- Alfie Vere Likhie
- Aug 12, 2023
- 7 min read
Updated: Aug 13, 2023
Narasi Perjuangan
Sebelumnya perkenalkan, nama saya adalah Alfie Vere Likhie yang umumnya disapa dengan nama Alfie. Saya berasal dari Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Bandung dan dengan rasa syukur, saya berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kelas reguler melalui Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Tentunya saya sangat bangga dan gembira atas kesempatan ini, mengingat Universitas Indonesia adalah universitas terbaik di Indonesia dan peringkat ke 533 di dunia [1]. Di sini, terdapat berbagai fasilitas dan sumber daya yang sangat mendukung proses pembelajaran dan riset dalam bidang kedokteran. Bahkan, Universitas Indonesia juga memiliki perpustakaan terbesar di Asia Tenggara seluas 33.000 m2 yang menampung 3.626.797 judul dan 3.761.309 eksemplar koleksi cetak dan digital [2]. Saya juga yakin, bahwa FKUI merupakan tempat berkumpulnya orang terbaik dari seluruh daerah di Indonesia. Memiliki kesempatan untuk belajar dan berkolaborasi dengan mereka tentunya dapat memberikan saya berbagai semangat dan wawasan baru yang positif. Prestasi luar biasa dari para alumni FKUI dalam berbagai ranah juga patut diacungi jempol [1].
Sebenarnya, alasan saya bercita-cita menjadi seorang dokter sangatlah sederhana; saya ingin dapat membantu mereka yang sedang mengalami sakit dan memerlukan pertolongan. Saya merasa sangat tertarik dengan ilmu kedokteran dan perkembangan teknologi kesehatan yang terus berlangsung. Selain itu, berdasarkan standar yang diterapkan WHO bahwa diperlukan 1 dokter setiap 1000 penduduk, berarti Indonesia membutuhkan kurang lebih 270 juta dokter [3]. Padahal, dokter yang tersedia saat ini baru ada sebanyak 140 ribu [3]. Maka dari itu, saya juga ingin terlibat dalam pemenuhan standar WHO sehingga pelayanan kesehatan masyarakat dapat lebih merata. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menurut pandangan saya, merupakan wadah yang tepat untuk mewujudkan impian menjadi seorang dokter yang berkontribusi bagi banyak orang.
Perjalanan saya menuju FKUI dapat dikatakan lancar dan sesuai harapan. Saya baru mulai memikirkan mengenai perguruan tinggi sejak semester 5 awal di SMA. Setelah berpikir beberapa waktu, saya pun memantapkan pilihan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Untuk dapat menjadi bagian dari FKUI, terdapat beberapa jalur yang dapat dilalui, yaitu Talent Scouting, PPKB, SIMAK KKI, SIMAK Reguler, SNBP, dan SNBT [4]. Saya tahu, saat itu tentu saja sudah terlambat untuk mulai memperbaiki nilai raport guna memperjuangkan FKUI melalui jalur SNBP. Kemampuan bahasa inggris ku pun tidak semahir itu untuk memiliki kesempatan tinggi dalam jalur SIMAK KKI dan Talent Scouting. Kuota untuk SIMAK pun dapat terbilang sedikit, yaitu hanya 12 orang [5] apalagi dengan kemampuan TPA saya yang dapat dibilang hanya rata-rata. Oleh karena itu, satu satunya jalur yang dapat saya perjuangkan maksimal adalah jalur SNBT yang memiliki kuota terbesar sebanyak 75 orang [5] dan hanya menggunakan materi TPS. Sejak semester 5 awal saya mulai mempersiapkan buku dan bimbingan belajar yang ingin saya ikuti. Setelah berbagai survey dan pertimbangan, akhirnya saya memilih untuk belajar mandiri menggunakan paket materi video dan tertulis dari ruangguru yang dikombinasikan dengan tryout dari berbagai instansi. Kurang lebih tiga bulan lamanya saya belajar mandiri secara intensif untuk mempersiapkan UTBK. Selama tiga bulan itu pula, saya perlahan lahan menjadi lebih mengenal diri saya, terutama mengenai cara belajar yang paling efektif. Hasil usaha keras saya tidak sia-sia, karena pada akhirnya saya berhasil diterima di FKUI melalui jalur UTBK dengan skor rata-rata 768.
Di FKUI nanti, saya berkomitmen untuk belajar dengan tekun dan aktif mengikuti berbagai kegiatan menarik yang berkaitan dengan dunia kedokteran. Saya juga ingin merubah kebiasaan dan keseharian saya yang sebelumnya tidak teratur menjadi lebih rapi. Saya ingin berkembang tidak hanya dalam aspek ilmu kedokteran, tetapi juga dapat memahami dan menghayati etika kedokteran. Saya meyakini bahwa dengan memiliki landasan etika yang kokoh, saya dapat menjadi seorang dokter yang ideal, memberikan pelayanan kesehatan terbaik, dan secara konsisten memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Saya berkeinginan untuk memberikan kontribusi langsung berdampak kepada masyarakat yang memang membutuhkan. Oleh karena itu, saya berharap dapat ikut serta dalam program-program sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
Impian dan harapan saya untuk angkatan FKUI tahun 2023 sangatlah besar. Saya berambisi untuk menjadi seorang mahasiswa yang aktif dan berprestasi. Diharapkan dengan begitu, saya dapat menjadi seorang dokter yang handal, mampu diandalkan dan memberikan bantuan kepada banyak orang yang membutuhkan, serta berperan dalam menjaga kesehatan dan kebahagiaan mereka. Saya juga berharap agar angkatan kami dapat menjadi kelompok yang solid, kompak, serta dapat bersama-sama berkembang menjadi lebih baik dan mendapatkan prestasi yang gemilang. Saya meyakini bahwa semua impian ini dapat terwujud apabila kita bersama-sama memiliki tujuan sama untuk menjadi seorang dokter yang ideal menurut definisinya masing masing dan berkeinginan kuat untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Sekarang, mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai etika dalam praktik kedokteran modern. Bagi saya, etika adalah fondasi utama dalam membentuk citra seorang dokter yang ideal. Etika membimbing cara kita berkomunikasi dengan pasien, berinteraksi dengan sesama rekan dokter, serta menghadapi berbagai tantangan medis sehari-hari. Menjadi seorang dokter yang ideal bukan hanya tentang kecakapan dalam ilmu kedokteran, melainkan juga tentang kepribadian yang positif dan penuh empati.
Salah satu aspek penting dalam etika kedokteran adalah membina hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Saya menyadari bahwa sebagai seorang dokter, kita memiliki kewajiban untuk mendengarkan dan menghormati setiap pasien sebagai individu yang unik. Bersikap empati terhadap pasien membantu menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi mereka. Selain itu, kemampuan untuk berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien adalah hal yang penting dalam membangun kepercayaan dan pemahaman yang baik antara dokter dan pasien.
Etika juga memiliki peran dalam interaksi dengan rekan sejawat dan tim medis. Saya percaya bahwa kolaborasi dan kerjasama yang baik di antara para dokter adalah kunci untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Saling menghormati, saling mendukung, dan saling melengkapi adalah prinsip-prinsip yang harus dijunjung tinggi dalam tim medis yang ideal.
Selain itu, dalam menghadapi tantangan medis, etika menjadi pedoman dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang dokter, kita harus senantiasa berpegang pada prinsip keadilan dan kebenaran dalam melakukan diagnosa dan pengobatan. Etika juga mengajarkan kita untuk selalu jujur dan transparan kepada pasien mengenai kondisi kesehatan mereka serta prosedur medis yang akan dijalankan.
Etika memegang peranan sentral dalam membentuk seorang dokter yang ideal di FKUI dan di masa depan sebagai seorang dokter yang berdedikasi tinggi. Melalui etika, kita belajar untuk menjadi seorang dokter yang tidak hanya ahli dalam bidang ilmu kedokteran, melainkan juga memiliki komitmen untuk menghargai dan membantu sesama dengan tulus. FKUI menjadi tempat yang tepat bagi saya untuk mengembangkan etika ini dan mewujudkan impian menjadi dokter yang berdampak bagi masyarakat.
Berdasarkan pemaparan diatas, Saya memiliki pandangan sendiri mengenai citra seorang dokter yang ideal. Bagi saya, seorang dokter ideal bukan hanya memiliki pengetahuan medis yang mumpuni, tetapi juga memiliki hati yang baik, penuh empati terhadap pasien, dan sungguh-sungguh mencintai profesinya sambil tetap memperhatikan kebutuhan dan kesehatan dirinya sendiri [6]. Oleh karena itu, saya berusaha untuk dapat menjadi dokter yang senantiasa menghormati setiap pasien, mendengarkan kisah mereka dengan saksama, serta memahami kondisi dan kebutuhan yang mereka alami.
Saya yakin, dalam konteks lingkungan belajar di FKUI, etika juga menjadi komponen integral dalam pendidikan kedokteran. Mahasiswa kedokteran diajarkan mengenai pentingnya etika dalam praktik kedokteran sejak awal. Semakin kuat landasan etika yang dimiliki oleh mahasiswa, semakin siap mereka menghadapi berbagai tantangan di dunia nyata sebagai seorang dokter.
Sebagai sebuah institusi pendidikan kedokteran di Indonesia, FKUI memiliki peran penting dalam membentuk dokter-dokter yang ideal. Selain menyediakan kurikulum berkualitas dalam ilmu kedokteran, FKUI juga harus memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan etika dalam praktik kedokteran. Program pelatihan etika, diskusi mengenai kasus-kasus yang melibatkan aspek etika, serta pengenalan standar etika kedokteran yang berlaku di Indonesia dan skala internasional dapat menjadi langkah awal dalam membentuk dokter-dokter yang berintegritas tinggi.
Ketika berada dalam tahap preklinik, tujuan saya adalah untuk fokus dalam proses pembelajaran, menguasai dasar-dasar ilmu kedokteran. Saya berencana untuk aktif mengikuti seluruh mata kuliah dan praktikum, serta turut serta dalam berbagai acara ilmiah dan akademik di lingkungan kampus. Saya juga berencana untuk membangun rutinitas belajar dengan membaca referensi mengenai materi yang akan diberikan pada kuliah mendatang, dan mereview kembali materi yang telah disampaikan setelah kuliah selesai. Komunikasi yang efektif juga merupakan hal yang penting, karena ilmu kedokteran sebaiknya didiskusikan secara bersama-sama melalui dialog yang produktif, baik dengan teman sejawat maupun dengan para dosen.
Setelah berhasil menyelesaikan preklinik di FKUI, saya berencana untuk mengembangkan keterampilan saya lebih jauh sembari mengenal lingkungan yang akan saya hadapi ketika mendapatkan gelar dokter nantinya. Saya ingin mendalami kembali minat dan bakat saya dalam kedokteran ini sebagai pertimbangan saya untuk menentukan spesialisasi apa yang akan saya ambil nantinya. Impian saya adalah menjadi seorang dokter spesialis yang dapat menyeimbangkan kehidupan dan kebutuhan pribadi terhadap pengabdian sosialnya. Saya berharap dapat memberikan pelayanan kesehatan yang merata bagi masyarakat serta berpartisipasi dalam penelitian kedokteran guna mendorong kemajuan ilmu pengetahuan medis. Semoga impian ini dapat terealisasi.
Selain itu, saya berharap dengan semakin meningkatnya teknologi dan fasilitas kesehatan, agar kesadaran masyarakat Indonesia terkait pentingnya kesehatan dan gaya hidup sehat semakin meningkat. Semoga akses terhadap layanan kesehatan juga semakin mudah dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Saya sangat ingin berkontribusi secara positif dan memberikan bantuan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat.
Bagi adik-adik kelas yang berkeinginan untuk berkuliah di FKUI, saya ingin membagikan cara belajar mandiri saya yang mungkin dapat diadopsi juga dengan menyesuaikan cara belajar kalian dalam mempersiapkan UTBK nanti.
Ketika saya belajar mandiri, saya mulai dengan langsung mengerjakan latihan soal dan tryout untuk memahami posisi awal saya dan materi apa yang belum terlalu dikuasai. Setelah mengetahui hal tersebut, saya pun mulai untuk mempelajari secara mendalam materi yang belum saya kuasai. Jangan takut untuk menghabiskan banyak waktu dalam menguasai suatu materi, karena materi yang diujikan di UTBK terbilang sedikit apalagi jika sudah dipersiapkan berbulan-bulan sebelumnya. Selain itu, saya juga tidak memaksakan diri saya untuk mengejar target belajar. Ketika sudah dirasa mengantuk atau lelah, maka tidak perlu dipaksakan. Karena apabila dipaksakan untuk belajar dalam kondisi yang tidak prima, hasilnya adalah pembelajaran yang tidak efektif. Mungkin hal tersebut dirasa sangat jelas, tetapi banyak orang yang masih menyepelekan kebutuhan tubuh mereka untuk beristirahat dengan belajar terus menerus hingga sakit.
Satu-satunya pesan yang dapat saya sampaikan adalah teruslah bersemangat dan persiapkan diri dengan sebaik-baiknya! Memang benar bahwa FKUI memiliki kompetisi yang ketat, tetapi kita pasti mampu bersaing dengan baik. Jangan pernah menyerah dalam mewujudkan cita-cita, karena selalu ada peluang untuk meraih impian kita. Semangat!
Referensi :
1. University of Indonesia [acceptance rate + statistics] [Internet]. 2023 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://edurank.org/uni/university-of-indonesia/
2. Ikawati. Perpustakaan UI Terbesar di Asia Tenggara Dengan Berbagai Fasilitas [Internet]. depok.inews.id; 2021 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://depok.inews.id/read/26266/perpustakaan-ui-terbesar-di-asia-tenggara-dengan-berbagai-fasilitas
3. Kusnandar VB. Indonesia Masih Kekurangan 130 Ribu Dokter Pada Juli 2022: Databoks [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/07/13/indonesia-masih-kekurangan-130-ribu-dokter-pada-juli-2022
4. Putri A. 7 Jalur Masuk UI 2023 Untuk Mahasiswa Baru [Internet]. 2023 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://danacita.co.id/blog/7-jalur-masuk-ui-2023-untuk-mahasiswa-baru/
5. Program Sarjana (S1) [Internet]. 2023 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://simak.ui.ac.id/reguler.html
6. Wahyu A. Kode ETIK Kedokteran Indonesia sebagai penjaga profesionalitas dokter ... [Internet]. 2022 [cited 2023 Aug 7]. Available from: https://law.ui.ac.id/kode-etik-kedokteran-indonesia-sebagai-penjaga-profesionalitas-dokter-oleh-wahyu-andrianto/
kang alfie hebat‼️ semangat kuliahnya kang, walopun keadaan kuliah jauh lebih sulit daripada SMA, jangan pernah menyerah ya kang? aku selalu dukung akang lewat sini😊