- Arimbi Kusuma Wardani
- Aug 13, 2023
- 7 min read
Narasi Perjuangan
Halo! Nama ku Arimbi Kusuma Wardani, biasa dipanggil Arimbi. Anak gadis yang memiliki nama berasal dari pewayangan Jawa ini menemukan cahaya pertama kali pada 16 Januari 2004 di Sibolga, Sumatera Utara. Ya, lahir di tanah Sumatera tetapi berdarah asli Jawa. Perjalanan hidupku membawaku dari angin laut yang segar hingga hiruk-pikuk kota besar, di mana aku menyelesaikan masa-masa kecilku di berbagai kota yang berbeda. Saat ini, aku tengah merajut mimpi sebagai mahasiswa baru kelas internasional kedokteran di Universitas Indonesia, berharap suatu hari nanti bisa menyembuhkan tidak hanya fisik, tetapi juga jiwa banyak orang di luar sana. Masuk melalui jalur talent scouting, tentunya ada banyak hal yang telah aku persiapkan dan perjuangkan. Dan ini, adalah perjalanan kisahku meraih mimpi yang telah lama kuimpikan.
Ketertarikanku pada dunia kedokteran mulai terlihat sejak aku duduk di bangku TK. Sebagai anak kecil, aku selalu suka bermain peran sebagai dokter. Dengan alat-alat medis mainan berwarna merah muda dan teman-teman yang bersukarela menjadi pasienku pada saat itu. Sebagai anak kecil, menurutku dokter dengan jas lab nya itu adalah salah satu hal yang paling keren. Beranjak ke bangku SD, kedua orang tuaku sering memberikan cerita seputar dunia kedokteran. Walaupun keduanya bukan seorang dokter, tapi keinginan mereka memiliki anak yang bisa menjadi dokter memotivasiku. Memang terdengar klise bahwa seorang anak memilih masuk kedokteran karena ingin membanggakan kedua orang tuanya, tapi ya, inilah awal mula aku terpikir untuk kuliah di jurusan kedokteran ketika aku dewasa.
Ketertarikanku pada kedokteran semakin bertambah di bangku SMP, ketika ibuku membelikan buku berjudul “The Ultimate Guide : Tubuh Manusia”. Setelah membaca buku ini, saya belajar tentang seluk-beluk tubuh manusia dan fakta menarik lainnya seperti bagaimana tubuh kita terdiri dari milyaran neuron, bagaimana reaksi kimia terjadi di dalam tubuh manusia, dan masih banyak lagi. Inilah yang membawa saya masuk ke jurusan IPA di SMAN 4 Bekasi—mengetahui bahwa tubuh manusia dan reaksinya muncul dalam mata pelajaran di jurusan IPA; biologi dan kimia. Sejak saat itu, aku mulai semakin jatuh cinta dengan apa yang telah ku pelajari. Tidak selalu mudah, aku akui, tetapi tantangan untuk memahami pelajaran tersebut memicu rasa ingin tahuku.
Di bangku SMA justru sedikit berbeda menurutku, dimana kebanyakan siswa yang sudah yakin dengan apa yang ditujunya dari SMP semakin memantapkan tujuannya, aku malah sedikit bimbang. Walaupun masuk di jurusan IPA, tapi keingintahuan akan dunia hubungan internasional menarik perhatianku. Ditambah lagi dengan partisipasiku di Model United Nation. Aku suka melihat berita-berita tentang berbagai negara dan segala keunikannya. Di Kelas 11, aku mendaftar untuk program pertukaran pelajar KL-YES yang merupakan program beasiswa penuh pertukaran pelajar selama kurang lebih 10 bulan dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat. Pengumuman diterimanya aku di program ini memicu rasa ingin tahuku lebih akan dunia luar; terutama Amerika Serikat yang merupakan negara tujuanku. Ditambah lagi dengan pencapaianku sebagai 10% siswa terbaik saat mengikuti pertukaran pelajar dan kesempatan untuk bertemu beberapa senator dan para petinggi di Amerika Serikat membuatku ingin menjadi seorang diplomat. Belum lagi pikiran pesimis “bisa ngga ya aku masuk kedokteran?, kayanya hubungan internasional lebih mudah.” Kebimbangan ini terus mengisi pikiranku sampai kepada saat dimana aku membuat proyek sosial bersama masyarakat di Colorado. Aku membuat proyek yang melibatkan siswa siswi disabilitas dan beberapa lansia. Proyek ini bertujuan untuk mensosialisasikan aksi kesetaraan bahwa mereka yang memiliki keterbelakangan juga dapat menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi komunitas sekitar.
Hatiku tergerak, proyek sosial ku ini seolah menghidupkan kembali keinginanku untuk berfokus pada bidang kedokteran. Ditambah lagi dengan dipilihnya aku menjadi teacher assistant, Aku mendapatkan pengalaman praktis dengan siswa berkebutuhan khusus. Siswa berkebutuhan khusus ini termasuk mereka yang memiliki: ADD (attention deficit disorder), autism, speech and language impairment, masalah penglihatan dan cerebral palsy, yang dapat menyebabkan perkembangan mereka lebih lambat dari anak-anak lainnya. Misi dari kelas khusus ini adalah untuk membantu semua anak untuk berhasil dalam studi mereka dan dapat berkomunikasi serta berinteraksi dengan bebas layaknya siswa siswi lainnya. Aku membimbing para siswa ke kelas masing-masing, membantu tugas sekolah mereka, mendampingi mereka berinteraksi, dll. Sangat penting bagiku sebagai teacher assistant untuk selalu waspada terhadap tantrum yang mungkin terjadi pada beberapa siswa siswi ini. Ketenangan dibutuhkan dalam situasi tersebut untuk dapat menangani siswa dan mempertahankan perilaku stabil mereka.
Pengalaman ini telah menunjukkanku secara langsung pentingnya kasih sayang, komunikasi, dan kerja tim dalam memberikan perawatan yang berkualitas kepada orang-orang. Siswa siswi ini adalah alasan yang juga memperkuat komitmenku untuk kembali fokus kepada tujuan utamaku di bidang medis sekaligus memberikan apresiasi yang lebih atas tantangan dan penghargaan di bidang ini.
Sepulang dari Amerika Serikat, aku melanjutkan studiku sebagai siswi kelas 12 di SMAN 4 Bekasi. Komitmen yang kupegang untuk berfokus pada jurusan yang aku impikan terus kulanjutkan. Hari-hari kulewati dengan belajar, mengerjakan tugas, dan juga kuimbangi dengan mengikuti kegiatan sukarelawan. Tidak dapat dipungkiri, sempat sekali atau dua kali rasa bimbang muncul kembali. Kebimbanganku kali ini muncul karena keinginanku untuk melanjutkan studi di luar negeri. Akan tetapi, mengambil jurusan kedokteran di luar negeri sepertinya tidak memungkinkan apabila aku ingin bekerja di Indonesia nantinya. Perjuangan masuk universitas tidaklah mudah. Aku sadar kompetisi yang ketat harus kuhadapi dengan ribuan calon mahasiswa lain yang memiliki impian yang sama. Ketika melihat daftar nama universitas ternama dan program studi yang menarik, jantungku berdetak kencang. Aku sadar aku harus menjaga pencapaian akademik di tengah tugas-tugas yang menuntut dan ujian yang semakin kompleks. Belum lagi persiapan intensif yang mencakup latihan soal, kursus pelajaran, belajar secara mandiri, dan mengikuti berbagai try out menjadi bagian tak terpisahkan dari usaha ini.
Sampai pada hari dimana hari pendaftaran SNBP dimulai, Aku mendaftarkan diriku dan memilih program studi impianku. Namun, keraguan menyertai langkahku karena belum ada alumni dari sekolahku yang pernah diterima di FKUI melalui jalur SNBP. Selang beberapa waktu setelah aku mendaftar SNBP, pendaftaran talent scouting pun dibuka. Tanpa pikir panjang, aku langsung mendaftarkan diri. Tetapi, entah mengapa aku lebih berharap untuk diterima pada jalur talent scouting. Sebagai orang yang selalu ingin mendapatkan pengalaman baru serta koneksi dengan orang-orang dari berbagai belahan dunia, Kelas Internasional UI program studi kedokteran adalah program yang cocok untukku. Selain karena keinginanku untuk berkuliah di fakultas kedokteran, program kelas khusus internasional ini menawarkan kesempatan kepada siswanya untuk belajar di Indonesia dan di luar negeri baik di University of Melbourne, Universitas Monash, atau Universitas Newcastle Upon Tyne sekaligus meraih gelar double degree [1].
Semesta memang punya rencananya sendiri, benar saja, aku di terima di jalur talent scouting. Rasanya campur aduk dan tidak percaya. Universitas Indonesia yang merupakan kampus impianku sejak kecil ternyata berhasil kugapai. Selain karena Universitas Indonesia adalah salah satu universitas tertua sekaligus terbaik di Indonesia, Universitas ini terbukti terakreditasi A menurut BAN-PT [2] dan FKUI . Dari apa yang saya baca, Universitas Indonesia juga memberikan fasilitas yang sangat baik untuk program studi kedokteran seperti adanya Medical Education and Research Center (ME&RC) dimana mahasiswa diarahkan untuk memperluas keterampilan mereka selama studinya, dan masih banyak lagi.
Dengan diterimanya aku di FKUI, aku berkomitmen untuk menjalani perjalanan pendidikan ini dengan tekun dan penuh dedikasi. Aku bertekad untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan medisku sebaik mungkin, dengan tujuan akhir menjadi seorang dokter yang dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia kesehatan dan masyarakat secara lebih luas.
Sebelum diterima di fakultas kedokteran, komitmen perubahanku lebih berfokus pada persiapan akademik dan pengembangan diri untuk menjadi calon mahasiswa kedokteran yang baik. Aku mungkin telah berusaha mempertajam pemahamanku tentang ilmu-ilmu dasar yang relevan dengan kedokteran, seperti biologi, dan kimia. Aku juga mungkin telah berpartisipasi dalam kegiatan sukarelawan yang terkait dengan kesehatan, untuk membangun wawasan dan pemahaman awal tentang dunia medis. Setelah diterima di fakultas kedokteran, komitmenku akan berfokus pada pemahaman yang lebih dalam tentang ilmu kedokteran, termasuk anatomi, fisiologi, patologi, farmakologi, dan banyak lagi. Aku akan berkomitmen untuk belajar dengan tekun agar dapat menjadi calon dokter yang berkualitas. Aku harap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia bisa menjadi wadah bagiku untuk mengembangkan diri baik dalam hal akademis maupun non-akademis.
Sepanjang periode preklinik, harapanku adalah untuk dapat sepenuhnya menyerap dan memahami materi yang akan diajarkan. Di samping itu, aku harap aku dapat tetap fokus pada tujuanku dan dapat membagi waktu dengan baik untuk berbagai kegiatan yang akan aku ikuti. Aku juga berkomitmen untuk dapat lulus tepat waktu dengan prestasi dan skor yang memuaskan dan dapat menjadi lulusan FKUI yang membanggakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu saja aku sudah mulai merencanakan langkah-langkah yang akan aku ambil selama menjalani masa preklinik ini. Aku akan memberikan perhatian penuh terhadap penjelasan para dosen, baik dalam kuliah, praktikum, tutorial, maupun skills lab, dan komponen lainnya. Aku juga akan berupaya sungguh-sungguh belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia, termasuk buku, jurnal, dan referensi-referensi kredibel lainnya.
Selama masa klinik, khususnya masa koas, aku akan mengimplementasikan apa yang sudah aku pelajari selama masa preklinik supaya dapat memberi pelayanan kesehatan yang terbaik kepada pasien. Aku akan menerapkan skill yang telah dipelajari dan terus mencari ilmu dari para staf serta dokter agar aku dapat menjadi dokter yang kompeten dan dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pasien. Aku akan menjadikan masa klinik ini sebagai ajang untuk memperdalam wawasan sebagai seorang dokter. Untuk jangka panjangnya, aku ingin mengambil program pendidikan dokter spesialis yang sudah menjadi cita-citaku sejak kecil. Aku juga berharap dapat membantu masyarakat di daerah terpencil dan ingin melayani pasien tulus sepenuh hati tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
Aku bercita-cita menjadi seorang dokter yang tidak hanya memiliki keahlian medis yang mendalam, tetapi juga mampu mendengarkan dan memahami pasien dengan empati [3]. Aku ingin menjadi sosok yang mengedepankan nilai-nilai etika[3] dalam praktik kedokteran, menjunjung tinggi integritas [5], dan selalu mengutamakan kesejahteraan [4] pasien di atas segalanya. Impianku adalah menjadi dokter yang aktif berkontribusi dalam upaya pencegahan penyakit, edukasi kesehatan, dan memberikan perawatan yang melibatkan aspek fisik, mental, dan sosial. Dengan komitmen untuk belajar secara berkelanjutan dan berkolaborasi dengan tim medis, aku ingin berperan dalam meningkatkan kualitas hidup dan membantu menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Tentunya harapan yang telah aku sampaikan tidak bisa berjalan tanpa adanya dukungan dari teman teman satu angkatan saya yaitu FKUI 2023 Gelora. Aku harap angkatan 2023 akan terus solid, saling membantu satu sama lain, dan terus menjalin hubungan baik sebagai teman sejawat.
Pesan saya kepada para pejuang FKUI adalah untuk bersungguh sungguh dalam belajar dan mempertahankan nilai-nilai mata pelajaran semasa SMA. mengikuti beberapa kegiatan sosial yang dapat mendukung jenjang perkuliahan juga sangat direkomendasikan. Memang bukanlah hal yang mudah untuk dapat menembus pagar FKUI, tapi percayalah usaha tidak akan menghianati hasil. Kerja keras yang dilakukan akan membuahkan hasil yang sepadan selama kita bersungguh-sungguh dan yakin akan tujuan kita. Jangan lupa juga untuk berdoa dan meminta dukungan dari orang tua supaya mencapai hasil yang maksimal.
Daftar Pustaka
Kelas Khusus Internasional – Faculty of Medicine Universitas Indonesia [Internet]. [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://fk.ui.ac.id/kelas-khusus-internasional.html
Program Pendidikan Dokter – Faculty of Medicine Universitas Indonesia [Internet]. [cited 2023 Aug 10]. Available from: https://fk.ui.ac.id/program-pendidikan-dokter.html#:~:text=Fakultas%20Kedokteran%20Universitas%20Indonesia%20(FKUI,%2DPT)%20pada%20tahun%202014.
Afandi D. Nilai-nilai luhur dalam profesi kedokteran: Suatu studi kualitatif. Jurnal Kesehatan Melayu. 2017 Sep 19 [cited 2023 Aug 11];1(1):25. Available from:https://www.researchgate.net/publication/320174492_Nilai-Nilai_Luhur_dalam_Profesi_Kedokteran_Suatu_Studi_Kualitatif
St. George's University. What Makes a Good Doctor? 7 Useful Physician Skills [Internet]. Sgu.edu. Medical Blog | St. George’s University | The SGU Pulse; 2018 [cited 2023. Available from: https://www.sgu.edu/blog/medical/what-makes-a-good-doctor/
1.Rizo CA, Jadad AR, Enkin M. What’s a good doctor and how do you make one? Doctors should be good companions for people. BMJ (Clinical research ed) [Internet]. 2002;325(7366):711; author reply 711. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1124230/
Comments