- Azka Syahna Ajriya
- Aug 11, 2023
- 8 min read
Updated: Aug 12, 2023
Narasi Perjuangan
Salam kenal, saya Azka Syahna Ajriya, biasa dipanggil Azka, dari SMA Negeri 8 Jakarta. Saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Kelas Khusus Internasional jalur Talent Scouting angkatan 2023. Menuturkan kalimat tersebut masih terdengar tidak nyata, mengilas balik pada perjuangan meraih identitas kemahasiswaan di fakultas kedokteran terbaik negeri yang memanggil versi terbaik diri saya. Mengingat kembali mimpi-mimpi masa kecil yang kini terasa selangkah lebih dekat.
Sejak kecil, saat mendengar kata-kata “fakultas kedokteran”, yang tak pernah gagal muncul dalam benak saya adalah makara hijau, jaket kuning, dan Universitas Indonesia. Bagi saya, identitas prestisius ini tidak diragukan lagi oleh pelajar dari nusantara. Namun, setelah menjadi bagian dari FKUI, muncul makna baru yang mengubah pandangan saya secara mendalam. Sekarang, FKUI bukan lagi hanya simbol pencapaian; FKUI adalah wadah dalam berproses menjadi pribadi yang tangguh dan berdedikasi. FKUI adalah tempat dimana nilai-nilai kemanusiaan dan kerjasama akan memberikan saya kemampuan untuk mengabdi kepada masyarakat di sekitar saya. Menjalani pendidikan di FKUI adalah kesempatan paling besar yang pernah saya dapatkan di hidup ini. Almamater FKUI akan menjadi dorongan kuat bagi saya dan teman-teman angkatan 2023 selama berjuang menggapai cita-cita kami.
Berkali-kali dinobatkan perguruan tinggi terbaik di Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia adalah batu loncatan penting bagi saya menuju cita-cita menjadi seorang dokter. Universitas Indonesia menghasilkan lulusan terbaik negeri yang telah banyak berkontribusi bagi masyarakat Indonesia. Dari peran signifikan kaum terpelajar FKUI dalam kemerdekaan Indonesia, hingga memajukan kualitas pelayanan kesehatan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 pada tahun 2020 lalu, prestasi FKUI begitu menginspirasi. Saya percaya bahwa FKUI-lah yang akan mendorong saya untuk bekerja keras agar dapat memberi dampak positif seperti dokter-dokter pendahulu yang saya kagumi.
Dibesarkan oleh seorang dokter, rasa kagum terhadap profesi dokter tersebut seolah muncul saat saya lahir. Sejak kecil, saya melihat langsung dedikasi yang dimiliki seorang dokter terhadap profesinya. Banyak sekali pengorbanan yang seorang dokter lakukan demi kesejahteraan masyarakat. Ibu saya benar-benar mencintai profesinya. Salah satu momen definitif akan hebatnya seorang dokter bagi saya adalah melihat rasa khawatir dan tidak pasti keluarga sendiri yang dapat ditenangkan oleh penjelasan dan kata-kata dokter. Melihat itu saya sadar bahwa menjadi seorang dokter berarti lebih dari pengetahuan medis, melainkan didorong juga oleh keinginan untuk memberi manfaat melalui pengabdian kesehatan.
Saat saya berada di bangku kelas lima sekolah dasar, Ibu saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke Skotlandia di United Kingdom dan membawa kami sekeluarga bersamanya. Keputusan tersebut awalnya membuat saya cemas akan masa depan saya karena sistem akademik yang diterapkan sangat berbeda dengan yang di Indonesia. Akan tetapi saya justru merasa sangat nyaman berada di lingkungan tersebut. Memang benar bahwa banyak tantangan baru yang muncul, tetapi saya selalu yakin bahwa pengalaman ini akan berharga nantinya.
Selama di Skotlandia, saya menjalani waktu dengan santai. Persyaratan akademis di sana sangat sedikit dan kurikulumnya lebih fokus pada pengembangan minat dan bakat daripada ujian dan nilai, sehingga saya jarang merasa butuh belajar. Lalu, tibalah kelas IX, dimana pada saat itu dalam kurun waktu beberapa minggu lagi saya akan sudah bersekolah di Indonesia, mengikuti kurikulum Indonesia. Saya mencoba untuk pertama kalinya dalam tiga tahun mencari tahu apa yang teman-teman saya pelajari di Indonesia, dan terkejut dengan seberapa sulitnya materi ajaran. Rasa panik pun muncul saat saya menyadari bahwa tidak ada topik yang saya pahami. Saat itu saya takut sekali menjadi siswa paling tertinggal secara akademis di sekolah. Jadi, saya memutuskan untuk belajar dengan sungguh-sungguh, memanfaatkan tiga minggu yang saya miliki untuk mengejar materi sebanyak mungkin. Awalnya, saya tidak tahu harus mencari sumber belajar dari mana atau materi apa saja yang harus dipelajari. Hal tersebut sangat menghambat semangat saya. Tapi akhirnya saya menemukan akun YouTube seorang guru yang lengkap dan informatif, “legurules”. Dalam tiga minggu itu, saya berhasil mengejar materi dua tahun matematika dan sedikit fisika, sehingga ketika saya kembali ke Indonesia, ternyata tidak seburuk yang saya bayangkan. Meskipun pencapaian akademis saya di SMP ternyata termasuk baik, saya tetap bersyukur telah mempersiapkan diri sebelumnya. Pada kelas IX, menjelang Ujian Nasional (UN), wabah corona datang dan semua rencana pupus. Ini adalah fase yang tidak menentu dan membuat saya merasa cemas karena tidak tahu apa yang akan terjadi. Saat penerimaan peserta didik baru (PPDB), saya tidak lolos berdasarkan zonasi ke SMAN 68 Jakarta, tetapi akhirnya saya diterima di SMA Negeri 8 melalui jalur tahap akhir. Saya bersyukur karena nilai saya cukup untuk diterima.
Tidak terasa, pintu ke FKUI sekarang semakin dekat. Saya mulai tertampar realita bahwa perjuangan saya masuk ke FKUI secara resminya dimulai detik itu juga, berjuang untuk SNMPTN. Saat itu, jalur masuk tersebut adalah jalur yang saya prioritaskan. Masuk SMA saya banyak menerima wejangan tentang nikmatnya masuk perguruan tinggi negeri tanpa tes melalui jalur SNMPTN. Maka dari itu, sejak awal saya mencoba untuk segiat mungkin belajar untuk mendapat kemudahan itu.
Selama mengenyam pendidikan di SMA, minat saya terhadap berorganisasi semakin tumbuh. Saya merasa jatuh cinta dengan organisasi Perwakilan Kelas dan Ekstrakurikuler Palang Merah Remaja, di mana saya belajar banyak dan berproses bersama teman-teman. Pengalaman berorganisasi di SMAN 8 Jakarta telah melatih kemampuan manajemen waktu saya dan membentuk komitmen yang kuat. Saya yakin bahwa pengalaman ini akan menjadi aset berharga dalam perjalanan saya di FKUI, di mana saya dapat terus mengembangkan diri dan berkontribusi dalam lingkungan akademik dan organisasi yang lebih luas.
Memasuki semester dua kelas XI, guru BK sekolah saya mulai mengenalkan kami kepada perguruan tinggi negeri Indonesia beserta fakultas dan jurusan beragam yang tersedia. Salah satu down-side memiliki orang tua dokter adalah hanya dunia kedokteran lah yang saya kenali sejak kecil. Menyadari hal tersebut, saya mulai mengevaluasi keinginan saya memasuki fakultas kedokteran. Hal itu karena saya tahu betul tekad bulat yang dibutuhkan selama menempuh pendidikan di fakultas kedokteran, maka dari itu penting bagi saya untuk benar-benar yakin dari hati akan profesi yang akan ditempuh ini.
Salah satu cara saya meyakinkan diri adalah dengan mengikuti Open House Fakultas Kedokteran 2023. Pada rangkaian acara itu, saya mengikuti beberapa webinar oleh kakak tingkat dan narasumber dokter-dokter hebat. Saya juga berkesempatan untuk ikut tour RIK dan roleplay etik dokter yang sangat seru. Duduk di dalam ruang kelas FKUI dan berjalan di gedungnya membuat doa saya semakin kencang untuk FKUI.
Selain dari itu, saya mengingat pengalaman saya di Skotlandia. Saya merasakan langsung seberapa suportifnya fasilitas pendidikan yang tersedia. Tidak hanya itu, saya juga mendapat kesempatan untuk merasakan dampak positif dari National Health Service (NHS), yang diakui sebagai salah satu sistem perawatan kesehatan terbaik di dunia karena aksesibilitasnya yang merata. itulah mengapa Kelas Khusus Internasional menjadi sangat menarik bagi saya.
Di kelas XII, saya mulai merombak skala prioritas, menaruh FKUI paling atas. Saya mulai mendekat dengan teman-teman yang membawa pengaruh baik. Saya tidak lagi banyak merasa fear of missing out dan bisa fokus ke ambisi. Saya belajar mengalokasikan energi dengan baik, ke hal-hal yang penting bagi saya. Selama kelas XII saya bimbel di Prosus Inten dimana saya bertemu teman-teman seperjuangan. Lingkungan Inten membuat saya semangat sekali belajar, pada semester satu hampir setiap hari saya ke Inten mencari suasana produktif. Sekolah-Inten-pulang-repeat. Alhamdulillah saya salah satu siswa eligible SNBP walaupun sebenarnya sudah melepas harapan SNBP dan fokus ke Talent Scouting. Seleksi Talent Scouting merupakan momen paling menakutkan dalam hidup saya. Setelah berjuang selama tiga tahun, berkali-kali merevisi motivation letter, dan latihan interview berjam-jam, akhirnya tiba saatnya membuktikan usaha itu. Tiga hari setelah pengumuman SNBP saya yang gagal, Alhamdulillah berkat doa saya berhasil diterima di FKUI.
Mengetahui perjuangan yang tidak singkat demi meraih bangku di FKUI, kesempatan tak ternilai yang kini saya miliki tidak akan disia-siakan. Selama menjadi mahasiswa FKUI, saya berkomitmen untuk selalu tangguh melalui rintangan-rintangan akademis dan non-akademis yang saya hadapi. Saya juga berkomitmen untuk menerapkan growth mindset untuk memotivasi diri saya untuk selalu ingin belajar dan keluar dari zona nyaman saat mencari pengalaman dan pengetahuan baru.
Menggunakan komitmen tersebut sebagai pegangan, saya berharap dapat terus belajar dan mengembangkan potensi diri di FKUI. Saya berharap FKUI dapat menjadi wadah untuk berproses menjadi sosok seorang dokter yang saya cita-citakan. Saya juga berharap FKUI angkatan 2023 dapat tumbuh menjadi angkatan yang solid dan saling peduli. Saya berharap kami nantinya dapat mempertahankan kualitas mahasiswa FKUI yang terkenal unggul secara akademik.
Dr. Lisa Doggett mengatakan, “a good doctor will be a strong advocate for their patients” (1). Saya setuju dengan pernyataan tersebut karena kesejahteraan pasien adalah hal yang diutamakan bagi seorang dokter.
Menurut saya, seorang dokter ideal perlu memegang nilai integritas. Kamus Merriam-Webster mendefinisikan integritas sebagai “ketaatan yang kuat pada sebuah kode, khususnya nilai moral atau nilai artistik tertentu” (2). Sebagai seorang dokter, terdapat etika yang patut ditaati dan diimplementasikan dalam bekerja, diantaranya adalah Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan 5 Star Doctor. Nilai integritas mencerminkan konsistensi dan komitmen seorang dokter terhadap pengamalan sifat-sifat dan etika kedokteran. Disaat seorang dokter memiliki integritas diri, sifat-sifat 5 Star Doctor akan selamanya melekat pada diri dokter tersebut hingga pengamalanya mendarah daging seolah di luar kepala.
Pengamalan sifat 5 Star Doctor adalah hal yang sangat penting. Lima karakteristik tersebut adalah care provider, decision-maker, communicator, community leader, dan manager (3). Kelima nilai tersebut memandang secara holistik peran seorang dokter dalam masyarakat yang tidak sebatas tenaga kesehatan yang membantu menyembuhkan orang-orang sakit, atau care provider. Seorang dokter juga harus tanggap dalam membuat keputusan, dapat mengedukasi dengan komunikasi yang baik, mampu menjadi sosok yang mengarahkan masyarakat pada lingkungan sehat, dan dengan baik dapat bekerja sama dengan komponen-komponen tenaga kesehatan lainya. Melalui kontribusi tersebut, seorang dokter yang ideal dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam bidang kesehatan.
Sesuai dengan Visi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Indonesia, FKUI ingin menghasilkan “dokter dengan wawasan dan kualitas global, mampu menjadi agen perubahan (agent of change)”(4) saya berharap nantinya dapat lulus dari FKUI sebagai seorang dokter yang dapat menyambut, beradaptasi, dan mengejar perkembangan dalam bidang kesehatan dan selalu menambah pengetahuan. Melalui pola pikir yang proaktif tersebut, saya ingin mampu memberi dampak positif yang signifikan bagi lingkungan sekitar dan negara saya. Saya juga ingin menjadi dokter yang memiliki kualitas dan kompetensi yang baik sehingga dapat menjalankan tugas dengan benar dan mendapat kepercayaan dari masyarakat untuk melaksanakan tugas tersebut. Selain dari kompetensi klinis, saya juga berharap lingkungan dalam FKUI dapat menumbuhkan sikap empati dan tanggung jawab sebagai seorang dokter.
Selama menjalani masa preklinik, saya ingin mempertahankan hasil belajar yang baik. Saya dapat mencapai hal tersebut dengan pandai mengatur waktu, termasuk merencanakan waktu-waktu dan bobot belajar saya dan disiplin terhadap rencana tersebut. Pada masa klinik, saya berharap dapat mengembangkan keterampilan klinikal kedokteran. Selain itu, saya akan berusaha untuk terlibat dalam penelitian-penelitian klinis yang relevan dengan bidang kedokteran yang saya minati, serta terus berlatih komunikasi dan kerja sama dengan komponen tenaga kesehatan lainya. Selama belajar, saya juga dapat semakin membangun kekeluargaan lagi dengan FKUI 2023 hingga tercipta lingkungan belajar yang nyaman dan kami dapat saling membantu dan belajar bersama sebagai dukungan tambahan, ditambah lagi banyaknya kesempatan kepanitiaan yang dapat memperluas relasi.
Indonesia pastinya memiliki rencana untuk mengembangkan sistem kesehatan negara. Jaminan kesehatan bagi rakyat Indonesia telah menjadi target yang diusahakan sejak lama (5). Saya berharap suatu hari nanti dapat turut berkontribusi dalam pengembangan kesehatan rakyat Indonesia sebagai dokter yang terampil dan kompeten seperti banyak alumni FKUI sekarang.
Saya harap narasi perjuangan saya menuju FKUI dapat membantu teman-teman sekalian yang sekarang sedang berjuang. Narasi perjuangan ini menceritakan bahwa perjalanan meraih FKUI tidak selalu mulus dan straight-forward. Namun, saat mengejar mimpi, kita harus percaya pada kemampuan diri. Jangan lupa bahwa semua orang berada dalam jalan hidup yang berbeda-beda jadi jangan terlalu banyak membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Percayalah bahwa tuhan tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilalui. Teruslah berdoa dan jangan lupa untuk menikmati perjalananya.
Referensi:
Saint George’s University School of Medicine. What Makes a Good Doctor? [Internet]. Grenada. Saint George’s University; 2018 Apr [updated 2021; cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/
Merriam-Webster.com Dictionary. Massachusetts. Merriam-Webster, Incorporated [internet]; 2023 Jul 31 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.merriam-webster.com/dictionary/integrity
Siddiqui F, Malik AA. Promoting self-regulated learning skills in medical students is the need of time [internet]. J Taibah Univ Med Sci. 2019 May 3 [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6694986/
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Visi Misi [internet]; 2022 [cited 2021 Aug 11]. Available from: https://fk.ui.ac.id/visi-misi.html
Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Kejar Target 98% UHC pada Tahun 2024, Wapres Instruksikan Empat Langkah Strategis [internet]. Jakarta. 2023 Mar 14 [cited 2023 Aug 11]. Available from: https://www.setneg.go.id/baca/index/kejar_target_98_uhc_pada_tahun_2024_wapres_instruksikan_empat_langkah_strategis
Comments