- Ahmad Izzah Nidauddin Al-Matsani
- Aug 13, 2023
- 6 min read
Narasi Perjuangan
“Hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan.” Begitulah kira-kira kata Sutan Syahrir, singkatnya kata-kata itulah yang mungkin menjadi bahan bakar tersendiri bagi saya untuk menapaki lika-likunya perjalanan saya untuk mendapatkan FKUI.
Puji syukur kepada ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa karena Karunia dan Rahmat-Nya sehingga saya bisa masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Alhamdulillah masih di beri umur Panjang dan Kesehatan sehingga pada kesempatan kali ini saya bisa bercerita tentang perjuangan saya bisa masuk FKUI 2023 Jalur Simak KKI dan saya juga tidak lupa untuk berterima kasih sebanyak-banyaknya kepada Orang Tua saya. Orang Tua saya yang hebat dan tidak ada duanya di dunia ini, Orang Tua yang terbaik bagi anak-anaknya dan Orang Tua yang selalu senantiasa mendoakan saya tanpa mereka saya di sini tidak ada apa-apanya dan Orang-Orang terdekat saya yang selalu senantiasa memberikan dukungan, semangat dan keyakinan kepada saya kalau saya bisa masuk FKUI. Alhamdulillah doa dan keyakinan mereka terkabulkan.
Pada kesempatan kali ini izinkan saya untuk memperkenalkan beberapa hal tentang diri saya. Halo teman-teman, perkenalkan nama lengkap saya adalah Ahmad Izzah Nidauddin Al - Matsani atau biasa dipanggil dengan Ahmad/Izzah. Saya masuk FKUI 2023 melalui jalur Simak KKI. Saya berasal dari SMA Negeri 1 Padang. Saya lahir dan besar di Padang, saya adalah anak pertama dari 3 bersaudara anak ke-2 laki laki dan anak ke-3 perempuan , ayah saya adalah orang dengan darah Minang asli sedangkan ibu saya adalah orang Jawa Tengah, ya benar saya tidak memiliki suku karena pewarisan suku Minangkabau menganut matrilinealisme sedangkan Jawa patrilinealisme, bisa dibilang saya adalah Indonesia.
Selama ini menurut saya FKUI merupakan sekolah kedokteran terbaik di Indonesia sekaligus yang tertua. Alasan saya mengatakan FKUI merupakan sekolah kedokteran terbaik adalah SDM yang sangat berkompeten pada bidangnya bahkan diakui secara internasional, menjalin kerja sama dengan universitas di luar negeri, dan rumah sakit jejaring yang sangat luas. Namun satu kata yang mewakilkan pandangan Saya terhadap FKUI yaitu “sulit”. Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak sekali mahasiswa di FKUI adalah para siswa brilian dari seluruh Indonesia. Seringkali, Saya mendengar betapa sulitnya masuk FKUI. Banyak orang yang Saya kenal berprestasi dan cerdas, ditolak saat tes masuk FK UI hingga berkali-kali. Saya juga pernah membaca kisah-kisah mahasiswa FKUI yang pada masa SMA nya sangat berprestasi. Mereka mengikuti olimpiade hingga tingkat internasional dan memiliki banyak prestasi lainnya. Tentu pada awalnya Saya merasa tidak pantas untuk bermimpi melanjutkan pendidikan ke FKUI, karena jujur saja, Saya bukanlah seorang siswa yang jenius dan aktif mengikuti olimpiade akademis pada saat saya SMA. Singkat cerita saya diterima dan masuk SMA N 1 Padang pada tahun 2019, sebagai informasi sekolah ini merupakan sekolah Impian saya bahkan semenjak saya di Sekolah Dasar, nah namun sayangnya saya hanya merasakan PBM tatap muka atau offline selama 1 semester efektif, karena di awal 2020 pandemi covid-19 sudah mulai mewabah hingga ke Indonesia, di masa masa online inilah saya merasa kehilangan arah, awalnya saya bermimpi untuk menjadi ilmuwan atau tepatnya fisikawan, namun karena sekolah dilaksanakan dalam jaringan atau online saya mulai kehilangan minat belajar saya terutama fisika, sehingga Impian itu pudar, lalu waktu demi waktu saya menemukan minat saya untuk masuk akademi angkatan udara dengan maksud dan tujuan utama untuk menjadi pilot pesawat tempur dengan korps penerbang tempur, namun di tahun akhir SMA saya menimbang nimbang fisik dan kondisi tubuh saya, berat badan saya ternyata kurang untuk mendaftar akademi Angkatan udara sehingga sekali lagi saya harus memendamkan mimpi saya tersebut, jujur sedari awal saya tidak pernah bercita cita bahkan tidak pernah terlintas di benak saya untuk saya bermimpi menjadi dokter, bahkan saya sempat ada di level “bosan” dan “muak” apabila saya mendapati ada orang yang apabila ditanya cita citanya apa, lalu dia menjawab “saya ingin jadi dokter”, namun itulah lucunya dan ironi kehidupan, sekarang menjadi dokter adalah cita cita dan mimpi terbesar saya, meskipun saya sebelumnya tidak pernah ingin menjadi dokter, namun jiwa pengabdian saya sudah tumbuh sejak lama, kedua orangtua saya dibesarkan di keluarga pendidik atau guru, dan ayah saya sendiri sama seperti saya pernah bercita cita untuk menjadi tentara, tidak menyerah dengan mimpi saya seutuhnya saya sekarang bermimpi besar untuk bisa menjadi dokter militer dan berkarir di TNI tepatnya TNI AD, karena dengan menjadi dokter militer saya kira saya dapat “memanjangkan” tangan saya untuk mengabdi bagi bangsa dan negara Indonesia.
Setamatnya SMA saya langsung menargetkan diri saya untuk dapat lulus di kedokteran, sebetulnya saya sudah sering ikut TO TO UTBK sejak saya kelas 11 dan hasilnya pun cukup memuaskan karena saya sering masuk di 20 besar TO TO UTBK SBMPTN tersebut tidak cukup TO TO UTBK SBMPTN saja, saya juga sering mengikuti TO TO SIMAK UI dan dengan hasil yang cukup memuaskan juga, saya sempat bimbel di Ganesha operation dan rajin juga mengikuti TO TO dari GO, namun saya sama sekali tidak pernah ikut kelas intensif mereka, padahal itu merupakan program unggulan GO, saya memilih belajar sendiri karena saya merasa saya lebih mampu dan lebih efektif jika saya yang mencari dan menggali apa yang mau saya pelajari sendiri, sebelum mengikuti utbk saya sempat mendaftar di beberapa jalur kelas internasional di beberapa PTN dan alhamdulillah saya sempat diterima di IUP Elektonika dan Instrumentasi UGM dan juga diterima di pilihan kedua Farmasi Unair, saya berysukur namun belum berpuas diri karena main objective saya adalah KEDOKTERAN, singkat cerita saya mengikuti UTBK SBMPTN 2022 dan puji Syukur Alhamdulillah saya diterima di Pendidikan Dokter Universitas Andalas di situ saya melihat tangis harus Ibu saya yang akhirnya bisa melihat anaknya “menyambung” mimpinya untuk menjadi seorang dokter, hari itu adalah salah satu hari terbaik dalam hidup saya, sampai saat ini saya masih bersyukur untuk diberi kesempatan itu oleh Allah SWT. Namun seabagi orang dengan ambisi yang membara saya belum puas sampai di situ saya mengikuti ujian Simak UI regular namun tidak mengikuti Simak kki karena saya terlambat tahu untuk mengikuti ujian toefl/ielts yang mana merupakan syarat utama untuk mengikuti jalur Simak kki ini. Saya harus berpuas diri diterima di jurusan fisika pada Simak regular dan sekaligus menutup perjuangan saya mendapatkan kampus di tahun 2022.
Setelah diskusi dengan keluarga dan pertimbangan pribadi saya akhirnya memutuskan untuk berkuliah di kedokteran Universitas Andalas di tahun 2023, namun dengan catatan ambisi saya yang masih bergelora dan membara belum terpadamkan bahkan setitikpun, ambisi untuk medapatkan Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia the one and only the glorious FKUI. Hari demi hari saya lalui sebagai mahasiswa kedokteran universitas andalas, jujur saya menikmati dan semakin cinta dengan ilmu kedokteran, melihat cadaver secara langsung, mengambil darah, memeriksa urin dan feses, melihat jaringan dan sel manusia dengan mikroskop dan semua hal mengenai kedokteran ditambah lagi saya sering berdiskusi dengan teman teman saya yang memiliki latar belakang keluarga dokter. Namun seiring berjalannya waktu di semester 2 saya menurunkan ekspektasi saya yang awalnya FKUI harga mati, menjadi “Yang penting FK PTN Top 5 di Pulau Jawa” karena saya ingin merantau dan tidak tinggal di kampung halaman yang notabenenya adalah “Zona nyaman” bagi saya “Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang, hidupnya ialah buat berjuang, kalau perahunya telah dikayuhnya ke tengah, dia tak boleh surut palang, meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah, biarkan layar robek, itu lebih mulia daripada membalik haluan pulang.” Kata kata dari Buya Hamka inilah yang membulatkan tekad saya sebagai anak laki laki untuk merantau menuntut ilmu
Tak terasa tahun berganti, yaa, tahun 2023 tahun di mana saya masih bertekad untuk mendapatkan FK PTN Top 5 di jawa terutama FKUI, saya mengikuti TO TO UTBK SNBT, tetapi tidak sesering dan seintens tahun 2022 di mana saya banyak memiliki waktu kosong, bisa dibilang effort saya untuk UTBK SNBT sangat minim sekali karena saya hanya mengikuti 4 kali TO UTBK SNBT secara keseluruhan, di tahun ini saya fokuskan untuk mengejar FKUI melalui Simak KKI karena saya sudah pesimis karena melihat kuota Simak UI regular untuk jurusan Pendidikan Dokter hanya 9 kursi, jadi saya pikir sangat tidak realistis mengingat tiap tahunnya peminat Simak ui regular untuk jurusan Pendidikan dokter bisa mencapai angka 3500+ orang/tahun, akhirnya saya Latihan TOEFL dengan buku buku yang saya beli di Gramedia dan beberapa e-book, dan mendaftar Simak kki ui, namun tidak disangka sangka saya berhasil lulus di Kedokteran Universitas Padjadjaran melalui UTBK SNBT saya bingung senang dan Bahagia karena jujur saya tidak berharap sama sekali untuk bisa lulus di UTBK SNBT karena effort saya yang minim tadi, perjuangan belum selesai saya harus mempersiapkan diri untuk Simak kki, di Hari H ujian saya cukup yakin karena saat sub tes biologi saya bisa menjawab semua soalnya karena menurut saya materi biologi Simak kki banyak soal tentang tubuh manusia dan materi kuliah kedokteran saya banyak membantu, lalu 2 hari kemudian saya mendapat email dari FKUI bahwa saya lulus tes Simak akademik untuk mengikuti tes MMPI dan diundang untuk wawancara(MMI) langsung di Gedung RIK UI Depok, saya habiskan waktu saya untuk mempelajari format dan bentuk MMI(Multiple Mini Interview) di YouTube, lalu saya berangkat ke depok ditemani keluarga (full team), di hari H wawancara saya merasa sangaaatt gugup sekali namun berbekal video MMI di YouTube saya bisa menjawab semua tantangan interview meskipun sempat gugup di beberapa stase, 2 hari kemudian saya membuka hasil akhir Simak KKI sekeluarga saat itu kami di mobil sedang di perjalanan menuju Bromo dan BOOOM “Selamat, Anda dinyatakan sebagai calon mahasiswa baru Universitas Indonesia” tertulis di laman web penerimaan UI saya, sontak saya langsung menangis dan memeluk adik laki laki saya, tangis Bahagia lelahnya penantian dan perjuangan mengejar mimpi, tangis penanda dimulainya perjuangan Panjang saya sebagai pahlawan kemanusiaan dan mimpi menjadi insan yang berguna bagi bangsa negara dan Agama.
Satu pesan sok bijak dari saya adalah bermimpilah karena hidup tanpa mimpi dan iman akan terasa sangat hampa, saya tutup dengan quote; "Tidak ada mimpi yang terlalu tinggi untuk dicapai, yang ada hanya niat yang terlalu rendah untuk melangkah"
Comments