- Agha Haziq Wijaya
- Aug 13, 2023
- 7 min read
Narasi Perjuangan
Haloo semuanya, salam kenal!!! Nama saya Agha Haziq Wijaya, biasanya saya dipanggil Agha. Saya lahir di Medan, 06 Juli 2004. Saat ini saya adalah mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas oleh bimbingan kedua orang tua saya yang menekankan untuk mendapatkan Pendidikan yang terbaik. Akhirnya sampai saat SMA saya memilih untuk masuk kedalam dunia kedokteran terlebih dengan adanya pandemi COVID-19. Hingga pada akhirnya saya diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia melalui jalur Simak KKI tahun 2023
Saat di SMA saya tak pernah menyangka bahwa saya bakal menjadi salah satu mahasiswa di Universitas Indonesia, Universitas yang sudah tidak asing lagi di dengar orang dengan prestasi dan keberhasilannya. Universitas Indonesia juga didambakan banyak orang terlebih dengan jurusan Kedokterannya. Universitas yang banyak diminati orang-orang pasti memiliki lulusan yang terbaik maka tidak heran bagi orang kenapa Universitas Indonesia didambakan banyak orang.
Seperti yang kita ketahui bahwa FKUI merupakan salah satu institusi pendidikan kedokteran terkemuka di Indonesia, dan kehadiran saya di sini adalah kesempatan luar biasa untuk menggapai impian saya menjadi seorang dokter yang berkualitas. Salah satu hal yang membuat FKUI begitu menarik bagi saya adalah reputasinya yang cemerlang dalam dunia pendidikan kedokteran. FKUI telah menghasilkan banyak dokter-dokter berkualitas yang telah berkontribusi signifikan dalam bidang kesehatan baik di dalam maupun di luar negeri. Ini menunjukkan bahwa FKUI memiliki kurikulum yang kuat, fasilitas yang memadai, dan tenaga pengajar yang berpengalaman dan kompeten. Selain itu, FKUI juga dikenal dengan penelitian dan inovasi dalam dunia kesehatan.
Sebagai anak pertama pasti kedua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua saya tidak pernah memaksa saya untuk menjadi dokter namun karena ibu saya merupakan seorang dokter spesialis yang selalu mengajak saya kemanapun ia pergi saat saya menginjak SMP. Saya terbawa oleh suasana dan wibawa seorang dokter dimana saya melihat tugas dan pentingnya seorang dokter tiap hari saat saya ikut Bersama ibu saya. Lalu timbul lah keinginan saya menjadi seorang dokter dengan keinginan untuk membantu dan melayani masyarakat.
Enam tahun saya mengemban ilmu di tingkat SD di salah satu Sekolah Dasar di medan. Cita-cita saya saat SD merupakan menjadi seorang Pilot karena saya sering pergi ke luar kota Bersama kakek saya. Jujur dulu saya melihat pekerjaan seorang pilot itu menarik dengan pikiran saya “Enak ya jadi pilot bisa jalan-jalan gratis” namun semua itu mulai pudar semenjak saya menginjak Pendidikan tingkat selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama.
Saya menginjak Pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2016 dan sejak itulah keiginan saya menjadi seorang dokter muncul. Keluarga saya selalu menanyakan cita-cita saya namun saat saya jawab untuk menjadi seorang pilot mereka tidak setuju dengan halus. Mereka selalu bilang “Kenapa tidak ikuti jejak ibumu sebagai seorang dokter?” disitu saya masih berpikir apa bagusnya menjadi sebuah dokter yang hanya menangani orang sakit.
Seiring waktu berjalan saya sering diajak ibu saya untuk ikut ke rumah sakit tempat ia bekerja. Saya sering juga berjumpa dengan teman-teman ibu saya dan lagi-lagi pertanyaan yang sama diajukan hingga akhirnya saya lebih terbuka dengan dunia kedokteran dengan lebih sering mengikuti jejak ibu saya. Hingga akhirnya saya menginjak Pendidikan tingkat selanjutnya yaitu Sekolah Menengah Atas
Saya masuk Sekolah Menengah Atas di salah satu sekolah favorit di medan yaitu SMAN 1 Medan dengan harapan dapat membantu memudahkan saya untuk masuk ke Perkuliahan. Saat SMA saya lebih sering belajar dan mencari info untuk melanjutkan Pendidikan. Saya fokus untuk mengejar satu program yaitu Pendidikan Kedokteran. Saya ikut beberapa bimbel dan kursus B.Inggris demi memperdalam hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam Kedokteran.Hingga pada akhir 2019 pandemi datang membuat seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah maupun bimbel menjadi online. Hal ini merupakan sebuah halangan karena saya dan mungkin teman-teman saya semua menghadapi hal yang sama. Yaitu beradaptasi dengan pembelajaran daring. Dengan adanya pembelajaran daring waktu saya lebih luang. Waktu luang ini saya habiskan untuk melihat film atau hal-hal yang terkait dengan dunia kedokteran mau pun perkuliahan. Namun waktu terasa berjalan dengan cepat hingga akhirnya saat untuk memilih jalur masuk perkuliahan tiba dengan mengikuti UTBK,Mandiri, dan jalur lainnya, hingga akhirnya saya diterima disalah satu universitas.
Di tahun 2022 saya diterima di salah satu universitas di sumatera, lebih tepatnya Universitas Syiah Kuala dengan Jurusan Pendidikan Kedokteran namun ibu saya bersikeras untuk menunggu pengumuman di Universitas Sumatera Utara yang dimana pengumumannya terletak beberapa hari setelah pendafataran ulang di Universitas Syiah Kuala berakhir. Saya setuju dengan ibu saya karena dipikiran saya “Di Unsyiah lulus Kenapa USU tidak?” namun pengumuman berkata sebaliknya saya tidak lulus di Universitas Sumatera Utara dan waktu pendaftaran ulang di Universitas Syiah Kuala juga habis. Hingga akhirnya saya hanya memiliki 2 pilihan gapyear atau kuliah di Perguruan Swasta. Saya memilih dan optimis untuk gapyear dengan target untuk bisa mengambil jurusan Pend.Kedokteran di Kelas Internasional terutama di Universitas Indonesia.
Selama setahun gapyear saya mengisi waktu saya dengan mengikuti private tutor. Hampir setiap hari saya mengikuti kegiatan tersebut demi tujuan saya. Saya juga mengisi waktu saya mempersiapkan TOEFL dan motlet saya untuk mencoba di jalur IUP berbagai universitas. Seiring waktu berjalan saya merasa diri saya lebih siap untuk menghadapi berbagai tes yang bakal saya lalui. Hingga pada akhirnya pendaftaran universitas sudah dibuka. Saya mengikuti IUP di Universitas Airlangga Dan Universitas Gajah Mada namun dengan kegagalan yang sama.
Saya cukup gelisah saat itu karena persaingan di Universitas Indonesia cukup ketat namun saya berusaha hal ini tidak mempengaruhi saya dengan mengalihkan perhatian saya untuk mendalami interview yang bakal saya hadapi jika lulus tes fase pertama di Universitas Indonesia. Hari H tiba untuk tes fase pertama di Universitas Indonesia. Di hari itu saya bangun pagi dan mempersiapkan barang yang dibutuhkan selama ujian berlangsung. Ujian berlangsung dengan lancer walaupun ada beberapa soal yang tidak saya jawab karena adanya sistem minus. Akhir hari itu aku habiskan dengan berdoa dan melakukan hal-hal yang bisa membuat pikiran ku tenang.
Esok harinya aku mendapat pesan teks yang berasal dari secretariat Pendidikan S1 FKUI disaat itu aku senang dan langsung memberitahu ibuku. Aku langsung mencari info tentang tes selanjutnya yaitu MMI dan MMPI. Tes selanjutnya cukup asing bagiku karena aku tak pernah mengikuti tes MMI. Hari itu aku dapat info short course untuk menghadapi MMI yang dimana aku langsung book. Selama 7 hari aku terus mempelajari MMI karena di hari ke 8 aku tes lanjutan di Gedung RIK UI.
Setelah mengikuti tes lanjutan aku langsung pulang ke medan di hari yang sama. Di medan aku menunggu pengumuman tes yang letaknya hanya 2 hari setelah aku tes lanjutan. Selama menunggu aku tak lupa untuk tetap berdoa dan beribadah dengan mengharapkan hasil yang terbaik. 2 hari kemudian pengumuman keluar dan aku dinyatakan lulus dimana hari itu merupakan hari menandakan perjuanganku berakhir dan mulainya perjalanan baru selama menjadi mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Indonesia.
Sebelum masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia komitmenku Bersiap menjadi mahasiswa namun setelah diterima aku siap untuk mengikutin kegiatan akademis yang akan diselenggarakan Universitas Indonesia. Selain itu, saya juga ingin memberikan kontribusi untuk Masyarakat dan komunitas di sekitar saya. Komitmen saya juga tidak terbatas di sekitar saya juga ingin berkontribusi di bidang Kesehatan di tingkat global.
Sebagai angkatan FKUI 2023 harapan saya dan juga untuk teman-teman saya adalah bisa memberikan kontribusi yang positif ke masyarakat. Saya juga berharap kami untuk memegang teguh etika kedokteran dengan sungguh-sungguh. Harapan saya Angkatan 2023 tidak hanya mengembangkan diri di dalam akademis, tetapi juga dalam hal empati dan bisa beradaptasi di berbagai situasi. Saya berkomitmen mewujudkan harapan-harapan ini demi kebaikan diri kami dan untuk masyarakat.
Untuk Menjadi dokter butuh persiapan dan motivasi yang besar untuk melewati Pendidikan yang Panjang. Soft skills menjadi atribut seorang dokter untuk memungkinkan seorang dokter berinteraksi secara harmonis kepada pasiennya maupun orang lain. Seorang dokter juga harus mempunyai 3K, yaitu Kesantunan, Kesejawatan, dan Kebersamaan. Kesantunan artinya dokter memiliki kemampuan komunikasi yang baik terhadap pasien dan rekan sejawat. Kesejawatan membuat seorang dokter menjunjung tinggi etika profesi, meningkatkan kemampuan serta kompentensi di bidang kedokteran. Terakhir ada kebersamaan dimana dokter harus memiliki interkonektivitas dalam melakukan pengabdian maupun pelayanan kepada masyarakat.
Dokter yang bijaksana didasari oleh beberapa sikap mental fundamental profesi luhur dokter yaitu: ketuhanan, rasa kemanusiaan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan kerja, integritas ilmiah, dan social. Dokter sendiri dianggap profesi luhur dan mulia karena berkaitan dengan penyelamatan manusia dimana, dokter selalu membantu dan melayani manusia. Ada beberapa teori luhur yang dijadikan landasan etik kedokteran. Keluruhan moral yang dimana ditandai dengan adanya sifat-sifat berani, bersahabat, tenang, sabar dan jujur. Keluruhan intelektual juga ditandai dengan adanya sifat-sifat kearifan, kehati-hatian, dan kemampuan membuat penilaian atau keputusan yang tepat.
Yang membuat dokter ideal untuk masyarakat adalah seperti kuatnya etik kerja seorang dokter untuk tetap menjaga disiplin waktunya. Seorang dokter juga perlu untuk percaya diri dan bisa mempertanggung jawabkan penilaiannya agar di percaya oleh pasien dan rekan sejawatnya. Kerendahan hati juga perlu untuk menjadi dokter yang bisa berkontribusi untuk masyarakat dimana dokter bisa melakukan pendekatan dengan masyarakat sambil memberikan pelayanan. Dokter juga perlu untuk menjadi pendengar dan pemerhati yang baik untuk bisa memberikan pemeriksaan pasiennya.
Saya ingin menjadi dokter yang komunikatif agar terbangunnya kepercayaan dengan pasien maupun rekan-rekan sejawat saya. Saya juga akan berempati agar bisa merasakan dan memahami perasaan pasien dan rekan-rekan sejawat saya. Kemampuan mengambil keputusan juga tidak kalah penting dengan yang lain, bagi saya kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat bisa membantu saya dalam menjaga etika profesionalitas saya.
Selama di fase preklinik saya harap bisa mengatur jadwal agar tetap bisa menyerap materi dan ilmu secara mendalam namun tidak lupa untuk pentingnya menetapkan waktu untuk beristirahat. Saya juga ingin berpatisipasi dalam diskusi dengan cara bergabung dengan kelompok studi dan mendiskusikan materi yang sudah saya dapat. Saya juga akan mempelajari materi yang saya dapat secara mendalam dengan menggunakan sumber daya yang ada. Tidak lupa untuk menjaga etika dan hubungan dengan para dosen,mentor, dan rekan-rekan saya.
Rencana panjang saya selama di klinik dan menjadi dokter agar terus meningkatkan kemampuan komunikasi dengan mendengarkan dengan empati agar bisa membangun hubungan yang baik. Berkolaborasi dengan rekan lainnya juga menjadi rencana saya dengan belajar dan bekerja dalam tim untuk memberikan hasil yang terbaik bagi masyarakat. Saya juga ingin untuk spesialisasi dalam satu bidanng dengan cara mengikuti pelatihan tingkat selanjutnya dan juga melakukan penelitian di bidang tersebut.
Harapan saya untuk masyarakat adalah dengan adanya akses Kesehatan yang merata di masyarakat yang terjangkau dan berkualitas. Dengan adanya kemajuan teknologi saya harap masyarakat bisa melihat integrasi teknologi dalam pelayanan Kesehatan mereka. Pendidikan tentang Kesehatan juga menjadi harapan saya agar masyarakat mempunyai ilmu dasar tentang Kesehatan yang bisa membantu mereka kelak.
Pesan untuk adik-adik yang ingin berjuang untuk FKUI. Selamat atas kemauan dan Langkah besar kalian ambil untuk perjalanan menuju FKUI. Perjalanan kalian bakal penuh tantangan dan juga peluang untuk belajar serta tumbuh. Jadikan diri kalian dengan penuh disiplin dan komitmen karena dunia kedokteran memerlukan komitmen dan disiplin yang tinggi. Gunakan empati kalian karena kedokteran juga bukan hanya berisi ilmu pengetahuan namun juga berisi tentang memahami perasaan satu sama lain. Setiap Langkah akan membawamu lebih dekat dengan impianmu. Semoga sukses dalam perjalanananmu. Tetap Semangat!!!
Referensi
Melvin H. What makes a good doctor? [Internet]. Manchester:The Medical Projects Team; 2021 Jun 10; [cited 2023 Aug 6] Available from: https://educationprojects.co.uk/what-makes-a-good-doctor/
Slegel MD. The definition of a doctor [Internet]. New Haven: Yale School Of Medicine; 2019 Jan 5; [cited 2023 Aug 6] Available from: https://medicine.yale.edu/news-article/the-definition-of-a-doctor/
Rokom, Widyanti. 3 Karakter yang harus dimiliki seorang dokter [Intenet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Indonesia; 2018 Des 16; [cited 2023 Aug 6] Avalaible from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20181215/4928833/3-karakter-harus-dimiliki-seorang-dokter/
Redford G. What makes a good doctor – and other findings from the 2019 aamc public opinion research [Internet]. Washington: Association of American Medical Colleges; 2020 Apr 27; [cited 2023 Aug 6] Available from: https://www.aamc.org/news/what-makes-good-doctor-and-other-findings-2019-aamc-public-opinion-research
Darwin E, Hardisman. Etika profesi kedokteran. Yogyakarta: Deepublish; 2014 Mar
Commentaires