- Damar Jeremi Gabriel Sitompul
- Aug 12, 2023
- 7 min read
NARASI PERJUANGAN
Salam Gelora! Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Damar Jeremi Gabriel Sitompul, orang sekitar biasanya memanggil saya Damar. Saya merupakan mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Kelas Internasional Universitas Indonesia angkatan 2023. Saya memperoleh tanggung jawab ini setelah lolos dari seleksi SIMAK KKI 2023 pada bulan Juli 2023. Perjuangan hingga mencapai titik ini saya lalui semenjak saya bersekolah di rumah para laki-laki yang mau dibentuk menjadi seorang pemimpin melayani yaitu Kolese Kanisius Jakarta.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Institusi pendidikan ini dapat dianalogikan sebagai sebuah puncak gunung tertinggi dengan pemandangan yang menakjubkan, namun perjalananya harus melalui berbagai jalur panjang yang curam. Di titik ini, saya adalah satu dari ribuan orang pendaki yang berusaha mencapai puncak tersebut. Puncak tertinggi ini menggambarkan seakan Universitas Indonesia merupakan Universitas terbaik dengan garis sejarah panjang, dan bahkan kehadirannya turut berpengaruh terhadap dinamika kehidupan bangsa Indonesia secara luas. Faktanya, dalam pendakian menuju puncak tersebut, pendaki dapat melalui berbagai jalur dengan medan dan jarak tempuh yang berbeda. Dalam perspektif saya sebagai pendaki Universitas Indonesia, perjuangan mencapai titik puncak sangatlah panjang dan tentunya menjadi salah satu fase yang akan tertancap dalam perjalanan hidup.
Perjuangan mempersiapkan diri saya untuk bergabung di Universitas Indonesia telah berlangsung sejak saya menempuh pendidikan di sekolah, lebih tepatnya saat masa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Masa SMP adalah masa awal dalam proses pendewasaan diri saya, saat titik lahir dari sebuah kesadaran akan cita-cita untuk menjadi seorang tenaga kesehatan. Definisi dari seorang tenaga kesehatan sendiri adalah Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan[1]. Memang realitas hidup saya sudah dipenuhi dengan lingkungan dokter dan bahkan rumah sakit karena Ibu kandung saya adalah seorang dokter. Inspirasi yang selalu Ibu berikan secara langsung dan tidak langsung, serta suka duka seorang dokter menyadarkan saya akan kemuliaan jiwa seorang dokter.
Masa SMA merupakan fase paling krusial dalam perjalanan saya dalam mengejar mimpi saya menjadi seorang dokter lulusan Universitas Indonesia. Aksi nyata sudah mulai saya rencanakan selama periode 3 tahun SMA, mulai dari target nilai hingga pengalaman organisasi yang harus saya bangun. Namun, tidak semua rencana yang telah saya matangkan berjalan dengan lancar, cukup banyak jatuh bangun dalam masa SMA saya terlebih setelah datangnya pandemi yang memberikan warna baru dalam kehidupan saya. Adaptasi dalam berbagai aspek harus saya jalani akibat munculnya berbagai sistem baru setelah pandemi, terlebih status saya yang merupakan siswa baru SMA Kanisius yang memiliki latar belakang berbeda dengan zona nyaman saya sebelumnya.
Nyatanya, Aspek akademis yang telah saya peroleh semasa awal SMA tidak sesuai dengan harapan yang telah saya bangun karena berbagai kekurangan yang harus dievaluasi terlebih dalam hal pengaturan skala prioritas. Disisi lain, kemauan saya untuk membangun diri dalam aspek non akademis seperti pembangunan karakter dan organisasi dapat terpenuhi, dan bahkan melebihi kapasitas yang saya bayangkan sebelumnya. Semasa SMA, kegiatan organisasi mulai dari Organisasi Siswa Intra Sekolah, Organisasi Pecinta Alam, hingga berbagai organisasi kemasyarakatan di luar lingkungan sekolah merupakan keseharian saya. Seluruh dinamika tersebut mengantarkan saya untuk semakin mengenal diri saya sendiri secara individu, mengenal lingkungan saya, dan bahkan mengenal cara mengorganisir orang sekitar saya. Setelah saya duduk di bangku kelas 12, saya mulai menyadari bahwa saya sudah masuk kedalam situasi penentuan akan masa depan saya setelah saya lulus dari SMA, dan saya sadar bahwa selama ini saya telah melupakan urgensi dari kepentingan diri sendiri untuk mengejar mimpi sejati saya yaitu menjadi seorang dokter. Tidak dapat dikatakan sebagai sebuah distraksi, namun peristiwa ini telah memberikan saya evaluasi akan penting skala prioritas, banyak diskresi yang saya tentukan belum tepat terlebih dalam konteks kewajiban pribadi seorang pelajar.
Puncak perjuangan saya adalah semester akhir dari SMA yaitu semester 6, perjuangan tidak lagi hanya berupa materi-materi seleksi masuk, namun juga perencanaan strategi dalam studi lanjut. Sebagai seorang yang berpikir rasional, saya terus berkaca terhadap performa 5 semester sebelumnya yang tidak sesuai target sesuai dengan batas aman penerimaan FKUI jalur undangan. Namun, perspektif lain dalam diri saya berkata untuk optimis mendaftarkan diri saya dalam jalur SNBP FKUI 2023 dan Talent Scouting KKI UI 2023 dengan keketatan yang sudah diketahui semua orang. Pemikiran rasional saya adalah pemenangnya, pola pikir optimistis saya telah terbakar akibat ditolak kedua jalur tersebut. Tekanan yang sebelumnya saya remehkan, ternyata memang terasa begitu kencang, anggota keluarga saya yaitu Ibu yang merupakan seorang dokter ikut kecewa dengan hasil tersebut, Saudara kandung saya yang sebelumnya telah membanggakan keluarga karena lolos jalur Talent Scouting 2022 membuat saya merasa kalah banding. Pikiran rasional dan pesimis saya akhirnya menguasai benak pikiran dan tentunya mempengaruhi diskresi terkait studi lanjut dari jalur berikutnya.
Ironinya, tidak satupun dari 2 kuota jurusan SNBT yang saya pilih adalah FKUI, kedua jurusan yang saya pilih adalah Kedokteran Brawijaya dan Kedokteran Airlangga. Sebuah keputusan impulsif yang bersifat dadakan akibat hilangnya rasa kepercayaan diri. Masa persiapan SNBT merupakan fase yang cukup panjang karena hampir setiap hari saya harus mengikuti pembelajaran bimbel dan belajar mandiri agar kesalahan sebelumnya tidak terulang kembali. Harapan yang cukup dalam telah tertanam dalam jalur SNBT ini, pengorbanan waktu, materil, dan tenaga telah saya arahkan agar setidaknya mimpi saya menjadi seorang dokter dapat terwujud melalui universitas manapun. Strategi dan usaha yang saya anggap manjur, ternyata berkata lain kembali, kedua universitas yang saya pilih tidak menerima hasil SNBT saya yang saya rasa cukup baik bagi standar fakultas kedokteran Indonesia. Diri saya harus kembali jatuh ke fase kegagalan kembali, melihat rekan seperjuangan lain yang sudah berhasil mencapai tujuan terlebih dahulu merupakan sebuah pengalaman yang cukup memberikan tamparan bagi diri saya saat itu. Walaupun fase ini memberikan saya tamparan tersendiri, kegagalan kesekian kalinya ini mengajarkan saya secara langsung bahwa seluruh orang memiliki jalannya masing-masing, setiap orang memiliki waktunya, dan terlebih saya tidak bisa mengatur seluruh hal yang saya inginkan karena saya hanya bisa mengatur diri saya sendiri. Poin ketiga tersebut merupakan salah satu pemikiran dari teori stoikisme mengenai kontrol seorang individu yang ternyata dapat saya alami secara langsung melalui pengalaman dan refleksi hidup saya[2].
Modal Ilmu yang sudah saya persiapkan dan modal karakter yang terbentuk dari berbagai kegagalan yang telah dilewati, membentuk saya menjadi seorang pejuang baru di setiap fasenya karena setelah itu saya telah masuk ke fase penentuan akhir yaitu jalur mandiri. Pengalaman yang telah menguatkan mental saya ini membuat saya yakin untuk kembali mencoba peruntungan dalam ujian masuk Universitas Indonesia terakhir ini melalui jalur PPKB dan SIMAK KKI. Bukan bermaksud untuk tidak konsisten, disertai dengan sedikit rasa pesimis yang tersisa yang tetap mencoba berbagai universitas lain seperti Brawijaya, GajahMada, Diponegoro, dan Pajajaran karena tujuan saya saat itu adalah menuntut ilmu kedokteran dimanapun yang saya bernasib. Pada akhirnya semua fase ini berakhir dan memang angin telah membawa saya kembali ke tujuan awal saya yaitu Fakultas Kedokteran UI. Sedikit membingungkan karena universitas lain yang telah saya daftarkan tidak menerima saya satupun, seakan jalan saya sudah diatur untuk kembali ke Universitas Indonesia. Secara keseluruhan saya merasa bahwa sisi positif dari perjuangan ini adalah saya mendapat sebuah ajang pengembangan diri baik secara afektif maupun kognitif yang secara tidak langsung mempersiapkan diri untuk berselancar pada fase selanjutnya yaitu fase preklinik dan klinik dengan ombak yang jauh lebih besar lagi. Proses pendewasaan ini merupakan bagian dari garis sejarah hidup saya dalam menempuh tujuan hidup saya menjadi seorang dokter yang berpengaruh bagi masyarakat. Kehidupan seorang mahasiswa FKUI tentunya akan menjadi halaman baru bagi diri saya karena kedewasaan secara pribadi sangatlah diperlukan seorang mahasiswa. Namun, lebih kurangnya karakter tersebut sudah mulai saya bentuk selama masa bersekolah hingga masa perjuangan masuk FKUI sebelumnya.
Pandangan saya bagi kelanjutan karir setelah menjadi lulusan dokter Universitas Indonesia adalah menjadi seorang pengabdi masyarakat. Memang berkesan fana bagi seorang remaja yang benar-benar akan melaksanakan janjinya untuk mengabdi di antara kepentingan pribadi lainya seperti faktor ekonomi. Namun, disini saya menulis doa dan janji kepada diri saya untuk menepati janji tersebut. Awal karir saya saat menjadi dokter akan saya tujukan bagi masyarakat yang belum mendapatkan cukup akses kesehatan. Indonesia menempati catatan 57 negara dengan krisis tenaga kesehatan berdasarkan kebutuhan tenaga per 100.000 jiwa[3]. Menurut Data Kementrian Kesehatan pada tahun 2019, Jumlah kebutuhan dokter masih mengalami kesenjangan sekitar 8.182 jasa dibandingkan dengan jumlah sebaran rumah sakit dan tidak termasuk dominasi sebaran tenaga kesehatan di Pulau Jawa[4]. Pada tahun 2019, tercatat juga perbandingan antara ketersediaan dokter spesialis sebesar 28 per 100.000 penduduk di Indonesia yang tentunya masih jauh dari taraf cukup[5]. Jiwa yang tergerak akibat fakta tersebut membuat saya sadar kesempatan saya sebagai seorang terpelajaran, terlebih sebagai individu yang berkesempatan menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran terbaik harus memberikan peranan bagi kesehatan Indonesia secara aktual. Saya sadar bahwa saya juga tidak bisa meninggalkan kepentingan pribadi saya sebagai seorang manusia dengan berbagai tanggung jawab, pengabdian secara aktual bagi masyarakat berlangsung selama 2-3 tahun, lalu saya akan melanjutkan pendidikan saya dengan mengambil spesialis. Perjalanan yang akan sangat panjang hingga nantinya saya menjadi seorang dokter spesialis, namun garis besar dari seluruh tujuan saya adalah bagaimana diri saya dapat memberikan pengaruh positif yang lebih baik bagi manusia. Memperdalam ilmu kedokteran bukan berarti saya menghentikan tujuan pengabdian saya, tetapi ilmu tersebut akan saya gunakan untuk pengaruh yang lebih besar bagi masyarakat, dan tidak lupa untuk memenuhi kebutuhan orang terdekat saya sebagai tanggung jawab seorang dewasa. Menjadi seorang dokter berarti menjadi seorang pelajar seumur hidupnya, namun jika hubungkan dengan prinsip hidup saya, kehidupan saya nantinya tidak hanya semata-mata untuk belajar, tetapi seluruh pelajaran yang saya terima akan saya gunakan untuk keberlangsungan hidup saya terlebih kedepan juga menyangkut kehidupan masyarakat luas.
Hari-hari kedepan adalah perjuangan dalam fase baru kehidupan saya. Tentunya, terkhusus bagi keluarga baru saya FKUI 2023 Gelora dapat mewujudkan keagungan nama angkatan nya, dapat memberikan pengaruh besar bagi masyarakat dengan semangat gelora yang membakar jiwa kita sebagai generasi penerus bangsa. Bagi teman-teman yang masih ada dalam fase sebelumnya, yaitu perjuangan studi lanjut, saya berpesan agar masa bersekolah kalian dapat digunakan sebagai ajang untuk mengenal diri sendiri sebagai proses pendewasaan karena diskresi pribadi kalian kedepannya akan mempengaruhi masa depan kalian dan merupakan yang terbaik bagi diri kalian. Kembali pada premis awal saya bahwa perjuangan untuk bergabung dengan FKUI bagaikan mendaki gunung tertinggi, sehingga persiapkan diri kalian sebaik mungkin agar nantinya perjuangan kalian dapat lancar, semakin cepat, dan sampai di puncak yang kalian tujukan. Merdeka Pendidikan Indonesia, Salam Gelora!
Daftar Pustaka
Koswara I. Perlindungan tenaga kesehatan dalam regulasi perspektif bidang kesehatan dihubungkan dengan undang-undang nomor 36 tentang kesehatan dan sistem jaminan sosial. Universitas Singaperbangsa Karawang [Internet]. 2018 Jun [cited 2023 Aug 11];3(1):2-3. Available from : https://journal.unsika.ac.id/index.php/positum/article/view/2663
Pigliucci M. How to be a stoic. New York: Basic Boos; 2017 May 9.
Lette A. Jumlah dan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan di fasilitas kesehatan kota kupang. Universitas Citra Bangsa [Internet]. 2020 Aug [cited 2023 Aug 11]; 7(2):3-6. Available from : https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JPKMI/issue/view/901
Nugraha K. Strategi kementerian kesehatan dalam menanggulangi kekurangan dokter di indonesia [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2022 Jun; [cited 2023 Aug 11]. Available from : https://ditjen-nakes.kemkes.go.id/berita/strategi-k-63eb19070baf8
Nugraha K. Pemerataan dokter spesialis lewat academic health system. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020 Apr 18; [cited 2023 Aug 11]. Available from : https://www.kemkes.go.id/article/view/22041800002/pemerataan-dokter-spesialis-lewat-academic-health-system.html
Comments