- Amaliah Herawati
- Aug 11, 2023
- 7 min read
Updated: Aug 12, 2023
Narasi Perjuangan
Sebelum mulai membaca narasi perjuangan ini, izinkan saya untuk memperkenalkan diri terlebih dahulu. Saya Amaliah Herawati, orang-orang biasa memanggil saya Lia. Anak bungsu dari tiga bersaudara yang dilahirkan di Pemalang, 09 April 2006. Saya merupakan lulusan dari MAN Pemalang Jawa Tengah. Alhamdulillah sekarang saya adalah mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia program studi Pendidikan Dokter kelas reguler angkatan 2023 yang diterima lewat jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi).
Menjadi Dokter merupakan panggilan hidup saya sedari kecil, saya juga termasuk salah satu dari banyaknya anak kecil yang selalu menjawab mau jadi dokter, jika ditanya tentang cita-cita. Tetapi untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sama sekali tidak terlintas di otak saya. Terlalu tinggi, dan pastinya sangat susah untuk digapai. Faktanya FKUI merupakan sekolah kedokteran pertama di Indonesia. FKUI menjadi satu-satunya fakultas kedokteran asal Indonesia yang menduduki ranking 215-300 dunia pada daftar pemeringkatan The Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR)[1]. Tentunya jika saya ingin menjadi dokter yang berkualitas maka saya harus mampu mendapat pendidikan yang berkualitas juga. Setelah mempertimbangkan pilihan dan mendapat banyak dukungan dari orang-orang terdekat, akhirnya saya memberanikan diri hanya memilih FKUI pada pilihan SNBP.
Salah satu motivasi saya menjadi dokter yaitu memiliki keinginan yang besar untuk aktif mengajak masyarakat mengenal lebih dekat dengan isu kesehatan di Indonesia seperti infeksi, Penyakit Menular yang belum teratasi dengan baik dan Penyakit Tidak Menular (PTM) yang cenderung naik setiap tahunnya.[2] Saya merasa terpanggil menjadi dokter karena melihat banyaknya masyarakat yang belum mendapatkan akses kesehatan yang layak terutama di daerah terpencil. Menjadi dokter merupakan impian besar saya sedari kecil, dan saya menyadari ada banyak tantangan yang harus saya hadapi untuk mewujudkannya, tetapi saya selalu menumbuhkan niat, tekad, dan tanggung jawab untuk bisa berjuang mewujudkannya.
Kilas balik perjuangan saya bermula dari kata “ gagal “ , Saya gagal masuk SMP Negeri tujuan saya karena nilai saya tidak mencukupi. Masa SMP merupakan masa terindah dan terburuk yang pernah saya lalui. Masa terburuk karena saya terus menerus menerima kegagalan dan merasa tidak mempunyai kelebihan di bidang tertentu seperti teman-teman di sekitar saya. Terindah karena saya bisa menikmati masa pertumbuhan sesuai porsinya, tanpa memikirkan hal-hal lebih serius, yang pada akhirnya berujung kecewa juga. Karena gagal masuk sekolah yang saya mau, ambisi saya pun mulai turun, bahkan berangkat sekolah itu seperti mimpi buruk yang terus di ulang setiap hari. Tapi saya mencoba keluar dari zona nyaman dengan ikut aktif berorganisasi. Manfaat yang saya dapat dari organisasi yaitu bisa menambah relasi dan mendapat banyak ilmu baru.
Karena terlalu berhasil keluar dari zona nyaman sampai lupa sama tujuan. Saya menghabiskan masa SMP hanya untuk berangkat, main, pulang. Dalam tiga tahun masa putih biru, jam belajar saya selama di SMP bisa dihitung jari. Saat ujian kenaikan kelas pun hanya mengandalkan memori penjelasan dari guru. Rasanya baru mau buka buku tapi sudah pusing dulu. Tapi ada hal yang membuat saya sadar, saat duduk di bangku kelas 9 SMP ada salah satu guru yang menasihati saya, beliau berkata sebenarnya siapa pun bisa meraih mimpinya, sebesar apa pun mimpi tersebut. Tapi dengan catatan bisa belajar ikhlas dan mau berusaha. Akhirnya saya mulai merencanakan arah hidup saya, agar bisa berjalan seperti apa yang saya mau.
Tetapi pada kenyataannya tidak semudah itu, lagi-lagi saya harus menerima kegagalan. Saya gagal masuk sekolah yang saya mau karena Ujian Nasional 2020 dibatalkan dan PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMA/SMK menggunakan nilai rapor. Nilai saya tidak begitu besar, saya sudah merasa pesimis dulu dan lebih memilih mendaftar di MAN Pemalang. Ternyata lolos, tanpa pikir panjang saya menerima itu. Sekolah lain belum tentu dengan lapang dada menerima saya, karena ada peluang jadi langsung saya ambil.
Setelah melewati banyak kegagalan akhirnya saya memutuskan untuk menikmati masa putih abu dengan lebih serius. Saya berprinsip ambil peluang atau gagal lagi. Akhirnya berjuang mati-matian mencoba hal baru. 2020 lalu adalah tahun berharga untuk saya. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil baik dari sisi positif maupun negatifnya. Saat awal masuk MAN selain saya harus survive dengan proses pembelajaran jarak jauh, saya juga harus belajar menyeimbangi materi yang sebelumnya tidak saya dapatkan di SMP. Tentunya banyak kekhawatiran yang ada di pikiran saya. Tapi saya selalu ikhtiar melewati masa sulit tersebut. Saat itu saya hanya bisa menyemangati dan meyakinkan diri bahwa saya bisa.
Demi mewujudkan cita-cita saya sebagai dokter, saya mengikuti berbagai perlombaan seperti kompetisi biologi, matematika, penelitian, dan masih banyak lagi. Hal tersebut menjadi bentuk keaktifan saya untuk menjadi seorang calon dokter. Dari pengalaman tersebut, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu baru yang membentuk diri saya untuk memiliki pikiran yang lebih maju, terbuka, dan berkembang terhadap bidang yang ingin saya geluti, yaitu kedokteran. Tak hanya akademik, saya juga membekali diri dengan pengalaman seperti menjadi wakil ketua PMR dan mendapat amanah menjadi koordinator teknisi kepramukaan putri di organisasi Pramuka. Dari tanggung jawab tersebut, saya dapat menambah relasi serta meningkatkan soft skill, terutama dalam bidang kepemimpinan. Sebagai pelajar, saya bisa mengatur waktu dengan baik dan menyelesaikan tugas utama saya, walaupun banyak mengikuti kegiatan. Hal itu terbukti dengan pencapaian saya dalam mempertahankan peringkat satu sedari kelas 10 hingga kelas 12. Proses belajar itu pulalah, yang membuat saya meraih peringkat 1 paralel.
Saat teman-teman angkatan di sekolah saya melewati pembelajaran hanya secara online, saya harus melewati keduanya. Sebelum mengikuti lomba, saya harus mengikuti bimbingan offline di sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah membutuhkan waktu sekitar 1 jam dan saya harus pulang pergi untuk bimbingan. Setelah sampai rumah saya juga tetap mengerjakan tugas sekolah. Semester 1 sampai semester 2 mengikuti bimbingan matematika dan kimia, karena saat itu saya tertarik menjadi seorang aktuaris. Banyak waktu dan tangisan yang saya habiskan selama mengikuti bimbingan kedua mata pelajaran tersebut. Karena saat SMP benar-benar tidak suka belajar, saya harus mulai semuanya dari awal. Semester 3 sampai semester 5 saya beralih ke bidang biologi, karena saat itu saya mulai meyakinkan diri, hanya fokus dengan satu bidang yang selaras dengan jurusan impian saya. Alhamdulillah, walaupun banyak rintangan, saya bisa melewatinya.
Dengan rasa ingin tahu dan semangat belajar tinggi yang saya bawa, saya berusaha untuk meningkatkan kualitas diri, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Melalui pengalaman lomba dan organisasi yang saya ikuti sedari saya duduk di bangku sekolah, secara langsung maupun tidak langsung, hal-hal tersebutlah yang membentuk saya menjadi pribadi yang lebih peduli terhadap sesama dan tidak menutup mata ketika melihat permasalahan kesehatan di sekitar saya. Dengan menjadi dokter, saya ingin berkontribusi menyelesaikan permasalahan kesehatan, tidak hanya bagi sekitar saya, tetapi juga seluruh Indonesia.
Pada tanggal 28 Maret 2023 pengumuman SNBP tiba, Saya berusaha melupakan bahwa hari itu adalah pengumuman SNBP dan lebih memfokuskan belajar Ujian Madrasah. Saya sudah pasrah dan janji tidak akan berlarut sedih jika gagal lagi. Bahkan jika tidak di hubungi oleh orang tua, saya tidak akan membuka pengumuman di hari itu juga. Dengan perasaan yang tidak bisa di deskripsikan saya mengetik nomor pendaftaran dan tanggal lahir di layar laptop, dan ternyata SELAMAT! ANDA DINYATAKAN LULUS SELEKSI SNBP 2023. Tangis langsung pecah, tidak percaya saya lolos. Karena sudah terbiasa dengan kata gagal sampai tidak yakin kalau saya bisa berhasil. Saya lihat dengan cermat layar laptop, “ Apa benar saya lolos?” . Alhamdulillah saya berhasil mewujudkan mimpi anak kecil di dalam diri saya yaitu menjadi seorang calon dokter. Saya merasa sangat bersyukur karena menjadi salah satu peserta yang lolos dari 29.571 pendaftar di Universitas Indonesia melalui jalur SNBP[3]. (Maudisha, 2023)
Dapat lolos di Fakultas Kedokteran UI memang impian saya, tetapi saya selalu berusaha untuk tidak merasa paling pantas. Semua perjuangan saya juga tidak bisa terlepas dari manusia-manusia baik di sekitar saya. Perjalanan selama 3 tahun masa putih abu dan bisa lolos FKUI bukan semata-mata saya merupakan pribadi paling baik, tapi ini semua berkat dukungan dan doa dari manusia baik. Tentunya dengan saya bisa berkesempatan belajar di FKUI saya harus memanfaatkan itu dengan cara menjadi pribadi yang lebih kuat, pemberani, mandiri dan bisa mengambil keputusan dari banyak pilihan terbaik.
Saat memasuki dunia preklinik/perkuliahan saya berkomitmen dengan diri saya agar menjadi mahasiswi yang tidak hanya aktif di akademik tapi juga aktif bersosialisasi di lingkungan sekitar. Saya akan meningkatkan value diri dengan aktif kegiatan di luar jam kuliah. Harapan kedepannya saya ingin menjadi mahasiswa yang Care Provider, Decision, Maker Communicator, Community Leader, Manager, Researcher, dan IMTAQ sesuai konsep seven stars doctor. (Salim, 2023)[4] Saya akan menikmati masa kuliah dengan baik agar saya merasa pantas untuk menjemput mimpi saya selanjutnya. Semoga saya dan teman-teman FKUI 2023 dapat berkembang, bertumbuh bersama, dan diberi kelancaran dalam menjalani masa preklinik sampai lulus bersama menjadi dokter sesuai dengan visi dari FKUI yaitu Menghasilkan dokter dengan wawasan dan kualitas global, mampu menjadi agen perubahan (agent of change) serta beretika tinggi, melalui pengalaman istimewa (infinite experience) dalam kerangka Sistem Akademik Kesehatan (Academic Health System/AHS)[5]. Dokter yang berkualitas, bisa berinovasi, dan berkontribusi dalam bidang kesehatan baik di skala nasional maupun internasional.
Menurut saya dokter ideal adalah dokter yang mampu berkembang sesuai pada zamannya. Dokter yang mampu memberikan pelayanan terbaik untuk pasiennya. Banyaknya dokter lulusan usia produktif saat ini bisa menjadi titik acuan untuk peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia. Tetapi pada kenyataannya justru Indonesia masih kekurangan jumlah profesi dokter. Menurut Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, drg. Arianti Anaya, MKM, mengatakan kebutuhan dokter dan dokter spesialis dapat tepenuhi di seluruh Indonesia secara merata dalam jangka waktu 10 tahun. Salah satu tahapan dalam pemenuhan kebutuhan dokter di Indonesia adalah dengan peningkatan kuota mahasiswa dokter umum[6].
Maka dari itu dokter ideal harus bisa berkontribusi kepada masyarakat. Seperti, memberi informasi kesehatan yang akurat. Saya berharap saya bisa menjadi dokter yang aktif di bidang praktisi dan akademisi, semoga apa yang saya lakukan nanti dapat bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat dengan memanfaatkan ilmu yang sudah saya dapatkan selama masa berkuliah.
Selama melewati masa klinik/dokter yang akan saya hadapi sekitar 3,5 tahun lagi. Saya akan selalu mengingat tujuan awal saya berada di sini, saya berharap saya bisa berkembang, terus semangat, dan dapat lulus tepat waktu hingga menjadi dokter yang berkualitas. Cara mencapainya tentu dengan cara rajin belajar, berdoa, dan kuat mental. Saya akan berjuang dengan sekuat tenaga untuk mewujudkan tujuan saya selama mengabdi menjadi dokter. Semoga dengan banyaknya lulusan dokter ideal, seluruh masyarakat bahkan dari daerah terpencil pun bisa mendapatkan akses kesehatan yang layak dan merata.
Banyak pelajaran yang bisa saya ambil selama berjuang untuk FKUI, yang paling utama saya selalu percaya bahwa usaha tidak akan mengkhianati hasil. Selama proses menuju keberhasilan kita harus melewati banyak jatah gagal, tangisan, dan remehan terlebih dahulu. Kita sebagai hamba harus percaya bahwa Tuhan akan memberi takdir terbaik untuk setiap umatnya. Allah sudah menyiapkan takdir terbaik, walaupun kamu menganggap itu hal gagal sekalipun. Tetap berbuat baik, selalu berdoa, dan mulailah dengan langkah kecil untuk menciptakan sesuatu yang besar.
Pada akhir narasi saya mengucapkan banyak terima kasih untuk orang tua, guru, keluarga dan teman-teman yang sudah terlibat dalam masa perjuangan saya. Semoga suatu hari nanti saya bisa membalas kebaikannya. Doa baik kembali pada diri kalian, terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
1. FKUI H. Pertahankan ranking Dunia, Fkui Masih yang terbaik di Indonesia [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://fk.ui.ac.id/berita-en/pertahankan-ranking-dunia-fkui-masih-yang-terbaik-di-indonesia.html
2. Purwanto B. Masalah Dan Tantangan Kesehatan Indonesia Saat Ini - kemkes.go.id [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia-saat-ini
3. Maudisha. UI Terima 2.049 Mahasiswa Baru Melalui SNBP dan 410 Mahasiswa Lewat Talenscouting 2023 [Internet]. ui.ac.id. 2023 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.ui.ac.id/ui-terima-2-049-mahasiswa-baru-melalui-snbp-dan-410-mahasiswa-lewat-talenscouting-2023/
4. Salim S. Keterampilan Yang Wajib Dimiliki Untuk Menjadi Seven Star Doctor. [Internet]. medtools.id. 2023 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://www.medtools.id/keterampilan-yang-wajib-dimiliki-untuk-menjadi-seven-star-doctor/
5. FKUI H. fk.ui.ac.id. [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://fk.ui.ac.id/program-pendidikan-dokter.html
6. Rokom. Pemerataan Dokter Spesialis Lewat Academic Health System [Internet]. sehatnegeriku.kemkes.go.id. 2022 [cited 2023 Aug 9]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220418/2639679/pemerataan-dokter-spesialis-lewat-academic-health-system/
Comments