top of page
  • Youtube
Search
  • Cut Keysha Fayyaza Kareska Iskandar
  • Aug 12, 2023
  • 9 min read

Updated: Aug 13, 2023

Perkenalkan nama saya Cut Keysha Fayyaza Kareska Iskandar, biasa dipanggil Keysha, Key, Sha atau Ca. Saya lahir di Medan pada tanggal 18 Februari 2006. Saya berasal dari SMA Negeri 68 Jakarta yang berlokasi di Jakarta Pusat, tepatnya di Salemba. Pada tanggal 31 Maret 2023, hal yang saya nantikan akhirnya tiba, saya dinyatakan sebagai mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur talent scouting. Hari itu, saya sangat gembira karena saya yakin hal ini akan menjadi titik awal perjuangan saya untuk meraih cita-cita masa kecil saya, yaitu menjadi dokter yang akan berguna bagi bangsa dan negara.


Saya dapat berdiri di kondisi saya sekarang ini tidaklah secara instan. Terdapat sangat banyak kejadian pahit dan manis yang harus saya lalui. Perjuangan saya dimulai dari saya bersekolah di SD Islam Al-Azhar 40 Cilegon selama lima tahun. Saya dapat lulus satu tahun lebi cepat karena saya berkesempatan untuk mengikuti kelas akselerasi yang pada saat itu hanya anak-anak terpilih saja yang bisa mengikuti kelas tersebut. Cara pemilihannya adalah dengan cara test IQ, pada saat itu saya mendapatkan IQ diatas 130 sehingga memungkinkan bagi saya untuk lulus kualifikasi yang diperlukan kelas tersebut.


Setelah lulus, saya memilih untuk melanjutkan pendidikan saya di SMP Negeri 1 Cilegon, Sekolah terfavorit di Banten kala itu. Saya belajar berorganisasi dengan cara mengikuti OSIS pada awal kelas 7. Saya mendapatkan banyak pengalaman dari OSIS seperti cara mengurus suatu kegiatan sekolah, bagaimana cara menerapkan kedisplinan dalam hidup, dan cara manajemen waktu dengan baik dan lebih efektif. Beranjak ke kelas 8 saya mencoba untuk mengikuti lomba duet gitar FLS2N tingkat kota Cilegon dan saya berhasil menjadi juara ke dua pada ajang tersebut. Lalu, di awal kelas 9 saya sempat pergi ke singapore untuk penampilan paduan suara bersama Voice Of Indonesia di pusat pertunjukan seni singapore atau biasa disebut dengan Esplanade. Setelah latihan dan pertunjukan selesai, saya mulai fokus pada tujuan utama saya yakni Ujian Nasional. Namun, pandemi COVID datang dan menyebabkan ditiadakannya Ujian Nasional, sehingga membuat saya sedih karena perjuangan belajar yang saya lakukan untuk menghadapi Ujian Nasional tidak digunakan. Tetapi, saya berpikir panjang bahwa mempelajari suatu ilmu tidak ada yang sia-sia sehingga saya menggunakan ilmu-ilmu yang saya pelajari untuk masa depan saya.


Tepat pada tahun 2020, saya diterima di SMA Negeri 68 Jakarta, sekolah ini dikenal luas dan dianggap sebagai salah satu sekolah yang memiliki akreditasi terbaik di Jakarta. SMA Negeri 68 Jakarta terkenal karena berada di peringkat ke tiga SMA Negeri terbaik di Jakarta dan juga meraih peringkat ke 10 nasional. Saya pindah dari Cilegon ke Jakarta karena pekerjaan ayah saya yang mengharuskan ayah saya untuk pindah tugas. Saya memutuskan untuk mempelajari IPA di SMA sebagai batu loncatan dalam mencapai cita-cita saya. Ketertarikan saya pada biologi membuat saya mencari lebih banyak informasi dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang anatomi manusia.


Pada awal kelas 10 saya bergabung dengan ekskul musik sekolah bernama “TOSLA”. Tosla ini memiliki singkatan, yaitu “teater olah seni lanjutan atas” yang berdiri sejak 1988. Banyak yang terjadi ketika saya bergabung di ekstrakurikuker ini, salah satu contohnya adalah saya dan teman saya berhasil merilis lagu untuk pertama kalinya. Walaupun kami belum pernah bertemu sejak awal SMA karena pandemi, tapi kami berhasil membuat karya baru bersama. Hal ini di mulai ketika kami berada di kelompok kaderisasi yang sama, pada saat itu kami di tugaskan untuk membuat sebuah lagu. Tanpa pikir panjang, saya dan teman saya langsung membuatnya bersama. Setelah selesai mengerjakan, entah mengapa saya dan teman saya sangat menyukai lagu yang sudah kami ciptakan sehingga akhirnya kami memfokuskan lagu ini ke jenjang yang lebih serius yaitu rekaman studio dan pembuatan video klip. Rekaman studio menjadi tempat dimana pertama kalinya kami bertemu secara tatap muka di masa pandemi. Lagu yang kami ciptakan ini berjudul Antara Kau & Aku.


Saya ambisius dalam hal yang saya gemari. Terbukti dengan pencapaian saya ketika saya mengikuti lomba atau ekstrakurikuler musik yang melibatkan partisipasi dalam tugas-tugas yang berhubungan dengan musik seperti memproduksi video musik dan menulis lirik lagu. Saya dapat melakukan hal yang sama untuk studi saya kedepannya karena sejalan dengan impian dan aspirasi masa kecil saya. Sifat ambisius saya tidak hanya terbukti dari bidang musik. Tetapi, juga bisa di liat dari penilaian semester SMA saya. Saya berusaha sekuat mungkin untuk meningkatkan nilai-nilai saya khususnya di mata pelajaran biologi dan kimia. Meningkatkan nilai rapor semester bukanlah hal yang mudah, saya mengikuti banyak bimbingan belajar serta saya memiliki beberapan guru privat yang membantu membimbing proses pembelajaran saya. Jadwal pembelajaran saya ketika kelas 12 sangatlah padat, sehingga tidak ada kata libur bagi saya. Walaupun ada rasa lelah, tetapi saya tetap bersemangat untuk mencapai tujuan saya yaitu Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, universitas yang saya damba-dambakan sejak dulu kala. Selain mengikuti bimbingan belajar di inten saya juga memiliki kelompok belajar lainnya, setiap sabtu atau minggu saya diharuskan untuk mengikuti kelompok belajar di bintaro bersama dengan om Jero pembuat buku wangsit.


Sebelum mengikuti talent scouting saya juga sempat mencoba IUP UGM. Tetapi, saya dinyatakan tidak lolos pada waktu itu, sehingga saya sempat berpikir bahwa hal-hal yang saya pelajari masih kurang. Walaupun sempat merasa sedih, tetapi disinilah saya merasa saya harus berjuang lebih keras lagi. Untuk mengikuti talent scouting saya menyiapkan berbagai macam hal di mulai dari legalisir rapor, skor IELTS dan Motivation letter. Saya menulis motivation letter beberapa kali karena saya merasa masih terdapat banyak kesalahan pada kata yang saya tulis. Pada waktu itu saya merasa panik karena terus melakukan kesalahan. Tetapi, akhirnya saya dapat menyelesaikan motivation letter saya dengan baik dan rapih. Setelah beberapa hari kemudian, saya mendapatkan whatsapp dari seseorang yang awalnya saya kira penipu. Tetapi, ternyata beberapa dari teman sekolah saya juga mendapatkan chat yang serupa sehingga saya mulai percaya dan senang karena sudah melewati tahap pertama talent scouting. Pada chat itu di jelaskan bahwa kami harus mengikuti test tahap ke dua yaitu test MMPI dan juga MMI atau biasa disebut dengan interview. Pada saat pelaksanaan MMPI saya merasa sedikit sedih karena website yang digunakan untuk mengerjakan MMPI tersebut sangatlah lama. Hal ini mungkin terjadi karena banyak orang yang mengakses website tersebut pada waktu yang bersamaan. Saya sangat bersyukur karena hasil dari MMPI tersebut tidak ada yang bermasalah sehingga saya tidak perlu mengerjakan ulang. Tanggal 27 Maret akhirnya pun tiba, kami bersama-sama mengikuti test MMI. Pada saat pelaksanaan test ini saya merasa takut karena bunyi bel yang sangat menegangkan. Saya bersyukur test MMI ini berjalan dengan sangat lancar dan baik. Tetapi, tetap saja saya masih merasa tidak tenang karena saya yakin pasti ada langit diatas langit. Sehingga, membuat saya ragu dengan hasil dari Universitas Indonesia. Pada saat hari pengumuman yaitu pada tanggal 31 Maret orang tua saya mengajak saya untuk pergi ke bogor sambil menunggu pengumuman dari Universitas Indonesia. Waktu yang telah lama ditunggu tiba, saya mulai memasukkan username dan password serta menekan tulisan hasil seleksi. Seketika di layar munculah tulisan “selamat”. Hal ini yang membuat keluarga saya terharu dan menangis bahagia. Kenangan ini lah yang akan selalu saya ingat dalam hidup saya.


Saya memilih Fakultas Kedokteran khususnya kelas internasional sebagai studi pilihan saya adalah karena pengajaran Universitas Indonesia yang berkualitas tinggi serta reputasinya sebagai Universitas nomor 1 di Indonesia. Saya juga menyadari bahwa Universitas Indonesia telah menerima banyak prestasi di bidang akademik maupun non akademik baik dari prestasi nasional dan internasional yang dapat dilihat dengan lulusan Universitas Indonesia yang menjadi sukses di bidangnya masing-masing. Program internasional ini juga dapat memberi saya kesempatan untuk ikut serta dalam penelitian dengan kampus mitra Universitas Indonesia dan juga saya dapat mengenal mahasiswa dari beragam budaya, bahasa dan latar belakang yang pastinya akan memperluas wawasan dan jaringan saya dalam skala global. Tidak hanya itu, program ini juga memungkinkan saya untuk mendapatkan pengalaman yang nantinya akan saya gunakan untuk mendukung sistem perawatan kesehatan nasional yang sejalan dengan impian saya.


Motivasi saya memilih fakultas kedokteran di mulai sejak saya berumur lima tahun karena pengalaman pribadi saya. Pengalaman yang sangat saya ingat ketika saya masih di taman kanak-kanak pada usia lima tahun. Saya mengalami insiden kecil yang mengharuskan orang tua saya untuk membawa saya ke Unit Gawat Darurat. Sesaat sampai, awalnya saya merasa sangat takut karena banyak pasien yang teriak kesakitan, tetapi pandangan saya seketika berubah ketika bertemu dengan dokter dan juga perawat rumah sakit tersebut karena saya dapat merasakan ketenangan dari sifat dokter yang ramah, penyayang, dan perhatian.


Alasan lebih lanjut mengapa saya ingin mengejar karir sebagai dokter adalah terkait dengan keluarga. Ketika saya masih di sekolah dasar ayah saya menderita serangan jantung di rumah. Pengalaman itulah yang membuat semua anggota keluarga trauma karena kami diharuskan melihat ia kesakitan dan menderita. Setelah cepatnya pemeriksaan, ayah saya ternyata didiagnosis terkena jantung koroner. Maka dari itu, ia dipindahkan karena harus segera dioperasi untuk menghilangkan sumbatan pada jantungnya. Sebelum pulih ayah saya diawasi secara ketat dan diberikan obat jantung khusus selama di ICCU. Beberapa tahun kemudian di tahun 2018, ayah saya merasakan sakit dada dan mengalami serangan jantung kedua, ia pingsan di depan Unit Gawat Darurat. Untungnya, dokter dan perawat segera menanggapi dan menggunakan defibrillator sebagai tindakan pencegahan untuk memastikan ayah saya selamat. Saya dan keluarga saya benar-benar kalut pada waktu itu, tetapi juga lega karena beliau masih bersama dengan kami. Dari situasi masa lalu tersebut, saya memiliki ambisi, keinginan, dan tekad untuk menjadi seorang dokter di masa depan. Tekad saya untuk menjadi seorang dokter tidak hanya untuk merawat pasien tetapi juga untuk merawat keluarga saya.


Saya sangat percaya menjadi dokter adalah pekerjaan mulia yang membutuhkan sikap profesional, karakter, dan kepribadian yang baik berdasarkan kejujuran dan integritas. Saya berkomitmen ingin menjadi seorang dokter yang membantu banyak orang dengan riwayat penyakit tertentu di masa depan. Jika saya tetap berpegang pada rencana hidup ini dan mengejar impian saya, saya yakin saya dapat memengaruhi kehidupan banyak orang dengan cara yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Dengan melihat kesejahteraan sosial mata pencaharian orang-orang yang kurang beruntung, saya ingin menyediakan perawatan kesehatan yang memadai sebagai faktor penentu dalam tujuan saya untuk bercita-cita menyediakan layanan perawatan kesehatan yang berkelanjutan untuk negara dan masyarakat.


Harapan utama saya di Universitas Indonesia adalah membawa nama baik Universitas Indonesia dengan cara aktif dalam berorganisasi yang memiliki dasar yang kuat dan terkait erat dengan visi dan misi Universitas Indonesia. Saya juga ingin berbagi pengetahuan dan pengalaman saya dengan berpartisipasi secara antusias dalam program dan kegiatan terkait dengan kegiatan sosial seperti melakukan acara amal, menciptakan kesehatan masyarakat, dan melakukan kerja sukarelawan. Saya juga ingin berperan dalam penelitian medis, penulisan laporan, artikel dan jurnal sebagai perwakilan Universitas Indonesia. Saya juga memiliki harapan untuk angkatan saya yang bernama “gelora” yakni semoga kedepannya angkatan kami semakin solid, saling membantu satu sama lain, dan juga semoga angkatan kami akan menjadi penerus bangsa yang akan berguna bagi bangsa dan negara Indonesia.


Apa itu dokter? Jika ditanya seperti itu saya akan menjawab bahwa dokter adalah orang yang amat sangat berjasa, mereka adalah orang-orang yang berhati mulia serta memiliki empati yang amat sangat tinggi. Banyak orang yang mengatakan bahwa dokter harus memiliki karakteristik yang ideal. Contoh dokter yang ideal adalah dokter yang bisa membuat pasiennya merasa nyaman dan aman. Dengan cara berkata sopan, memiliki kepribadian yang baik, ramah, dan juga pasien memiliki fokus yang lebih kuat kepada keterampilan dokter untuk berkomunikasi sedangkan dokter lebih menekankan pada kemahiran, keterampilan dan pengetahuan [1-2], berdasarkan perspektif klinis komunikasi yang efektif dan efisien, komunikasi merupakan bagian dari strategi untuk memastikan bahwa dokter memberikan perawatan berkualitas tinggi kepada pasiennya dan juga berguna untuk membantu dokter menginformasikan bagian penting dari penggunaan obat yang aman serta efektif kepada pasiennya [3-4], Tak hanya itu, komunikasi juga sangat efektif untuk mengembangkan hubungan serta kepercayaan antara dokter dengan pasien [5].


Rencana jangka pendek yang saya inginkan dari masa pre-klinik adalah saya ingin menggunakan masa-masa ini sebagai tempat untuk memperluas wawasan, memperluas ruang lingkup pertemanan yang saya punya, dan juga mengasah keterampilan saya. Masa-masa pre-klinik ini akan saya jalani dengan sungguh-sungguh. Saya berharap dengan adanya masa-masa pre-klinik, saya akan lebih mudah untuk beradaptasi dan saya harap masa-masa ini akan terlewati dengan baik dan lancar.


Setelah masa pre-klinik usai, perjuangan pun belum berakhir. Mahasiswa kedokteran harus melanjutkan perjuangannya ke tahap klinik atau biasa disebut koas serta di masa ini lah mahasiswa kedokteran dapat memperluas relasi mereka dengan orang-orang hebat contohnya seperti dokter-dokter spesialis. Di tahap ini juga, para mahasiswa kedokteran akan mengetahui minat bakat mereka masing-masing. Selama masa klinik ini, mahasiswa kedokteran akan mengetahui stase mana yang akan mereka spesialisasikan.


Saya berharap pemerintah dapat memberikan kebijakan yang lebih baik terkait dengan aspek kesehatan. Sehingga masyarakat di Indonesia bisa lebih bijak dalam mengubah pola hidup mereka. Apa lagi Indonesia adalah negara yang maju sehingga kebanyakan masyarakat di Indonesia memiliki gaya hidup dan kebiasaan yang kurang baik.


Pesan yang ingin sampaikan kepada adik kelas yang ingin melanjutkan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah jangan cepat menyerah dalam meraih cita-cita karena semua butuh proses. Banyak perjuangan dan usaha yang harus kita lakukan untuk meraih mimpi. Salah satu contoh pengalaman yang pernah saya alami adalah tidak adanya hari untuk libur dalam kata lain dari hari senin sampai minggu saya harus belajar untuk meraih cita-cita saya. Saya memiliki jadwal belajar yang bisa dikatakan sedikit padat sehingga di kelas 12 saya tidak sempat untuk bermain bersama. Banyak waktu yang saya gunakan untuk belajar tetapi saya selalu percaya dengan pepatah “usaha tidak akan menghianati hasil” jadi untuk adik-adik yang sedang berjuang, jangan pernah menyerah ya!


Referensi :

1. Borracci RA, Álvarez Gallesio JM, Ciambrone G, Matayoshi C, Rossi F, Cabrera S. What patients consider to be a “good” doctor, and what doctors consider to be a “good” patient. Revista Medica De Chile [Internet]. 2020 Jul 1 [cited 2023 Aug 10];148(7):930–8. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33399677/

2. Steiner-Hofbauer V, Schrank B, Holzinger A. What is a good doctor? Wiener Medizinische Wochenschrift [Internet]. 2017 Sep 13 [cited 2023 Aug 10];168(15-16):398–405. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28905272/

3. Chandra S, Mohammadnezhad M. Doctor–patient communication in primary health care: a mixed-method study in fiji. International Journal of Environmental Research and Public Health [Internet]. 2021 Jul 15 [cited 2023 Aug 10];18(14):7548. Available from: https://www.mdpi.com/1660-4601/18/14/7548

4. Parker L, Ryan R, Young S, Hill S. Medications and doctor–patient communication. Australian Journal of General Practice [Internet]. 2021 Oct 1 [cited 2023 Aug 10];50(10):709–14. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34590085/

5. Pollard N, Lincoln M, Nisbet G, Penman M. Patient perceptions of communication with diagnostic radiographers. Radiography [Internet]. 2019 May [cited 2023 Aug 10];25(4):333–8. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1078817418302050










 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page