 13, 2023
- 9 min read
Narasi Perjuangan
Halo semua! Perkenalkan nama saya Darren Ghanysha Sini, atau biasa dipanggil dengan nama Darren. Saya berasal dari SMA Negeri 8 Jakarta yang terletak di Jl. Taman Bukit Duri No.2, RT.2/RW.12, Bukit Duri, Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan. Saya merupakan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional angkatan 2023 yang diterima melalui jalur Talent Scouting. Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk menyampaikan perjuangan yang ditempuh dalam memenuhi mimpi saya untuk menjadi seorang Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Perjuangan yang saya lalui untuk mencapai titik saat ini tidaklah mudah, banyak sekali penolakan saya alami sebelum pada akhirnya diterima di FK UI Kelas Khusus Internasional jalur Talent Scouting. Namun, semua itu tidak dapat terwujudkan tanpa adanya doa dan dukungan dari orang tua, keluarga, dan teman terdekat. Tanggal 30 Maret 2023 merupakan hari yang tidak akan pernah saya lupakan, dimana saya dapat sujud syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rezeki yang telah diberikan.
Dalam pandangan saya, FKUI merupakan tempat untuk mempelajari ilmu kedokteran terbaik dan tertua di Indonesia yang didirikan sejak zaman penjajahan Belanda. Berawal dari berdirinya STOVIA (School tot Opleiding voor Indische Artsen) pada tahun 1898 hingga menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 1950. Sejarah panjang yang dimiliki FKUI menumbuhkan rasa bangga dalam diri saya untuk terus belajar lebih keras dan menjaga nama baik perguruan tinggi ini.
Jika di tarik kembali ke waktu dimana saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar, pemikiran untuk diterima di FKUI belum ada dalam benakku. Namun keinginan untuk menjadi dokter sudah ada sejak pertama kali guru saya melontarkan pertanyaan “Apa yang ingin dilakukan oleh kalian ketika dewasa nanti?” Mendengar banyak sekali profesi yang diucapkan teman-teman tidak membuat saya berubah pikiran dan tetap berkeinginan untuk menjadi seorang dokter.
Masa pembelajaran di Sekolah Dasar merupakan masa dimana saya diperkenalkan mengenai sistem dalam tubuh manusia pada bab Biologi dan menumbuhkan rasa keingintahuan saya lebih dalam lagi dalam bidang Sains secara umum. Usaha untuk mempertahankan nilai sudah saya lakukan, dengan bantuan les tambahan di luar sekolah juga seperti Kumon. Menjadi bagian dari peringkat 10 teratas sudah menjadi tujuan saya selama bersekolah. Usaha pun tidak mengkhianati hasil dan saya dapat mempertahankan peringkat 5 teratas selama kelas 1 sampai 5 SD dengan nilai tertinggi berada pada pelajaran sains. Walau begitu, saya tidak pernah merasa bahwa saya yang terpintar dalam bidang sains di sekolahan, setelah sering mengalami penolakan seleksi untuk perwakilan olimpiade pendidikan antar sekolah. Namun, hal tersebut saya jadikan motivasi untuk terus belajar dan mendalami hal yang saya minati. Saat menginjak kelas 6 SD, motivasi untuk belajar saya semakin meningkat ditambah dengan les privat setiap harinya. Hingga pada akhirnya, saya dapat lulus sekolah dasar dengan nilai tertinggi di angkatan dan dapat diterima di sekolah menengah pertama impian saya yaitu SMP Negeri 115 Jakarta, SMP terbaik di Jakarta pada tahun itu.
Sebagai murid baru yang berasal dari sekolah swasta, saya merasa diperlukannya kemampuan beradaptasi, namun saya menyadari bahwa hal ini harus dilakukan agar mendapatkan pendidikan yang terbaik. Adaptif juga merupakan skill yang harus dimiliki seorang dokter dalam menghadapi masalah. Kerja keras yang saya miliki di sekolah dasar terus berlanjut di SMP. Di masa ini, saya menyadari bahwa kemampuan belajar yang saya miliki bukanlah yang terbaik dibanding murid-murid lainnya, namun di sekolah ini saya banyak mengeksplorasi kegiatan-kegiatan yang dapat menambah keterampilan saya. Dengan itu, saya mulai mengikuti kegiatan dalam organisasi dan perancangan acara sekolah. Hal tersebut menjadi pembelajaran bahwa masih banyak yang harus saya pelajari dan terus berusaha keras dalam mengerjakan sesuatu. Saya juga giat dalam mendaftar dan mengikuti rangkain lomba yang diadakan sekolah seperti OSN dan sebagainya.
Kalender menunjukan tahun 2020, saat saya sedang berada di penghujung kelas IX SMP, sebuah musibah mulai menimpa seluruh dunia. COVID-19 mulai menyebar di Indonesia dan menyebabkan sekolah untuk merubah sistemnya menjadi 100% online. Hal tersebut sangat mempengaruhi cara saya belajar dan merasakan perubahan yang sangat signifikan. Saya kembali lagi harus melakukan adaptasi dalam menghadapi situasi. Pada akhirnya, saya menyadari bahwa ini bukanlah akhir dari segalanya. Ujian sekolah pun harus dilakukan secara daring dan saya tetap berusaha sebaik mungkin untuk mendapat nilai yang terbaik. Pada tahun yang sama, saya berhasil lulus dan kemudian diterima di SMA Negeri 8 Jakarta.
Perjuangan saya dimulai saat menginjak kelas X SMA, selama setahun penuh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring. Saya mulai merasakan bahwa hal tersebut mempengaruhi kesehatan mental diri saya serta teman-teman sekolah dikarenakan tidak dapat bertemu secara tatap muka. Melihat langsung beberapa anggota keluarga saya jatuh sakit semakin memperburuk perasaan sedih saya. Rutinitas yang biasa saya lakukan diluar rumah, harus saya tahan terlebih dahulu dan hanya dapat berdiam diri di kamar.
Dari semua musibah tersebut, saya teringat akan kata-kata yang diingatkan kepada diri saya berulang kali dari ibu maupun guru BK bahwa, pada saat itu, untuk dapat mengikuti SNMPTN, saya harus dapat mempertahankan nilai dari semester 1 sampai 5 di SMA. Pada saat ini juga, wawasan saya mengenai FKUI meningkat dan menjadikan institut pembelajaran tersebut sebagai tujuan utama saya. Semangat untuk belajar saya mulai terangkat dan saya kembali mengingat keinginan saya untuk menjadi seorang dokter lulusan FKUI yang tidak pernah menyerah dan selalu berusaha sekeras mungkin. Walau dengan banyaknya gangguan selama kegiatan pembelajaran jarak jauh, saya tetap berusaha untuk fokus dan tidak lengah.
Dikarenakan pembelajaran daring yang kurang efektif, banyak guru yang menggantinya dengan memberi tugas dan memberi deadline yang lumayan singkat. Namun, semua ujian dan tugas tetap saya selesaikan tepat waktu. Hingga pada semester 2 kelas 11, pembelajaran hybrid mulai dijalankan, dan hal tersebut membuat semangat bersekolah saya meningkat karena dapat bertemu teman secara langsung dan fokus dalam belajar saya kembali meningkat.
Kelas 12 merupakan puncak akan usaha pembelajaran saya dan hanya ada 1 tujuan akhir yang ingin saya gapai, FKUI. Namun, hal tersebut tidak dapat diraih tanpa jerih payah dan rasa lelah. Alhamdulillah, saya merupakan salah satu dari 120 murid yang mendapat kesempatan untuk mengikuti SNBP. Namun, takdir berkata lain ketika hasil SNBP keluar dan punya saya menunjukkan warna merah. Melihat teman-teman saya diterima di fakultas impian mereka, saya merasa bangga terhadap mereka, namun khawatir akan nasib saya sendiri kedepannya. Dibalik hal tersebut, saya bersyukur karena dikelilingi oleh keluarga dan teman yang suportif. Dukungan yang diberikan dari orang terdekat, menumbuhkan pemikiran bahwa masih banyak jalur yang dapat saya tempuh untuk mencapai FKUI. Dari awal kelas 12, saya telah mendaftar dan mengikuti dua bimbingan belajar sekaligus, dan setelah pengumuman SNBP tersebut, semangat untuk belajar saya meningkat sekaligus bertambah giatnya untuk mengikuti bimbel diluar sekolah setiap hari nya.
Kelas Khusus Internasional FKUI sudah menjadi tujuan saya untuk berkuliah sejak awal masuk kelas 12. Persiapan untuk mendaftar melalui Talent Scouting saya siapkan sejak libur semester pertama kelas 12, seperti mengikuti ujian TOEFL dan menyusun surat motivasi. Nilai rapor sekolah juga saya usahakan agar tidak mengalami penurunan. Setelah semua yang telah dilakukan, saya juga meningkatkan ibadah saya dan berserah diri kepada Allah Swt. agar diberi kemudahan.
Hari pendaftaran untuk Talent Scouting akhirnya tiba, saya masukkan semua berkas yang dibutuhkan dan berdoa kepada Allah Swt. agar diberikan yang terbaik. Seminggu berlalu dan perasaan khawatir selalu muncul, hingga akhirnya sebuah pesan masuk melalui Whatsapp dari pihak Penerimaan Mahasiswa UI yang memberitahu bahwa saya lolos tahap pertama. Rasa senang muncul dengan seketika namun saya harus tetap fokus belajar dalam mempersiapkan tahap interview yang diadakan seminggu kedepannya. Persiapan mental dan latihan untuk wawancara saya lakukan setiap harinya. Alhamdulillah, wawancara berjalan dengan lancar walau dilaksanakan di tengah bulan puasa dan selesai dengan sedikit rasa takut akan hasil yang tidak diinginkan. Beberapa hari setelahnya, tiba lah hari pengumuman, detak jantung terasa cepat sekali dan saya berdoa agar diberikan yang terbaik bagi jalan hidup saya. Pukul 16.00, tanggal 31 Maret 2023, saya membuka pengumumannya dan saya diterima. Perasaan bangga dan lega saya rasakan. Sujud syukur langsung saya lakukan sebagai rasa terima kasih kepada Allah Swt. Tuhan Yang Maha Kuasa atas rezeki yang telah diberikan. Setelah itu, saya mengabari kedua orang tua saya dengan penuh rasa bangga.
Dengan diterimanya saya sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal tersebut akan menjadi bab baru dalam kehidupan saya. Menjadi seorang mahasiswa berarti harus bertanggung jawab penuh atas hidup dan pendidikan yang akan saya jalani kedepannya. Menurut Dewi IK et. al (2019), mahasiswa kedokteran memiliki pengertian yaitu “peserta didik yang menjalani pendidikan secara akademis maupun non akademis untuk mencapai kompetensi dokter”. Sedangkan pengertian dokter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya”. Sebagai mahasiswa baru di FKUI, masih panjang sekali perjalanan yang harus saya lalui agar dapat menjadi seorang dokter yang ideal. Dokter ideal yang saya maksud adalah dokter yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi serta dapat bekerja dibawah tekanan guna memberi pelayanan yang terbaik bagi masyarakat [1][2].
Sebelum menjadi seorang Mahasiswa Baru FKUI, ada beberapa sifat yang ingin saya hilangkan seperti suka menunda pekerjaan dan menunggu sampai deadline tugas mendekat. Saya juga sering memaksakan diri untuk mempelajari hal-hal yang bukan minat saya namun harus tetap dilakukan demi menjaga nilai rapor tetap stabil. Namun, setelah diterima di FKUI, saya berkomitmen untuk terus mempelajari lebih banyak mengenai ilmu kedokteran karena saya sangat tertarik dengan hal yang diajarkan di FKUI dan saya akan berkomitmen untuk memanfaatkan waktu kosong yang saya miliki sebaik mungkin dengan mengerjakan tugas tepat waktu guna mengurangi stres dan beban selama berkuliah di FKUI.
Untuk menjadi seorang dokter yang berkompeten, terdapat beberapa nilai-nilai yang harus dianut oleh dokter tersebut. Salah satunya adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). KODEKI disusun agar tanggung jawab profesional dan keluhuran ilmu kedokteran tetap terjaga. Kode etik tersebut mengandung kewajiban umum seorang dokter, kewajiban dokter terhadap pasien, kewajiban dokter terhadap teman sejawat, dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri yang dimuat dalam pasal 1 sampai 20 [3]. Seorang dokter harus menjaga profesionalitas mereka sebaik mungkin agar tidak melanggar salah satu dari kode tersebut dan membahayakan diri mereka dan lingkungan hidup di sekitarnya.
Selain itu, menurut Steiner-Hofbauer et. al (2018), terdapat beberapa kualitas yang harus dimiliki untuk menjadi seorang dokter yang baik. Kualitas tersebut mencakup General interpersonal qualities, Communication and patient involvement, Medical competence, Ethics, Medical management, Teaching, research, and continuous education. Yang dimaksud dari kualitas yang disebutkan adalah sebagai dokter, kita harus memiliki kemampuan interpersonal dan komunikasi agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dengan baik. Kompetensi mengenai dunia medis dan etika yang dijunjung tinggi dalam dunia kedokteran harus dijaga guna menjaga nilai luhur profesi kedokteran. Dan sebagai dokter, kami harus memiliki keingintahuan yang tinggi dan tidak pernah merasa puas dengan wawasan yang dimiliki saat ini. Kualitas tersebut harus dilestarikan agar terjaganya hubungan antara dokter dengan lingkungan disekitarnya [4].
Menurut Dermatoto (2019) seorang dokter memiliki beberapa peranan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Pertama, dokter sebagai pendidik yang memberi informasi dan penyuluhan mengenai kesehatan kepada khalayak umum, baik individu, kelompok, atau masyarakat luas. Dokter juga berperan sebagai pengembang teknologi kesehatan yang dapat membantu pasien sebaik mungkin dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Selanjutnya, dokter berperan sebagai pengabdi masyarakat yang selalu siap siaga dalam membeli pertolongan. Terakhir, dokter berperan sebagai pembelajar. Seiring dengan perkembangan di dunia medis, dokter harus mau belajar dan memberi pemahaman baru nya kepada rekan sejawat dan masyarakat untuk kebaikan bersama. Penjelasan mengenai kualitas dan peranan yang telah dijelaskan diatas menjadi landasan mengapa saya ingin menjadi dokter yang berkarakter serta menjunjung tinggi etika kedokteran [5].
Selama menjalani tahap pre-klinik, saya berencana untuk mengikuti alur pembelajaran di FKUI sebaik mungkin dan berusaha untuk menghasilkan prestasi setinggi-tingginya baik dalam aspek akademis maupun non-akademis. Secara akademis, saya akan memanfaatkan waktu dengan efektif dan menggunakannya untuk menyelesaikan tugas tepat waktu sehingga dapat lulus dengan predikat cum laude. Dalam bidang non-akademis, saya berencana untuk aktif dalam organisasi yang terdapat di FKUI maupun di Universitas Indonesia secara keseluruhan. Dengan program yang diberikan oleh FKUI KKI, saya berencana untuk melanjutkan pendidikan kedokteran di Newcastle University, Inggris dan melaksanakan penelitian yang dapat berpengaruh bagi dunia medis.
Rencana yang saya miliki untuk jangka panjang adalah untuk dapat menjadi seorang dokter spesialis kanker atau onkologi. Untuk mencapai tujuan tersebut, saya akan meningkatkan pengetahuan saya secara signifikan dengan mengikuti berbagai seminar serta mempelajari pasien secara langsung saat melalui tahap koas dan internship yang dapat memperluas wawasan saya mengenai ilmu kedokteran, lebih spesifiknya di bidang onkologi. Saya berencana untuk dapat meneruskan penelitian lebih jauh lagi mengenai bidang yang saya minati di perguruan tinggi luar negeri.
Dalam perjalanan karir saya sebagai dokter, saya berharap dapat mengedukasi masyarakat dengan pengetahuan yang saya peroleh dari tahap preklinik dan klinik agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan terhindar dari pertumbuhan kanker dalam tubuh. Melihat juga dari banyaknya masyarakat dengan kondisi ekonomi yang kurang memadai untuk mendapatkan pertolongan medis yang dibutuhkan, saya siap menjadi dokter yang bersedia membantu pasien-pasien secara sukarela, terlebih lagi di daerah pedalaman yang kurang mendapat perhatian.
Terdapat harapan yang ingin saya ingin sampaikan kepada diri saya dan juga teman-teman seangkatan yang diterima bersama menjadi mahasiswa FKUI angkatan 2023. Saya harap kami semua dapat berjuang bersama sebagai satu keluarga dan lulus tepat waktu sehingga dapat menjadi dokter yang membanggakan dan tetap menjaga nama baik Universitas Indonesia.
Untuk adik-adik kelas dan teman saya yang masih berjuang untuk menjadi bagian dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, saya berpesan kepada kalian untuk jangan pernah menganggap diri sendiri lebih rendah dari orang lain dan percaya bahwa kalian berhak untuk mencapai impian yang diinginkan. Seperti yang saya hadapi, seperti penolakan berulang kali dari beberapa jalur masuk perguruan tinggi, perasaan kecewa dan sedih mungkin akan kalian rasakan, namun percayalah bahwa kalian tidak sendiri. Banyak dari teman-teman dan keluarga tercinta yang ingin melihatmu sukses dan bahagia dengan pilihan hidupnya. Kejarlah mimpimu sekeras mungkin agar dapat menjadi seorang dokter yang tidak hanya membanggakan bagi diri kalian sendiri namun dapat berguna di kehidupan bermasyarakat nantinya.
Referensi
Dewi IK, Nasir M, Salma. Optimisme dan hardiness pada dokter muda di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Psikoislamedia Jurnal Psikologi [Internet]. 2019 [cited 2023 Aug 7];4(1):48. Available from: https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/Psikoislam/article/download/6349/3836
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia [Internet]: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; 2016 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/dokter
MKEK PB IDI. Kode etik kedokteran Indonesia [Internet]. 2016 [cited 2023 Aug 7] Available from : https://mkekidi.id/kode-etik-kedokteran-indonesia/
Steiner-Hofbauer V, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor? Wien Med Wochenschr [Internet]. 2018 [cited 2023 Aug 7]; 168(15): 398–405. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6223733/
Demartoto A. Peran dokter, perawat, dan pasien. Universitas Sebelas Maret Surakarta [Internet]. 2019 [cited 2023 Aug 7];1(1):6-8 Available from: https://spada.uns.ac.id/mod/resource/view.php?id=23104
Comments