top of page
  • Youtube
Search
  • Carissa Muten
  • Aug 12, 2023
  • 6 min read

Narasi Perjuangan


Saya Carissa Muten, seorang mahasiswi kedokteran Universitas Indonesia yang berasal dari Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Tanjungpandan lulusan tahun 2023. Menjadi dokter sudah menjadi impian saya sejak duduk di bangka Sekolah Dasar. Setelah perjuangan yang panjang, akhirnya pada tanggal 18 Juli 2023 saya resmi dinyatakan lolos menjadi mahasiswi kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur SIMAK Reguler. Tentunya hal ini bukanlah akhir dari perjuangan, melainkan awal dari perjuangan yang sesungguhnya.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal pertama yang terbesit di benak saya ketika mendengar nama ini tentu saja selalu tentang pamornya. Keprestisiusan yang melekat erat dengan universitas ini memiliki daya tarik sendiri di mata saya. Bagi saya FKUI merupakan wadah yang tepat untuk berkembang dan mewujudkan cita-cita saya sebagai dokter. FKUI merupakan puncak tertinggi kedokteran di Indonesia yang telah melahirkan dokter-dokter yang luar biasa. Alumni FKUI telah membuktikan hal tersebut dengan karir gemilang mereka di Indonesia bahkan di kancah internasional. Mendedikasikan diri untuk membantu banyak orang yang memiliki masalah kesehatan adalah salah satu hal yang memotivasi saya memilih menjadi seorang dokter. Karena menjadi seorang dokter tidak hanya sekedar menyangdang gelar saja, tetapi untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan dedikasi, perjuangan, pengorbanan, dan usaha yang besar.

Awal kisah panjang ini dimulai sejak saya duduk dibangku sekolah dasar, ketika ditanya ingin jadi apa, saya selalu menjawab ingin menjadi seorang dokter. SDN 4 Kelapa Kampit, tempat dimana saya menempuh Pendidikan. Sejak SD saya adalah siswa yang cukup berprestasi dan sering mengikuti lomba. Saya menyukai pelajaran matematika yang pada akhirnya menghantarkan saya mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) hingga ke tingkat provinsi. Pada saat duduk di bangku Sekolah Dasar, setiap tahunnya diadakan pemilihan dokter cilik untuk membantu bekerja di UKS dan mengobati teman-teman yang terluka. Setelah mengikuti tahap seleksi akhirnya saya terpilih menjadi dokter cilik disekolah. Waktu berjalan sangat cepat, tak terasa saat itu saya sudah memasuki masa SMP. Saya melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Kelapa Kampit yang merupakan salah satu SMP favorit di daerah saya. Selama dua tahun berturut-turut saya diberikan kesempatan untuk menjadi perwakilan sekolah mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika, bagi saya itu adalah pengalaman yang luar biasa. Selama tiga tahun di SMP saya selalu mendapatkan ranking 1 umum di setiap akhir semester dan aktif mengikuti kegiatan berorganisasi. Tibalah saat semester 6 di SMP, sekolah kami mengadakan kelas tambahan setiap hari pukul 6 pagi yang wajib diikuti oleh seluruh siswa tingkat akhir sebagai persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional. H-1 bulan Ujian Nasional, kami tiba-tiba mendapat kabar bahwa sekolah diliburkan hingga belum tahu kapan akan masuk kembali. Hal tersebut dikarenakan Pandemi COVID-19 yang telah menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia. Akhirnya sekolah memutuskan untuk melaksanakan ujian secara online dari rumah masing-masing.


Mulai saat itu semua hal dilakukan secara daring hingga pendaftaran siswa baru SMA. Saya memutuskan untuk melanjutkan SMA di kabupaten yang berbeda dari tempat tinggal saya saat itu, kira kira 50km jauhnya. Masa SMA merupakan fase paling krusial karena disinilah perjuangan mempersiapkan diri untuk bergabung di FKUI dimulai. Tahun pertama seluruh pembelajaran dan aktivitas sekolah dilaksanakan secara daring. Satu tahun berlalu dan saya beranjak ke kelas 11, disini pembelajaran sudah sedikit demi sedikit beralih ke pembelajaran luring. Saya berkenalan dengan teman-teman baru yang memiliki kepribadian berbeda-beda karena sebelumnya tidak bisa bertemu terkendala COVID-19. Kelas kami dibagi berdasarkan jurusan dan lintas minat, saya ditempatkan di IPA 1 lintas minat Ekonomi. Di kelas 11 saya kembali dipilih untuk mewakili SMAN 1 Tanjungpandan sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang matematika. Dari awal memasuki masa SMA saya berusaha untuk menjaga nilai saya agar terus meningkat secara konsisten berharap supaya bisa lolos SNBP. Namun tidak semua hal yang direncanakan berjalan dengan lancar, akhir kelas 11 memasuki awal kelas 12 saya banyak mengikuti kegiatan organisasi, aktivitas diluar sekolah dan beauty pageant yang mengakibatkan saya sering izin tidak masuk sekolah serta ketinggalan pelajaran sehingga nilai saya anjlok dan keluar dari ranking 3 besar dikelas. Ditambah lagi jadwal bimbel PTN yang padat, disinilah saya benar-benar dituntut untuk bisa mengatur diri sendiri agar bisa membagi waktu dan bisa membedakan kapan bisa bersenang-senang dan kapan harus belajar.


Belajar dari pengalaman sebelumnya, di puncak perjuangan SMA yaitu semester 6, saya belajar lebih giat untuk meningkatkan nilai sekaligus persiapan seleksi PTN. Tibalah waktunya pengumunan siswa eligible untuk mendaftar SNBP. Nama saya masuk didaftar siswa eligible jurusan IPA, namun jika melihat kembali nilai yang saya peroleh 5 semester sebelumnya, saya rasa nilai tersebut tidak memenuhi batas aman pemerimaan FKUI jalur SNBP. Jadi saya tidak berharap banyak di jalur SNBP karena peluangnya memang tidak besar dan lebih mempersiapkan untuk UTBK-SNBT di sela-sela kesibukan ujian praktek dan Ujian Akhir Sekolah. Tiba saatnya hari dimana UTBK dilaksanakan dan saya sudah merasa cukup percaya diri. Selesai UTBK rasanya campur aduk, ada perasaan lega, takut, dan ragu semuanya menjadi satu. 20 Juni adalah saat yang ditunggu-tunggu dan saya belum berhasil lolos FKUI jalur SNBT. Namun saya tidak menyerah karena saya selalu memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai sesuatu yang saya inginkan. Setelah penolakan SNBT saya Kembali mendaftarkan diri di jalur PPKB UI. Sembari menunggu pengumuman PPKB saya tetap belajar untuk mempersiapkan SIMAK UI, namun di hari pengumumannya ternyata saya belum lolos di seleksi PPKB. Nekatnya lagi saya tidak mendaftar di PTN maupun PTS lain selain Universitas Indonesia. Disini udah hampir nyerah karena teman-teman yang lain udah berhasil mencapai universitas tujuan mereka dan saya masih harus berjuang sendirian. Kegagalan kesekian kalinya ditolak FKUI juga mengajarkan saya bahwa setiap orang punya waktunya bersinarnya masing-masing, punya jalannya masing-masing dan dari kegagalan itu harus membuat kita lebih semangat untuk mencapai apa yang kita inginkan dan juga dukungan dari support system seperti orang tua dan teman-teman itu penting untuk membuat lebih bersemangat. Tersisa satu-satunya pilihan terakhir adalah melalui jalur SIMAK UI Reguler yang keketatannya sudah diketahui semua orang dengan daya tampung untuk S1 Pendidikan Dokternya tidak lebih dari 10 orang dengan total pendaftar ribuan siswa/i di seluruh Indonesia. Awalnya ragu untuk daftar SIMAK karena udah pesimis dan menyerah sering kali terbesit di kepala. Sampai H-1 penutupan SIMAK akhirnya memutuskan untuk daftar. 9 Juli adalah hari dimana ujian SIMAK berlangsung, 18 Juli tepatnya hari pengumuman SIMAK dan saya resmi dinyatakan lolos sebagai Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Universitas Indonesia. Tidak ada kata-kata yang bisa mendeskripsikan rasa kesenangan saya diterima di FKUI. Namun dibalik keberhasilan yang saya raih, saya yakin ada Tuhan yang akan selalu memberikan yang terbaik karena ketekunan bagi kita yang percaya kepada-Nya seperti dalam alkitab tertulis:

Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang di janjikan itu. (Ibrani 10:36)[1]


Selama menempuh pendidikan di FKUI saya berkomitmen akan belajar untuk bertanggung jawab, disiplin serta siap menerima materi selama perkuliahan dan akan menjadi mahasiswa kedokteran yang aktif dibidang akademik maupun non-akademik sehingga bisa membuahkan prestasi. Harapan saya sebagai mahasiswa kedokteran yang akan menjadi calon dokter dimasa depan adalah saya ingin menjadi dokter yang dapat menolong banyak orang, menjadi teladan bagi orang lain, bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta menjalin pertemanan yang erat, lulus tepat waktu dan menjadi dokter yang kompeten, berintegritas serta berguna bagi masyarakat. Saya juga berharap FKUI Angkatan 2023 GELORA bisa menjadi dokter ideal yang rasional, professional, berintegritas, universalisme dalam mengambil keputusan yang dilandaskan pertimbangan permasalahannya bukan pada siapa atau pada keuntungan yang didapat dan mengabdi kepada masyarakat.[2]


Untuk itu rencana jangka pendek saya selama menjalani masa preklinik yakni menjalani perkuliahan dengan aktif dan penuh semangat. Beberapa hal yang dapat dilakukan agar cepat tercapainya rencana tersebut adalah beradaptasi dengan cepat, pintar membagi waktu, tidak lupa mempersiapkan materi yang akan dipelajari dan yang terpenting jangan lupa perhatikan kesehatan diri sendiri. Untuk rencana jangka panjang saya yaitu masa klinik, yang harus saya pertahankan adakah motivasi dalam diri saya, mempraktikkan ilmu yang sudah didapatkan selama preklinik, saya juga berharap bisa mendapatkan pengalaman banyak dari para konsulen dan pasien, belajar mengenai keikhlasan dan kesabaran dalam merawat pasien. Selain itu juga saya ingin belajar makna berbagi, seperti membantu orang yang kurang mampu secara finansial untuk perawatan medis, karena selain menjadi dokter yang kompeten kita juga harus peduli terhadap sesama, didalam proses yang panjang ini hingga kelanjutan karir saya setelah lulus dari FKUI akan saya tujukan kepada masyarakat yang kurang mendapat akses Kesehatan. Menurut Data Kementrian Kesehatan pada tahun 2022 menjelaskan bahwa rasio dokter di Indonesia adalah 1:1000 yang artinya di Indonesia masih kekurangan tenaga Kesehatan.[3] Angka tersebut dinilai masih jauh dari persentase jumlah sokter sesuai dengan WHO.[4] Fakta tersebut seharusnya membuat kita sadar sebagai golongan terpelajar khususnya yang menempuh ilmu kedokteran harus memberikan peranan yang aktual bagi kesehatan di Indonesia.


Pesan saya kepada adik-adik yang mau menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Belajarlah disaat orang lain masih tertidur, tekun dalam berdoa, kembangkan karakter pribadi dan mental yang kuat untuk menjadi seorang dokter, berkomitmen yang kuat dan yakin bahwa kalian bisa. Carilah circle positif yang selalu menuntun kalian kearah yang benar dan nikmati masa kalian sebelum masuk ke dunia perkuliahan. Ingat “ If you can dream it, you can do it “ (Walt Disney).[5] SEMANGAT!.















Daftar Pustaka


  1. Ibrani 10:36 [Internet]. Alkitab SABDA; 2023 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Ibr&chapter=10&verse=36

  2. Rokom. 3 Karakter Ini Harus Dimiliki Seorang Dokter [Internet]. Kementrian Kesehatan; 2018 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/

  3. Percepat Pemenuhan Tenaga Kesehatan [Internet]. Kementrian Kesehatan RI; 2022 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.kemkes.go.id/article/view/22060200008/percepat-pemenuhan-tenaga-kesehatan-kemenkes-buka-program-bantuan-pendidikan-untuk-dokter-spesialis-.html

  4. 1. M. Belum Memenuhi Jumlah Standar who, Menkes: Indonesia Masih Kekurangan Tenaga Dokter [Internet]. Universitas YARSI; 2022 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.yarsi.ac.id/2022/06/13/belum-memenuhi-jumlah-standar-who-menkes-indonesia-masih-kekurangan-tenaga-dokter/

  5. Nada E. Inspiratif! 4 quotes Walt Disney Biar semangat Meraih mimpi! [Internet]. Cewek Banget; 2020 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://cewekbanget.grid.id/read/062036981/inspiratif-4-quotes-walt-disney-biar-semangat-meraih-mimpi

 
 
 

Recent Posts

See All
Satria Dwi Nurcahya

NARASI PERJUANGAN Halo salam kenal semua! Perkenalkan nama saya Satria Dwi Nurcahya, biasa dipanggil Satria. Arti dari nama saya...

 
 
 
Algio Azriel Anwar

Narasi Perjuangan Halo perkenalkan, namaku Algio Azriel Anwar. saya adalah fakultas kedokteran program studi pendidikan kedokteran dari...

 
 
 
Tresna Winesa Eriska

Narasi Perjuangan “Apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku, dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah...

 
 
 

Comments


© 2023 FKUI Gelora

bottom of page